Anda di halaman 1dari 14

Makalah Tetanus Pada Bayi/Anak

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Anak

Disusun oleh:

1. Sutrisno Ady Wasono 201510300511048


2. Zola Ismu Arjunanto 201510300511051
3. Ade Dwiki F. 201510300511076
4. Intan Nugraheni P. 201510300511088

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMAHADIYAH MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena pertolongan-
Nya penulisan makalah kelompok kami yang berjudul Tetanus pada Bayi/anak
dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini adalah hasil kerja kelompok kami yang secara sadar membuat
agar bias berguna bagi siapapun terkusus bagi mahasiswa FIKES, program studi
KEPERAWAAN ANAK dalam rangka peruses belajar mengajar kedepannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin masih belum lengkap untuk
itu kami mohon maaf apabila masih terdapat sejumlah hal yang belum dimasukan
sebagai bahan yang berjudul sesuai makalah ini. Jadi usul, saran dan masukan
sangat kami harapkan dari semua pihak terutama dari Ibu Dosen, supaya kami
dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
dengan caranya tersendiri baik langsung maupun tidak langsung dalam
menyukseskan pembuatan makalah ini dan besar harapan kami agar makalah ini
bermanfat bagi siapapun terkusus program studi KEPERAWATAN ANAK
sebagai bekal di kemudian hari.

Malang, 19 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi Tetanus
2.4 Manifestasi Tetanus
2.5 Komplikasi Tetanus
2.6 Pemeriksaan Penunjang pada Tetanus
2.7 Penatalaksanaan dan pengobatan Tetanus
2.8 Pencegahan Tetanus
2.9 Asuhan Keperawatan Tetanus

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tetanus pada bayi merupakan tetanus yang disebabkan adanya infeksi
melalui tali pusat yang tidak bersih. Kematian tetanus sekitar 45 55 %,
sedangkan pada tetanus neonatorum sekitar 80%. Terdapat hubungan terbalik
antara lamanya imas inkubasi dengan beratnya penyakit. Resiko kematian sekitar
58 % pada masa inkubasi 2 10 hari, dan 17 35 % pada masa inkubasi 11 22
hari. Bila interval antara gejala pertama dengan timbulnya kejang cepat, prognosis
lebih buruk.
Tetanus terjadi diseluruh dunia dan endemik pada 90 negara yang sedang
berkembang, tetapi insidensinya sangat bervariasi. Bentuk yang paling sering,
tetanus neonatorum (umbilicus), membunuh sekurang-kurangnya 500.000 bayi
setiap tahun karena ibu tidak terimunisasi.
Penderita difteri umumnya anak-anak, usia dibawah 15 tahun. Dilaporkan
10 % kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian.
Selama permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum
dari kematian bayi dan anak-anak muda. Penyakit ini juga dijumpai pada daerah
padat penduduk ditingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan
diri sangatlah penting, karena berperan dalam menunjang kesehatan kita.
Lingkungan buruk merupakan sumber dan penularan penyakit.
Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi
di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
Di RS sebagian besar pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1 minggu. Dari
seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang
perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu
memberikan asuhan keperawatan yang tepat

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan Tetanus ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperwatan pada anak dengan gangguan
Tetanus.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini , mahasiswa mengetahui :
1. Definisi Tetanus
2. Etiologi Tetanus
3. Patofisiologi Tetanus
4. Manifestasi Tetanus
5. Komplikasi Tetanus
6. Pemeriksaan Penunjang pada Tetanus
7. Penatalaksanaan dan pengobatan Tetanus
8. Pencegahan Tetanus

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Institusi Pendidikan
dengan adanya makalah ini Institusi pendidikan berhasil menjadikan
mahasiswa yang lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan pengetahuan para mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa serta dapat memandirikan mahasiswa dalam mempelajari
Keperawatan Anak I
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tetanus


Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme, yang disebabkan olehtetanospasmin, suatu toksin protein
yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. (Ismanoe, 2009 ; 2911)
Tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi
melalui tali pusat yang tidak bersih.Masih merupakan masalah di indonesia dan di
negara berkembang lain, meskipun beberapa tahun terakhir kasusnya sudah jarang
di indonesia. Angka kematian tetanus pada bayi tinggi dan merupakan 45 75 %
dari kematian seluruh penderita tetanus. Penyebab kematian terutama akibat
komplikasi antara lain radang paru dan sepsis, makin muda umur bayi saat timbul
gejala, makin tinggi pula angka kematian. (Maryunani, 2011)

2.2 Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman klostridium tetani. Kuman ini
banyak terdapat dalam kotoran hewan memamah biak seperti sapi, kuda, dan lain-
lain sehingga luka yang tercemar dengan kotoran hewan sangat berbahaya bila
kemasukan kuman tetanus. Tusukan paku yang berkarat sering juga membawa
clostridium tetani kedalam luka lalu berkembang biak. Bayi yang baru lahir ketika
tali pusarnya dipotong bila alat pemotong yang kurang bersih dapat juga
kemasukan kuman tetanus.
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh
genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini
mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-
mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya
tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang
dalam dengan perawatan yang salah.
Faktor predisposisi :
1. Usia tua atau anak-anak
2. Luka yang dalam dan kotor
3. Belum terimunisasi

2.3 Patofisiologi
Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobit berubah
menjadi bentuk vegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan
yang anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan
turunnya tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam
kalsium yang dapat diionisasi. Secara intra aksonal toksin disalurkan ke sel syaraf
yang memakan waktu sesuai dengan panjang aksonnya dan aktifitas serabutnya.
Belum terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel syaraf walaupun toksin telah
terkumpul dalam sel. Dalam sum-sum tulang belakang toksin menjalar dari sel
syaraf lower motorneuron keluksinafs dari spinal inhibitorineurin. Pada daerah
inilah toksin menimbulkan gangguan pada inhibitoritransmiter dan menimbulkan
kekakuan ( Aang, 2011)

2.4 Manifestasi klinis


Tanda dan gejalanya meliputi :

a. Kejang sampai pada otot pernafasan


b. Kekakuan rahang dan sulit dibuka (trismus)
c. Leher kaku (epistotonus)
d. Kejang pada otot2 wajah menyebabkan expresi wajah seperti menyeringai
(risus sardonikus)
e. Dinding abdomen keras
f. Mulut mencucu seperti mulut ikan.
g. Suhu tubuh dapat meningkat. (Deslidel, 2011)

2.5 Komplikasi

Menurut (Ngastiyah, 1997), komplikasi dari tetanus pada bayi/anak sebagai


berikut :
a. Bronkopneumonia
b. Patah tulang (fraktur)
c. Asfiksia akibat obstruksi sekret pada saluran pernafasan
d. Sepsis

2.6 Pemeriksaan Penunjang


a. pemeriksaan laboratorium didapati peninggian leukosit
b. pemeriksaan cairan otak biasanya normal
c. pemeriksaan elektromiogram dapat memperlihatkan adanya lepas muatan
unit motorik secara terus-menerus . (Teddi, 2010)

2.7 Penatalaksanaan dan Pengobatan Tetanus

a. Netralisasi tosin yang masih ada di dalam darah sebelum kontak dengan
sistem saraf, dengan serum antitetanus (ATS teraupetik)
b. Membersihkan luka tempat masuknya kuman untuk menghentikan
produksi toksin
c. Pemberian antibiotika penisilin atau tetrasiklin untuk membunuh kuman
penyebab
d. Pemberian nutrisi, cairan dan kalori sesuai kebutuhan
e. Merawat penderita ditempat yang tenang dan tidak terlalu terang
f. Mengurangi serangan dengan memberikan obat pelemas otot dan sesedikit
mungkin manipulasi pada penderita. (Maryunani , 2010)

2.8 Pencegahan
a. Imunisasi aktif
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan bersama vaksin pertusis
dan difteri ( vaksin DPT ). Kadar proteksi antibodi bertahan selama 5 10 tahun
sesudah suntikan booster . Tetanus toksoid (TT) selanjunya diberikan 10 tahun
kecuali bila mengalami luka yang beresiko terinfeksi, diberikan toksoid bila
suntikan terakhir sudah lebih dari 5 tahun sebelumnya atau bila belum pernah
vaksinasi. Pada luka yang sangat parah, suntikan toksoid diberikan bila vaksinasi
terakhir sudah lebih dari 1 tahun.
Untuk mencegah tetanus neonatorum, diberikan TT pada semua wanita
usia subur atau wanita hamil trimester III, selain memberikan penyuluhan dan
bimbingan pada dukun beranak agar memotong dan merawat tali pusat bayi
dengan cara semestinya. Dapat terjadi pembengkakan dan rasa sakit pada tempat
suntikan sesudah pemberian vaksin TT. (Maryunani, 2010)
b. Imunisasi pasif
Diberikan serum antitetanus (ATS Profilaksis) pada penderita luka yang
beresiko terjadi infeksi tetanus, bersama sama dengan TT. (Maryunani, 2010)

2.9 Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Tetanus


A. Pengkajian keperawatan
Pada pengkajian bayi dengan tetanus dapat ditemukan adanya kesulitan
menetek melalui mulut mencucu seperti ikan (harpermond) karena adanya trismus
pada otot mulut, sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik, adanya spasme
otot dan kejang umum leher kaku dan terjadi opistotonus kondisi tersebut akan
menyebabkan liur sering terkumpul didalam mulut dan dapat menyebabkan
aspirasi, dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang kadang terjadi kejang
otot pernafasan dan sianosis, suhu meningkat sampai dengan 39 derajat celcius,
dahi berkerut, alis mata terangkat sudut mulut tertarik ke bawah muka rhisus
sardonikus, ekstremitas kaku, sangat sensitif terhadap rangsangan gelisah dan
menangis, masa inkubasi 3 10 hari. (Hidayat, 2008)
B. Diagnosis / masalah keperawatan
Diagnosis atau maslah keperawatan yang terjadi pada bayi dengan tetanus
antara lain :

1. Gangguan fungsi pernafasan


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Kurang pengetahuan orang tua. (Hidayat, 2008)
C. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan fungsi pernafasan


Pada masalah ini dapat disebabkan kuman yang menyerang otot otot pernafasan
sehingga otot pernafasan tidak berfungsi, adanya spasme pada otot faring juga
dapat menyebabkan terkumpulnya liur di dalam rongga mulut atau tenggorokan
sehingga mengganggu jalan nafas.
Intervensi :
a. Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi
b. Berikan oksigen 1 2 liter/ menit, apabila terjadi kejang tinggikan kebutuhan
oksigen sampai 41 / menit setelah kejang hilang diturunkan.
c. Lakukan penghisapan lendir dan pasang sudip lidah untuk mencegah lidah
jatuh ke belakang
d. Lakukan observasi tanda vital setiap setengah jam
e. Berikan lingkungan dalam keadaan hangat jangan memberikan lingkungan
yang dingin karena dapat menyebabkan apnea.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter dengan pemberian diazepam 2,5 mg
intravena selam 2 3 menit kemudian dilanjutkan dengan dosis 8 10
mg/kgBB/ hari. Setelah keadaan klinis mebaik dapat dilakukan pemberian
diazepam peroral, disamping pemberian diazepam juga dilakukan pemberian
ATS dengan dosis 10.000 u / hari, ampisilin 100 mg/kgBB/hri.
(Hidayat, 2008)
Perawatan saat kejang
Merupakan tindakan dengan memberikan terapi keperawatan untuk mencegah
adanya lidah tergigit, anoksia, pasien jatuh, lidah tidak jatuh kebelakang menutupi
jalan nafas dan mencegah kejang ulang, caranya adalah sebagai berikut :
a. Baringkan pasien dengan terlentang dengan kepala dimiringkan dan ekstensi
b. Pasang spatel lidah dengan dibungkus kain kassa
c. Bebaskan jalan nafas dengan menghisap lendir
d. Berikan oksigen
e. Lakukan kompres
f. Lakukan observasi terhadap tanda vital dan sifat kejang. (Hidayat, 2008)
2. Gangguan pemenuhan kebuthuhan nutrisi dan cairan
Gangguan kebutuhan nutrisi dan cairan dapat terjadi karena bayi tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan dengan cara menetek atau minum, untuk itu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dapat dilukan dengan melakukan
intervensi keperawatan diantaranya :
a. Monitoring tanda tanda dehidrasi dan kekurangan nutrisi seperti intake dan
output, membran mukosa turgor kulit dan lain lain
b. Beri cairan melalui infus dengan cairan Glukosa 10 % dan natrium
bikarbonat apabila pasien sering kejang dan apnea,, apabila kejang sudah
berkurang pemberian nutrisi dapat melalui pipa lambung. (Hidayat, 2008)

3. Kurang pengetahuan orang tua


Pada masalah keperawatan ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi
pada kelurga pasien mengingat tindakan pada penyaki ini memerlukan tindakan
dan pengobatan khusus sehingga perlu disampaikan kepada keluarga beberapa
pengetahuan tentang penyakit dan upaya pengobatan dan perawatannya seperti
pemberian suntikan, perawatan pada luka dengan menggunakan alkohol 70 % dan
kassa steril dan lain lain. (Hidayat, 2008)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
a. Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme, yang disebabkan olehtetanospasmin, suatu toksin protein yang
kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
b. Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob
dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen dan pemotongan tali
pusat yang tidak steril.
c. Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan anaerobit berubah menjadi
bentuk vegetatif dan berbiak sambil menghasilkan toksin dalam jaringan yang
anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi reduksi jaringan dan turunnya
tekanan oksigen jaringan akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam kalsium
yang dapat diionisasi.
d. Tanda dan gejala meliputi , Kejang sampai pada otot pernafasan, Leher kaku,
Dinding abdomen keras, Mulut mencucu seperti mulut ikan dan Suhu tubuh
dapat meningkat
e. Komplikasi dari penyakit Tetanus seperti Bronkopneumonia, Asfiksia akibat
obstruksi sekret pada saluran pernafasan, Sepsis.
f. Pemeriksaan penunjangnya adalah pemeriksaan laboratorium didapati
peninggian leukosit, pemeriksaan cairan otak biasanya normal dan pemeriksaan
elektromiogram.
g. Penatalaksanaan tetanus neonatorum adalah perawatan tali pusat dengan alat
alat yang steril. Pengobatan tetanus ditujukan pada: Netralisasi toksin dengan
serum antitetanus (ATS teraupetik), membersihkan luka tempat masuknya kuman,
pencegahan antibiotika penisilin atau tetrasiklin, pemberian nutrisi, cairan dan
kalori sesuai kebutuhan.
h. Pencegahan Tetanus Neonatorum dapat dilakukan dengan imunisasi aktif seperti
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan bersama vaksin pertusis dan
difteri (vaksin DPT) dan Tetanus Toksoid (TT), sedangkan Imunisasi pasif
dengan diberikan Anti Tetanus Serum (ATS).

3.1 Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan harus menambah lagi referensi referensi buku tentang
Keperawatan Anak I, agar memperrmudahkan mahasiswa agar lebih mudah dalam
membuat suatu karya tulis, serta rmenambah ilmu pengetahuan dan wawasan
para mahasiswa.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa tidak boleh mudah merasa puas dengan mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan dari hasil diskusi dan penjelasan dosen saja, selain itu
mahasiswa harus lebih aktif dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya
secara mandiri dan tidak hanya pada mata kuliah Keperawatan Anak I saja tetapi
mata kuliah lainnya, agar ilmu pengetahuan dan wawasannya lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Aang. 2011.Askep Tetanus Neonatorum.


(Http://Aangcoy13.Blogspot.Com/2011/11/Askep-Tetanus-
Neonatorum.Html . Di akses : 31-03-2012)

Deslidel, hajjah. 2011. Buku ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta :
EGC

Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu keperawatan Anak 1. Jakarta :


Salemba Medika

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai