Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam sistem
pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool,
England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan
memberikan pengobatan kepada klien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama
terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri
dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit
infeksi yang umum ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah
juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya
kekambuhan penyakit, seperti: perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, perawatan
anak diare, pemantauan klien dengan Tuberculosis, hipertensi, kardiovaskuler,
penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster, 2001).

Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini.
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga semakin meningkat dan
berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjdai kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Di
samping itu perawatan di rumah menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia
lanjut) yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronik , yang membutuhkan
perawatan dan pengobatan jangka panjang.

Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan
interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di
rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit sehingga
di rumah lebih cost effective.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana aplikasi homecare dalam keperawatan komunitas?

C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bagaimana aplikasi home care dalam keperawatan komuitas agar
masyarakat dapat hidup sehat dengan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu dan keluarga di
tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan
atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan penyakit
terminal (Warhola, 1980).
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari pelayanan
keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga, dan
masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka
hadapi (Sherwen, 1991).
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat kesehatan
masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari
kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat ibu dan
anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal bedah.
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang
berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama dengan keluarga dan tim
kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah sebuah spektrum kesehatan yang luas
dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidak
mampuan dan membantu klien menyembuhkan yang menderita penyakit kronik (NAHC,
1994).
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah adala klien,
keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional (multidisiplin),
direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu klien kembali ketingkat kesehatan
optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan kontrak dan merupakan
kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2. Perkembangan Pelayan Kesehatan Rumah


Bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang populer dan banyak dikenal masarakat adalah
pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena berbagai pertimbangan terpaksa perawatan
dilakukan di rumah. Faktor faktor yang mendorong perkembanagan kesehatan rumah
adalah:
o kasus kasus penyakit terminal dianggap tidak efisien lagi jika dirawat di institusi
pelayanan kesehatan, misal klien mengidap penyakit keganasan (kanker) stadium akhir.
o Keterbatasan masyarakat untuk membiayai kasus penyakit degeneratif yang memerlukan
perawatan relatif lama, misal klien pasca stroke yang mengalami kelumpuhan dan
memerlukan pelayanan rehabilitasi dalam jangka waktu yang cukup lama.
o Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi bahwa perawatan
klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit tidak menguntungkan.
o Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar klien jika
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Pelayanan kesehatan rumah bertujuan:
a. Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit kronik
membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit.
b. Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang diberikan akan
mencegah terjadinya komplikasi.
c. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu penelitian pada
aspek aspek yang membutuhkan pengembangan.

Menurut Suharyati, (2004) program home care mempunyai dampak yang menguntungkan
baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat dalam pelayanan home
care. Bagi klien dan keluarga dapat membantu secara efisien dalam mengurangi beben
biaya rawat inap dirumah sakit yang makin mahal dan semakin tidak terjangkau, disamping
pula meningkat kemandiri keluarga dalam perawatan klien dirumah. Sedangkan bagi para
petugas yang terlibat terutama dalam pelayanan langsung dirumah klien program ini dapat
memberikan variasi lingkungan kerja dan mampu menambah pengasilan bagi para perawat
yang bekerja dirumah sakit.
Karakteristik home care adalah memprioritaskan preventif dan promotif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-kotak, terpadu dan
berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh, sedangkan manfaat yang
dapat diambil dari pelayanan home care adalah terpernuhinya kebutuhan dan tuntutan
keperawatan dan kesehatan, biaya kesehatan akan lebih terkendali, mutu pelayanan akan
lebih meningkat dan keluarga akan lebih terlibat secara aktif.
Strategi penggelolaan home care. Untuk mengelola home care dibutuhkan komitmen dari
berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit maupun dari para pemberi
pelayanan. Karena dalam pelaksanaannyahome care tidak lepas dari berbagai masalah
diantaranya adalah image masyarakat masih berorientasi pada medis, praktek mandiri belum
tersosialisasi.
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam mencapai sukses
dalam pengelolaan HHC (Home Health Cere) yaitu dilihat dari aspek internal dan aspek
eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari product lifecycle,wage and
benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind set. Sedangkan hambatan eksternal
menyangkut system pembayaran yang tidak ancer, meliputi : reimbusment changes,
propective payment dan case management yang tidak hati-hati. Untuk menanggulangi
hambatan faktor internal dan eksternal HHC menurut Lerman and Linne, (1993) diarahkan
pada :
a. Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi
hambatan internal.
M = Mission
Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai
kesamaan pandangan dalam hal:
v Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha secara aktif dan proaktif,
sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dalam pelayanan program HHc
sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan kerumah sakit (klien Rawat jalan),
penghematan biaya : HHC didesain untuk memaksimalkan penghematan biaya rumah sakit
dengan menurunkan Length of stay (LOS)
I = Innovation
Agensi atau hospitalisasi Bassed Home Care harus dapat mendorong menciptakan inovasi
inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan. Dalam konteks ini rumah sakit
harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward yang positif dan
memedai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk mengembangkan hal tersebut, yaitu :
v Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat diimplementasikan tanpa
mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program RS
tersebut.
v Dan sebaliknya jika agensi atau unit HHc memiliki proses dan system inovasi sendiri dan
tidak mengganggu system RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi system HHC tersebut.

A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsure bisnis (profit oriented),
maka sebaiknya penggelolaan HHC diberi otonomi dalam mengembangkan teknik-teknik
euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi admistratur HHC
adalah seorang euntrepreuneur. Dengn demikian akan mampu meningkatkan penampilan
HHC yang professional.
b. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendasikan 4 hal yang perlu diperhatikan
:
v Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan tersedia
dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan, dan monitor produktiftas pelayanan.
v Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka penggelola HHC harus mampu
mengembangkan system pembiayaan yang efektif dan efisien ( dihitung berdasarkan unit
cost/ kunjungan).
v Program HHC harus mampu menciptakan system referral (rujukan) sebagai upaya
mengembangkan net working yang mendukung peningkatan kinjungan ke HHC.
v Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan serive atau pelayanan yang
berorientasi pada costume / pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus berubah
dan keuntungan (profit) = Rev-enue-biaya (cost) menjadi long term profit ( dari customer
yang puas)-biaya= profil plus.

Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan rumah dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan rehabilitasi
3. Pelayanan informasi dan rujukan
4. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
5. Pendidikan dan latihan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Langkah langkah Home Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas atau fase dalam
melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:
1. Fase Permulaan
Perawatan merupakan kasus kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui seleksi kasus
dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadual kunjungan, kontrak
waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan
dan kehadiran anggota keluarga pengambilan keputusan. Selama fase ini pula perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan mengetahui bagaimana keluarga menangapi
suatu masalah kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit klien
(individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan anggota keluarga (family folder)
dipuskesmas dan pencatatan lain (unit pelayanan kesehatan) yang ada kaitannya dengan
klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah klien dan keluarga tersebut.
2. Fase implementasi
Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana, eksplorasi nilai-
nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan pendidikannya dan sediakan pula informasi tertulis.
3. Fase terminasi
Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn rencana tindak lanjut terhadap masalah
kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga.
Tinggal nama dan alamat perawat serta nomor telpon yang bisa dihubungan oleh keluarga.
4. Aktivitas post visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan pencatatan secara
lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat
bertugas.

Karakteristik pelayanan kesehatan rumah antara lain


a. Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk pelayanan
kesehatan promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama dengan tidak mengabaikan
upaya pengobatan, pencegahan kecacatan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan komunikasi,
informasi dan edukasi.
b. Tatacara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah pisah, namun dilkukan
secara terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan klien.
c. Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.
Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan pelayanan
kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan serta mekanisme pelayanan
sesuai standar yang ditetapkan. Sejak awal berdirinya pelayanan kesehatan rumah, banyak
organisasi yang telah membuat program pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
klien.
Berdasarkan pada administrasi dan struktur organisasi, agen kesehatan rumah dibagi dalam
lima jenis yaitu:
1. Agen pemerintahan
2. Agen voluntir/sukarela
3. Agen kombinasi
4. Agen rumah sakit
5. Agen proprietary/swasta

Tiap tipe berbeda satu dengan yang lain baik dari segi administrasi maupun struktur
organisasi, namun sama dalam kaitan dengan standar yang harus dipenuhi seperti lisensi
(izin), sertifikasi dan akreditasi.
Agen pemerintahan
Baik perawat maupun profesi lain yang bekerja dibayar oleh pemerintah daerah maupun
pemerntah pusat (departemen kesehatan). Sumber pembiayaan dengan menggunakan dana
pajak, tidak mencari keuntungan. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya melakukan pelayanan
kesehatan rumah secara umum tetapi juga terlibat dalam pelayanan kesehatan pencegahan
seperti program imunisasi, klinik anak sehat dan pendidikan kesehatan.
Agen sukarela
Tim pelayanan kesehatan yang bekerja secara sukarela tidak memperoleh bayaran dari klien
yang dilayani. Namun kadang kadang dibantu oleh charity (donatur). Jasa yang mereka
terima tergantung dari jenis pelayanan yang diberikan mencakup program rehabilitasi, jenis
pelayanan lain yang dilaksanakan apabila mereka bekerja di agent pemerintahan.
Agen kombinasi
Pada agen jenis ini petugas merupakan gabungan antara agen pemerintah dan agen
sukarelayang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan penghasilan di bawah
standar. Pelayanan kesehatan yang diberikan dengan memperhatikan peran seperti halnya
mereka bekerja dengan agen pemerintah.
Agen berbasis rumah sakit
Agen ini berbeda dan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan agen pelayanan
kesehatan rumah lainnya. Dewan Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab dan mengatur
pelayanan kepada klien ini. Lebih dari itu klien yang dirawat di Rumah Sakit telah
mempunyai akses ke petugas kesehatan di rumah sakit tersebut apakah agen pemerintah,
voluntir, swasta maupun kombinasi, tergantung dari struktur rumah sakit terkai.
Kegiatan ini merupakan salah satu sumber pendapatan bagi rumah sakit, sehigga mereka akan
lebih berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan siap bersaing dengan agen
lain yang berbasis komunitas.
Agen swasta
Pendirian agen jenis ini atas perolehan izin dari pemerintah. Untuk melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan rumah mereka harus memiliki lisensi, sertifikat dan akreditasi.
Pemilikan usaha ini bertanggung jawab kepada pemerintah menerima pembayaran dari pihak
ketiga dan klien sebagai individu, jika tidak menjadi peserta asuransi. Pelayanan yang
diberikan harus sesuai standar, tidak hanya mementingkan unsur keuntungan.
Jika klien memiliki bukti bukti pelayanan di bawah standar, klien dapat mengajukan
klaim/komplain. Munculnya berbagai jenis agen yang menyediakan pelayanan kesehatan
rumah di masyarakat dengan perhatian utama ditujukan kepada pelayanan yang berkwalitas,
hal ini merupakan suatu isu emosional terutama orang orang yang bekerja pada agen yang
bersangkutan. Agar pelayanan yang mereka berikan tetap berkwalitas, maka pemerintah
melakukan pengaturan yang merangsang proses kompetisi secara sehat, di antara aen yang
ada sehingga dapat mengembangkan dan memelihara program pelayanan kesehatan yang
mereka janjikan.
Aspek lain yang menjadi perhatian pemerintah adalah biaya yang terjangkau oelh individu
dan keluarga. Manajemen dan penampilan di samping administrasi yang rapi merupakan
ukuran lain pada aspek penilaian.

Akreditasi
Akreditasi adalah penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima
masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang akan
mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh komponen
pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan serta penyimpangan.
Komponen evaluasi meliputi:
1. Pelayanan masyarakat
2. Organisasi dan admnistrasi
3. Program
4. Staf/personal
5. Evaluasi
6. Rencana yang akan datang

2.4. Lingkup Praktik


Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian dari perawat
kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi kesehatan. Kegiatan promosi
kesehatan adalah komponen dasar dari praktik kesehatan yang dilakukan pada klien dengan
tujuan utama memfasilitas (mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri. Menurut
Orem (1995) perawata mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang meliputi
pemeliharaan kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan mereka. Contoh,
klien dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari hari tanpa bantuan.
Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan me;akukan kegiatan dengan modifikasi
sehingga secra bertahap klien menuju ketahap pelaksanaan prinsip perawatan diri sendiri
secara sempurna.
Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh konsumen dan
klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan kesehatan kesejatraan mereka
(Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu mencega terjadinya penyakit dan untuk
menngkatkan kesejatraan klien pada area kesehatan rumah. Klien yang menentukan dan
mengontrolpelayanan yang diberiakan kepadanya dan rencana pelayanan yang akan diberikan
harus ditetapkan bersama sama. Perawat hanya bertindak sebagai pasilitator untuk
mengembangkaan prilaku kesehatan positif kepada individu yang mengidap penyakit
tertentu, setelah kembali ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.
Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien individu dan pemberi
perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing center, kerangka kerja praktik
kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan, yang mencakup: penggunaan proses
keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis, merencanakan, dan mengevaluasi perawatan;
pelaksanaan intervensi keperawatan, termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan
rujukan dan sumber; pemberian dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis;
kolaborasi dengan disiplin lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan
penggunaan pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien
untuk determinasi diri.
Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran perawat di
perawatan akut. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa pertimbangan utama pada
keperawatan kesehatan rumah:
Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di rumah
sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik rumah sakit dan
klien adalah tamu.
Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim
kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.
Pengetahuan mengenai sistem reimbursement sangatlah pentng. Klien harus mengetahui
layanan apa yang tersedia karena sebagian besar orang tidak membayar langsung atas
layanan.
Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh rekan
kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.
Perawat di rumah sakit memiliki berbagai suplai dan peralatan. Perawat kesehatan rumah
sering kali harus membuat atau mengadaptsi peralatan untk disesuaikan dengan rumah.
Pengetahuan mengenai sumer komunitas itu penting. Sumber komunitas sering kali dapat
menimbulkan banyak perbaikan pada kualitas hidup klien. Perawat kesehatan di rumah
sebaiknya memiliki berkas sumber untuk dibagikan ke klien dan keluarga klien.

2.5. Hubungan Perawat Klien Dengan Keluarga


Perawat perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap seluruh masalah
kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau sekelompok keluarga. Perawat
tersebut memiliki kemapuan klinik yang general dan dapat bekerja dengan klien dari seluruh
kelompok usia.

Prinsip hubungan perawat klien dengan keluarga :


1. Focus intervensi perawat adalah keluarga
2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan meliputi
tiga level pencegahan.
3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan.
4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga

Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga


1. Fase premisiasi atau persiapan
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi dari
puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan
yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di perpendek jangka
waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah kontrak waktu kunjungan dengan
keluarga.
2. Fase inisiasi atau perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan keluarga
berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu masalah
kesehatan.
3. Fase implementasi
Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan keluarga. Lakukan
intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap
kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan
pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi
Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan
yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak lanjut terhada masalah
kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga
penting dilakukan fase terminasi. Tinggalkan nama dan nomor telpon.
5. Fase paska kunjungan
Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat dokumentasi lengkap
tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat bertugas.

2.6. Kontrak Kerja


Kontrak adalah elemen utama dari hubungan perawat klien melipyuti ketetapan / peratutan
maupun petunjuk : permintaan pihak III yang akan membayar jasa bagi pemberi pelayana
kesehatan. Kontrak dapat direpisisesuai dengan perawatan yang dilakukan dirumah,
dilakukan tergantung dari setiap fase/ tahap proses kesetahan. Sebagai contoh, pada tahap
pengkajian, perawat melakukan pengujungan rumah untuk mengumpulkan data dan
menentukaan komponen persetujuan dan rencana tindakan yang akan dilakukan bersama
klien dan keluarga.
Apabila terjadi kesesuaian pada saat pertama kali kunjungan rumah kontrak dapat dlakukan,
jika belum maka perawat harus mencari peluang lain untuk meyakinkan klien dan keluarga
pada kunjunan rumah berikutnya.
Pada kasus manapun bukanlh jenis kontrak yang dipermasalhkan namun aspek penting
adalah keikitsertaan / keterlibatan klien dan keluarga dalam menetapkan dan mengevaluasi
proses. Penentuan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dilakukan yang bertujuan tidak
hanya untuk melakukan perawatan berkelanjutan akan tetapi untuk mengevaluasi kemajuan
kondisi klien.
Penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat menemukan bahwa sebagian besar kunjungan
rumah tidak dikenal oleh klien karena perawat tidak menjelaskan dengan baik tentang tujuan
kunjungan mereka dengan klien dan keluarga. Sebagian besar dialog gagal yang menunjukan
kegagalan pembinaan hubungan antara perawat dan klien dan keluarga.
2.7. Sistem Kontark Kerja
Kontrak kerja dalam pelayanan kesehatanrumah adalah perjanjian kerja sama antara dua
pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tecantum dalam mekanisme pelayanan kesehatan
di rumah. Bentuk kontrak kerja meliputi : perjanjian kerja sama antara pihak pihak yang
melakukan kerja sama tertulis (kontrak kerja) yang bentuk perjanjiannya meliputi :
a. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan rumah sakit
b. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan pengelola lainnya ( penyediaan tenaga,
pengadaan atau penyewaan alat kesehatan, penyewaan ambulans dan sarana transportasi
lainnya dan lain sebagainya.
c. Perjanjian kerja sama antara pengelola dan perusahaan penjamin klien termasuk
ansuransi.
d. Perjanjian kerja antara pengelola dan pelaksana pelayanan
e. Perjanjian antara konsumen dan pengelola.

Hal-hal yang harus termuat dalam kontrak kerja


1. Judul kontra kerja
2. Hari dan tanggal penandatanganan kontrak kerja
3. Pihak-pihak yang melakukan kerja sama dan penandatanganan kontrak kerj. Jelas
disebutkan nama, alamat dan tanda tangan masing-masing pihak.
4. Hak masing-masing pihak
5. Kewajiban masing-masing pihak
6. Sanksi terhadap pengingatan /pembatalan kontrak kerja secara sepihak
7. Jangka waktu/ masa kontrak kerja
8. Kontrak kerja dibuat diatas kertas bermaterai ( yang mempunyai kekuatan hukum).

2.8. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah


Perawat pelayanan kesehatan, terlibat dalam perawtan langsung dan perawatan tidak
langsung. Dalam melaksakan tugasnya, perawat pelayanan kesehatan rumah menjalankan
beberapa macam perAN.
Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh melalui
intraksi perawat klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang diberiakan pada klien
meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka, memberikan injeksi, memasang
kateter dan atau memberi injeksi ntravena. Selain itu perawat memberiakn pendidikan
kesehatan pada klien dan anggota kluarga yang memberikan pelayanan kesehatan (
Caregiver), tentang cara cara melakukan prosedur tertentu.
Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap yang positif.
Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh perawat pelayanan kesehatan
rumah sehinga dapat menerima pembayaran jasa yang telah diberikan oleh pihak ke III.
Untuk menentukan tindakan apa saja yang telah dilakukakan leh perawat maka berikut ini
terdapat beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat yaitu :
Apakah pelayan kompleks, diberiakan oleh perawat yang terekistrasi (RN)
Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan kondisi klien
Dapatkan pelayanan yang diberikan dilakukan oleh seseorang yang bukan petugas
kesehatan
Apakah instruksi yang diberikan dalam merawat klien melipuyi pengetahuan, instruksi
(perawatan) dilakukan oeh seorang perawat RN
Guna menjawab pertayaan tersebut, perawat pelayanan kesehatan rumah harus memiliki
dasar pengetahuan yang cukup untuk mengetahui dan menafsirkan / menginterprestasikan
kata keterampilan. Klien dan keluarga mempunyai penafsiran terhadap pelayan yang
diberikan data subyektif atau obyektif. Beberapa contoh dari pelayanan kesehatan berikut ini,
akan membantuk petugas keperawatan untuk menyakinkan mereka tentang objektifitas
pelayanan yang diberikan.
Obsevasi dan evaluasi keadaan fisik dan emosional.
Meyediakan perawatan langsng seperti aturan dalam keperawatan, latihan rehabilitasi,
pemasangan kateter, irigasi kolostomi dan petawatan luka
Membantu klien dan keluarga megembangkan prilaku positif dalam kesehatan
Membantu klien dan keluarga untuk memberikan pengobatan jika diperlukan
Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter,
mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.
Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status
kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani
Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan membantu
klien mencapa fungsi kesehatan optimal.

Perawatan Tidak Langsung


Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak langsung dengan
perawat. Perawatan cenderung pada perawatan tidak langsung lebih kearah kegiatan
konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi oleh perawat rumah sakit untuk
melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan keluarga misalnya dalam hal
merawat ostomi.
Perawat pelayanan kesehatan rumah berfungsi sebagai tenaga konsultan, nasehat yang
diberikan tentang bagaimana cara mengatur klien dengan masalah tertentu melalui kerja
sama dengan anggota lain dalam tim. Pertemuan tim secara berkala yang memberikan
perawatan tidak langsung dipelayanan kesehatan rumah dilakukan secara teratur. Ini
merupahkan waktu yang ideal untuk meni ngkatkan koordinasi dan kesinambungan
pelayanan perawatan klien dan menggunakan sumber daya secara optimal.
Pengawasan terhadap asisten atau pembantu perawatan kesehatan rumah dilakukan secara
tidak langsung, melalui evaluasi yang dilakukan terhadap klien, dilakukan dua minggu sekali.
Banyak tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah, mungkin tidak secara langsung
kelihatan oleh klien, tetapi dapat dinilai melalui kualitas pelayanan kesehatan rumah.
Sebagai perawatan klinis, pendidik, peneliti, administrator dan konsultan dapat menerapkan
ilmu dan pengalaman mereka sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dikatakan sebagai
pendidik karena mereka mengajarkan klien dan keluarga bagaimana cara melakukan
sesuatu dan mengajarkan cara tahapan perawatan diri sendiri secara formal mereka mengajar
topik-topik pendidikan kesehatan kepada kelompok masyarakat. Peran peneliti dapat
diterapkan pada penelitian untuk meningkatkan asuhan keperawatan dimasa medatang.

2.9. Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah


Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga profesinal.
Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi para perawat profesional
dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman efektif dan etis. Standar praktik
pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh Amerikan Nurse
Association(1986)yang memperlihatkan hubungan proses keperawatan dengan
standar praktik .

Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat profesional
tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan kesehatan rumah dan
mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun diorganisasi kesehatan komunitas.
Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja bersama-sama, untuk membuat rencana dan
program yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelayanan komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang akan
memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan keluarganya di lingkungan mereka.
Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program dan personal
ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk memperbaiki dan
meningkat pelayanan yang diberikan.

Standar II-IV (Teori)


Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian ,intervensi,dan
evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan,kesehatan masyaraka,fisik,sosial
dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah bertanggung jawab untuk mengkaji
klien dan kluarga pada sat kunjungan rumah pertama kali dan kunjungan teratur brikutnya.
Informasi ynga diprileh dari klien dan keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri
dari data objektif dan subjektif. Sebagai contoh:
Data subjektif : meliputi informasi klien,keluarga,dokter dan perawat dalam bentuk
komuniksai verbal.informasi diperoleh melalui pertanyaan langsung untuk me\lengkapi data
dasar guna mendirikan diagnosis keperawatan yang akurat meliputi:
1. Diagnosis
2. Status kesehatan
3. Riwayat keluarga
4. Tinjauan terhadap riwayat kesehatan dan penyakit yang terkait dengan
sistenkardiopaskuler, paru -
paru,muskuloskeletal,gastrointestinal,genitourinaria,endokrin,neurologi dan integumen
5. Kondisi sosial ekonomi,meliputi: sumber pengahasilan,besarnya
penghasilan,agama,sistem pendukung,keamanan lingkungan dan ketergantungan terhadap
pekerjaan.
6. Pola hidup sehari-hari yang mencakup diet,pola makan,eliminasi,istirahat dan
tidur,latihan,aktivitas,rekreasi dan kebersihan.

Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui pengkajian /pemeriksaan
fisik secara terampil dari kepala hingga kaki.dari data lain yang tercatan pada format diklinik
pelayanan rumah,diidentifikasi dan dikembangkan menjadi diagnosis keperawatan.
Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan rumah menentukan profesi lain yangg
dibutuhkan klien seperti ahli terapi okupasi,ahli terapi wicara,pekerja
sosial,dibidangkesehatan.ahli gizi keluargaharus dilibatkan dalam secaraa keseluruhan dalam
proses keperawatan.
Standar V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan berfokus pada unsure-unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan, pemulihan dan
pencegahan terjadinya komplikasi.

Standar VI (pelaksanaan / intervensi)


Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah kunjungan
rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan rumah bertanggung jawab
membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan kesehatannya dan menjamin klien dan
keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan
terhadap obat-obat dan diet dan evaluasi terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.
Standar VII (evaluasi)
Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah melakukan
penilaian terhadap status klien dan kemajuan yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama perawat telah menjelaskan kepada
klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang harus
dicapai.
Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)
Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang
menyediakansuatu transisi secara bertahap bag kliendan keluarga, dari rumah sakit
kerumah.hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lainyang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan klien.
Standar IX (kerja sama antar di-siplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting karena
banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar kerja tim antar
disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama merencanakan, menerapkan dan
melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.
Standar X (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam
menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi diri
sendiri yang merupakan bagian dari tim keehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan pendidikan
formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional adalah suatu area
pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang dengan pesat dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl dan ebutuhan peleyanan kesehatan
dirumah.
Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatanrumah berpartisifasi daalam berbagai kesempatan dalam
melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset keperawatan terutama
dalam riset keperawatan komunitas.namun jika sumberdaya dan faktor pendukung dalam
penelitian tersebut memadai ,perawat kesehatan rumah dapat dilibatkan.
Standar XII (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna membuat
pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat kilen,melakukan promosi
kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan kontrak pertama untuk melihat
sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan komflik diselesaikan melalui suatu
mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untu kmencapai tujuan tersebut perawat
bertanggung jawab untuk membina hubungan saling percaya dengan keluarga dalam
meyakinkan bahwa rumah adalah tempat yang sesuai untuk pemberian pelayanan kesehatan.

2.10. Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah


Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah. Tanpa kerja
sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang berkesinambungan, sehingga akan terjadi
kebingungan dan salah pengertian pada klien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari
rumah sakit dengan rrencana pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan
kebutuhan klien untuk pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan bersama dengan
dokter untuk membuat program di rumah nanti.
Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di kordinasikan dengan
pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan permintaan dari dokter. Jika personal yang terlibat dalam pemberian pelayanan
kesehatan rumah terdiri atas bebwrapa disiplin maka di rektur dari agen yang memberikan
pelayanan kesehatan rumah tersebut harus maelakukan pengawasan dari proses kolaborasi.
Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena perubahan peran
dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap anggota profesi secara hati- hati
menganalisis peranannya untuk menghingdari kerangcungan maupun kebingungan dalam
memberikan pelayanan kesehatan rumah pada klien sesuai dengan tujuan yang telah di
tetapkan. Yang bertanggung jawab terhadap klien adalah dokter yang merawat sebelumnya,
harus menjamin pengobatan untuk klien.
Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah
melakukan evaluasi ulang terhadap status kesehatan klien dan melaporkannya kepada dokter
pengelolah kemudian di modifikasi rencana pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di
berikan, memerlukan pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung jawabkan apa
yang telah di lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai bukti suksesnya kerja sama
antar disiplin. Peran dan fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor, faktor
tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik masing-masingv
anggota tim harus kompeten sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah dokter.
Ahli fisioterapi, ahli okupasi, ahli terapi wicara.
Dokter
Klien sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter langsung. Perawat yang menjalankan
rencana program di rumah memerlukan persetujuan dokter yang merawat klien sebelumnya.
Rencana ini harus dievaluasi sedikitnya setiap 62 hari (kurang lebih 2 bulan) atau jika kondisi
klien berubah, maka waktu kunjung akan ditinjau kembali.
Rencana keperawatan yang dibuat meliputi diagnosis, status kejiwaan, jenis pelayanan dan
peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis, aktivitas yang boleh dilakukan,
kebutuhan gizi, pengobatan dan perawatan, unsur unsur keselamatan untuk melindungi
klien terhadap terhadap seluruh pelaksanaan rencana program di rumah (NAHC, 1994).
Dokter komunitas juga memberikan konsultasi kepada agen pelayanan kesehatan rumah baik
mengenai prosedur maupun kebijakan, merencanakan dan menjelaskan tentang manfaat
pelayanan kesehatan rumah kepada masyarakat.

Ahli fisioterapi
Tenaga ahli fisioterapi yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah adalah lulusan S1 dn S2
(Master). Sebagaimana halnya perawat, ahli fisioterapi dapat bekerja secara langsung maupun
tidak langsung. Pelayanan langsung yang diberikan meliputi memperkuat otot otot,
memulihkan pergerakan kontrol kekuatan otot, latihan beban (gaya) disertai latihan aktif dan
pasif. Cara perawatan yang digunakan meliputi stimulasi saraf permukaan secara elektris
(TENS), panas, air, cahaya ultrasuara, drainase postural dan latihan penguatan paru paru.
Ahli fisioterapi bertanggung jawab untuk mengajar klien dan keluarga cara cara perawatan
mandiri.
Aktivitas tidak langsung dari ahli fisioterapi disepakati dengan asisten (lulusan Diploma III)
untuk melakukan tindakan latihan sesuai kondisi klien di bawah pengawasan ahli fisioterapi
lulusan S1 atau master.

Ahli terapi okupasi


Ahli terapi okupasi membantu klien untuk mencapai tingkat optimal agar dapat berfungsi,
dengan jalan mengajar mereka untuk mengembangkan dan memelihara kemampuan yang ada
guna melakukan aktivitas sehari hari di rumah. Tenaga ahli terapi okupasi dengan tingkat
pendidikan sarjana bekerja melatih klien, mengevaluasi tingkat kemampuan otot,
mengajarkan kegiatan mandiri, memodofikasi alat alat yang digunaka untuk disesuaikan
sehingga klien dapat beradaptasi dengan kondisinya.
Ahli terapi Wicara
Tenaga ahli terapi wicara, di amerika serikat merupakan lulusan dari Asosiasi Bahasa dan
Pendengaran. Ahli terapi wicara bekerja membantu anggota masyarakat yang bermasalah
yang berkaitan dengan suara, bahasa dan pendengaran. Kebanyakan klien mendapat latihan
langsung dari ahli terapi wicara yang diawali dengan evaluasi suara dam kemampuan bahasa.
Rencana spesifik yang diajarkan kepada klien dan keluarga untuk mengembangkan
kemampuan bahasa ahli terapi wicara dapat mengajarkan perawat maupun keluarga klien
tentang bagaimana cara mendorong mengembangkan metode komunikasi yang teraik bagi
klien.
Pekerja sosial
Pekerja sosial di pelayanan kesehatan rumah adalah tenaga yang berijazah sarjana dan
minimal memiliki satu tahun pengalaman dalam bidangnya. Tenaga ini bekerja membantu
keluarga berkaitan dengan masalah masalah sosial, emosional, dan faktor faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mereka. Pekerja sosial membatu klien secara
langsung atau merujuk klien ke sumber daya yang sesuai.
Masalah yang sering dialami klien, pembayaran, pengadaan alat maupun intervensi krisis
yang sesuai dengan kondisi klien setelah kembali dari rumah sakit.

Pembantu kesehatan rumah/ibu rumah tangga


Sejak dimulainya pelayanan kesehatan rumah, tenaga pembantu kesehatan rumah merupakan
bagian dari tim pelayanan kesehatan rumah. Tenaga ini diawasi langsung oleh perawat
pelayanan kesehatan rumah atau tenaga profesi lain seperti ahli terapi wicara.
Peran pembantu kesehatan rumah adalah membantu klien untuk meningkatkan kemandirian
secara bertahap terutama dalam higiene personal, membersihkan ruangan atau ketrampilan
lain yang dapat dilakukan di rumah. Mereka harus memiliki sertifkat yang diperoleh melalui
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman tentang pelayanan kesehatan
rumah. Dalam melaksanakan tugasnya mengacu pada rencana pelayanan yang telah
ditetapkan oleh perawat atau profesi lain secara bersama sama. Pengawasan dilakukan tiap
dua minggu terutama untuk tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan khusus,
pengawasan yang dillakukan setiap 60 hari terhadap asisten ahli fisioterapi dan lain - lain.
Klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk
menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di tempat tinggal mereka atau tidak.
Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak untuk dirawat di ru mah,
dilakukan pengkajian oelh manajer kasus yang merupakan staf dari Agensi pelayanan
kesehatan rumah ke tempat tinggal rumahnya. Bersama sama klien dan keluarganya, akan
melakukan perencanaan dan membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa saja yang aka
diterima oleh klien. Kesepakatan tersebut juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan dan
sistem pembayaran serta jangka waktu pelayanan.
Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan kesehatan rumah baik
dari pelaksana yang dikontrak atau pelaksana pelayanan yang direkrut oleh pengelola
pelayanan kesehatan rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh manajer kasus,
setiap tindakan yang diberikan kepada pasien oleh semua kategori tenaga pelaksana
pelayanan, harus diketahui oleh manajer kasus. Secara periodik manajer kasus melakukan
pemantauan dan evaluasi tentang pelayanan yang diberikan dan dilaksanakan apakah sudah
sesuai dengan kesepakatan atau belum.

2.11 Mekanisme Perizinan


Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan
praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan dal di badan kesehatan akte notaris tentang yayasan di
badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas Kesehatan
Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi
b. Izin lokasi bangunan
c. Izin lingkungan
d. Izin usaha
e. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen pelayanan,
gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana transportasi
f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan
kesehatan rumah.

2.12. Pembayaran Dan Pola Tarif


Kebijaksanaan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah mengacu pada prinsip prinsip
yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:
a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
b.Tarif pelayanan kesehatan rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan
sosial ekonomi masyarakat.
c. Penerapan tarif pelayanan kesehatan rumah meskipun dimungkinkan untuk mencari laba,
namun harus secara seimbang mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan
rendah.
d. Tarif pelayanan kesehatan rumah untuk golongan masyarakat yag pembayarannya dijamin
oleh pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan tertulis.
e. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsioanal.
f. Berdasarkan tarif ditetapkan setiap tahun selambat lambatnya satu bulan sebelum tahun
kalender dimulai (1 Desember).

Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah selain
memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan
pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang biasa atau
sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua itu dapat dijadikan
pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak. Jenis pelayanan yang dikenakan tarif
meliputi:
a. Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan, adalah imbalan yang diterima pelaksanaan
pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka pelayanan meliputi:
Pelayanan medik meliputi konsultasi dan tindakan medik.
Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan
keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.
Pelayanan penunjang medik (laboratorium, radiologi, fisioterapi, terapi wicara, refraksionis,
dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.
Pelayanan penunjang non medik meliputi konsultasi oelh petugas sosial profesional dan
pelayanan psikologi dan jiwa.
b. Jasa pelayanan sarana/peralatan adalah imbalan yang diterima oleh pengelola atas
pemakaian sarana, alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan langsung
terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya meliputi sewa
peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya; transportasi klien,
konsultasi per telepon dan sarana komunikasi lainnya; tindakan perbaikan lingkungan dalam
rangka menciptakan lingkungan terapeutik.

2.13. Pemantauan Dan Evaluasi


Secara teratur, pengelola akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap
pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk pelayanan terhadap klien,
setelah kesepakatan antara pengelola ( melalui manajer) dan klien beserta keluarganya, maka
manajer akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana
pelayanan.
Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang diperoleh
dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau kepatuhan pelaksana
pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan menggunakan berbagai instrumen
pemantauan.

Anda mungkin juga menyukai