Keperawatan Anak
Disusun oleh:
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena pertolongan-
Nya penulisan makalah kelompok kami yang berjudul Tetanus pada Bayi/anak
dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini adalah hasil kerja kelompok kami yang secara sadar membuat
agar bias berguna bagi siapapun terkusus bagi mahasiswa FIKES, program studi
KEPERAWAAN ANAK dalam rangka peruses belajar mengajar kedepannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin masih belum lengkap untuk
itu kami mohon maaf apabila masih terdapat sejumlah hal yang belum dimasukan
sebagai bahan yang berjudul sesuai makalah ini. Jadi usul, saran dan masukan
sangat kami harapkan dari semua pihak terutama dari Ibu Dosen, supaya kami
dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
dengan caranya tersendiri baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyukseskan pembuatan makalah ini dan besar harapan kami agar makalah ini
bermanfat bagi siapapun terkusus program studi KEPERAWATAN ANAK
sebagai bekal di kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi Tetanus
2.4 Manifestasi Tetanus
2.5 Komplikasi Tetanus
2.6 Pemeriksaan Penunjang pada Tetanus
2.7 Penatalaksanaan dan pengobatan Tetanus
2.8 Pencegahan Tetanus
2.9 Asuhan Keperawatan Tetanus
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman klostridium tetani. Kuman ini
banyak terdapat dalam kotoran hewan memamah biak seperti sapi, kuda, dan lain-
lain sehingga luka yang tercemar dengan kotoran hewan sangat berbahaya bila
kemasukan kuman tetanus. Tusukan paku yang berkarat sering juga membawa
clostridium tetani kedalam luka lalu berkembang biak. Bayi yang baru lahir ketika
tali pusarnya dipotong bila alat pemotong yang kurang bersih dapat juga
kemasukan kuman tetanus.
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh
genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-
mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya
tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang
dalam dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi :
1. Usia tua atau anak-anak
2. Luka yang dalam dan kotor
3. Belum terimunisasi
2.3 Patofisiologi
Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobit berubah
menjadi bentuk vegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan
yang anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan
turunnya tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam
kalsium yang dapat diionisasi. Secara intra aksonal toksin disalurkan ke sel syaraf
yang memakan waktu sesuai dengan panjang aksonnya dan aktifitas serabutnya.
Belum terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel syaraf walaupun toksin telah
terkumpul dalam sel. Dalam sum-sum tulang belakang toksin menjalar dari sel
syaraf lower motorneuron keluksinafs dari spinal inhibitorineurin. Pada daerah
inilah toksin menimbulkan gangguan pada inhibitoritransmiter dan menimbulkan
kekakuan ( Aang, 2011)
2.5 Komplikasi
a. Netralisasi tosin yang masih ada di dalam darah sebelum kontak dengan
sistem saraf, dengan serum antitetanus (ATS teraupetik)
b. Membersihkan luka tempat masuknya kuman untuk menghentikan
produksi toksin
c. Pemberian antibiotika penisilin atau tetrasiklin untuk membunuh kuman
penyebab
d. Pemberian nutrisi, cairan dan kalori sesuai kebutuhan
e. Merawat penderita ditempat yang tenang dan tidak terlalu terang
f. Mengurangi serangan dengan memberikan obat pelemas otot dan sesedikit
mungkin manipulasi pada penderita. (Maryunani , 2010)
2.8 Pencegahan
a. Imunisasi aktif
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan bersama vaksin pertusis
dan difteri ( vaksin DPT ). Kadar proteksi antibodi bertahan selama 5 10 tahun
sesudah suntikan booster . Tetanus toksoid (TT) selanjunya diberikan 10 tahun
kecuali bila mengalami luka yang beresiko terinfeksi, diberikan toksoid bila
suntikan terakhir sudah lebih dari 5 tahun sebelumnya atau bila belum pernah
vaksinasi. Pada luka yang sangat parah, suntikan toksoid diberikan bila vaksinasi
terakhir sudah lebih dari 1 tahun.
Untuk mencegah tetanus neonatorum, diberikan TT pada semua wanita
usia subur atau wanita hamil trimester III, selain memberikan penyuluhan dan
bimbingan pada dukun beranak agar memotong dan merawat tali pusat bayi
dengan cara semestinya. Dapat terjadi pembengkakan dan rasa sakit pada tempat
suntikan sesudah pemberian vaksin TT. (Maryunani, 2010)
b. Imunisasi pasif
Diberikan serum antitetanus (ATS Profilaksis) pada penderita luka yang
beresiko terjadi infeksi tetanus, bersama sama dengan TT. (Maryunani, 2010)
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
a. Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme, yang disebabkan olehtetanospasmin, suatu toksin protein yang
kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
b. Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob
dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen dan pemotongan tali
pusat yang tidak steril.
c. Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobit berubah menjadi
bentuk vegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan yang
anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya
tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam kalsium
yang dapat diionisasi.
d. Tanda dan gejala meliputi , Kejang sampai pada otot pernafasan, Leher kaku,
Dinding abdomen keras, Mulut mencucu seperti mulut ikan dan Suhu tubuh
dapat meningkat
e. Komplikasi dari penyakit Tetanus seperti Bronkopneumonia, Asfiksia akibat
obstruksi sekret pada saluran pernafasan, Sepsis.
f. Pemeriksaan penunjangnya adalah pemeriksaan laboratorium didapati
peninggian leukosit, pemeriksaan cairan otak biasanya normal dan pemeriksaan
elektromiogram.
g. Penatalaksanaan tetanus neonatorum adalah perawatan tali pusat dengan alat
alat yang steril. Pengobatan tetanus ditujukan pada: Netralisasi toksin dengan
serum antitetanus (ATS teraupetik), membersihkan luka tempat masuknya kuman,
pencegahan antibiotika penisilin atau tetrasiklin, pemberian nutrisi, cairan dan
kalori sesuai kebutuhan.
h. Pencegahan Tetanus Neonatorum dapat dilakukan dengan imunisasi aktif seperti
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan bersama vaksin pertusis dan
difteri (vaksin DPT) dan Tetanus Toksoid (TT), sedangkan Imunisasi pasif
dengan diberikan Anti Tetanus Serum (ATS).
3.1 Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan harus menambah lagi referensi referensi buku tentang
Keperawatan Anak I, agar memperrmudahkan mahasiswa agar lebih mudah dalam
membuat suatu karya tulis, serta rmenambah ilmu pengetahuan dan wawasan
para mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tidak boleh mudah merasa puas dengan mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan dari hasil diskusi dan penjelasan dosen saja, selain itu
mahasiswa harus lebih aktif dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya
secara mandiri dan tidak hanya pada mata kuliah Keperawatan Anak I saja tetapi
mata kuliah lainnya, agar ilmu pengetahuan dan wawasannya lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, hajjah. 2011. Buku ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta :
EGC
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM