PLTU
KELOMPOK 5
1. Ilham Dwi Atmadja 3. Nadiyah Nurul Aini
2. Muhammad Iqbal Syahputera 4. Yudha Muhamad Fauzi
Kelompok 5 / Kelompok Penerbang Roket 3. Target EAF dengan PLN sebesar 85%, sering tidak terpenuhi,
karena rata-rata pencapaian hanya 80% dalam beberapa tahun
Case : belakangan akibat :
Perusahaan dimana anda akan bekerja memiliki pembangkit yang sudah 8 Cukup tingginya gangguan
tahun beroperasi dengan kapasitas 2 x 600 MW di pulau Jawa. Berdasarkan Cukup lamanya perbaikan gangguan
laporan tahunan pembangkit, kondisi saat ini telah terjadi perubahan Sering mundurnya jadual penyelesaian pemeliharaan
performance mesin pembangkit dibandingkan dengan data delapan tahun Kualitas batubara yang masuk juga tidak sesuai yang
sebelumnya, khususnya tentang : diharapkan
1. Heat Rate pembangkit, terjadi kenaikan sebesar 380 kCal/kWh, Bahan Perimbangan :
dibanding base line sebesar ( 2342 kCal/kWh ), yang diambil dari
data heat rate komisioning delapan tahun yang lalu. 1. Dari sisi kualitas dan kuantitas bahan bakar
2. Dari sisi permasalahan Effsiensi
2. EFOR yang selalu direncanakan dan diperjanjikan sebesar 1,5% 3. Dari sisi Kualitas peralatan yang terpasang atas dasar frequency
kepada PLN P3B , ternyata realisasi selama tiga tahun belakangan gangguan
rata-rata hanya mencapai 3 %. 4. Dari sisi kesiapan material, tools.
Data Unit
Item Nilai Real Nilai Standar Satuan
Kapasitas 600000 kW
EFOR Real 3 1,5 %
Heatrate Real 2722 2342 kCal/kWh
Efisiensi Real 31,59 36,72 %
Kualitas Batu Bara 4200 5000 kCal/kg
Harga Batu Bara 42,71 50,82 US $ / Ton
Konsumsi Bahan Bakar / SFC 0,645 0,476 Kg/kWh
Rekomendasi Pengembalian Performance
Sektor Kualitas dan Kuantitas Bahan Bakar
Diketahui bahwa Nilai Kalori Batu Bara yang digunakan saat ini adalah 4200 [kCal/kg], Sedangkan kinerja pembakaran boiler membutuhkan Nilai Kalori 5000
[kCal/kg], ini membutikan bahwa Nilai Kalori Batu Bara yang digunakan dalam pembakaran di bawah standar kerja pada boiler. Nilai Kalori Batu Bara yang
digunakan di bawah standar kerja pada boiler akan berdampak terhadap unjuk kerja operasi pembangkit tenaga listrik. Ini dapat dibuktikan pada contoh
perhitungan di bawah ini:
Berdasarkan kedua perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menurunnya nilai kalori pada batu bara bisa menyebabkan konsumsi bahan bakar
yang meningkat serta kadar abu yang lebih banyak dihandle. Karena nilai kalori 4200 [kCal/kg] memiliki total moisture yang lebih besar berkisar 30% - 34%,
serta kadar sulfur yang lebih tinggi pula. Sementara total moisture yang tinggi dan kadar sulfur yang tinggi akan berdampak pada unjuk kerja pengoperasian
pembangkit seperti heat rate ( fuel flow rate ), kebutuhan power untuk memanaskan batubara di dalam mill. Disamping itu Batubara moisture tinggi juga
berdampak kepada fuel handling SYSTEM. Sedangkan kadar sulfur yang terlalu tinggi, diatas 0,9 %, maka akan sangat ada potensi terjadinya korosi pada hot
path gas, terutama pada air heater, sehingga suatu saat kemampuan heat transfer air heater akan menurun dan efisiensi juga turun.
Dalam rangka pengembalian kinerja unit dari segi Kualitas dan Kuantitas Bahan Bakar dapat ditinjau Nilai Kalori Bahan Bakar yang dipakai (dalam hal ini batu
bara), maka dapat dilakukan
a) Pelapisan Chevron
b) Pelapisan Windrow
c) Pelapisan Chevron dan Windrow
2. Coal Drying di Sisi Pembangkit
Coal drying ini dilakukan untuk mengurangi kadar moisture/air yang terkandung pada batubara. Coal drying menggunakan gas buang/ exhaust steam.
Turbin Terjadi leakage pada steam turbin. Membersihkan kondesor serta menutup
Vakum kondensor menurun. tube kondensor jika ada kebocoran.
Pengikisan pada sudu turbin. Memperbaiki oil suplai untuk pelumasan
Penurunan kerja pompa pelumas turbin.
menuju turbin. Melakukan perbaikan pada kebocoran yang
terjadi pada steam turbin serta perbaik
pada sudu turbin yang rusak.
Condensor Tube pada kondensor kotor Melakukan pembersihan pada kondensor.
Banyak biota laut yang berkembang Peningkatan penginjeksian klorin.
pada kondensor. Melakukan penginjeksian ferrous atau
Terjadi kebocoran pada kondensor menutup tube kondensor yang
diindikasikan mengalami kebocoran.
Data Pembebanan
Jumlah Satuan Nilai
Item Jumlah Satuan
600 MW Improvement
Beban Mampu 600 MW
550 MW
Beban Rata - Rata 480 MW
Keandalan Unit
Beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja suatu Air Preheater adalah temperatur inlet dan outlet gas buang pada Air Preheater dan komposisi
dari gas buang. Paramater ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengukuran temperatur udara dan gas buang dapat mewakili rata-rata temperatur
yang terdapat pada saluran tersebut.
Saat operasi air heater, terdapat perbedaan tingkat tekanan aliran fluida(udara dan gas buang) yang melewati elemen pemanas saat rotor berputar.
Pada kondisi normal aliran udara memiliki tekanan yang lebih tinggi dari aliran gas sehingga akan terjadi kebocoran udara ke dalam saluran gas. Untuk
menurangi kebocoran udara pada air heater dilengkapi dengan sealing sistem yang terdiri dari:
Seal Radial
Seal radial dipasang pada tiap tiap diafragma rotor baik pada sisi hot end dan cold end. Seal ini diset dengan jarak tersebut akan dipertahankan
dengan menggerakkan sector plate mendekati rotor air heater sesuai dengan ekspansi rotor akibat perubahan temperature.
Seal Axial
Seal axial dipasang pada sisi luar dari rotor segaris dengan diafragma, memanjang dari sisi hot end ke cold end.
Seal By Pass
Seal by pass dipasang stasioner pada sudut ujung hot end dan cold end dengan T bars pada sisi luar dari rotor air heater. Fungsi seal ini untuk
membatasi aliran udara atau gas yang langsung melewati ruang kosong antara rotor danhousing tanpa melalui elemen panas.
c) Konduktivitas Thermal
Meningkatkan kerja WTP (Water Treatmen Plant) agar konduktivitas thermal make up water maksimal. Konduktivitas termal air akan
mempermudah air utama menangkan panas yang diberikan saat melalui proses-proses heat transfer yang terjadi.
5. Memperbaiki kondisi uap ke batasan yang ditentukan pada main steam pipe dan hot reheat pipe
Temperatur ruang bakar juga dipengaruhi oleh pembakaran yang baik pada ruang bakar , jika pembakaran sempurna maka semakin tinggi
temperatur di ruang bakar. Untuk mendapatkan Pembakaran yang sempurna dibutuhkan perbandingan bahan bakar dan udara yang optimum.
Temperatur ruang bakar akan mempengaruhi besar enthalpyi uap yang dihasilkan ,semakin tinggi temperature pada ruang bakar maka enthalpy
uap makin tinggi yang menandakan kondisi uap tersebut makin baik.
Maka dapat kita indikasikan, hal - hal yang perlu dilakukan memperbaiki kondisi uap ke batasan yang ditentukan antara lain :
1. Pastikan bahan bakar yang dipakai pada boiler memiliki kualitas dan nilai kalor yang baik dan sesuai dengan spek boiler tersebut.
2. Pastikan rasio bahan bakar dengan udara pada nilai yang optimum agar pembakaran pada ruang bakar sempurna, cek pada fan jika rasio uadra
kurang ataupun lebih.
3. Pastikan ukuran batu bara sesuai standar agar pembakaran terjadi dengan sempurna poada ruang bakar, jika batu ukuran batu bara tidak sesuai
cek pada mill.
4. Cek dan Pastikan pipa pipa boiler dalam kondisi bersih jika kotor gunakan shoot blower untuk membersihkan jelaga jika kondisi unit sedang
beroperasi.
5. Cek dan Pastikan kondisi dalam pipa tida terjadi slagging, cek kondisi air yang masuk keboiler ,pastikan konisinya sesuai standar agar tidak terjadi
slagging.
6. Cek dan Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa pipa boiler.
Dalam system Ball Clening ini, fungsinya adalah untuk membersihkan permukaan tube-tube kondensor. Sistem Ball Cleaning menggunakan Bola (
Tapproge ) sebagai alat untuk membersihkan tube kondensor. Bola ini akan diikutkan aliran pada kondensor, masuk di water box inlet kondensor ikut
aliran kondensor dan keluar di water box outlet kondensor kemudian bola-bola tersebut ditangkap oleh Catcher dan diarahkan ke ball collector. Selain
dengan metode Ball Cleaning, cara online juga dapat dilakukan secara manual, hal ini mengingat bahwa kondensor memiliki 2 sisi. Sehingga cara manual
ini dilakukan dengan mengoperasikan kondensor satu sisi dimana satu sisi dibersihkan secara manual saat turbine uap normal operasi. Karena hanya
beroperasi satu sisi, maka beban turbin uap pun tidak bole maksimal, seharusnya beban turbin uap 50 % load maksimal ST. akan tetapi terkadang
karena efek fouling pada permukaan tube, maka kebanyakan beban akan dibuat kurang dari 50 % load turbin uap. Proses manual cleaning ini juga
dilakukan ketika unit dalam keadaan Stand By ataupun ketika ada kegiatan Inspeksi. Diharapkan dengan adanya cleaning kondesor ini performa
kondensor meningkat sehingga heat rate system menjadi lebih baik (semakin kecil).
Faktor diatas bisa disebabkan oleh tidak tersedianya part/komponen yang akan diganti di Gudang persediaan , sehingga kegiatan perbaikann harus menunggu
komponen tersebut datang yang menyebabkan lamanya perbaikan dan mundurnya jadwal perbaikan.
Selain tidak tersedianya komponen ,faktor diatas juga bisa disebabkan karena tidak tersediannya tools ataupun special tools sehingga kegiatan perbaikan tidak
dapat dikerjakan dengan cepat.
Rekomendasi
Pergudangan harus mempersiapkan dari jauh hari part / komponen penting yang sulit didapatkan
Buatlah komponen sendiri ( part non OEM) pada barang barang yang mudah untuk dibuat / dapat dibuat didalam negeri , untuk menghemat biaya dan
waktu, sehingga kita tidak perlu mengindent barang terlalu lama
Perusahaan harus menyiapkan tools dasar dan juga spesials tools untuk mempercepat dan mempermudah kegiatan perbaikan. Special tools sangat
diperlukan karena sebagian besar komponen pada pembangkit memiliki ukuran maupun bentuk yang tidak biasa dimana harus menggukan special tools
untuk melakukan perawatan/ perbaikan komponennnya.