Anda di halaman 1dari 62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA


DI TAHUNAN KABUPATEN JEPARA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Disusun Oleh:
RISKA SEPTIANA DEWI
R1110024

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan Status Gizi dengan

Perkembangan Balita di Tahunan Kabupaten Jepara . Peneliti menyadari bahwa

terselesainya penulisan karya tulis ilmiah ini adalah berkat bimbingan, arahan,

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan

terima kasih kepada :

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K), Ketua Program Studi DIV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Erindra Budi C., S.Kep.Ns., M.Kes., Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah DIV

Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Widardo, M.Sc. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing hingga terselesainya karya tulis ilmiah ini.

4. Sri Mulyani, S.Kp.Ns., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah sabar

membimbing penulis hingga terselesainya karya tulis ilmiah ini.

5. Suhanantyo, drg., M.Si.Med.PGK. selaku ketua penguji yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

6. Suyatmi, dr., M.Biotech.bselaku sekretaris penguji yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Segenap Dosen beserta Staf Program Studi DIV Kebidanan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah membantu dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Keluarga tercinta (Bpk Ahmad Asyhar (Alm), Ibu Istianah, serta Adikku

Ahmad Idham Sudrajat) atas segala kasih sayang, doa, semangat, suntikan

dana, motivasi dan kepercayaan yang diberikan kepada peneliti.

9. Orang terkasih yang selalu menemani dan memotivasiku.

10. Teman-teman seperjuangan DIV kebidanan Transfer tahun 2010 yang telah

membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian peneliti telah berusaha

semaksimal mungkin untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan memberikan

yang terbaik. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk kesempurnaan tugas peneliti selanjutnya. Peneliti berharap

semoga tersusunnya karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan

pembaca.

Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa memberikan ridho, rahmat dan

berkah-Nya serta membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu peneliti

hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

Surakarta, Agustus 2011


Peneliti

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN VALIDASI ....................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

1. Status Gizi ..................................................................................... 5


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Perkembangan ............................................................................. 13

3. Pengaruh Status Gizi terhadap Perkembangan ........................... 27

B. Kerangka Konsep .............................................................................. 29

C. Hipotesis ........................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 30

A. Jenis dan Desain Penelitia ................................................................. 30

B. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................................ 30

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 30

1. Populasi Target .......................................................................... 30

2. Populasi Aktual .......................................................................... 30

3. Sampel ....................................................................................... 31

4. Teknik Sampling ........................................................................ 31

5. Estimasi Besar Sampel............................................................... 31

6. Kriteria Restriksi ........................................................................ 32

D. Definisi Operasional ......................................................................... 33

E. Cara Kerja ......................................................................................... 35

1. Instrumen Penelitian .................................................................. 35

2. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 36

3. Metode Pengolahan Data ........................................................... 37

F. Rencana Analisis ............................................................................... 38

1. Analisis Univariat ...................................................................... 38

2. Analisis Bivariat ........................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 40

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 49

A. Kesimpulan ....................................................................................... 49

B. Saran ................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kebaikan dan Kelemahan Masing-Masing Indeks

Antropometri. 13

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Tahunan

Kabupaten Jepara 43

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita di Tahunan

Kabupaten Jepara 44

Tabel 4.3. Tabel Kontingensi 3x3 Hubungan Status Gizi dengan

Perkembangan pada Balita di Tahunan Kabupaten .

Jepara 45

Tabel 4.4. Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Status Gizi dengan

Perkembangan pada Balita di Tahunan Kabupaten .

Jepara..... 45

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Kerangka Konsep Penelitian.. 31

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam upaya

mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kekurangan gizi terutama pada

anak-anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sehingga akan

berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Secara umum

ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Di sini

lingkungan merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi

individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Gizi anak

merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan yang memegang peranan

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan (Tohaga, 2008).

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang kontinyu sejak dari

konsepsi sampai maturitas atau dewasa. Ini berarti bahwa tumbuh kembang

sudah terjadi sejak di dalam dan di luar kandungan merupakan masa di mana

mulai saat itu pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dengan mudah

diamati (Seotjiningsih, 2003).

Pada balita yang mengalami malnutrisi akan mempengaruhi gangguan

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan otak 80 %

terjadi sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Oleh karena itu, asupan

nutrisi dengan komposisi gizi yang seimbang sangat dibutuhkan balita hingga

usia 2 tahun (Nuryati, 2008).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 persen dari

seluruh populasi maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas

pertumbuhan dan perkembangan balita di Indonesia perlu mendapatkan

perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang

memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk

deteksi dan intervensi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan.

Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor lingkungan yang dapat menggangu

tumbuh kembang anak juga perlu juga perlu dieliminasi (Depkes RI, 2006).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara pada bulan

Desember 2010, jumlah balita adalah 72.828 jiwa dengan jumlah balita yang

mempunyai status gizi buruk sebanyak 229 jiwa, gizi kurang sebanyak 3610

jiwa, gizi baik sebanyak 67744 jiwa dan gizi lebih 1245 jiwa. Sedangkan data

dari Puskesmas Tahunan Kabupaten Jepara menunjukkan jumlah balita

sebanyak 7098 jiwa, dengan jumlah balita yang mempunyai status gizi buruk

sebanyak 14 jiwa, gizi kurang sebanyak 528 jiwa, gizi baik sebanyak 6258 jiwa

dan gizi lebih 298 jiwa.

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Maret 2011 diperoleh

hasil bahwa dari 10 balita, terdapat 1 balita yang mengalami penyimpangan

perkembangan kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh gizi yang kurang.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang hubungan status gizi dengan perkembangan

balita di Tahunan Kabupaten Jepara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pertimbangan latar belakang di atas maka dirumuskan

masalah penelitian Adakah hubungan status gizi dengan perkembangan balita

di Tahunan Kabupaten Jepara?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi dengan

perkembangan balita di Kabupaten Jepara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui status gizi balita di Tahunan Kabupaten Jepara.

b. Mengetahui perkembangan balita di Tahunan Kabupaten Jepara.

c. Mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita di

Tahunan Kabupaten Jepara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai penerapan teori hubungan status gizi dengan perkembangan pada

balita.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan kepada peneliti terutama mengenai

hubungan status gizi dengan perkembangan balita serta mengaplikasikan

materi tentang metodologi penelitian yang didapatkan selama pendidikan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Bagi Instansi

1) Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian dijadikan salah satu masukan bagi pelayanan

kesehatan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan dalam bidang

tumbuh kembang yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya

bidan sehingga dapat menurunkan angka kejadian kurang gizi dan

perkembangan yang menyimpang.

2) Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan literatur tentang

hubungan status gizi dengan perkembangan balita.

c. Bagi Ibu yang Mempunyai Balita

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi ibu yang

mempunyai balita tentang hubungan status gizi dengan perkembangan

balita sehingga apabila ibu mempunyai balita yang mengalami masalah

tumbuh kembang dapat segera diperiksakan ke layanan kesehatan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber bacaan atau

literatur sehingga dapat dikembangkan penelitian selanjutnya mengenai

hubungan status gizi dengan perkembangan balita.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Status Gizi

a. Definisi

Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,

absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-

zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan

energi (Supariasa, 2002).

Status gizi adalah keadaan kesehatan fisik seseorang atau

sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi

dari ukuran-ukuran gizi tertentu (Soekirman, 2000). Selain itu, status

gizi merupakan suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan menjadi status gizi buruk,

kurang, baik dan lebih (Almatsier, 2009).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut Gumala (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi status

gizi dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor dalam tubuh manusia sendiri yang

berpengaruh terhadap status gizi, seperti kemampuan tubuh untuk


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyerap makanan yang masuk, keturunan atau kelainan-kelainan

tubuh.

2) Faktor eksternal

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :

a) Tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang gizi

b) Latar belakang sosial budaya

c) Daya beli keluarga

d) Jumlah anggota keluarga

e) Asupan makanan

f) Penyakit infeksi

g) Produsi pangan

h) Kondisi hygiene (Azwar, 2004).

c. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan

keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik

yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan

dengan baku yang tersedia (Arisman, 2004).

Menurut Supariasa (2002), membagi penilaian status gizi menjadi

dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung.

1) Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian

yaitu :

a) Antropometri

Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada

pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Di masyarakat, cara

pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah

antropometri gizi (Supariasa, 2002).

Menurut Arisman (2004), ada 3 macam cara pemaparan

indikator antropometris yaitu :

(1) Persentase

Dengan cara berat badan pada usia tertentu dibagi dengan

berat baku acuan.

(2) Persentil

Cara ini mengacu pada posisi nilai suatu ukuran secara

keseluruhan dari pengukuran populasi acuan yang disusun

berdasarkan peringkat. Persentil tidak dianjurkan dalam

menilai indikator antropometris di suatu negara sedang

berkembang jika data acuan yang akan digunakan berasal

dari hasil pengukuran populasi di negara maju.

(3) Standar deviasi ( Z-score)

WHO menyarankan menggunakan z-score untuk meneliti

dan untuk memantau pertumbuhan.

Rumus perhitungan z-score adalah :

nilai individu subyek nilai median


re
nilai simpang baku rujukan

b) Klinis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting

untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini umumnya

digunakan untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical

surveys), untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang.

Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara

menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang

harus lebih diperhatikan dalam pemeriksaan klinis adalah

rambut, kulit, gigi, gusi, bibir, lidah, mata dan (khusus lelaki)

alat kelamin. Beberapa tanda fisik bersifat patognomomis untuk

defisiensi zat gizi tertentu. Dalam penafsiran tanda-tanda klinis

tidak dapat dibaca sendiri-diri, harus dikaji secara menyeluruh

agar tidak terjadi salah penafsiran (Arisman, 2004).

c) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh, misal : darah, urin, hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk menentukan kekurangan gizi yang

spesifik.

Arisman (2004) menyatakan bahwa pemeriksaan biokimia

membutuhkan tenaga ahli dan tahap pemeriksaan yang cukup

rumit. Pemeriksaan ini meliputi :

(1) Protein viseral

(2) Albumin

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(3) Transferrin serum

(4) Thyroxine-binding peralbumin (TBPA)

(5) Fungsi kekebalan

(6) Sensitivitas kulit (DCH)

(7) Pengukuran protein somatik

(8) Penilaian hematologik

(9) Keadaan hidrasi

d) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari

jaringan.

2) Penilaian status gizi tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu :

a) Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status

gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat

gizi yang dikonsumsi. Survei ini dapat mengidentifikasikan

kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b) Statistik vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan gizi. Hal ini digunakan untuk indikator tidak langsung

pengukuran status gizi masyarakat.

c) Faktor ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik,

biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia

sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi dan lain-lain.

d. Jenis parameter antropometri

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter. Adapun jenis parameter antropometri

antara lain :

1) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status

gizi menjadi salah.

Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980) dalam Supariasa

(2002), batasan umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur

0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month).

2) Berat Badan

Menurut Arisman (2004), berat badan merupakan ukuran

antropometris yang paling banyak digunakan karena parameter ini

mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berat badan bayi, anak dan remaja harus ditimbang secara

berkala agar diperoleh gambar pertumbuhan mereka. Jika berat

hanya ditimbang sekali, maka berat tersebut harus dibandingkan

dengan berat badan anak normal yang berusia sama

(Arisman, 2004).

3) Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan

panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator

untuk menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator

lain seperti usia dan berat badan (Arisman, 2004).

4) Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu

(prasekolah), tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama

orang dewasa (Supariasa, 2002).

5) Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala untuk memeriksa keadaan patologi

dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala, misalnya

pada kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil (Mikrosefalus).

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang

tengkorak. Ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak

dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

e. Kebaikan dan Kelemahan dari Masing-Masing Indeks Antropometri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari masing-masing indeks antoprometri, mempunyai beberapa

kebaikan dan kelemahan yang dikutip dari Sri Hartini (1983)

(Supariasa, 2002).

Tabel. 2.1. Kebaikan dan kelemahan masing-masing indeks


antropometri
Indeks Kebaikan Kelemahan
BB/U - Baik untuk mengukur - Umur sering sulit
status gizi akut/kronis ditaksir secara tepat
- Berat badan dapat
berfluktuasi
- Sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan
kecil
TB/U - Baik untuk menilai gizi - Tinggi badan tidak
masa lampau cepat naik, bahkan
- Ukuran panjang dapat tidak mungkin turun
dibuat sendiri, murah - Pengukuran relatif
dan mudah dibawa sulit dilakukan
karena anak harus
berdiri tegak,
sehingga diperlukan
dua orang untuk
melakukannya
- Ketepatan umur sulit
BB/TB - Tidak memerlukan data - Membutuhkan dua
umur macam alat ukur
- Dapat membedakan - Pengukuran relatif
proposi badan (gemuk, lebih lama
normal, kurus) - Membutuhkan dua
orang untuk
melakukannya
LLA/U - Indikator yang baik - Hanya dapat
untuk menilai KEP mengidentifikasi
berat anak dengan KEP
- Alat ukur murah, sangat berat
ringan, dapat dibuat - Sulit menentukan
sendiri ambang batas
- Alat dapat diberi kode
warna untuk
menentukan tingkat
keadaan gizi, sehingga
dapat digunakan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

orang yang tidak dapat


baca tulis

KKeterangan :

BB = berat badan

U = umur

TB = tinggi badan

LLA = lingkar lengan atas

2. Perkembangan

a. Definisi

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat

diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi

(Nursalam, 2005). Sedangkan menurut Supartini (2004), perkembangan

sebagai suatu proses yang terjadi secara simultan dengan pertumbuhan

yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi, yang

menghasilkan proses pematangan dan proses belajar dari

lingkungannya.

Selain itu, perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri

kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana

ke tahap yang lebih tinggi melalui proses pematangan dan belajar

(Marat, 2006).

1) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan yang normal. Hal ini merupakan hasil interaksi

banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak (Narendra, 2002).

Menurut Soetjiningsih (2003) dan Depkes RI (2006), secara

umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak, yaitu :

a) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai

hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor

genetik antara lain adalah berbagai bawaan yang normal dan

patologi, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Disamping itu,

banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan

kromosom sepeti down sindrom, sindrom tuner, dll.

b) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan

tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini

secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu:

(1) Faktor lingkungan pre natal

Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi adalah :

(a) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum hamil maupun sedang hamil

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lebih sering melahirkan bayi dengan BBLR atau lahir

mati, hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada

bayi baru lahir, bayi lahir mudah terkena infeksi, abortus

dan sebagainya.

(b) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat

menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang

dilahirkan.

(c) Toksin/zat kimia

Obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methasion,

obat-obat anti kanker dapat menyebabkan kelainan

bawaan.

(d) Endokrin

Cacat bawaan sering terjadi pada pada ibu diabetes yang

hamil dan tidak mendapat pengobatan timester I

kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35

tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, dll.

(e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,

retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan

kongenital mata serta kelainan jantung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(f) Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat

bawaan TOCRH. Sedangkan infeksi lainnya yang juga

dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,

Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio,

campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus

influenza dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia

pada ibu hamil dapat merusak janin.

(g) Stres

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat

mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat

bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.

(h) Imunitas

Rhues atau ABO inkompatibilitas sering menyebabkan

abortus, hidrops fetalis, kenr ikterus yang akan

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(i) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada

plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir

rendah.

(2) Faktor intra natal

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps

dapat menyebabkan trauma kepala bayi dan berisiko terjadi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kerusakan jaringan otak sehingga dapat menimbulkan

gangguan perkembangan anak (Nursalam, 2005). Trauma

kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat

meninggalkan cacat yang permanen. Risiko palsi serebalis

lebih besar pada BBLR yang disertai asfiksia berat,

hiperbilirubinemi yang disertai ken ikterus, IDAS

(Idiophatic Respiratory Distress Syndrome), asidosis

metabolitik dan meningitis/ensefalitis.

(3) Faktor lingkungan post natal

Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :

(a) Lingkungan biologis, antara lain :

(i) Ras/suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh

ras/suku bangsa.

(ii) Jenis kelamin

Pertumbuhan anak perempuan berkembang lebih

cepat daripada anak laki-laki tetapi setelah melewati

masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan

lebih cepat.

(iii) Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita. Oleh

karena itu, pada masa itu anak mudah sakit dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mudah terjadi kurang gizi. Dalam masa ini

merupakan dasar pembentukan kepribadian anak

sehingga diperlukan perhatian khusus.

(iv) Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak. Satu aspek yang penting yang perlu

diperhatikan adalah keamanan pangan (food safety)

yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai

racun fisika, kimia dan biologis yang kian

mengancam kesehatan manusia.

(v) Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan secara teratur. Pemeriksaan

kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap

bulan akan menunjang pada tumbuh kembang anak.

(vi) Kepekaan terhadap penyakit

Memberikan imunisasi kepada anak.

(vii) Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan

terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya.

(viii) Fungsi metabolisme

Adanya perbedaan yang mendasar dalam proses

metabolisme pada berbagai umur maka kebutuhan

akan nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tepat atau setidak-tidaknya memadai.

(ix) Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang antara lain adalah growth hormon, tiroid,

hormon seks, insulin IGFs ( Insulin-like growth

factors) dan hormon yang dihasilkan kelenjar

adrenal.

(b) Faktor fisik, antara lain :

(i) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

(ii) Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup

dominan dalam penyediaan lingkungan yang

mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembang.

(iii) Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi,

cahaya dan kepadatan hunian

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi

bangunan yang tidak membahayakan penghuninya

dan tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan

penghuninya.

(iv) Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat

adanya radiasi yang tinggi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(c) Faktor psikososial, antara lain :

(i) Stimulasi

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam

tumbuh kembang anak.

(ii) Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini

dengan memberikan lingkungan yang kondusif

untuk belajar.

(iii) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Ganjaran ataupun hukuman yang wajar diberikan

kepada anak sehingga anak mengetahui mana yang

baik dan yang tidak baik. Hal ini akan

menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang

penting untuk perkembangan kepribadian anak

kelak.

(iv) Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungan anak

memerlukan teman sebaya.

(v) Stres

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya.

(vi) Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun diharapkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

setiap anak mempunyai kesempatan duduk di

bangku sekolah minimal 9 tahun.

(vii) Cinta dan kasih sayang

Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan

yang adil dari orang tua.

(viii) Kualitas interaksi anak dan orang tua

Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua

akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

(d) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain :

(i) Pekerjaan/pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak.

(ii) Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor

yang penting dalam tumbuh kembang anak.

(iii) Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan

berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang

diterima anak.

(iv) Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai

status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki

sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi tinggi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada wanita.

(v) Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga

mempengaruhi tumbuh kembang anak.

(vi) Kepribadian orang tua

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu

pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang

anak bila dibandingkan dengan mereka yang

kepribadiannya tertutup.

(vii) Adat istiadat,norma-norma

Adat istiadat dan norma-norma yang berlaku di

masyarakat akan berpengaruh pada tumbuh

kembang anak.

(viii) Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada

anak-anak sedini mungkin.

(ix) Urbanisasi

Salah satu dampak dari urbanisasi adalah

kemiskinan dengan segala permasalahannya.

(x) Kehidupan politik dalam masyarakat yang

mempengaruhi prioritas kepentingan anak,

anggaran, dan lain-lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Kebutuhan Dasar Anak

Nursalam (2005), mengemukakan bahwa anak yang tumbuh dan

berkembang secara optimal dipengaruhi oleh interaksi faktor internal

dan faktor eksternal. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh

positif bagi tumbuh kembang anak maka diperlukan pemenuhan atas

kebutuhan dasar tersebut. Oleh karena itu, Soetjiningsih (2003)

mengelompokkan tiga kebutuhan dasar anak, yaitu :

1) Asuh, menunjukkan kebutuhan fisik biomedis dalam hal ini yang

terpenting adalah pangan/gizi.

2) Asih, menunjukkan kebutuhan emosi, kasih sayang.

3) Asah, menunjukkan kebutuhan stimulasi mental yang menentukan

perkembangan psikososial anak.

c. Pemantauan Perkembangan

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan

rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang sehingga

perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat

dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua atau

orang dewasa lainnya (Soetjiningsih, 2003).

Menurut Depkes RI (2006), ada empat aspek perkembangan yang

dipakai dalam menilai perkembangan anak, antara lain :

1) Gross motor (gerakan motorik kasar) adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan

sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan sebagainya.

2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot

kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati

sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya.

3) Language (bahasa) adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Personal social (perilaku sosial) adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membersihkan

mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu atau pengasuh anak,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan

sebagainya.

d. Skrining Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Skrining perkembangan merupakan prosedur yang didesain untuk

mengidentifikasi anak yang harus mendapatkan penilaian yang lebih

intensif. Skrining digunakan untuk deteksi dini kelainan perkembangan

anak, agar diagnosis dan pemulihannya dapat dilakukan lebih awal

sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin

(Soetjiningsih, 2003).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda

namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang

perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Penilaian perkembangan

anak dengan screening (skrining/penapisan/penjaringan) dan

surveillance ukuran standar atau non standar yang juga digabungkan

dengan informasi tentang perkembangan sosial, riwayat keluarga,

riwayat medik dan hasil pemeriksaan mediknya (Narendra, 2002).

1) Aspek perkembangan yang dinilai

a) Personal social (perilaku sosial)

b) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

c) Language (bahasa)

d) Gross motor (gerakan motorik kasar)

2) Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9,

12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan. Jika anak

belum mencapai umur skrining tersebut, minta orang tua datang

kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai

masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur

skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur

skrining terdekat yang lebih muda.

3) Alat yang digunakan

a) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10

pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang dicapai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

b) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar

bola tenis, kerincingan, kubus warna kuning-merah-biru-hijau,

kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran

0,5-1cm.

4) Cara menggunakan KPSP

a) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

b) Tentukan umur anak. Bila umur anak lebih dari 16 hari

dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh : 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan

3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan

c) Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

d) KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan, yaitu :

(1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.

(2) Perintah kepada ibu/pengasuh atau petugas untuk

melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.

(3) Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu dalam

menjawab.

(4) Tanyakan pertanyaan secara berurutan.

(5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

e) Interpretasi hasil KPSP

(1) Menghitung semua jawaban ya.

(2) Apabila jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

(3) Apabila jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan

anak meragukan (M).

(4) Apabila jumlah jawaban ya 6, kemungkinan ada

penyimpangan (P).

(5) Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban

tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak

halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

3. Pengaruh Status Gizi Terhadap Perkembangan Anak

Berbagai faktor baik genetik maupun lingkungan yang begitu

mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak sejak masa pre natal, intra

natal sampai post natal. Di luar faktor-faktor lain yang berpengaruh untuk

peningkatan kualitas tumbuh kembang anak sangat bergantung pada gizi

(Asad, 2002).

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa anak

yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif dan memperlihatkan

progresifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding dengan

anak yang tidak mendapatkan ASI (Arsad, 2009).

Selama masa bayi dan kanak-kanak kebutuhan terhadap kalori relatif

besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan berat badan dan tinggi

badan. Anak-anak menggunakan energi yang besar untuk melakukan

aktivitas motoriknya. Untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas

tersebut maka anak memerlukan asupan makanan/gizi yang lebih


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(Wong, 2009). Anak yang mengalami kurang gizi akan mengakibatkan

anak lemah dan tidak aktif sehingga terjadi retardasi pertumbuhan dan

gangguan perkembangan. Sebaliknya anak yang mengalami kelebihan gizi

akan menyebabkan obesitas sehingga anak cenderung tidak aktif dan dapat

mengganggu tumbuh kembang anak tersebut (Asad, 2002).

Berdasarkan peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa status gizi

anak yang baik akan mempengaruhi syaraf-syaraf agar dapat berfungsi

dengan baik dalam melakukan tugas perkembangannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Konsep

Faktor lingkungan

Perkembangan :

Gerakan motorik kasar


Gerakan motorik halus
Bahasa
Perilaku sosial
Faktor genetik

Pertumbuhan
organ tubuh

Status gizi

Faktor internal Faktor eksternal

: diteliti

: tidak diteliti

Bagan 2.1 kerangka konsep penelitian

C. Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya,

tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakteristik atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.

Penelitian ini digunakan karena tidak memakan banyak waktu dan pengukuran

varibel bebas serta variabel terikat dapat dilakukan secara bersamaan

(Notoatmodjo, 2005).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RW VII Desa Tahunan Kec. Tahunan

Kab. Jepara pada bulan Februari-Agustus 2011.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah balita di Desa Tahunan

Kec. Tahunan Kab. Jepara

2. Populasi Aktual

Populasi aktual merupakan bagian dari populasi target tempat anggota

sampel diambil. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah balita di RW


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

VII Desa Tahunan Kec. Tahunan Kab. Jepara sehingga jumlah populasi

pada penelitian ini yaitu sebanyak 122 balita.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti. Hasil

penelitian pada sampel kemudian digeneralisasikan pada populasi, artinya

bahwa kesimpulan penelitian yang dilakukan pada sampel juga berlaku

untuk populasi (Arikunto, 2006).

4. Teknik Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2005).

Penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu

pengambilan sampel secara random atau acak disebut random sampling, dan

sample yang diperoleh disebut sample random. Teknik random sampling ini

hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat

homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini, teknik simple random sampling dengan menggunakan

teknik undian.

5. Estimasi Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

sederhana untuk populasi kecil yaitu lebih kecil dari 10.000

N

1 N d

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar

5% (Notoatmodjo, 2005).

Sampel balita

122
1 122 0,05

122
1,305

n = 93,49 (dibulatkan menjadi 93)

Berdasarkan rumus tersebut, maka dari 122 balita akan diambil

sebanyak 93 sampel.

6. Kriteria Restriksi

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Sugiyono, 2008). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Bersedia menjadi responden

2) Tidak mempunyai cacat fisik maupun mental

3) Tidak sedang menderita penyakit sistemik

4) Tidak mempunyai riwayat BBLR

5) Tidak mempunyai riwayat lahir prematur

b. Kriteria eksklusi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kriteria eksklusi adalah kriteria di mana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat penelitian,

menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Sugiyono, 2008). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Balita yang sedang sakit.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti, menspesifikan kegiatan maupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

variabel tersebut (Arikunto, 2006).

1. Variabel independent

Variabel independent (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independent adalah status

gizi.

a. Definisi operasional

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh manusia akibat dari konsumsi

suatu makanan dan penggunaan zat-zat gizi dari makanan tersebut.

Penilaian status gizi dinilai berdasarkan berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB) menggunakan z-score (standar deviasi) menurut baku

rujukan WHO 2005.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Alat ukur : timbangan, meteran dan akta kelahiran

c. Skala : nominal

d. Kategori

1) Lebih = > +2 SD

2) Baik = +2 SD sampai -2SD

3) Kurang = < -2SD

2. Variabel dependent

Variabel dependent (terikat) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependent yaitu

perkembangan.

a. Definisi Operasional

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks. Perkembangan anak diukur menggunakan Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP) yang terdiri dari 10 pertanyaan yang

meliputi 4 sektor yaitu motorik halus, motorik kasar, bicara dan bahasa,

sosialisasi dan kemandirian. Penilaian perkembangan menggunakan

KPSP dilakukan dengan pengamatan oleh peneliti.

b. Alat ukur : KPSP

c. Skala : nominal

d. Kategori

1) Normal (N) : apabila jumlah jawaban ya 9 atau 10 dari 10

pertanyaan yang terdapat di dalam KPSP.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Meragukan (M) : apabila jumlah jawaban ya 7 atau 8 dari 10

pertanyaan yang terdapat di dalam KPSP.

3) Penyimpangan (P): apabila jumlah jawaban ya 6 dari 10

pertanyaan yang terdapat di dalam KPSP.

E. Cara Kerja

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur variabel. Alat ukur

dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dimana peneliti

mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2005). Pengambilan kuesioner ini

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa

formulir-formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek

untuk mendapatkan tanggapan, informasi jawaban dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2005).

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data antara lain :

a. Kuesioner

b. Timbangan yang digunakan adalah dacin dengan ketelitian 0,1 kg

c. Meteran yang digunakan merk butterfly dengan ketelitian 0,1 cm

d. Akta kelahiran

e. Formulir KPSP adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditunjukkan

pada orang tua balita yang dipergunakan sebagai alat untuk mengetahui

perkembangan anak normal atau ada penyimpangan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Alat peraga : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus

warna kuning-merah-biru-hijau, kismis, kacang tanah, potongan biskuit

kecil berukuran 0,5-1 cm.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan

sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan surat pengantar penelitian kepada Ketua Prodi DIV

Kebidanan UNS.

b. Peneliti mengajukan ijin pengambilan data pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Jepara dan Puskesmas Tahunan.

c. Setelah mendapat ijin, peneliti mengadakan penelitian ke posyandu yang

terdapat di Rw tersebut. Apabila responden tidak datang ke posyandu,

peneliti melakukan door to door pada responden tersebut.

d. Peneliti memberi kejelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan

penelitian ini.

e. Peneliti mengadakan pendekatan terhadap responden untuk membuat

kesepakatan yang menyatakan bahwa calon responden bersedia untuk

menjadi responden pada penelitian ini dan menandatangani surat

kesediaan menjadi resonden.

f. Peneliti akan melakukan wawancara kepada orang tua responden serta

melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan

penilaian perkembangan menggunakan KPSP dibantu oleh kader dan

asisten kemudian mencatat hasil tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Peneliti memeriksa kelengkapan data dan kuesioner setelah selesai

melakukan pengambilan data.

3. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan teknik statistik yaitu

pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dengan bantuan alat

komputer (Notoatmodjo, 2005). Pengolahan data dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (memeriksa)

Data yang terkumpul selanjutnya diedit yaitu disesuaikan

kebenaran dan kevalidannya. Ini perlu untuk mengetahui penyimpangan

data-data yang didapat selama wawancara dan pengukuran. Apabila ada

data yang meragukan perlu diulang kembali.

b. Codding (memberi tanda kode)

Merupakan suatu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban atau

hasil-hasil yang ada menurut jenisnya. Klasifikasi dilakukan dengan

memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode angka untuk

selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran tabel kerja untuk

memudahkan pembacaan.

c. Tabulating (tabulasi data)

Tabulasi data merupakan lanjutan dari codding data. Dalam hal ini

setelah data diberi kode kemudian data dimasukkan dalam tabel dalam

bentuk distribusi frekuensi.

F. RENCANA ANALISIS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam :

1. Analisa univariat

Sering disebut dengan statistik deskriptif, yang berfungsi meringkas,

mengklasifikasikan, mendeskripsikan suatu data agar mudah dimengerti dan

lebih mempunyai makna. Selain itu analisa univariat juga berfungsi

menyajikan data yang merupakan langkah awal dari analisis yang lebih

lanjut (Hidayat, 2007).

Dengan perhitungan, rumus penentuan besarnya persentase sebagai

berikut:

f
x= 100%
n

Keterangan : x : hasil presentasi

f : frekuensi hasil pencapaian

n : total seluruh observasi

2. Analisa bivariat

Adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan

dua variabel. Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk

mengetahui ada hubungan antara variabel independent yaitu status gizi

dengan variabel dependent yaitu perkembangan balita. Analisa yang

digunakan adalah chi square untuk menguji hubungan antara dua variabel.

Adapun rumusnya sebagai berikut :

O E
X
E
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan : X2 :chi kuadrat

O : frekuensi observasi

E : frekuensi harapan

Sedangkan analisa yang dilakukan adalah :

a. Apabila nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada

hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita

b. Apabila nilai p value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita

(Riwikdikdo,2007).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat

1. Status Gizi Responden

Dalam penelitian ini status gizi responden dibedakan menjadi 3

kategori yaitu lebih, baik dan kurang. Penilaian status gizi dinilai

berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Jumlah responden

secara keseluruhan adalah 93 balita.

Hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Tahunan Kabupaten


Jepara
Status Gizi Frekuensi Prosentase
Lebih 4 4,3 %
Baik 76 81,7 %
Kurang 13 14,0 %
Jumlah 93 100 %
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1., mayoritas responden penelitian mempunyai

status gizi baik. Banyaknya responden yang mempunyai status gizi baik

adalah 76 responden (81,7%), status gizi kurang adalah 13 responden

(14,0%) dan status gizi lebih adalah 4 responden (4,3%).

2. Perkembangan Responden

Dalam penelitian ini perkembangan responden dibedakan menjadi 3

kategori yaitu normal, meragukan dan penyimpangan dengan jumlah

responden secara keseluruhan adalah 93 balita. Penilaian perkembangan

dinilai menggunakan KPSP.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Perkembangan Balita di Tahunan Kabupaten


Jepara
Perkembangan Frekuensi Prosentase
Nomal 66 71,0 %
Meragukan 18 19,3 %
Penyimpangan 9 9,7 %
Jumlah 93 100 %
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2., diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai perkembangan yang normal yaitu sebesar 66 responden

(71,0%), 18 responden (19,3%) mempunyai perkembangan yang meragukan

dan sisanya sebesar 9 responden (9,7%) mempunyai perkembangan yang

menyimpang.

B. Analisa bivariat

Analisa bivariat ini merupakan analisa hubungan antara dua variabel yaitu

hubungan status gizi dan perkembangan balita.

Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.Tabel Kontingensi Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan


Balita di Tahunan Kabupaten Jepara
Perkembangan
Status Jumlah
Normal Meragukan Penyimpangan
Gizi
N % N % N % N %
Lebih 0 0 1 1,1 3 3,2 4 4,3
Baik 66 71 10 1,7 0 0 76 81,7
Kurang 0 0 7 7,5 6 6,5 13 14,0
Jumlah 66 71 18 19,3 9 9,7 93 100

Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan

balita di Tahunan Kabupaten Jepara dibuat tabel kontingensi 3x3, tetapi

ternyata ada 5 sel yang mempunyai nilai ekspektasi kurang dari 5 sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak memenuhi syarat dilakukan uji chi square. Menurut Histono (2008) jika

tabel kontingensi ada nilai ekspetasi yang kurang dari 5 lebih dari 20% dari

seluruh isi sel maka boleh dilakukan penggabungan baris atau kolom sehingga

tidak ada nilai ekspektasi yang kurang dari 5. Setelah kontingensi 3x3

digabungkan menjadi 2x2 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4.Tabel Kontingensi Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan


Balita di Tahunan Kabupaten Jepara
Perkembangan
Status Gizi Meragukan + Jumlah
Normal
Penyimpangan
N % N % N %
Lebih +Baik 66 71 14 15,0 80 86,0
Kurang 0 0 13 14,0 13 14,0
Jumlah 66 71 27 29,0 93 100
p value = 0,001 ( Fishers Exact Test )

Setalah dilakukan penggabungan tabel menjadi 2x2 ternyata masih ada

1 sel yang mempunyai nilai ekspektasi kurang dari 5 sehingga tidak memenuhi

syarat dilakukan uji chi square. Maka uji statistik yang digunakan adalah

fishers exact test.

Berdasarkan tabel 4.4., peneliti memperoleh gambaran bahwa responden

yang mempunyai status gizi lebih dan baik dengan perkembangan normal

adalah 66 balita (71%), status gizi lebih dan baik dengan perkembangan

meragukan dan penyimpangan adalah 14 balita (15,0%), status gizi kurang

dengan perkembangan normal adalah 0 dan status gizi kurang dengan

perkembangan meragukan dan penyimpangan adalah 13 balita (14,0%).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarakan taraf signifikan 5% didapatkan nilai p value =0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara

status gizi dengan perkembangan balita di Tahunan Kabupaten Jepara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

A. Status Gizi Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai status gizi baik. Penilaian status gizi dinilai berdasarkan berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB). Status gizi merupakan gambaran dari

pertumbuhan seseorang. Pertumbuhan ditekankan pada pertambahan ukuran

fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti

pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.

(Nursalam, 2005). Faktor faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan antara

lain faktor internal dan faktor eksternal.

Responden dengan status gizi baik, hal ini dikarenakan balita tersebut

asupan makanan yang masuk dalam tubuh sama dengan energi yang

dikeluarkan. Sedangkan pada balita yang status gizinya kurang kemungkinan

asupan makanan yang kurang dan ketidaktahuan orang tua tentang gizi balita

Untuk balita yang mempunyai status gizi lebih disebabkan oleh asupan energi

yang berlebih atau pemakaian energi yang kurang.

Menurut Nursalam (2005), pertumbuhan adalah berkaitan dengan

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ atau

individu. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh AD Sediaoetomo (2000),

menyatakan bahwa pertumbuhan adalah bertambahnya materi tubuh.

Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup peka untuk

dipergunakan dalam menilai kesehatan anak, terutama anak bayi dan balita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi

yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak

dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam

tubuh (Almatsier, 2009). Jadi, untuk mencapai pertumbuhan yang optimal

diperlukan komposisi gizi yang seimbang.

B. Perkembangan Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai

perkembangan yang normal. Hal ini dikarenakan orang tua responden selalu

memberikan stimulasi. Sedangkan pada responden yang mengalami

keterlambatan perkembangan seperti perkembangan yang meragukan maupun

penyimpangan, ini lebih disebabkan kurangnya stimulasi yang diberikan

kepada responden dan ketidaktahuan orang tua tentang pentingnya stimulasi.

Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru

yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih

tinggi melalui proses pematangan dan belajar (Marat, 2006). Dalam

perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan

rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang sehingga perlu

mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi

lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua atau orang dewasa

lainnya (Soetjiningsih, 2003). Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan

yang penting dalam hal perkembangan anak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Balita

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 93 responden antara

variabel status gizi dengan perkembangan dan setelah dilakukan pengolahan

data, peneliti menggunakan uji statistik data dengan fishers exact test

didapatkan hasil nilai p value = 0,001 hal ini berarti ada hubungan antara status

gizi dengan perkembangan balita. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang

menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah gizi.

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak

(Soetjiningsih, 2003). Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Sayogo

(2006) bahwa zat gizi yang harus dicukupi oleh makanan anak seharihari

penting untuk berlangsungnya proses tumbuh kembang anak yang optimal.

Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak akan menyebabkan zata-zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh tercukupi sehingga tubuh dapat menjalankan fungsinya

dengan sempurna.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki status gizi baik dengan perkembangan yang normal. Hal

ini dikarenakan asupan makanan yang baik dan didukung oleh stimulasi dari

orang tua. Stimulasi mental yang baik akan menentukan perkembangan anak,

baik perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa maupun perilaku

sosial (Depkes RI, 2006). Selain itu, terdapat responden yang mempunyai

status gizi baik dengan perkembangan meragukan. Ini disebabkan

ketidaktahuan orang tua tentang pentingya menstimulasi perkembangan anak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada responden yang memiliki status gizi kurang atau lebih, mereka

cenderung mengalami perkembangan yang tidak sesuai dengan umurnya yaitu

mengalami perkembangan meragukan ataupun menyimpang. Hal ini

disebabkan bahwa pada responden yang mempunyai status gizi kurang akan

mengakibatkan anak lemah dan tidak aktif sehingga terjadi retardasi

pertumbuhan dan gangguan perkembangan. Sebaliknya pada responden yang

mengalami kelebihan gizi akan menyebabkan obesitas sehingga anak

cenderung tidak aktif dan dapat mengganggu tumbuh kembang anak tersebut.

Hurlock (2007) menyatakan bahwa perkembangan merupakan hasil dari

proses kematangan dan belajar. Apa yang akan dipelajari seorang anak

tergantung pada bagaimanan orang tua memenuhi kebutuhan anak akan

makanan, perhatian dan cinta kasih. Salah satu cara untuk melihat kesiapan

belajar adalah dari segi kesiapan tubuh. Fungsi tubuh yang berhubungan

dengan masalah belajar adalah otak. Proses belajar akan mudah ditangkap jika

diberikan pada saat otak sedang mengalami masa pertumbuhannya

(Doman, 2006). Dobbing (2005) menyatakan bahwa kurang gizi menyebabkan

beberapa perubahan pertumbuhan dan pematangan susunan saraf pusat. Hurley

(2003) juga mengemukakan bahwa semakin muda terjadinya gangguan gizi

atau pertumbuhan semakin dimungkinkan terjadinya gangguan anatomi dan

faal otak yang bersifat permanen yang akan menurunkan kemampuan

intelektual. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa kekurangan gizi yang

berat akan mengakibatkan kemampuan kognitif lebih rendah sehingga

mempengaruhi kepribadian yang menyebabkan mereka apatis (Hurlock, 2007).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

disamping perkembangan dipengaruhi oleh status gizi, juga ada beberapa

faktor lain yang mempengaruhinya seperti faktor genetik dan faktor

lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh positif bagi tumbuh

kembang anak maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar anak yang

meliputi asuh, asih dan asah.

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan status gizi dengan

perkembangan balita. Akan tetapi pada pelaksanaan penelitian ditemukan

kendala yaitu responden pada penelitian ini adalah balita. Umumnya anak

balita sulit untuk beradaptasi dengan orang yang baru dikenal sehingga pada

saat peneliti melakukan pengamatan menggunakan KPSP, responden kurang

kooperatif ditunjukkan dengan sikap yang menolak untuk dilakukan penilaian

perkembangan seperti rewel,menangis. Hal tersebut dapat peneliti atasi

dengan cara bekerja sama dengan keluarga untuk mengajak balita supaya mau

dinilai perkembangannya. Apabila dengan cara tersebut balita tetap menolak

untuk dilakukan penilaian perkembangan maka peneliti akan datang kembali

untuk melakukan penilaian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian adalah

terdapat hubungan status gizi dengan perkembangan balita. Hal tersebut

dibuktikan dari hasil uji statistik dengan fishers exact test didapatkan nilai p

value = 0,001.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara

status gizi dengan perkembangan balita di Tahunan Kabupaten Jepara,

beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan adalah:

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan untuk mengkaji faktorfaktor lain yang mempengaruhi

perkembangan seperti faktor genetik dan faktor lingkungan dengan jumlah

responden yang lebih banyak dan ruang lingkup yang lebih luas serta

membangun kerja sama dengan keluarga dan meningkatkan ketrampilan

pendekatan responden usia balita.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan khususnya bidan hendaknya lebih meningkatkan

pemaparan tentang kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita pada ibu

ibu di posyandu dengan cara melakukan penyuluhan yang dapat dibantu

commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh kader sehingga dapat menurunkan angka kejadian kurang gizi dan

perkembangan yang menyimpang.

3. Bagi Ibu yang Mempunyai Balita

Diharapkan untuk rutin memantaukan tumbuh kembang balita dan

memberikan stimulasi untuk mencapai tumbang kembang yang optimal.

commit to user

2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto S., 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Maha Satya.
Arisman., 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Arsad, R.A., 2006. Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi
Belajar Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali
Mandar Tahun 2006. FKM UNHAS Makasar. Skirpsi.
Asad, S., 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Proyek Peningkatan
Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan.
Azwar, A., 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa
Datang.http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20DirjenSahid%202.pdf
. (22 Februari 2011)
Depkes RI dan IDAI., 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI., 2006. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : Depkes RI.
Gumala, N.M.Y., 2002. Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan
Ststus Gizi Balita Menurut Peran Ibu di Kabupaten Gianyar.
Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Thesis.
Hidayat, A. A., 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis.
Jakarta: Salemba Medika.
_____________., 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Hurlock, E. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Marat, Samsunuwiyati., 2006. Psikologi Perkembangan . Bandung :
Remaja Rosdakarya Offset.
Narendra., 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung
Seto.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Notoatmodjo, S., 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.
Nursalam., 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
Nuryati, S., 2008. Gizi Pada Balita. http://www.blogcatalog.com
/search.frame.php?term=gizi+balita&id=cd392c28bd80adb9f3f64b414
454dfb. ( 22 Februari 2011)
Riwikdikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogakarta: Mitra Cendekia Press.
Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan
Masyarakat. Jakarta : Dikti Depdiknas.

Soetjiningsih,2003.TumbuhKembangAnak.Jakarta:EGC

Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.


Sugiyono, 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta.
Tohaga, 2008 .Gizi dan Tumbuh Kembang Anak. http://www.mail-
archive.com/tumbanggizi@itb.ac.id/msg14838.html. (22 Februari 2011)

Wong, D.L., 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai