Anda di halaman 1dari 5

Peningkatan Pemahaman Konsep Marzuki

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN PECAHAN DENGAN


MEDIA ORIGAMI PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 JANGKA

Marzuki
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Universitas Almuslim Bireuen Aceh email:zmarzuki48@yahoo.co.id

ABSTRAK
Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep perbandingan pecahan berpengaruh
langsung pada prestasi perbandingan pecahan. Pemahaman konsep harus diutamakan
supaya siswa memiliki skill dalam menyelesaikan permasalahan perbandingan pecahan
yang dihadapinya. Tujuan penelitian ini melalui kegiatan pembelajaran menggunakan media
origami dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 1 Jangka dalam
membandingkan pecahan. Jenis penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
Kemmis dan Tagart. Subyek penelitian 20 siswa kelas III SDN 1 Jangka. Pengumpulan
data dengan tes awal, tes akhir tindakan, observasi dan wawancara. Teknik analisis data
dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan
penarikan kesimpulan. Keberhasilan hanya satu tindakan berupa pembelajaran sebagai
usaha mempermudah pemahaman dengan membuat kedua pecahan kedalam bentuk konkrit
dengan Hasil penelitian pembelajaran berlangsung dengan baik, pembelajaran dengan
menggunakan kertas origami dapat meningkatkan pemahaman konsep perbandingan
pecahan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Jangka.

Kata kunci: pemahaman, origami dan perbandingan pecahan.

PENDAHULUAN menggunakan media kertas origami siswa dapat


Melalui pengajaran matematika diharapkan meraba, merasa, memanipulasi dan dapat melihat
akan menambah kemampuan mengembangkan langsung kejadian-kejadian selama melakukan
ketrampilan dan aplikasinya. Selain itu, kegiatan belajar. Sebagaimana menurut hasil
matematika merupakan sarana berpikir dalam penelitian Lipnick dan Rebecca (2012:16),
menentukan dan mengembangkan ilmu Origami dapat menjadi elemen kuat memotivasi
pengetahuan dan teknologi, bahkan matematika kegiatan belajar, sederhana, menyenangkan dan
merupakan metode berpikir logis sistematis dan menarik yang membahas berbagai keterampilan
konsisten. Oleh karena itu semua masalah di mana saja dan kapan saja dengan persiapan
kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara minim. Sehingga pembelajaran menggunakan
cermat dan teliti selalu membutuhkan penalaran media origami ini kegiatan belajar berpusat pada
matematika. siswa itu sendiri. Sementara guru hanyalah sebagai
Peningkatkan semangat belajar siswa pembimbing. Dengan demikian, apa yang mereka
selalu diberikan oleh guru melalui kegiatan awal pelajari menjadi pengetahuan berdasarkan
mengajar yaitu memotivasi siswa untuk belajar pengalaman belajar.
demi meningkatkan pemahaman dalam Belajar dianggap sebagai proses
pembelajaran matematika khususnya pada materi pengalaman dan latihan. Menurut Sanjaya (2007
perbandingan pecahan. Tetapi hasil observasi : 53) bahwa belajar adalah proses perubahan
pendahuluan pada SD Negeri 1 Jangka melalui kegiatan atau prosedur, baik latihan di
menunjukkan masih terdapat masalah pada dalam laboratorium maupun di lingkungan alamiah.
pemahaman siswa terhadap konsep perbandingan Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pecahan. Tidak sedikit siswa mengalami masalah pengetahuan, sehingga menyebabkan munculnya
pemahaman konsep perbandingan pecahan, perubahan perilaku. Lebih lanjut m e n u r u t
walaupun materi tersebut sudah mereka pelajari. Hamalik (2008: 28) belajar adalah suatu
Ketidak mampuan siswa menemukan sendiri pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang
konsep yang mereka pelajari berakibat rendahnya yang dinyatakan dalam cara tingkah laku yang
pemahaman berpengaruh terhadap skill. Oleh baru perolehan dari pengalaman dan latihan.
karena itu pengajaran matematika di sekolah dasar Belajar merupakan suatu proses pembentukan
diperlukan media untuk mempermudah memahami tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang
konsep perbandingan pecahan. Dengan melalui pendidikan. Perubahan tersebut tidak

EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 51


Peningkatan Pemahaman Konsep Marzuki

hanya mengenai pengetahuan, melainkan juga Perbandingan Pecahan, Pada saat anak
seluruh aspek tingkah laku yang merupakan hasil belajar membandingkan pecahan siswa
dari interaksi dengan lingkungannya. Menurut memerlukan pengalaman-pengalaman sehingga
Sudjana (2010: 22 ) hasil belajar adalah menghasilkan temuan-temuan khusus. Berikut
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima alternatif pembelajaran dari kegiatan
pengalaman belajar. Hasil belajar pada dasarnya membandingkan pecahan.
adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari 1. Penanaman Konsep
latihan atau pengalaman yang diperoleh. Lembar (1) di potong menjadi 2 bagian yang
sama besar.

1. Penanaman Konsep
Lembar (1) di potong menjadi 2 bagian yang sama besar.
1
2
Maka kertas yang telah

1
2) di potong menjadi bagian
2

3)
Lembar (2) di potong menjadi 4 bagian yang sama besar
1
4
Maka kertas yang telah di

potong masing-masing
1
menjadi 4 bagian

Lembar (3) dipotong menjadi 3 bagian yang sama besar

4)
1
5) Maka kertas yang telah di
3
potongmasing-masing menjadi
1
3
bagian

Lembar (4) dipotong menjadi 6 bagian yang sama besar


1
6) 6
Maka kertas yang telah dipotong
1
masing - masing menjadi 6 bagian
1 1
Coba bandingkan kertas dan
2 4
mana yang lebih besar ?

1 1
Ternyata kertas 2
lebih besar dari kertas 4
1 1
Lalu, bandingkan kertas 3 dan 6
Mana yang lebih besar ?
1 1
Ternyata kertas 3
lebih besar dari kertas 6

52 EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Peningkatan Pemahaman Konsep Marzuki

Tujuan penelitian ini melalui kegiatan pembelajaran pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan
menggunakan media origami dapat meningkatkan dalam satu tindakan yaitu dengan melakukan
kemampuan siswa kelas III SD Negeri 1 Jangka perbandingan pecahan menggunakan kertas
dalam membandingkan pecahan. origami. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian
ini menggunakan prosedur kerja yang dipandang
Metode Penelitian suatu siklus spiral dari perencanaan, tindakan,
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian observasi, dan refleksi. Observasi dilakukan oleh
ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong dua orang guru SD Negeri 1 Jangka. Bentuk
(2009: 4 dan 7) penelitian kualitatif mempunyai observasi yang diamati meliputi aktivitas peneliti
beberapa karakteristik yaitu:(1) manusia sebagai dan siswa ketika berlangsung pembelajaran. Tahap
instrumen, (2) data dianalisis secara induktif, (3) refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil
hasil penelitian bersifat deskriptif, (4) adanya batas tindakan agar dapat memperbaiki tindakan
permasalahan yang ditentukan oleh peneliti, (5) berikutnya. Kriteria untuk masing-masing tindakan
adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. terdiri dari kriteria proses dan kriteria hasil.
Sedangkan jenis penelitiannya adalah Penelitian Menurut Usman (2008:3), kriteria proses adalah
Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan bentuk jika observasi telah mencapai skor e 80%, maka
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan sudah dinyatakan berhasil. Sedangkan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat kriteria hasil adalah jika tindakan e 80% siswa
memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik yang mencapai nilai e 65 dari tindakan dan
pembelajaran dikelas secara professional. dinyatakan berhasil.
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu
PTK, maka kehadiran peneliti ditempat penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
sangat diperlukan sebagai instrumen utama. Hasil tes awal yang pada siswa sebelum
Maksud dari peneliti sebagai intrumen utama dilakukan tindakan, tetapi siswa tersebut sudah
adalah peneliti bertindak sebagai pewawancara dan belajar dengan gurunya tanpa menggunakan
pengajar dalam melakukan aktivitas pembelajaran kertas origami.
selama berlangsungnya penelitian.
Data kualitatif dalam penelitian ini Tabel hasil tes awal siswa kelas III SD Negeri 1
diperoleh dari data hasil pelaksanaan proses Jangka
pembelajaran di Kelas III SD Negeri 1 Jangka. Inisial Nama Jenis Kelamin
Adapun data dalam penelitian ini adalah hasil tes No Skor Keterangan
Siswa (L/P)
awal dan akhir, observasi kegiatan pembelajaran 1 JF L 20 Belum tuntas
oleh dua orang pengamat baik kegiatan guru 2 AS L 80 Tuntas
maupun kegiatan siswa, catatan lapangan, dan 3 FS P 20 Belum tuntas
wawancara yang dilakukan pada tiga orang siswa 4 ID P 80 Tuntas
yang mewakili siswa tingkat kemampuan tinggi, 5 IQ L 60 Belum Tuntas
sedang, dan rendah masing-masing 1 orang. 6 JA P 20 Belum tuntas
Teknik analisis data dengan tahapan pengumpulan 7 MI L 90 Tuntas
data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data 8 RS L 35 Belum tuntas
dan penarikan kesimpulan. 9 MP L 40 Belum tuntas
Sumber data dalam penelitian ini adalah 10 NZ L 60 Belum tuntas
seluruh siswa kelas III yang merupakan subyek 11 NA P 40 Belum tuntas
penelitian berjumlah 20 siswa kelas III SD Negeri 12 NJ P 70 Tuntas
1 Jangka. Untuk memperoleh keabsahan data, 13 OS P 30 Belum tuntas
perlu dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan 14 PG P 80 Tuntas
data yang memanfatkan sesuatu yang lain di luar 15 RF L 90 Tuntas
16 RM P 20 Belum tuntas
data ini untuk keperluan pengecekan data ataupun
17 SM L 10 Belum tuntas
sebagai pembanding terhadap data tersebut.
18 TR L 30 Belum tuntas
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
19 KA L 40 Belum tuntas
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
20 RA L 70 Tuntas
membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian (Moloeng, 2006:330).
Berdasarkan data Tabel 4.1 di atas dari 20
Pada tahap perencanaan disusun RPP,
siswa yang mengikuti tes awal, hanya 7 siswa
membuat soal tes, menyusun lembar observasi,
yang tuntas sedangkan 13 siswa lain tidak tuntas.
dan membuat pedoman wawancara. Pelaksanaan
Ketuntasan belajar siwa terhadap perbandingan
tindakan dilaksanakan dengan rencana

EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 53


Peningkatan Pemahaman Konsep Marzuki

pecahan yang telah mereka lewati adalah 35% menggunakan media origami. Berdasarkan hasil
dari 20 siswa keseluruhan. observasi kegiatan peneliti, didapat bahwa dalam
Pelaksanaan tindakan, pelaksanaan pembelajaran menggunakan kertas origami
tindakan materi perbandingan pecahan kepada memerlukan waktu yang lama dan memerlukan
siswa kelas III SD Negeri Jangka dengan cara keahlian dan ketelitian dalam mendesain pecahan
membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar. yang akan dipelajari.
Untuk melakukan kegiatan belajar siswa dibagikan Untuk menganalisis data hasil observasi
LKS, siswa melakukan kegiatan belajar penelitian ini peneliti menggunakan analisis
perbandingan pecahan dengan mendesain persentase. Hasil observasi pengamat pertama
pecahan menggunakan kertas origami dilipat, diperoleh skor 57 dan pengamat kedua
dipotong dan membandingkan di antara pecahan memperoleh skor 58 sedangkan skor maksimal
baik secara enaktif maupun simbolik. Secara 70. Skor persentase perolehan dari pengamat
enaktif dua pecahan dalam bentuk simbolik dapat pertama 81,42% dan pengamat kedua 82,85%.
dibuat dengan kertas origami menjadi bentuk yang Sedangkan untuk menentukan skor
nyata, bentuk nyata tersebut dapat dibandingkan persentase rata-rata 82,14%. keberhasilan
antara pecahan yang dikerjakan. Sementara aktivitas peneliti berdasarkan observasi dua
secara simbolik juga dapat dilihat melalui enaktif pengamat termasuk dalam kategori baik
yaitu nilai antara masing-masing pecahan yang Sedangkan hasil observasi kedua pengamat
sudah dinyatakan dengan origami dan dapat terhadap kegiatan siswa hasil observasi pengamat
menuliskan tanda <, > atau =. Hasil tes tindakan pertama terhadap aktivitas siswa diperoleh jumlah
I yang terdiri dari lima soal esay, Adapun hasil tes skor 59 dan pengamat kedua diperoleh skor 58.
akhir tindakan dapat dilihat pada tabel berikut. Sehingga diperoleh pengamat pertama 84,29%
dan pengamat kedua 82,85%. Sedangkan untuk
Inisial Nama Jenis Kelamin
No
Siswa (L/P)
Skor Keterangan skor persentase rata-rata 83,57%. Keberhasilan
aktivitas siswa berdasarkan observasi dua
1 JF L 90 Tuntas pengamat termasuk dalam kategori baik.
2 AS L 55 Belum tuntas Hasil Wawancara, Untuk mengetahui respon
3 FS P 90 Tuntas siswa terhadap pembelajaran menggunakan
4 ID P 100 Tuntas kertas origami materi perbandingan pecahan maka
5 IQ L 90 Tuntas peneliti melakukan wawancara secara umum
6 JA P 80 Tuntas mereka senang belajar dengan adanya kegiatan
7 MI L 45 Belum tuntas melipat dan menggunting kertas sesuai dengan
8 RS L 90 Tuntas
pecahan yang dibandingkan, mereka senang
9 MP L 80 Tuntas
belajar dengan kelompok karena bisa kerja sama,
10 NZ L 100 Tuntas
belajar perbandingan pecahan dengan
11 NA P 90 Tuntas
menggunakan kertas origami menurut mereka
12 NJ P 85 Tuntas
13 OS P 80 Tuntas
mudah dan dapat dilihat langsung perbedaannya.
14 PG P 85 Tuntas
15 RF L 80 Tuntas PEMBAHASAN
16 RM P 90 Tuntas Refleksi, Berdasarkan data hasil tes, hasil
17 SM L 90 Tuntas observasi, wawancara dan catatan lapangan maka
18 TR L 60 Belum tuntas dapat dianalisi dan refleksi sebagai berikut.
19 KA L 75 Tuntas Berdasarkan data dua orang pengamat terhadap
20 RA L 100 Tuntas kegiatan peneliti dan kegiatan siswa menyebutkan
bahwa pembelajaran sudah kategori baik. Hal ini
Berdasarkan tabel nilai tes akhir diatas dapat dilihat berdasarkan persentase skor rata-
diperoleh data bahwa, siswa yang mendapat skor rata mencapai 82,14% serta kegiatan siswa
> 65 sebanyak 17 siswa. Sedangkan siswa yang mencapai 83,57%, dengan demikian dapat
mendapatkan nilai 65 sebanyak 3 orang siswa. menunjukkan bahwa belajar perbandingan
Setelah dihitung persentase maka keberhasilan pecahan dengan menggunakan kertas origami
tes akhir siswa mencapai 85%. dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
Observasi Tindakan, pelaksanaan tindakan dapat meningkatkan pemahaman konsep
I dilakukan pada materi perbandingan pecahan, perbandingan pecahan.
telah diberikan oleh peneliti sesuai dengan rencana Hasil tes akhir tindakan terlihat bahwa siswa
pelaksanaan pembelajaran yang telah sudah menunjukkan kemampuannya untuk belajar
dipersiapkan sebelumnya yaitu dengan dan memahami materi perbandingan pecahan. Hal

54 EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Peningkatan Pemahaman Konsep Marzuki

ini dapat dilihat dari 20 siswa yang mengikuti tes DAFTAR PUSTAKA
akhir tindakan diperoleh data bahwa 17 siswa Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar.
mendapat skor e 65. Dengan demikian sudah Jakarta: Bumi Aksara.
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu jika Lipnick, Rebecca. (2012). Origami: Artful
e 80% siswa mendapat nilai e 65, hal ini terlihat Interventions for a Variety of Settings and
jelas dari ketuntasan 85%, maka tindakan Conditions. Journals Medical Sciences.
berdasarkan hasil tes akhir sudah berhasil. American Occupational Therapy Association,
Berdasarkan analisis data yang telah Inc. Dec 17, 2012, 16-18.
diuraikan di atas, maka pembelajaran untuk Moleong. (2006). Metode Penelitian Kualitatif.
tindakan I siklus 1 sudah mencapai kriteria Bandung: Remaja Rosda Karya
keberhasilan yang telah irencanakan. Maka untuk Moleong. (2009). Metode Penelitian Kualitatif.
itu pelaksanaan tindakan dianggap sudah berhasil. Bandung: Remaja Rosda Karya
Menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah Sanjaya W. (2007) Strategi pembelajaran. Jakarta:
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima Kencana
pengalaman belajar. Hasil belajar pada dasarnya Sudjana, Nana. (2007). Penilaian Hasil Proses
adalah suatu kemampuan yang berupa Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari Karya.
latihan atau pengalaman yang diperoleh siswa. Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
SIMPULAN Karya.
pembelajaran dengan menggunakan kertas Usman dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
origami dapat meningkatkan pemahaman konsep Banda Aceh: FKIP Unsyiah
perbandingan pecahan pada siswa kelas III SD
Negeri 1 Jangka.

EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 55

Anda mungkin juga menyukai