Anda di halaman 1dari 23

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:
Perubahan sensori perseptual: halusinasi.

B. Proses Terjadinya Masalah


Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem
penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber atau
penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan
primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik
terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi,
marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang clicintai, tidak dapat
mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga
diri (self esteem) dan keutuhan keluarga dapat merupakan penyebab
terjadinya halusinasi. Ancaman terhadap harga diri dan keutuhan keluarga
meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya kecemasan,
kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi, mengenal
perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun,
sehingga segala sesuatu diartikan berbeda dan proses rasionalisasi tidak
efektif tagi. Hal ini mengakibatkan lebih sukar lagi membedakan mana
rangsangan yang berasal dari pikirannya sendiri dan mana yang dari
lingkungannya.
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum
atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga
keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang
dilihat, didengar atau dirasakan).

C. 1. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

2. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah Keperawatan:
Resiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan
Perubahan sensori
perseptual: halusinasi
Isolasi sosial: menarik diri.

b. Data yang perlu dikaji:


Data Subyektif :
mendengar suara bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
mencium bau tanpa stimulus
merasa makan sesuatu
merasa ada sesuatu pada kulitnya
takut pada suara / bunyi / gambaran yang didengar
ingin memukul / melempar barang-barang

Data Obyektif :
berbicara dan tertawa sendiri
bersikap seperti mendengar / melihat sesuatu
berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
disorientasi

D. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi.
b. Perubahan sensori perseptual: halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.

E. Rencana Tindakan
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan halusianasi

a. TujuanUmum:
Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

b. Tujuan Khusus:
1. Membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1.1. Salam terapeutik - perkenalkan diri - jelaskan tujuan - ciptakan
lingkungan yang tenang - buat kontrak yang jelas (waktu, tempat,
topik)
1.2. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan
1.3. Empati
1.4. Ajak membicarakan hal - hal nyata yang ada di lingkungan
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan:
2. 1. Kontak sering dan singkat
2.2. Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal
dan non verbal)
2.3. Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada
suara yang didengar - apa yang dikatakan oleh suara itu Katakan
bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi
perawat tidak mendengamya. Katakan bahwa perawat akan
membantu.
2.4. Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu,
frekuensi teriadinya halusinasi serta apa yang dirasakan jika
teriadi halusinasi
2.5. Dorong untuk mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi.
muncul

3. Klien dapat mengontrol halusinasinya


Tindakan:
3. 1. Identifikasi bersama tentang cara tindakan j ika teriadi halusinasi
3.2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru
untuk mengontrol halusinasinya
3.3. Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara
dengan orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan,
mengatakan pada suara tersebut " saya tidak mau dengar!"
3.4. Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih / dilakukan
3.5. Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian
jika berhasil

4. Klien dapat dukungan dari keluarga


Tindakan:
4.1. Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang
gejala, cara memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu
follow up atau kapan perlu mendapat bantuan
4.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar


Tindakan:
5.1. Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat
5.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien,
obat, dosis, cara dan waktu)
5.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
5.4. Beri reinforcement positif bila klien mintun obat yang benar

2. Perubahan sensori perceptual : halusinasi berhubungan dengan


menarik diri
a. Tujuan Umum
Klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi : halusinasi
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas
tentang topik, tempat dan waktu
1.2. Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak
menjawab
1.3. Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan
terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti
pembicaraan klien

2. Klien dapat menyebut penyebab menarik diri


1.1. Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain
1.2. Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang


lain
1.1. Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain
1.2. Bantu mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki untuk
bergaul

4. Klien dapat melakukan hubungan social secara bertahap : klien-


perawat, klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok, klien-
keluarga
1.1. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika
mungkin perawat yang sama
1.2. Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
1.3. Tingkatkan interaksi secara bertahap
1.4. Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
1.5. Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
1.6. Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik

5. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan


dengan orang lain
1.1. Diskusikan dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan
1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

6. Klien dapat dukungan keluarga


1.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
melalui pertemuan keluarga
1.2. Beri reinforcement positip atas keterlibatan keluarga

Semarang, 28 Mei 2004


Pembimbing Praktikan
Ns. Diyan Yuli Wijayanti,S.Kep Retno Yuli Hastuti
NIP. 132 300 431 G6B 204 028
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI DI UGD

Masalah Utama : Perubahan sensori-perseptual : Halusinasi


Pertemuan :I
Tanggal : 28 Mei 2004
Kondisi Klien :
Klien tenang, bicara dan tertawa sendiri, bersikap seperti mendengar atau
melihat sesuatu, pembicaraan kacau, berhenti bicara ditengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu, ingin melempar atau mengamuk.
Diagnosa Keperawatan :
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi
Tujuan Khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengenali
halusinasinya
Tindakan :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan interaksi
3. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang
4. Mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien
secara langsung dari keluarga
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
: Selamat
siang, pak ?
2. Evaluasi /
Validasi : Bagaimana
keadaan bapak hari ini ?
3. Kontrak
:
Kenalkan, nama saya Retno pak, nama bapak siapa ya ? Biasanya
bapak dipanggil siapa ? Usia bapak berapa ? Sudah berkeluarga
belum ? Rumah bapak dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ? Bapak
mempunyai kegemaran apa ? Dulu bapak sekolah sampai apa ? Kalau
dirumah apa peran bapak ?
Pak, hari ini kita akan bincang-bincang mengenai keluhan yang bapak
rasakan ? Bagaimana bapak bersediakan ?
Pak, tahu tidak bapak sekarang berada dimana ? Ini tempat apa ?

II. FASE KERJA


1. Menanyakan identitas keluarga pengantar klien :
Siapa nama bapak ? Apa hubungan bapak dengan klien ? dimana
alamat bapak ? Apakah bapak tinggal satu rumah dengan klien ? apa
alasan bapak membawa klien ke RSJ ?
2. Apa penyebab penderita dibawa ke RSJ sehubungan dengan perilaku
yang membahayakan diri/lingkungan atau yang aneh antara lain :
memukul orang, mengamuk, memecah barang-barang, perubahan
tingkah laku, mencoba bunuh diri.
3. Apa tanda-tanda yang diperlihatkan klien saat dirumah : bicara kacau,
marah-marah, menangis, bicara sendiri, melamun, berjalan kesana
kemari, tidak menurut perintah, tidak mau makan, tidak mau tidur dan
kebingungan.
4. Apakah penyakit ini yang pertama kali diderita atau sudah berkali-kali
apakah gejalanya mirip, kapan saja, dirawat dimana, berapa lama
sakitnya, sembuh atau tidak, berobat teratur atau tidak, apakah
penyakit yang sekarang lebih berat / ringan dari pada yang dulu ?
5. Adakah kejadian-kejadian yang luar biasa
sebelum timbulnya penyakit yang mungkin menyebabkan gangguan
jiwa ?
6. Apakah pekerjaan penderita, apa sering bertukar pekerjaan ? apa
masih sekolah, bagaimana kemajuan sekolah sebelum dan pada waktu
sakit atau setelah sembuh dari penyakit yang terdahulu ?
7. Bagaimana sifat dan perilaku penderita sebelum sakit ?
8. Apakah dalam keluarga ada yang sakit ingatan ( jiwa ), siapa dan
apakah gejala mirip dengan penderita ?
9. Bagaimana riwayat pribadi penderita ? Bagaimana kondisi waktu
dilahirkan, waktu semasa kecil, siapa yang mengasuh penderita ?
10. Bagaimana dengan hasil pemeriksaan fisik penderita ? Berapa hasil
tanda-tanda vital penderita, adakah penyakit fisik yang diderita ?
11. Bagaimana kesadaran, sikap dan tingkah laku penderita saat
diperiksa ? sikap pada pembicara ?
12. Mengkaji tentang persepsi penderita :
a. Apakah klien pernah mendengar bisikan atau suara-suara pada
telinga ?
b. Apakah klien pernah melihat bayangan-bayangan / barang-barang
yang aneh atau setan-setan ataupun orang yang sudah mati ?
c. Apakah klien pernah merasakan adanya binatang yang merayap
ditubuh/ rasa panas di tubuh ?
13. Mengkaji tentang isi pikir penderita :
a. Apa sebabnya sdr/bapak dibawa kemari ? Bapak Sakit ?
b. Apakah sdr merasa bersalah, merasa diperlakukan dengan tidak
adil ?
c. Apakah ada orang yang menuduh, menganiaya, mengancam atau
mengejar-kejar sdr ?
d. Apakah sdr merasa kemasukan roh orang lain atau setan ?
e. Apakah pikiran sdr dikendalikan/diketahui orang lain ?
14. Apakah klien masih mampu mengingat masa lalu ?
15. Mengkaji tentang Konsep diri klien :
a. Apakah ada bagian tubuh sdr yang tidak disukai ? bagian mana ?
apa alasan tidak disukai ?
b. Apa jenis kelamin sdr?apa perasaan sdr mempunyai jenis kelamin
itu?apakah ada kesulitan dalam memerankan ?
c. Tugas apa yang diberikan pada klien saat dirumah, dimasyarakat?
Mampu tidak klien melaksanakan ?
d. Apa yang menjadi cita-cita sdr ? Apa harapan sdr terhadap tubuh,
status, tugas dan lingkungan ?
e. Apakah klien mampu bersosialisasi ? Apakah klien mempunyai
banyak teman ? bagaimana pergaulan klien ?Siapakah orang
terdekat klien ?
16. Bagaimana penampilan secara umum dari klien ? rapi, sopan, kacau,
bingung ?"

III. FASE TERMINASI


1. Sementara itu
dulu yang kita bicarakan hari ini
2. Saya sangat
senang dan menghargai karena bapak sudah bisa mengungkapkan
perasaan dengan baik dan mau bercerita dengan saya
3. Besok kita
ketemu lagi ya dan bincang-bincang lagi tentang kemampuan yang
dimiliki oleh bapak. Nanti yang akan mengajak bincang-bincang adalah
teman saya yang dibangsal, jadi untuk waktu dan tempat nanti kita
bicarakan lagi. Bagaimana bapak setujukan ?
4. Baiklah pak
sampai nanti, terima kasih
Semarang, 28 Mei 2004
Pembimbing Praktikan

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep Retno Yuli Hastuti


NIP. 132 300 431 G6B 204 028

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN HALUSINASI


DI UGD RSJ DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

I. IDENTITAS
Inisial klien : Tn. S
Umur : 28 Th
Alamat : Pedurungan Kidul IB Gg 2 No 48
Tanggal pengkajian : 28 Mei 2004

II. ALASAN MASUK


Dua hari yang lalu pasien banyak ngomong dan kacau, tertawa sendiri,
bicara sendiri, tidak bisa tenang, mondar-mandir. Pasien kadang marah-
marah sampai merusak barang. Kemarin pasien menyiram lantai dengan
minyak tanah. Pasien tidak mau minum obat kalau tidak diberi rokok dulu.
Pasien tidak mau mandi bila tidak dipaksa, tidur hanya 3 4 jam sehari.

III. RIWAYAT
SEBELUMNYA
Pasien sudah 11 x dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Terakhir
dirawat 4 bulan yang lalu dengan kejadian sama. Pasien melarikan diri dari
RSJ . Selama pasien dirumah tidak mampu bekerja. Pasien mempunyai
riwayat sewaktu SMA pernah dipukul dan dicekek oleh temannya. Dalam
keluarga ada yang menderita sama dengan pasien yaitu ibunya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Tanda-tanda Vital :
T : 110/80 mmHg S : 37 0 C BB : 57 Kg
N : 88 x / menit RR : 20 x/menit

Keluhan : pasien merasa gatal seluruh tubuh, ada bekas luka ( borok )

V. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan
: klien : wanita
: serumah : laki-laki
: meninggal

Pasien tinggal satu rumah hanya dengan bapaknya saja.


b. Konsep Diri
1. Identitas diri
Pasien seorang lelaki yang mempunyai sifat pemalu
2. Peran diri
Pasien tidak mampu bekerja dirumah
3. Ideal diri
Pasien tidak meneruskan sekolahnya karena merasa tidak mampu.
Pasien sekolah hanya sampai kelas 2 SMA.
4. Harga diri
Pasien merasa dirinya sangat diperlukan oleh negara sehingga Pasien
merasa dikejar-kejar oleh orang banyak.
5. Gambaran diri
Pasien merasa tubuhnya penuh borok terutama di kepala sehingga
malu untuk bergaul

Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah

c. Hubungan Sosial
Pasien tidak mampu berhubungan dengan orang lain. Pasien lebih
senang dan asik dengan dunianya sendiri.
Masalah keperawatan : Interaksi social, kerusakan
d. Spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama Kristen tetapi setelah sakit Pasien
tidak pernah pergi ke gereja
Masalah keperawatan : Distress spiritual

VI. STATUS MENTAL


a. Pembicaraan
Pembicaraan Pasien kacau, banyak bicara tetapi tidak pernah terarah
atau meloncat-loncat dan selalu tidak sama jika diminta untuk
mengulang. Suara Pasien pelan dan kurang jelas
Masalah keperawatan : Komunikasi, kerusakan
b. Aktivitas motorik
Pasien terlihat selalu menggerakan badan dan inginnya mondar-mandir
Masalah keperawatan : Resiko tinggi terhadap cedera
c. Alam perasaan
Pasien merasa khawatir dan takut dengan kondisinya
Masalah keperawatan : ansietas
d. Persepsi
Pasien merasa kalau dirinya seperti melihat bayangan tentara yang ingin
menembaknya ( halusinasi penglihatan ). Pasien juga mendengar suara-
suara yang meminta Pasien untuk memberikan informasi yang dimiliki
( halusinasi pendengaran ) . Ditubuh Pasien merasa ada yang berjalan
merayap yaitu cacing ada dikepala, dan ular putih didadanya. Pasien
marasa panas jika binatang itu merayapi tubuhnya ( halusinasi taktil ).
Masalah keperawatan : Perubahan sensori-persepsi : halusinasi
e. Proses pikir
Pasien saat diwawancarai pembicaraan tak ada hubungan antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya dan klien tidak menyadarinya
Masalah keperawatan : Proses pikir , perubahan
f. Isi pikir
Pasien merasa seperti ada yang mengejar-kejar karena dianggap
mempunyai informasi penting untuk negara. Pasien menganggap yang
mengejar itu adalah aparat negara dan ibu mega sendiri ( waham
kejaran ). Pasien juga mempunyai keyakinan kalau tubuhnya ada
penyakit dan habis dioperasi dan itu tidak benar ( waham hipokondria )
Masalah keperawatan : proses pikir, perubahan
g. Tingkat kesadaran
Pasien tampak bingung dan kacau
Masalah keperawatan : proses pikir, perubahan
h. Memori
Pasien tidak mampu mengingat kejadian yang sudah terjadi baik yang
baru maupun yang lama.
Masalah keperawatan : proses pikir, perubahan
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mudah dialihkan bahkan klien tidak mampu untuk berkonsentrasi
Masalah keperawatan : proses pikir, perubahan
j. Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang dideritanya.
Masalah keperawatan : proses pikir, perubahan

VII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Skizofrenia tak terinci
Terapi medik : CPZ 2 X 100 mg
THP 2 X 2 mg
DAFTAR MASALAH
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Komunikasi, kerusakan
3. Resiko tinggi terhadap cedera
4. Ansietas
5. Proses pikir, perubahan
6. Interaksi social , kerusakan
7. Distress spiritual
8. Perubahan sensori-persepsi

ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH
1. S: Resiko mencederai
Kelu diri, orang lain dan
arga mengatakan dua hari ini Pasien bicara kacau, lingkungan
tidak bisa tenang dan mondar-mandir. Pasien juga
tidak mau mandi sendiri dan harus dipaksa. Pasien
kadang-kadang marah sampai merusak barang
Kelu
arga mengatakan Pasien sudah 11 x dirawat
terakhir 4 bulan yang lalu dengan kondisi yang
sama. Pasien melarikan diri dari RSJ
Kelu
arga mengatakan kemarin pasien menyiram lantai
dengan minyak tanah
O:
Pasi
2. en saat wawancara terlihat selalu menggerakkan Gangguan
badan dan ingin mondar-mandir sensori persepsi :
halusinasi
S:
Pasi
en merasa kalau dirinya seperti melihat bayangan
tentara yang ingin menembaknya
Pasi
en juga mendengar suara-suara yang meminta
Pasien untuk memberikan informasi yang dimiliki
Ditu
buh Pasien merasa ada yang berjalan merayap
yaitu cacing ada dikepala, dan ular putih
didadanya. Pasien marasa panas jika binatang itu
merayapi tubuhnya
O:
Pasi
en banyak ngomong dan kacau, tertawa sendiri,
bicara sendiri
Pasi
3. en merasa khawatir dan takut dengan kondisinya Gangguan isi pikir :
Pasi Waham
en terlihat selalu menggerakan badan dan inginnya
mondar-mandir
Pasi
en tidak mampu berhubungan dengan orang lain.
Pasien lebih senang dan asik dengan dunianya
sendiri.
S:
Pasi
en mengatakan merasa seperti ada yang
mengejar-kejar karena dianggap mempunyai
informasi penting untuk negara. Pasien
menganggap yang mengejar itu adalah aparat
negara dan ibu mega sendiri
Pasi
5. en juga mempunyai keyakinan kalau tubuhnya ada Gangguan Konsep
penyakit dan habis dioperasi dan itu tidak benar diri : Harga Diri
O: Rendah
Pasi
en tampak bingung dan kacau
Pasi
en merasa khawatir dan takut dengan kondisinya
Pasi
en terlihat selalu menggerakan badan dan inginnya
mondar-mandir

S:
Kelu
arga mengatakan pasien seorang lelaki yang
mempunyai sifat pemalu
Kelu
arga mengatakan pasien tidak meneruskan
sekolahnya karena merasa tidak mampu. Pasien
sekolah hanya sampai kelas 2 SMA.
Pasi
en mengatakan merasa malu bergaul karena
merasa banyak borok ditubuhnya terutama
dikepala

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain


dan lingkungan

Perubahan Sensori-Persepsi : Halusinasi

Gangguan isi pikir :


Waham
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi
2. Gangguan isi pikir : waham berhubungan dengan
harga diri rendah

RENCANA PERAWATAN
TGL DIAGNOSA RENCANA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERA TINDAKAN KEPERAWATAN
WATAN KEPERAWATAN
28 Resiko 3. 1. S:
Mei mencedera Bina hubungan Membina hubungan * Klien
2004 i diri, saling percaya saling percaya mengatakan
jam orang lain dengan prinsip dengan mengajak ada suara-
10.00 dan komunikasi kenalan klien suara dan
lingkungan terapeutik 2. bayangan
b.d 4. Memberi lingkungan tentara
halusinasi Beri lingkungan yang yang aman dan yang ingin
aman dan tenang tenang dengan menembak
5. mengajak klien * Keluarga
Beri kesempatan dan keluarga ke mengatakan
untuk tempat periksa klien biasa
mengungkapkan dan bicara
perasaannya mempersilahkan seperti ini
6. klien duduk
Bantu klien untuk 3. O:
mengungkapkan Mengobservasi * Klien
perasaannya tingkah laku klien bicara
7. terkait dengan sendiri dan
observasi tingkah halusinasi kacau
laku terkait 4. * Klien tidak
dengan Mengkaji tentang bisa di
halusinasinya : halusinasi yang wawancarai
bicara dan diderita klien * Klien
tertawa tanpa dengan tampak
stimulus mengajukan bingung
8. beberapa
Bantu klien pertanyaan
mengenal tentang halusinasi A:
halusinasinya dgn 5. Klien
menggunakan Mengidentifikasi mengalami
pertanyaan bersama klien dan gangguan
tentang keluarga cara sensori-
halusinasi tindakan yang persepsi :
9. dilakukan jika halusinasi
Diskusikan dengan terjadi halusinasi
klien apa yang 6. P:
dirasakan jika Mengkolaborasikan Teruskan
terjadi halusinasi pada tim medis sesuai
( marah, takut untuk pemberian rencana
sedih, senang ) obat anti psikosa
10.
Identifikasi bersama 7.
klien cara
tindakan yang
dilakukan jika
terjadi halusinasi
( tidur, marah,
menyibukan diri )
11.
Kolaborasi dengan
tim medis untuk
memberikan obat
penenang dan
anti psikosa
12.

Semarang, 28 Mei 2004


Pembimbing Praktikan

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep Retno Yuli Hastuti


NIP 132 300 431 G6B 204 028
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S
DENGAN HALUSINASI
DI UGD RSJ DAERAH DR. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

OLEH :

RETNO YULI HASTUTI


G6B 204 028

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FK UNDIP SEMARANG
2004
Nomor : 01/Kel.IV/PSIK/04 Semarang, 07 Juni 2004
Hal : Undangan

Kepada Yth.
Bp/Ibu
Di RSJ Daerah Dr. Aminogondohutomo
SEMARANG

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan Hormat,
Bersama surat ini kami mahasiswa PSIK UNDIP mengharap kehadiran
bp/ibu besok pada :

Hari : Selasa dan Rabu


Tanggal : 08 09 Juni 2004
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Diklat RSJD Dr. Aminogondohutomo
Acara : TAKS ( Terapi Aktivitas Kelompok Sosial )
Mahasiswa PSIK UNDIP

Demikian undangan ini kami sampaikan,besar harapan kami akan


kehadiran bp/ibu. Atas kehadirannya kami ucapkan banyak
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Hormat Kami
Ketua TAKS

Keterangan: Indriati
* Mohon untuk mengirimkan 1 perawat

Anda mungkin juga menyukai