Anda di halaman 1dari 7

ALPUKAT MENURUT PANDANGAN ASAM LEMAK JENUH

BIOKIMIA VETERINER I

OLEH :

KEFIN E. TAHUN (1609010027)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah alpukat adalah buah yang berbentuk lonjong, bulat, kulitnya tipis, berwarna
hijau atau kecoklatan dengan klasifikasinya sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill
Nama Daerah : Sumatra: Avokat, advokat, apokat, adpokat (Melayu).
Jawa: Apuket, alpuket (Sunda); apokat, avokat (Jawa).
Tanaman ini merupakan pohon buah kecil yang telah banyak dikenal, berasal dari
Amerika Tengah, saat ini dapat ditemukan di semua negara beriklim panas. Tanaman ini
dibudidayakan dari biji di daerah pegunungan rendah. Buah yang berwarna hijau pada
umumnya berat rata-rata tidak lebih dari 200 gram. Buah yang sudah matang kalau
digerakan terdengar suara biji, kemudian buah dibiarkan beberapa hari agar menjadi
lunak. Buah ini hampir tidak berasa karena hampir tidak memiliki kandungan gula, tetapi
daging buah yang praktis tidak berserat dan berwarna hijau dapat menghasilkan bubur.
Pohon alpukat memiliki tinggi 3-10 m dengan ranting tegak berambut halus. Daun
terletak berdekatan di ujung ranting, berbentuk bundar telur atau bentuk jorong. Daun
mula-mula berambut pada kedua belah permukaannya, lama-lama menjadi licin. Buah
berbentuk bola lampu sampai berbentuk bulat telur warnanya hijau atau kuning kehijauan,
berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, gundul dan berbau harum. Buah terdiri dari
perikarp dan biji. Perikarp terdapat di luar biji dan terdiri dari eksokarp, mesokarp dan
endokarp.
Dalam pertumbuhan buah alpukat sebelum mencapai matang, kadar lemak akan
bertambah dengan cepat tetapi pada waktu tahap matang penambahan kadar lemak
menjadi sangat lambat dan akhirnya terhenti. Ketika buah matang akan terjadi perubahan
komposisi minyak. Konsentrasi asam lemak tak jenuh akan meningkat dan asam lemak
jenuh akan menurun. Peningkatan kandungan minyak dalam mesokarp beberapa minggu
setelah buah dikumpulkan dan dapat dikorelasikan dengan umur buah. Seiring dengan
peningkatan minyak dalam mesokarp tersebut, kadar air menurun dengan jumlah yang
sama, sehingga total persentase minyak dan air tetap konstan selama masa tumbuh buah.
Namun demikian, biosintesis trigliserida tidak dimulai pada awal fisiologis kehidupan
buah.
Hal terpenting untuk biosintesis asam lemak adalah acetyl-CoA. Diperlukan juga
kloroplas acetyl-CoA carboxylase untuk memproduksi asam lemak dengan rantai panjang
dari asetat yang ada di dalam jaringan alpukat. Prokdusi asam lemak di dalam buah
alpukat terutama adalah C 16 dan C 18 jenuh rantai asil. Komposisi asam lemak yang ada
merupakan karakteristik dari kualitas dan kemungkinan penggunaan minyak dapat
langsung dimanfaatkan. Minyak alpukat kaya akan oleat, yang memiliki kandungan asam
lemak jenuh rendah, dan ini membuat minyak alpukat cocok untuk dikonsumsi secara
langsung, serta baik untuk diet dan dirancang untuk mengurangi penyakit kardiovaskular.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tentang alpukat dari sudut pandang asam lemak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang. Asam-asam lemak yang
ditemukan di alam biasanya merupakan asam-asam lemak monokarboksilat dengan
rantai panjang yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap.
Berdasarkan tingkat kejenuhan, asam lemak dibagi menjadi 2, yaitu :
Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA)
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi
dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tak jenuh.
Asam Lemak Tak Jenuh (Unsaturated Fatty Acid)
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai karbon yang
mengandung ikatan. Asam lemak ini bersifat esensial yaitu tubuh manusia tidak dapat
mensintesisnya sehingga untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial ini perlu
asupan dari luar.

2.2 Kandungan dan Khasiat Buah Alpukat


Daging buah alpukat mewakili 65-75% dari berat total buah. Kandungannya
bervariasi untuk kultivar yang berbeda. Kandungannya diperkirakan per 100 gram
bagian yang dapat dimakan adalah: air, protein, lemak (terutama jenuh tunggal yang
berfungsi sebagai agen anti-kolesterol), karbohidrat, zat besi, vitamin A dan vitamin B
kompleks. Kandungan minyak yang tinggi dalam buah membuat tekstur daging
seperti mentega yaitu tidak asam atau manis. Daging kaya akan zat besi, vitamin A
dan B yang mudah dicerna dan merupakan makanan padat yang sangat bergizi untuk
bayi. Buah alpukat ampuh mengatasi kolesterol tinggi, hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit jantung koroner. Daging buah melembutkan, menyejukkan dan
melindungi kulit (emolien) sehingga memperlambat proses penuaan, melindungi
selaput lendir, kelenjar keringat, saraf otot, dan sumsum tulang sehingga selalu dalam
kondisi prima. Kandungan lemak pada alpukat dapat memberikan energi yang cukup
ketika dikonsumsi.
Jenis lemak yang dikandungnya adalah lemak tak jenuh tunggal yaitu asam oleat
tunggal yang bersifat antioksidan kuat, yang mudah dicerna dan berguna bagi tubuh
serta dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Kadar Monounsaturated Fatty
Acid (MUFA)-nya
adalah 9,799 gr/100 gr buah alpukat (National Nutrient Database for Standart
Reference Release). Konsumsi asam lemak dalam mufa pada alpukat dapat
memperbaiki kadar kolesterol dan mengatasi kerusakan pembuluh darah. Alpukat
juga mengandung 11 vitamin dan 14 mineral yang bermanfaat. Alpukat kaya akan
protein, riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), potasium (kalium), vitamin E
dan vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi satu buah alpukat sehari
selama satu minggu ampuh menurunkan kadar kolesterol hingga 17%. Berbeda
dengan buah-buah lainnya seperti jeruk, anggur, mangga, apel, dan blueberry, alpukat
hampir tidak mengandung pati, sedikit gula tetapi banyak mengandung serat. Serat
berguna untuk pencahar dan pengontrol kolesterol darah. Mekanisme serat dalam
menurunkan kadar kolesterol yaitu dengan terjadinya peningkatan viskositas isi usus
karena keberadaan serat larut air pada buah alpukat akan mengurangi absorbsi
kolesterol yang berasal dari makanan yang dicerna. Kadar serat dalam buah alpukat
sebesar 6,8 gr/100 gr buah atau sekitar 18% dari asupan harian yang
direkomendasikan.

2.3 Kandungan dan Manfaat Alpukat


Kandungan lemak nabati yang tinggi dan asam lemak tak jenuh bermanfaat
untuk menurunkan kolesterol LDL ( Kolesterol jahat) sehingga dapat mencegah
stroke, jantungan, darah tinggi dan kanker. Kandungan asam lemak tak jenuh sangat
mudah dicerna dan diolah tubuh sehingga bermanfaat secara maksimal dan juga
mengandung zat anti jamur dan anti bakteri. Kandungan lemak nabati tidak dapat
menyebabkan seseorang menjadi gemuk, justru dengan manfaat asam lemak nabati
tak jenuh ini mampu mengurangi nafsu makan.
Alpukat memiliki banyak manfaat. Pohon alpukat selama ini dikenal hanya
buahnya saja yang biasa dikonsumsi masyarakat. Ternyata daun alpukat merupakan
salah satu bahan alami yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. Daun ini secara
empiris telah digunakan sebagai diuretik, analgesik, anti radang, hipertensi,
hipoglikemia, diare, sakit tenggorokan dan perdarahan. Bagian yang dapat dipakai
dari pohon alpukat antara lain daging buah untuk konsumsi, daun dan biji mempunyai
efek pengobatan. Sifat kimiawi dari masing-masing bagian untuk buah dan daun
mengandung saponin alkaloida dan flavanoid, selain itu juga buah mengandung tanin
dan daunnya mengandung polifenol, quersetin dan gula alkohol persit. Kegunaan dari
masing-masing bagian yaitu daging buah dapat digunakan untuk sariawan,
melembabkan kulit kering, daun alpukat dapat digunakan untuk mengatasi kencing
batu dan darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas
membengkak (bronchial swellings), menstruasi tidak teratur dan biji dapat digunakan
untuk sakit gigi dan kencing manis. Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus
albus, Pseudomonas sp; Proteus sp; Escherichea coli dan Bacillus subtilis.
Penggunaan biasanya pada buah alpukat untuk dikonsumsi sedangkan daun dan biji
alpukat dirasa kurang aman karena mengandung toksik. Aktivitasnya antara lain
sebagai anti penuaan, anti bakteri, anti radang, antiseptik, astringensia, COX-2
Inhibitor, deobstruksi usus, diuretik, emolien, ekspektoran, hematonik,
hepatoproteksi, hipertensi, hipokolesterolemia, laksatif, anti parasit, rodentisida,
rubefasiensia. Indikasinya untuk alopesia, Alzheimer disease, anemia, arthrosis,
atherosclerosis, perdarahan, kalkuli, kanker, flu, batuk, ketombe, penyakit kulit,
diabetes, diare, disentri, enterosis, demam, frigid, kembung, asam urat, sakit kepala,
hematom, hepatosis, impoten, infeksi, malaria, neuralgi, pulmonosis, rematik, skabies,
gigitan ular, sakit tenggorokan, nyeri sendi, sakit gigi, hingga memperlancar
menstruasi. Kontraindikasi, interaksi dan efek sampingnya belum ditemukan. Daun
alpukat mengandung dopamin dan minyaknya mengandung methyl chavicol.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buah alpukat memiliki banyak manfaat yang berguna bagi tubuh baik dalam
hal kesehatan maupun kecantikan.

Anda mungkin juga menyukai