Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Penyakit demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua
orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak, serta sering
Penyakit demam berdarah (DBD) ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. virus dengue akan masuk kedalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody
dengan akibat terjadi trombositopenia hebat dan perdarahan, yang mana jika terjadi
perdarahan pada pasien maka akan mengalami defisit volume cairan pada tubuh yang
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) pertama kali di Filipina pada tahun 1953,
DBD ditemukan di kamboja, laos, china,india, Malaysia, Singapore, srilanka, Vietnam, dan
Indonesia.
Di Indonesia penyebaran DBD pertama kali di Surabaya tahun 1968, dan 1972 di
Sumatera Barat, sampai saat ini DBD ditemukan diseluruh Indonesia dan telah melaporkan
kejadian luar biasa (KLB), jumlah penderita DBD dari Januari 2005 sampai oktober 2005
tercatat 50.196 kasus DBD di Indonesia, 701 penderita diantaranya meninggal dunia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang demam berdarah dengue (DBD),
C. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah yaitu penyajian penyampaian
materi penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan diakhir penyuluhan
D. Media
Leaflet
E. Startegi Pelaksanaan
Kegiatan
No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Keluarga Waktu
Penyuluhan
1. Pendahuluan
3. Penutup
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Aegypti pada pembuluh darah. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti. Meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di
kebun-kebun.
1. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun dapat juga
3. Berkembang biak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir
2. Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan, gusi
5. Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 7 secara berulangulang. Dengan tanda
1. Perdarahan gusi
2. Muntah darah
3. Penderita tidak sadar
Di Rumah :
1. Beri penderita minum air yang banyak (air masak, teh, susu atau minuman lainnya)
3. Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit apabila penderita tampak
gelisah, lemah, kaki dan tangan dingin, bibir pucat dan denyut nadi lemah.
Di Rumah Sakit ;
3. Penderita harus minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup.
Pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita demam berdarah
4. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium (setiap hari darah penderita
9. Pemberian therapi obat. berikan obat penurun panas, misalnya parasetamol dengan dosis:
E. Cara Pencegahan
1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
a. MENGURAS
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga,
tempat penampung air kulkas gar telur dan jentik aedes mati.
b. MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
c. MENGUBUR/MEMBAKAR
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan
seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk
d. MEMANTAU
Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes. Dengan
kelambu
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1991
Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994
Soeparman. 1999. Ilmu penyakit dalam. Jilid II. Jakarta: FKUI