DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Penyusun
DAFTAR ISI
5. Pengkondisisan Batubara
Batubara yang harus menjadi masalah dalam pembakara karena efek
segregasi (pemisahannya). Terpisahnya partikel halus dari batubara yang lebih
besar dapat diperkecil dengan mengkondisikan dengan air. Air membantu
partikel halus dari batubara menempel pada bongkahan yang lebih besar
disebabkan tekanan permukaan air, sehingga mencegah partikel halus jatuh
melalui kisi-kisi atau dibawa oleh draft tungku.
Dalam melakukan pengkondisian ini, harus dijaga supaya penambahan
airnya merata lebih baik dilakukan pada saat batubara dialirkan atau
dijatuhkan. Jika persentase partikel halus dalam batubara sangat tinggi,
pembahasan batubara dapat menurunkan persentase karbon yang tidak terbakar
dan udara berlebih yang diperlukan untuk pembakaran.
Tabel 2.4.4.5 Tingkat pembasahan: kehalusan vs kadar air pada
permukaan batubara.
Kehalusan % Kadar air permukaan (%)
10-15 4-5
15-20 5-6
20-25 6-7
25-30 7-8
Untuk proses coalification fase lanjut dengan waktu yang cukup lama tau
dengan bantuan pemanasan, maka unsur senyawa karbon padat yang terbentuk
akan bertambah sehingga grade batubara akan menjadi lebih tinggi. Pada fase
ini hidrogen yang terikat pada air yang terbentuk akan menjadi semakin sedikit
penyusun batubara.
Konsep batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan
ditemukannya cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. Dalam
penyusunannya batubara diperkaya dengan baerbagai macam polimer organik
yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, dll.
Namun komposisi dari polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari
tumbuhan penyusunannya.
1. Lignin
Pada umumnya lignin merupakan polimer dari satu atau beberapa jenis
alkohol. Hingga saat ini, sangat sedikit bukti kuat yang mendukung teori
bahwa lignin merupakan unsur organik utama yang menyusun batubara.
2. Karbohidrat
Gula atau monosakarida merupakan alkohol polihirik yang mengandung
antara lima atom karbon. Pada umumnya gula muncul sebagai kombinasi
antara gugus karbonil dengan hidroksil yang membentuk siklus hemiketal.
Bentuk lainnya muncul sebagai disakarida, trisakarida, ataupun
poliskarida. Jenis polisakarida inilah yang umumnya menyusun batubara,
karena dalam tumbuhan jenis inilah yang paling banyak mengandung
polisakarida (khususnya selulosa) yang kemudian terurai dan membentuk
batubara.
3. Protein
Protein merupakan bahan organik yang mengandung nitrogen yang selalu
hadir plasma dalam sel makhluk hidup. Struktur dari protein pada
umumnya adalah rantai asam amino yang dihubungkan oleh rantai amida.
Protein pada tumbuhan umumnya muncul sebagai steroid, lilin.
3.1. Soal
1. Jelaskan definisi dari batu bara menurut beberapa pakar?
2. Apa yang di maksud dengan sifat fisik dan sifat kimia suatu zat?
3. Jelaskan sifst-sifat fisik dari batu bara?
4. Berikan contoh sifat-sifat kimia dari batu bara?
5. Mengapa kita harus mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia dari batubara?
6. Batubara yang baik mengandung unsur sulfur yang banyak atau sedikit,
jelaskan?
7. Apa penyebab batu bara memiliki warna yang berbeda setiap tingkatan batu
bara tersebut?
8. jelaskan bagaimana proses penyebaran batubara di Indonesia?
9. jelaskan bagaimana pemakaian batubara di Indonesia?
10. jelaskan bagaimana produksi batubara di Indonesia?
11. jelaskan bagaimana kandungan batubara di Indonesia?
12. jelaskan bagaimana kualitas batubara Indonesia?
13. Jelaskan tentang batubara di Indonesia?
14. Jelaskan penggunaan batubara di indonesia?
15. Jelaskan parameter yang mempengaruhi pemanfaatan batubara?
16. Jelaskan apa yang dimaksud dengan volatile meter?
17. Mengapa kadar abu sangat penting dalam perancangan grete tungku?
18. Jelaskan fuel ratio berbagai jenis batubara di Indonesia ?
19. Jelaskan antara nilai kalor dengan sifat coking dan caking batubara?
20. Jelaskan metode penyimpanan batubara yang baik agar kualitas batubara tetap
sesuai dengan kebutuhan?
21. Apa yang dimaksud dengan proses handling?
22. Bagaimana proses pencampuran batubara agar di dapat batubara sesuai
dengan pemakaian?
23. Apa pengaruh lingkunga terhadap jenis batubara dan kualitas batubara yang
dihasilkan?
24. Berikan contoh pemanfaatan batubara di Indonesia?
25. Reaksi yang terjadi pada proses pembakaran batubara termasuk jenis reaksi
apa?
26. Jelaskan proses perubahan energy kimia yang tersimpan dalam batubara
menjadi energy panas dalam bentuk gas bersuhu tinggi?
27. Jelaskan mengapa nilai kalor batubara dapat mempengaruhi proses
pembakaran batubara?
28. Jelaskan hubungan sifat coking batubara dengan proses pembakaran
batubara?
29. Factor apa saja yang mempengaruhi proses pembakaran batubara?
3.2. Pembahasan
1. Beberapa pakar yang mendefinisikan batu bara diantaranya adalah :
Spakman (1958)
Batu bara sebagai suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral
tertentu.
Theiesen (1974)
Batu bara adalah suatu benda padat yang kompleks yang terdiri atas
beragam unsur kimia ataupun merupakan benda organik yang sangat
rumit.
Achmad prijono, dkk (1992)
Batu bara adalah bahan bakar hidrokarbon terlambat yang terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen serta terkena
pengaruh temperatur dan tekanan yang berlangsung sangat lama.
Simon dan hopkins
Batu bara adalah batuan yang mudah terbakar yang berasal dari
akumulasi perubahan tumbuhan secara fisika dan kimia.
Muchjidin (2005)
Batu bara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah
heterogen dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
sebagai unsur utama dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan.
2. Sifat fisik suatu zat adalah perubahan yang dialami suatu zat tanpa
membentuk zat baru. Sifat fisik suatu zat antara lain: wujud zat, warna, bau,
massa jenis, kekerasan, dan sebagainya.
Sifat kimia suatu zat adalah perubahan yang di alami suatu zat yang
membentuk zat baru.
3. Sifat fisik dari batubara ialah sebagai berikut:
a. Berat jenis (specific gravity)
Yaitu perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa
jenis air murni. Berat jenis batu bara sangat bergantung pada jumlah dan
jenis mineral yang di kandung abu dan juga kekompakan porositasnya.
Kandungan karbon juga akan mempengaruhi kualitas batu bara dalam
penggunaan. Batu bara jenis yang rendah menyebabkan sifat pembakaran
yang tidak baik.
b. Kekerasan
Yaitu suatu sifat yang dimiliki oleh sebagian besar benda termasuk batu
bara. Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batu bara yang ada.
Keras atau lemahnya batubara juga terkandung pada komposisi dan jenis
batubaranya. Kekerasan batu bara dapat di uji dengan mesin hardgrove
grindibility index (HGI). Semakin tinggi nilai HGI, maka batubara
tersebut semakin lunak. Sebaliknya, jjika nilai HGI batubara tersebut
semakin rendah maka batubara tersebut semakin keras.
c. Warna
Warna batubara bervariasi mulai dari warna coklat pada lignit hingga
warna hitam legam pada antrasit. Warna variasi litotipe (batubara yang
kaya akan vitrain) umumnya berwarna cerah.
d. Goresan
Lignit mempunyai goresan hitam keabu-abuan, batubara berbitumin
mempunyai warna goresan hitam, batubara cannel mempunyai warna
goresan dari coklat hingga hitam legam. Goresan batubara warnanya
berkisar antara terang sampai coklat tua.
e. Pecahan
Pecahan batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dalam
sifat memecahnya. Ini dapat juga memperlihatkan sifat dan mutu dari
suatu batubara. Antrasit dan batubara cannel mempunyai pecahan
konkoidal. Batu bara dengan zat terbang tinggi, cenderung memecah
dalam bentuk persegi, balok atau kubus.
4. Contoh sifat kimia dari batu bara adalah mudah terbakar, reaktivitas dengan
air, ph, dan gaya gerak listrik.
5. Karena jika kita tidak mengetahui apa-apa saja sifat-sifatnya bagaimana kita
akan mengetahui keberadaan batu bara tersebut, walaupun sudah mengalami
perubahan jika kita mengetahui sifat-sifatnya maka dengan mudah kita dapat
menemui walau dalam berbagai bentuk.
6. Batubara yang mengandung unsur sulfur sedikit, karena lebih banyak
mengandung sulfur organik daripada sulfur piritik dan batubara yang
memiliki kandungan sulfur sedikit adalah batubara antrasit yang merupakan
batubara yang paling bagus.
7. Penyebabnya adalah kelembapan, temperatur dan tekanan.
8. Di indonesia endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat dicekungan
tersier, yang terletak dibagian Barat paparan Sunda. Pada umumnya endapan
Batu Bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai Batu Bara
berumur eosen atau sekitar tersier bawah dan miosen atau sekitar tersier atas
menurut skala waktu geologi.
Endapan batu bara eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan
berikut: pasir dan asam-asam (Klimantan Selatan dan Ti,ur), Barito, Kutai
Atas, Melawi Dan Petunggau, Tarakan, Ombilin dan sumatera tengah.
9. Untuk saat ini batubara di indonesia di pakai pada PLTU sebagai bahan bakar
dan dipakai pada pabrik-pabrik semen sebagai pembuatan klinker.
10. Produksi batubara ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan
usaha kebijakan yang difersivikasikan dalam pemanfaatan sumber energi di
indonesia. Pengembangan produksi batubara ini di dorong dengan
meningkatnya permintaan dalam negri.Produksi batubara saat ini berjumlah
lebih dari 4030 juta ton , suatu kenaikan sebesar 38% selama 20 tahun
terakhir.
Konsumsi batu bara memainkan peran yang penting dalam membangkitkan
tenaga listrik dan peran tersebut terus berlangsung. Saat ini batu bara menjadi
bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39 persen dan proporsi ini
diharapkan untuk tetep berada pada tingkatan demikian selama 30 tahun
kedepan.
11. Indonesia ini memiliki kandungan batu bara yang berkualitas tinggi yaitu
bituminus yang terdapat di kalimantan dan kalimantan ini juga memiliki
kandungan batubara subbituminus. Sumatera juga memiliki kandungan
batubara yang rendah yaitu lignit dan subbituminus.
12. Indonesia memiliki batubara yang kualitas rendah dan yang berkualitas tinggi
yaitu batubara lignit, subbituminus dan bituminous.
13. Indonesia mempunyai cadangan batubara yang potensial dengan jumlah di
perkirakan sekitar 28,5 milyar ton. Jumlah tersebut menunjukkan indonesia
merupakan cadangan batubara terbesar di negara asean. Sebagian besar
cadangan batubara indonesia merupakan batubara berkualitas rendah (lignit
dan subbituminus), sekitar 17 miliar ton dimana hampir semuanya berada di
sumatra. Batubara jenis ini sukar di ekspor, tetapi dapat di manfaaatkan untuk
konsumsi dalam negri yang saat ini di manfaatka oleh PLTU sebagai bahan
bakar dan pada pabrik semen digunakan sebagai pembuatan klinker.
Batubara berkualitas tinggi (bituminus) sebagian besar terdapat di kalimantan.
Batubara jenis ini memungkinkan untuk di ekspor. Selain itu juga di
kalimantan ini juga ada kandungan batubara subbituminus dalam jumlah yang
sangat besar, sehingga batubara di kalimantan ini dapat dikembangkan
sebagai batubara ekspor maupun untuk keperluan dalam negeri. Untuk
produksi batubara di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun,
dalam kurun 20 tahun terakhir.
14. Untuk Penggunaan batubara di dalam negeri adalah batubara sebagai sumber
energy panas dan bahan bakar batubara, terutama dalam pembangkit tenaga
listrik dan industry semen serta dalam jumlah yang terbatas pada industry
kecil, seperti pembakaran batu gamping, genteng, sebagai reduktor dan
industry pelabuhan timah dan nikel. Selain itu, batubara Indonesia digunakan
untuk ekspor keberbagai Negara antara lain Afrika, Eropa, dan Asia (jepang,
Hongkong, Taiwan, Korea) dan lain-lain.
15. Parameter yang mempengaruhi pemanfaatan ialah sebagai berikut:
a. Kandungan Air
Kandungan air ini bisa dibedakan atas kandungan air bebas ( free
moisture ), kandungan air bawaan ( inherent moisture ) dan kadungan
air total ( total moisture ). Kandungan air ini akan banyak pengaruhnya
pada pengangkutan, penanganan, penggerusan, maupun pada
pembakarannya.
b. Kandungan Abu
Selain kualitas yang akan mempengaruhi penanganannya, baik
sebagai fly ash maupun bottom ash tetapi juga komposisinya yang akan
mempengaruhi pemanfaatannya dan juga titik leleh yang dapat
menimbulkan fouling pada pipa-pipa. Dalam hal ini kandungan Na2O
dalam abu sangat mempengaruhi titik leleh abu. Abu ini dapat
dihasilkan dari pengotor bawaan (inherent impurities) maupun pengotor
sebagai hasil penambangannya.
c. Zat Terbang (Volatile Matter)
Kandungan zat terbang sangat erat kaitannya dengan kelas
batubara tersebut, makin tinggi kandungan zat terbang makin rendah
kelasnya. Pada pembakaran batubara, maka kandungan zat terbang yang
tinggi akan lebih mempercepat pembakaran karbon padatnya dan
sebaliknya zat terbang yang rendah lebih mepersukar proses
pembakaran. Nisbah kandungan karbon tertambat terhadap kandungan
zat terbang disebut fuel ratio.
d. Nilai Kalor (Fule Ratio)
Harga nilai kalor merupakan penjumlahan dari harga-harga panas
pembakaran dari unsure-unsur pembentuk batubara. Harga nilai kalor
yang dapat dilaporkan adalah harga gross colarific value dan biasanya
dengan besar air dried, sedang nilai kalor yang benar-benar di
manfaatkan pada pembakaran batubara adalah net calorific value yang
dapat dihitung dengan harga panas latent dan sensible yang dipengaruhi
oleh kandungan total dari air dan abu.
e. Hardgrove Grindability Index (HGI)
Hardgrove Grindability Index merupakan petunjuk mengenai
mudah sukarnya batubara untuk digerus. Harga Hardgrove Grindability
Index diperoleh dengan rumus:
HGI = 13,6 + 6,93 W
W adalah berat dalam gram dari batubara lembut berukuran 200 mesh.
Makin tinggi harga HGI makin lunak batubara tersebut. Suatu PLTU
biasanya disiapkan untuk menggunakan kapasitas penggerusan terhadap
suatu jenis batubara dengan HGI tertentu.
f. Sifat Caking dan Coking
Kedua sifat ini ditunjukan oleh niali muai bebas (free swelling
index) dan harga dilatasi, yang terutama memberikan gambaran sifat
fisik pelunakan batubara pada pemanasannya.
Harga-harga yang ditunjukan oleh hasil analisa dan pengujian
tersebut diperoleh dari sejumlah sample dengan menggunakan tata cara
tertentu dan terkendali. Sedangkan pada kenyataannya pemanfaatannya
sangat berbeda. Oleh karnanya perlu dilakukan pemantauan oleh
pemakai batubara terhadap hasil pembakaran sebenarnya. Dengan
demikian akan diperoleh angka-angka yang dapat dikolerasi terhadap
hasil analisis dan pengujian dari sample batubara.
16. Volatile matter adalah bagian sampel batubara yang kering udara ( air dried )
yang dikeluarkan dalam bentuk gas selama tes pemanasan standar. Volatile
matter merupakan unsure positif untuk batubara termal tapi dapat menjadi
sesuatu yang negative untuk batubara kokas
17. Kadar abu sangat penting dalam pembuatan grate tungku karena abu adalah
kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungannya berkisar antara 5% hingga
40%. Sehingga sangat mempengaruhi efesiensi pembakaran dan efesiensi
boiler.
18. Dari jenis-jenis batubara di Indonesia yang memiliki fuel ratio terbesar adalah
coke dan yang paling rendah adalah lignit. Dalam fuel ratio, jika fuel ratio
smngkin bsar pada batubara maka pembakaran klarbon akan semangkin
sempurna, dan sebaliknya jika fuel ratio semangkin kecil pembakaran
carbonnya tdak sempurna.
19. Hubungan antara nilai kalor dengan coking dan caking ialah dalam
pemanasan atau pembakaran. Coking adalah proses pembakaran batubara,
pada saat pembakaran nilai kalor sangat diperlukan karena semangkin besar
nilai kalor maka pembakara karbon akan sempurna.
20. Metode penyimpanan yang baik ialah perusahaan harus memperhatikan
jumlah batubara, kapasitas alat, topografi lokasi daerah tempat penyimpanan,
kondisi iklim dan dampak lingkungan sehingga didapat cara penyimpanan
yang baik, yaitu:
1. Pada daerah tanah lapang yang terbuka, luas dan rata
2. Dengan menggunakan storage bin atau bunker
Sehingga kualitas dari batu bara dapat terjaga dengan baik.
21. Proses handling adalah proses pemindahan suatu bahan batubara yang akan di
di umpan kedalam boiler untuk pembakaran.
22. Dalam proses pencampuran batubara agar didapat batubara yang sesuai
kebutuhan ialah dengan cara mengaduk dari dua kualitas batubara yang
berbeda atau lebih dimana perbandingan nya batubara yang di capur
terkendali agar kualitas produk batubara campuran yang dihasilkan
memenuhi syarat dan sesuai kebutuhan.
23. Lingkungan sangat mempengaruhi terbentuknya batubara. Pengaruh
lingkungan terhadap jenis batubara itu sendiri ialah pada pembentukan
ketebalan batubar, kandungan kadar sulfur, abu dan nitrogen yang tinggi.
Sehingga berpengaruh juga terhadap kualitas dari batubara itu sendiri.
24. Pemanfaatan batubara sebagian besar adalah sebagai penghasil energy dan
sebagian untuk menhasilkan bahan baku industry kimia. Sebagai contoh,
dalam pembangkit tenaga listrik dan industry semen serta dalam jumlah yang
terbatas pada industry kecil, seperti pembakaran batu gamping, genteng,
sebagai reduktor dan industry pelabuhan timah dan nikel.
25. Dalam proses pembakaran batubara, reaksi yang terjadi ialah reaksi
pembakaran. Karena saat terjadi proses pembakaran batubara terdapat preaksi
oksigen, karna reaksi pembakaran adalah reaksi suatu zat dengan oksigen.
Sehingga bereaksi dengan cepat disertai pelepasan kalor membentuk nyala
api.
26. Proses perubahannya kimia sehingga menjadi energy panas ialah ketika saat
pada proses pembakaran yang terjadi, sehingga perubahan kimia akan
menjadi energi panas karna oksigen dalam pembakaran mempengaruhi zat
karbon sehingga batubara menjadi energy panas.
27. Nilai kalor sangat mempengaruhi pembakaran batubara karena jika nilai kalor
rendah akan mempengaruhi jumlah uap air yang dihasilkan dan pembakaran
karbon tidak sempurna, begitupun sebaliknya jika nilai kalor tinggi
pembakaran karbon akan sempurna.
28. Sifat coking sangat berhubungan dengan pemabakaran, karena sifat coking
adalah suatu sifat analisis pembakaran. Dan sangat berkalitan dengan hasil
dari proses pembakara batubara. Sehingga akan di proleh suatu anlisa atau
pantauan berupa angka yang dapat dikolerasi terhadap hasil analisa dan
pengujian dari smpel batubara.
29. Factor yang mempengaruhi pembakaran ialah sebagai berikut:
1. Nilai kalor batubara
2. Kandungan abu dan sifat fusi (peleburan)
3. Kandungan sulfur
4. Kandungan zat terbang
5. Kandungan air
6. Sifat coking