ABSTRAK
Air merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Air PDAM merupakan sumber air utama yang
digunakan oleh masyarakat. Pada kondisi tertentu menyebabkan PDAM tidak dapat menyediakan pasokan air
secara kontinyu. Sistem kontrol pengisian air pada tangki penampungan merupakan sistem kendali berbasis PLC
CPM 2A yang mengatur Valve solenoide untuk membuka dan menutup berdasarkan kondisi level air pada tangki
penampungan dan kondisi supply air dari PDAM. Desain sistem terdiri dari perakitan hardware untuk sensor air
yang terhubung dengan probe. Perakitan PLC dengan sensor dan solenoide valve, serta software PLC
menggunakan Ladder diagram yang dirancang menggunakan CX Programmer. Prinsip kerja sistem kontrol ini
adalah dengan memperhatikan keadaan setiap sensor yang terdiri dari sensor level bawah, sensor level atas, dan
sansor supply air untuk membuka dan menutup Solenoide valve.
D. Penyaluran Daya
Dalam penyaluran daya dilakukan dua keadaan,
yaitu penyaluran daya pada keadaan arus seimbang Gambar 2.4 Segitiga Daya[3]
dan penyaluran daya pada keadaan arus tidak Daya Semu (S) = V . I ( VA)
seimbang[9]. Daya Aktif (P) = V .I . cos ( Watt)
1. Penyaluran Daya Pada Keadaan Arus Seimbang Daya Reaktif (O) = V. I . sin (VAr)
Misalkan daya sebesar P disalurkan melalui F. Rugi-rugi dan Efesiensi Transformator
suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila Rugi-rugi pada transformator disebabkan oleh
pada penyaluran dayaini arus-arus fasa dalam rugi inti dan rugi tembaga. Rugi inti bisa terjadi
keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat karena rugi arus eddy dan rugi histerisis, sementara
dinyatakan: rugi tembaga terjadi karena adanya arus mengalir
= . []. [] pa lilitan tembaga yang mempunyai nilai I2R.
dengan : 1. Rugi Besi (Pi)
P : daya ujung kirim Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan
V : tegangan pada ujung kirim fluks bolai-balik pada inti besi. Besarnya rugi
Cos : faktor daya histerisis berbanding dengan luas histerisis loop
I : arus atau dinyatakan sebagai berikut:
1.6
Daya yang sampai ujung terima akan lebih Ph = K h . f. Bm
kecil dari P karena terjadi penyustan dalam saluran. Dimana:
Penyusutan daya ini dapat diterangkan dengan Ph : rugi histerisis (watt)
menggunakan diagram fasor tegangan saluran Bm : fluks maksimun (weber)
model fasa tunggal seperti pada gambar 2.3: Kh : konstanta histerisis
f : frekusensi (Hz)
Rugi arus eddy (Pe), yaitu rugi yang disebabkan
arus pusar pada inti besi.
Pe = K e . f 2 . Bm
Dimana:
Pe : rugi arus eddy (waat)
Gambar 2.3 Diagram Fasor Tegangan Saluran Ke : konstanta
Daya Model Fasa Tunggal[3]
2. Penyaluran Daya Pada Keadaan Arus Tidak
Seimbang
Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam
penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang, Gambar 2.5 Rugi Eddy Current [9]
maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak 2. Rugi Tembaga (Pcu)
seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer
dengan koefisien a, b, dan c adalah sebagai dan sekunder. Lilitan primer dan sekunder ini
berikut[3] : terbuat dari kawat tembaga yang mempunyai
[IR ] = a[I] panjang dan penampang.
[IS ] = b[I] Rugi tembaga primer:Pcu (primer) = Ip2 . R p
[IT ] = c[I] =Ip2 (Lp. )
Ap
Dengan IR, IS, dan IT berturut adalah arus fasa R, S
dan T. Rugi tembaga sekunder :Pcu (sekunder) = Is2 . R s
=Is2 . Ls .
As
E. Faktor Daya Dimana:
Pengertian faktor daya (cos ) adalah Rp dan Rs: Tahanan primer dan sekunder (ohm)
perbandingan daya aktif (P) dan daya semu (S). dari
Lp dan Ls: Panjang kawat primer dan sekunder
Mulai
(meter)
: Tahanan jenis tembaga (00.0175)
Ap dan As : Penampang kawat primer dan sekunder
(mm2) Studi Literatur
Ip dan Is : Arus Primer dan sekunder (ampere)[9].
3. Efesiensi Transformator ()
Efesiensi dihitung dari perbandingan daya Rumusan Masalah
keluar (output):
Efesiensi ()= daya keluar/daya masuk
= daya keluar/(daya keluar + rugi) Pengumpulan Data
penyulang guntur,
= 1 ( rugi/daya masuk)[9] data panjang
jaringan
G. Perhitungan Arus Beban Penuh
Transformator
Perhitungan Data
Daya transformator bila ditinjau dari sisi
tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai
berikut : Uji Data ketidakseimbangan
= . . beban
dimana :
S : daya transformator (kVA) Gagal
V : tegangan sisi primer trafo (kV)
I : arus jala-jala (A) Apakah Uji Data
ketidakseimbangan beban
1. Losses Akibat Arus Netral pada Penghantar berhasil atau gagal?
Netral Transformator
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban
antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa
Berhasil
R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo.
Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini
Analisis
menyebabkan losses (rugi-rugi). Losses pada
penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
= . Intepretasi Hasil
dimana :
PN : losses penghantar netral trafo (watt)
IN : arus pada netral trafo (A) Selesai
RN : tahanan penghantar netral trafo (ohm)
Gambar 3.1 Flow chart penelitian
III. Metodologi Penelitian
Metodologi yang dipakai pada penyusunan IV. Data Penyulang Guntur
tugas akhir ini meliputi beberapa tahapan, berikut A. Data karakteristik kabel TIC (TwistedInsuated
adalah alur dari proses penelitian yang akan Cable)
dilakukan:
Phase
Current Carrying
Capacity
Cable size Conducor
Resistance
At 20 C
At 40
At 30 C
C
Mm2 Ohm/Km A A
360,84
= 67,34%
298
Fasa S = x 100 % Fuse Cut Out
360,84 Arrester
= 82,59%
238
Fasa T = 100 % x
360,84
= 65,96%
Selanjutnya menghitung asumsi kondisi beban
simbang. Diasumsikan kondisi beban fasa R, S dan
CB
T seimbang, untuk mempermudah perhitungan Keterangan :
X = Trafo
dibuat tabel CB = Saklar Utama
B1 = Trafo 380 V
Fasa Tegangan Arus Daya (VA) B1
(Volt) (Ampere)
NH Fuse NH Fuse NH Fuse
Fasa R 225 259,7 58432,5
Fasa S 222 259,7 57653,4
Jurusan 1 Jurusan 2
Fasa T 224 259,7 58172,8 Jurusan 3
D. Pembahasan
20 kV
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Fuse Cut Out dianalisa, maka terdapat beberapa saran yang
Arester
menjadi pertimbangan yaitu:
X
1. Pengaturan konfigurasi jaringan harus di
lakukan di lapangan untuk meminimalisir
ketidakseimbangan beban.
2. Pengukuran beban secara berkala harus
Keterangan :
X = Trafo
CB Saklar Utama dilakukan untuk memperhatikan perkembangan
CB = Saklar Utama
B1 = Trafo 380 V
B2 = Tiang
beban.
PL = Pelanggan
3. Penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan
B1
pembendaharaan dan acuan untuk penelitian
NH Fuse NH Fuse NH Fuse
selanjutnya.
B2
Jurusan 1 Jurusan 2 Jurusan 3
FA
DAFTAR PUSTAKA
SA
T
[1] Agus Adiwismono,2010,Susut Pada Trafo
S
SA
R
FA
FASA
S
FASA
FASA