PENDAHULUAN
1
canggihnya peralatan dan semakin kurang invasifnya tindakan pengobatan
sangat mengurangi morbiditas dan moralitas.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
2.3 Fisiologi
4
disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini
mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer dari kandung empedu
adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. Kandung
empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap, yang terkandung
dalam empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80-90%.5
5
kandung empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat jumlah lemak
yang adekuat dalam makanan, normalnya kandung empedu kosong secara
menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.7
6
Rangsangan langsung dari makanan yang masuk sampai ke duodenum
dan mengenai Sphincter Oddi. Sehingga pada keadaan dimana kandung
empedu lumpuh, cairan empedu akan tetap keluar walaupun sedikit.
Air 97,5 gm % 95 gm %
Elektrolit - -
a. Garam Empedu
Asam empedu berasal dari kolesterol. Asam empedu dari hati ada
dua macam yaitu : Asam Deoxycholat dan Asam Cholat
Fungsi garam empedu adalah:
o Menurunkan tegangan permukaan dari partikel lemak yang terdapat
dalam makanan, sehingga partikel lemak yang besar dapat dipecah
menjadi partikel-partikel kecil untuk dapat dicerna lebih lanjut.
o Membantu absorbsi asam lemak, monoglycerid, kolesterol dan vitamin
yang larut dalam lemak.
7
Garam empedu yang masuk ke dalam lumen usus oleh kerja kuman-
kuman usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar
(90 %) garam empedu dalam lumen usus akan diabsorbsi kembali oleh
mukosa usus sedangkan sisanya akan dikeluarkan bersama feses dalam
bentuk lithocholat. Absorbsi garam empedu tersebut terjadi disegmen
distal dari ilium. Sehingga bila ada gangguan pada daerah tersebut
misalnya oleh karena radang atau reseksi maka absorbsi garam empedu
akan terganggu.
b. Bilirubin
Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan pecah menjadi heme
dan globin. Heme bersatu membentuk rantai dengan empat inti pyrole
menjadi bilverdin yang segera berubah menjadi bilirubin bebas. Zat ini di
dalam plasma terikat erat oleh albumin. Sebagian bilirubin bebas diikat
oleh zat lain (konjugasi) yaitu 80% oleh glukuronide. Bila terjadi
pemecahan sel darah merah berlebihan misalnya pada malaria maka
bilirubin yang terbentuk sangat banyak.4
2.4 Klasifikasi
8
air dan elektrolit tetapi tidak garam empedu atau pigmen, maka
karena itu empedunya menjadi pekat.
Fungsi kandung empedu :
Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu
juga melakukan fungsi penting yaitu getah empedu yang di simpan
didalamnya dibuat pekat.
Susunan dan fungsi getah empedu
Getah empedu adalah cairan alkali yang disekretkan oleh sel hati.
Jumlah yang setiap hari di keluarkan dalam seorang ialah dari 500 -
1000 cm, Sekresinya berjalan terus-menerus, tetapi junlah produksi
dipercepat sewaktu pencernaan khusunya sewaktu pencernaan
lemak.
- Fungsi kholeretik menambah sekresi empedu.
- Fungsi kholagogi menyebabkan kandung empedu mengosongkan
diri.
Pigemen empedu (umbar empedu)
Pigmen ini dibentuk didalam sitem retikulo endotelium (khususnya
limfa dan sumsum tulang ) dari pecahan hemoglobin yang berasal
dari sel darah merah yang rusak dan dialirkan ke hati dan yang
kemudian diekskresikan kedalam empedu.
Garam empedu bersifat di gestif dan memperlancar kerja enzim
limpase dalam memecah lemak. Garam empedu juga membantu
pengabsopsian lemak yang telah dicernakan (gliserin dan asam
lemak) dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan
memperbesar daya tembus endotelium yang menutupi vili usus.6
2.5 Etiologi
9
o Infeksi adalah kolonialisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap
organisme inang, dan bersifat membahayakan inang.
o Iskemia mukosa dan dinding kandung empedu adalah simtoma
berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan
fungsional pada sel normal.
o Inflamasi bakteri
o Faktor hormonal, khusunya selama kehamilan
o Serosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati, yang
merupakan konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan
adanyapenggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga
sel sel hati akan kehilangan fungsinya.
o Pankreatitis adalah salah satu penyakit mematikan yang bisa
menyerang pankreas anda, kenali dan jagalah kesehatan pankreas anda.
o Kanker kandung empedu adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan kandung empedu, merupakan titik awal kanker lebih jarang
ditemukan.
o Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin atau insulin yang dihasilkan tidak mencukupi
atau tidak bekerja dengan baik.
o Penyakit usus adalah organ berbentuk tabung kecil dan tipis berukuran
5 10 cm yang terhubung di usus besar merupakan salah satu bagian
dari organ yang berada di dalam perut manusia yang sampai sekarang
belum diketahui pasti apa manfaat dari usus buntu ini.
o Serosis pada hati atau pankreatitis.6
2.6 Epidemiologi
10
fertile (subur)-khususnya selama kehamilan, fat (gemuk), fair, dan forty
(empat puluh tahun).8
1. Genetik
2. Umur
3. Jenis Kelamin
Batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dengan
perbandingan 4 : 1. Di USA 10- 20 % laki-laki dewasa menderita batu
kandung empedu, sementara di Italia 20 % wanita dan 14 % laki-laki.
Sementara di Indonesia jumlah penderita wanita lebih banyak dari pada
laki-laki.11
11
4. Beberapa faktor lain
2.7 Patogenesis
12
Batu kandung empedu dapat berpindah kedalam duktus koledokus
melalui duktus sistikus. Didalam perjalanannya melalui duktus sistikus, batu
tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial atau
komplet sehingga menimbulkan gejalah kolik empedu. Kalau batu terhenti
di dalam duktus sistikus karena diameternya terlalu besar atau tertahan oleh
striktur, batu akan tetap berada disana sebagai batu duktus sistikus.3
a. Batu Kolesterol
Empedu yang di supersaturasi dengan kolesterol bertanggung
jawab bagi lebih dari 90 % kolelitiasis di negara Barat. Sebagian besar
empedu ini merupakan batu kolesterol campuran yang mengandung
paling sedikit 75 % kolesterol berdasarkan berat serta dalam variasi
jumlah fosfolipid, pigmen empedu, senyawa organik dan inorganik
lain. Kolesterol dilarutkan di dalam empedu dalam daerah hidrofobik
micelle, sehingga kelarutannya tergantung pada jumlah relatif garam
empedu dan lesitin.11
13
Kadar kolesterol akan relatif tinggi pada keadaan sebagai berikut:
Peradangan dinding kandung empedu, absorbsi air, garam
empedu dan lecithin jauh lebih banyak.
Orang-orang gemuk dimana sekresi kolesterol lebih tinggi
sehingga terjadi supersaturasi.
Diet tinggi kalori dan tinggi kolesterol (western diet).
Pemakaian obat anti kolesterol sehingga mobilitas kolesterol
jaringan tinggi.
Pool asam empedu dan sekresi asam empedu turun misalnya
pada gangguan ileum terminale akibat peradangan atau reseksi
(gangguan sirkulasi enterohepatik).
Pemakaian tablet KB (estrogen) sekresi kolesterol meningkat
dan kadar chenodeoxycholat rendah, padahal efeknya
melarutkan batu kolesterol dan menurunkan saturasi kolesterol.
Penelitian lain menyatakan bahwa tablet KB pengaruhnya
hanya sampai tiga tahun.
14
karena pada keadaan tersebut kontraksi kandung empedu kurang
baik. Sekresi mucus yang berlebihan dari mukosa kandung
empedu akan mengikat kristal kolesterol dan sukar dipompa
keluar.
b. Batu bilirubin/Batu pigmen
Batu pigmen merupakan sekitar 10 % dari batu empedu di Amerika
Serikat. Ada dua bentuk yaitu batu pigmen murni yang lebih umum
dan batu kalsium bilirubinat. Batu pigmen murni lebih kecil (2 sampai
5 mm), multipel, sangat keras dan penampilan hijau sampai hitam.
Batu-batu tersebut mengandung dalam jumlah bervariasi kalsium
bilirubinat, polimer bilirubin, asam empedu dalam jumlah kecil
kolesterol (3 sampai 26%) dan banyak senyawa organik lain. Didaerah
Timur, batu kalsium bilirubinat dominan dan merupakan 40 sampai 60
% dari semua batu empedu. Batu ini lebih rapuh, berwarna kecoklatan
sampai hitam.11
15
b. Pembentukan inti batu
Pembentukan inti batu selain oleh garam-garam calcium dan sel
bisa juga oleh bakteri, bagian dari parasit dan telur cacing. Tatsuo
Maki melaporkan bahwa 55 % batu pigmen dengan inti telur atau
bagian badan dari cacing ascaris lumbricoides. Sedangkan Tung
dari Vietnam mendapatkan 70 % inti batu adalah dari cacing
tambang.
c. Batu campuran
Merupakan batu campuran kolesterol yang mengandung kalsium.
Batu ini sering ditemukan hampir sekitar 90 % pada penderita
kolelitiasis. batu ini bersifat majemuk, berwarna coklat tua. Sebagian
besar dari batu campuran mempunyai dasar metabolisme yang sama
dengan batu kolesterol.11
1. Asimtomatik
16
2. Simtomatik
17
mg/dL. Ketika levelnya meluas menjadi 2,0 mg/dL, pewarnaan jaringan
bilirubin menjadi terlihat secara klinis sebagai jaundice. Adanya bilirubin
terkonjugasi pada urin merupakan suatu dari perubahan awal yang terlihat
pada tubuh pasien.9,15
18
tidak dikeluarkan melalui urin. Didalam sel inti hati albumin
dipisahkan, bilirubin dikonjugasikan dengan asam glukoronik yang
larut dalam air dan dikeluarkan ke saluran empedu. Pada reaksi diazo
Van den Berg memberikan reaksi langsung sehingga disebut
bilirubin direk.15
1. Anamnesa
Kolelitiasis dapat dibagi menjadi beberapa stadium yaitu:
asimptomatik (adanya batu empedu tanpa gejala), simptomatik (kolik
19
bilier), dan kompleks ( menyebabkan kolesistitis, koledokolitiasis, serta
kolangitis). Sekitar 60-80 % kolelitiasis adalah asimptomatik.
Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah
asimptomatis. Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang
kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak. Pada yang
simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran
kanan atas atau perikomdrium. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier
yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru
menghilang beberapa jam kemudian. Timbulnya nyeri kebanyakan
perlahan-lahan tetapi pada 30% kasus timbul tiba-tiba.
Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, skapula, atau
ke puncak bahu, disertai mual dan muntah. Lebih kurang seperempat
penderita melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan
antasida. Kalau terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan
bertambah pada waktu menarik nafas dalam.10,14
2. Pemeriksaan Fisik
Batu kandung empedu
Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan
komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan peritonitis lokal atau
umum, hidrop kandung empedu, empiema kandung empedu, atau
pangkretitis. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan
punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu.
Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu
penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang
meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien
berhenti menarik nafas.
Batu saluran empedu
Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam fase
tenang. Kadang teraba hatidan sklera ikterik. Perlu diktahui
bahwa bila kadar bilirubin darah kurang dari 3 mg/dl, gejal ikterik
20
tidak jelas. Apabila sumbatan saluran empedu bertambah berat,
akan timbul ikterus klinis.10
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak
menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila
terjadi peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. Apabila terjadi
sindroma mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum
akibat penekanan duktus koledukus oleh batu. Kadar bilirubin serum
yang tinggi mungkin disebabkan oleh batu di dalam duktus
koledukus. Kadar fosfatase alkali serum dan mungkin juga kadar
amilase serum biasanya meningkat sedang setiap setiap kali terjadi
serangan akut.
b. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto polos abdomen dapat dilihat gas atau kalsium
didalam traktus biliaris. Kira-kira 10-15% batu kantung empedu
mengapur (kalsifikasi) dan dapat diidentifikasi sebagai batu kandung
empedu pada foto polos. Mungkin pula penimbunan kalsium di
dalam kandung empedu yang mirip bahan kontras. Kadang-kadang
dinding kandung empedu mengapur (kalsifikasi) yang disebut
porcelain gallbladder, yang penting sebab dari hubungan kelainan ini
dengan karsinoma kandung empedu.
Gas dapat terlihat dipusat kandung empedu gambaran
berbentuk segitiga (mercedez-ben sign), gas didalam duktus biliaris
menyatakan secara tidak langsung hubungan abnormal anatara gas
kandung empedu atau duktus choledochus. Ini dapat disebabkan oleh
penetrasi ulkus duedeni ke dalam traktus biliaris atau erosi batu
kedalam lambung, duodenum atau kolon. Gas kadang-kadang
terlihat didalam duktus sebagai manifestasi cholangitis disebabkan
oleh organisme pembentuk gas. Gas di dalam kandung empedu dan
21
dindingnya (emphysematous cholecystitis) adalah manifestasi dari
infeksi serupa dan biasanya timbul pada diabetes, sekunder terhadap
kemacetan dari arteri kistik disebabkan diabetic angiopathy.
22
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi mempunyai derajat spesifisitas dan sensitifitas
yang tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran
saluran empedu intrahepatik maupun ekstra hepatik. Dengan USG
juga dapat dilihat dinding kandung empedu yang menebal karena
fibrosis atau udem yang diakibatkan oleh peradangan maupun sebab
lain. Batu yang terdapat pada duktus koledukus distal kadang sulit
dideteksi karena terhalang oleh udara di dalam usus. Dengan USG
punktum maksimum rasa nyeri pada batu kandung empedu yang
ganggren lebih jelas daripada dengan palpasi biasa.10
3.1 Penatalaksanaan
Konservatif
a). Lisis batu dengan obat-obatan
Sebagian besar pasien dengan batu empedu asimtomatik tidak
akan mengalami keluhan dan jumlah, besar, dan komposisi batu tidak
berhubungan dengan timbulnya keluhan selama pemantauan. Kalaupun
nanti timbul keluhan umumnya ringan sehingga penanganan dapat
elektif. Terapi disolusi dengan asam ursodeoksilat untuk melarutkan
batu empedu kolesterol dibutuhkan waktu pemberian obat 6-12 bulan
23
dan diperlukan monitoring hingga dicapai disolusi. Terapi efektif pada
ukuran batu kecil dari 1 cm dengan angka kekambuhan 50 % dalam 5
tahun.1
Penanganan operatif
24
Indikasi tersering adalah nyeri bilier yang berulang. Kontra indikasi
absolut serupa dengan tindakan terbuka yaitu tidak dapat mentoleransi
tindakan anestesi umum dan koagulopati yang tidak dapat dikoreksi.
Komplikasi yang terjadi berupa perdarahan, pankreatitis, bocor stump
duktus sistikus dan trauma duktus biliaris. Resiko trauma duktus
biliaris sering dibicarakan, namun umumnya berkisar antara 0,51%.
Dengan menggunakan teknik laparoskopi kualitas pemulihan lebih
baik, tidak terdapat nyeri, kembali menjalankan aktifitas normal dalam
10 hari, cepat bekerja kembali, dan semua otot abdomen utuh
sehingga dapat digunakan untuk aktifitas olahraga.17
c). Kolesistektomi minilaparatomi.
Modifikasi dari tindakan kolesistektomi terbuka dengan insisi
lebih kecil dengan efek nyeri paska operasi lebih rendah.17
3.2 KOMPLIKASI
25
pasien akhirnya akan mengalami kolesistektomi terbuka atau
laparoskopik.5
26
BAB III
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Lesmana L. 2000. Batu Empedu dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid 1.
Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
7. Guyton AC, Hall JE. 1997. Sistem Saluran Empedu dalam: Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC.
10. Mansjoer A. etal, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Penerbit
Media Aesculapius, FKUI, Jakarta.
11. Sarr MG, Cameron JL. 1996. Sistem empedu dalam : Buku Ajar Bedah.
Esentials of Surgery, edisis ke-2. Jakarta: EGC.
12. Garden Jet et al. 2007. Gallstone dalam: Principle and Practice of Surgery.
China: Elseiver.
13. Bateson M. 1991. Batu Empedu dan Penyakit Hati. Jakarta: Arcan.
28
14. Latchie M. Cholelitiasis. 1996. dalam : Oxford Handbook of Clinical Surgery.
Oxford University.
15. Bhangu AA et al. 2007. Cholelitiasis and Cholesistitis dalam: Flesh and
Bones of Surgery. China: Elseiver.
16. https://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/02/03/ikterus-obstruktif-
obstructive-jaundice/
29