Anda di halaman 1dari 5

Anamnesis

- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi tinja, lendir

dan/darah dalam tinja

- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir,

demam, sesak, kejang, kembung

- Jumlah cairan yang masuk selama diare

- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan

yang tidak biasa

- Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum

Pemeriksaan fisis

- Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital

- Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus,

turgor kulit abdomen menurun

- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan

lidah

- Berat badan

- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan dalam

(asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)

- Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :

- Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)

- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

- Keadaan umum baik, sadar

- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada , mukosa mulut

dan bibir basah

- Turgor abdomen baik, bising usus normal

- Akral hangat

Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10% berat badan)

- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan

- Keadaan umum gelisah atau cengeng


- Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa

mulut dan bibir sedikit kering

- Turgor kurang, akral hangat

Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan)

- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda

tambahan

- Keadaan umum lemah, letargi atau koma

- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut

dan bibir sangat kering

- Turgor sangat kurang dan akral dingin

- Pasien harus rawat inap

Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda

intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis

- Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :

- Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

- Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

- Kimia: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

- Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut

- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit

Tata laksana

- Lintas diare : (1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi

- Tanpa dehidrasi

- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10 mL/kg

BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL,

umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat

diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan.

- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau
minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)

- Dehidrasi ringan-sedang

- Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam

3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/

kgBB setiap diare cair.

Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum

walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa

nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B

atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi

dievaluasi secara berkala.

- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari

- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari

- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari

- Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi

edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.

- Dehidrasi berat

- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100

mL/kgBB dengan cara pemberian:

- Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/

kgBB dalam 5 jam berikutnya

- Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB

dalam 2,5 jam berikutnya

- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai

dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi

- Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (lihat PPM PGD)

- Hipernatremia (Na >155 mEq/L)

Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan

dekstrose 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari

karena bisa menyebabkan edema otak

- Hiponatremia (Na <130 mEq/L)


Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih dijumpai

hiponatremia dilakukan koreksi sbb:

Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan

dalam 24 jam

- Hiperkalemia (K >5 mEq/L)

Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak 0.5-1 ml/

kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor irama jantung

dengan EKG. Untuk pemberian medikamentosa dapat dilihat PPM Nefrologi.

- Hipokalemia (K <3,5 mEq/L)

Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium.

- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per hari dibagi 3

dosis

- Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis:

- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama

- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam

Seng

Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar

dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.

SengZink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami

diare dengan dosis:

- Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari

- Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari

- Nutrisi

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan

untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.

Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh

dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari),

rendah serat, buah buahan diberikan terutama pisang.

- Medikamentosa

- Tidak boleh diberikan obat anti diare


- Antibiotik

Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera.

Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus

sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh

yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang

tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik. Untuk

disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data sensitivitas setempat, bila

tidak memungkinkan dapat mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini,

yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua. Bila kedua

antibiotik tersebut sudah resisten maka lini ketiga adalah sefiksim.

- Antiparasit

Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan untuk amuba

vegetatif

- Edukasi

Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan

bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit,

sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Orangtua dan

pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.

Langkah promotif/preventif : (1) ASI tetap diberikan, (2) kebersihan perorangan, cuci

tangan sebelum makan, (3) kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban, (4)

immunisasi campak, (5) memberikan makanan penyapihan yang benar, (6) penyediaan

air minum yang bersih, (7) selalu memasak makanan.

Anda mungkin juga menyukai