- Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsentrasi tinja, lendir
- Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir,
- Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan
Pemeriksaan fisis
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan
lidah
- Berat badan
- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan dalam
- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada , mukosa mulut
- Akral hangat
Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10% berat badan)
tambahan
- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda
- Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan
Tata laksana
- Lintas diare : (1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi, (4) Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi
- Tanpa dehidrasi
- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5-10 mL/kg
BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL,
umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat
diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan.
- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau
minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
- Dehidrasi ringan-sedang
3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum
walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi
- Dehidrasi berat
- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100
- Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/
- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai
- Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (lihat PPM PGD)
dekstrose 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan
dalam 24 jam
Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak 0.5-1 ml/
kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor irama jantung
- Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per hari dibagi 3
dosis
- Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis:
- 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama
Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar
dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
SengZink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami
- Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan
untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.
Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh
- Medikamentosa
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus
sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh
yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang
disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data sensitivitas setempat, bila
tidak memungkinkan dapat mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini,
yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua. Bila kedua
- Antiparasit
vegetatif
- Edukasi
bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit,
sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Orangtua dan
Langkah promotif/preventif : (1) ASI tetap diberikan, (2) kebersihan perorangan, cuci
tangan sebelum makan, (3) kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban, (4)
immunisasi campak, (5) memberikan makanan penyapihan yang benar, (6) penyediaan