Anda di halaman 1dari 10

PEMICU

Dua orang karyawan pabrik asbes menderita batuk-batuk kronis setelah bekerja di pabrik
tersebut selama kurang lebih 15 tahun. Pihak pengusaha membawa kedua karyawan ke rumah
sakit. Setelah dilakukan pengobatan selama dua bulan tetapi belum sembuh. Pada
pemeriksaan ditemukan kelainan di bagian paru, dan hasil pemeriksaan darah ditemukan
anemi berat.

I. KLARIFIKASI ISTILAH
-

II. DEFINISI MASALAH


1. Batuk kronis
2. Pengobatan 2 bulan tetapi belum sembuh
3. Kelainan dibagian paru
4. Anemi berat

III. ANALISA MASALAH


1. Batuk kronis
- Batuk yang lebih dari 2 minggu
- Kurang perlindungan saat bekerja
- Sebagai pertahanan tubuh terhadap partikel asing yang masuk
kedalam tubuh
- Sudah terpapar partikel asbes selama 15 tahun
2. Pengobatan 2 bulan tetapi belum sembuh
- Pengobatan tidak sesuai
- Pengobatan sesuai tetapi tidak teratur
- Pengobatan sesuai tetapi masih terpapar
3. Kelainan dibagian paru
- Kemungkinan terdapat perubahan pada anatomi paru
- Kemungkinan terdapat perubahan pada fungsi paru
4. Anemi berat
- Kurangnya Hb (< 6 gr%)
- Karna partikel asbes masuk melalui hidung ke faring lalu ke laring
kemudian ke trakea lalu ke bronkus ke bronkiolus ke alveolus lalu
ke alveoli kemudian ke kapiler, sehingga terjadi gangguan ikatan Hb
dengan O2 yang membuat terjadinya anemia.

1
IV. KERANGKA KONSEP

2 karyawan pabrik asbes

Bekerja selama 15 tahun

Batuk kronis

Riwayat pengobatan :

Belum sembuh selama 2 bulan

Pemeriksaan darah:
Ditemukan kelainan dibagian paru
Anemia berat ( < 6 gr%)

DD:

- Pnemokoniosis e.c asbestosis


- Pnemokoniosis e.c silikosis

2
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Pengertian penyakit akibat kerja
2. Faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja
3. Jenis penyakit dan kecelakaan pada pekerja
4. Diagnosa penyakit pada skenario
5. Diagnosa banding
6. Jenis dan fungsi pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
7. Jenis dan fungsi pakaian serta pelindung kerja
8. Tugas dan tanggung jawab pengusaha
9. Peraturan dan perundangan tentang tugas dan tanggung jawab pengusaha

VI. BELAJAR MANDIRI


1. Apa itu penyakit akibat kerja?
Pengertian penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (pasal I, Peraturan Menteri Tenaga kerja dan
Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1981). Definisi yang digunakan dalam keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS. 333/MEN/1989 tentang Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja merujuk ke Permen. Nakertrans No. PER.01.MEN/1981.

2. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja?
a.) Faktor fisis, seperti:
Suara yang dapat mengakibatkan tuli akibat kerja
Radiasi sinar rontgen atau sinar radioaktif, yang menyebabkan antara lain
pemyakit susunan darah dan kelainan kulit. Radiasi sinar infra merah dapat
mengakibatkan katarak kepada lensa mata, sedangkan sinar ultra violet
menjadi sebab konjungtivitis fotoelektrika ( conjungtivitis photoelectrica) .
Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke, kejang demam atau
hiperpireksia, sedangkan suhu terlalu rendah antara lain menimbulkan
frostbite.
Tekanan udara tinggi menyebabkan penyakit kaison.
Penerangan lampu yang buruk dapat menyebabkan kelainan kepada indera
penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan.
b.) Faktor kimiawi, yaitu antara lain :
Debu yang menyebabkan pneumokoniosis (pneumoconiosis), diantaranya
silikosis, abestosis dan lainnya.
Uap yang di antaranya menyebabkan demam uap logam (metal fume
fever), dermatosis (penyakit kulit) akibat kerja, atau keracunan oleh zat
toksis uap formaldehida.
Gas, misalmya keracunan oleh CO, H2S dan lainnya.
Larutan zat kimia yang misalnya menyebabkan iritasi pada kulit.
Awan atau kabur, misalnya racun serangga, racun jamur, dan lainnya yang
menimbulkan keracunn.

3
c.) Faktor biologis, misalnya bibit penyakit antraks atau rubella yang menyebabkan
penyakit akibat kerja pada pekerja penyamak kulit.
d.) Faotr metal- psikologis yang terlihat misalnya pada hubungan kerja atau hubungan
industrial yang tidak baik, dengan akibat timbulnya misalnya depresi atau
penyakit psikosomatis.

3. Sebutkan jenis-jenis penyakit dan kecelakaan pada kerja !


Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor PER 01/MEN/1981
dan keputusan presiden RI no 22/1993 terdapat 31 jenis penyakit akibat kerja yaitu
sebagai berikut:
1) Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (
silikosis, antrakosilikosis, asbestosis, dan silikotiberkulosis yang siliosis nya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2) Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras.
3) Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, henep dan sisal (bissinosis).
4) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5) Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau senyawa yang beracun.
7) Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaan yang beracun.
8) Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaan yang beracun.
9) Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan yang beracun.
10) Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan yang beracun.
11) Penyakit yang disebabkan oleh arsen.
12) Senyawa raksa dan racun.
13) Disebabkan timba atau persenyawaan beracun.
14) Disebabkan oleh flour atau persenyawaan beracun.
15) Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homogennya yang beracun.
16) Penyakit yang disebbkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon
alifatik atau aromatik yang beracun.
17) Penyakit yang disebabkan benzena atau persenyawan beracun.
18) Penyakit yang disebabkan derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya
yang beracun.
19) Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20) Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21) Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hdrogen sianida, hidrogen sulfida atau derivat nya yang
beracun, amoniak, seng, braso dan nikel.
22) Kelaina pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23) Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat ,
tulang persendian, pembuluh darah tepi).

4
24) Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yng bertekanan lebih.
25) Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
26) Penyakit kulit yang disebabkan fisik, kimiawi atau biologi
27) Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bituman, minyak
mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
28) Kanker paru atau mesetelioma yang disebabkan oleh asbebs.
29) Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parait yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30) Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi dan rendah atau panas radiasi atau
kelembapan udara tinggi.
31) Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya seperti obat (RI.Keputusan
Presiden No.22 Tahun 1993).

4. Apa diagnosa pasien dalam skenario diatas?


Pasien pada skenario di atas didiagnosa pneumokoniasis, yaitu dapat kita lihat
pada riwayat pekerjaan pasien yaitu bekerja di pabrik asbes selama 15 tahun.
Pneumokoniasis adalah penyakit paru lingkungan yang disebabkan oleh
inhalasi kronis debu inorganik atau bahan-bahan [artikel yang berasal dari
udara lingkungan atau tempat kerja seperti asbes, silika, batu bara, berilium
bauksit, besi/ baja dan lain-lain.Secara umum dapat dikatakan bahwa
pneumokniosis menimbulkan penyakit paru restriktif, oleh karena debu
inorganik dan bahan-bahan partikel yang menumpuk di saluran napas kecil,
yang dapat menimbulkan inflamasi kronis, atau pembengkakkan disitu makan
dapat terjadi obsruksi bronkus atau timbul penyakit paru obstruktif.
Asbestosis sering terkena pada pekerja pabrik mengandung asbestos, sesudah
pekerja terpapar debu asbestos ada periode laten ( bervariasi satu sampai
beberapa tahun), baru timbul perubahan pada saluran napas atau paru.
Gejala klinis asbestosis adalah awalnya terjadi sesak napas saat beraktiitas dan
batuk nonproduktif. Penyakit berkembang lanjut dan terdapat kelainan fisik
berupa ronki basah di basal kedua paru pada keadaan lanjut terdapat jari tabuh.
Gambaranradiologis nya saat awal penyakit berupa adanya gambaran garis-
garis opasitas kecil di basis paru dan meluas sampai pleura. Pada keadaan
lanjut tampk gambaran bervariasi: kelainan restriktif (khas untuk fibrosis
paru), kelainan paru obstruktif (pengaruh rokok atau penyakit lain).
Untuk diagnosa lebih pasti :
a. Riwayat paparan debu asbestos
b. Adanya gambaran radiologis berupa garis0garis opasitas dilapangan
bawah paru, perubahan atau kerusakan pada pleura.
c. Adanya kelainan faal paru tipe restriktif.
d. Jika perlu dilengkapi data biopsi paru (PA) untuk menyingkirkan kelainan
paru interstinal yang lain

5. Apa diagnosa banding pada kasus diatas?


a. Penyakit paru akibat silikosis

5
b. Penyakit paru akibat coal workers pneumoconiosis, black lung berupa debu batu
bara .
c. Penyakit beriliosis (alumunium , nikel, tembaga).

6. Jenis dan fungsi pemeriksaan kesehatan ketenagakerjaan.


Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja ditujukan bagi yang akan dipekerjakan maupun
yang telah berstatus sebagai tenaga kerja. Usaha pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
akan menunjang tujuan dari kesehatan kerja, yaitu :
a. Meningkatkan dan memeliahara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga
kerja di semua lapangan pekerjaan sehingga efisiensi dan produktivitas yang
tinggi dapat dicapai.
b. Mencegah terjadinya gangguan- gangguan kesehatan tenaga kerja yang
disebabkan oleh kondisi-kondisi kerja.
c. Melindungi tenaga kerja dari pekerjaannya terhadap faktor-fakto yang dapat
membahayakannya.
d. Menempatkan setiap tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sehat
dansesuai denganfaal dan jiwanya dengan perkataan lain meyesuaikan pekerjaan
terhadap seseorang dan setiap orang dengan pekerjaannya.
e. Mencegah sejauh mungkin terjadinya kecelakaan kerja.
Jenis- jenis pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi:
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal (Pre- Employment Examination)
Yaitu pemeriksaan kesehatan badan tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter
sebelum diterima sebagai tenaga kerja.Tujuan :
a. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif
b. Mengetahui apakah tenaga kerja tersebut tidak menderita penyait menular
yang akan membahayakan tenaga kerja yang lain.
c. Untuk mengtahui apakah pekerjaan-pekerjaan yang akan diberikan kepadanya
tidak mengangu kesehatannya.
2. Pemeriksaan Kesehatan berkala (Periodic Examination )
Yaiu pemeriksaan kesehatan badan tenaga kerja oleh dokter dalam jagka waktu
tertentu, tergantung dari macam-macam bahaya yang dihadapi tenaga kerja
tersebut dalam melakukan pekerjaannya,
Tujuan :
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh-pengaruh pekerjaan dan lingkungan
kerja terhadap kesehatannya.
b. Mengetahui kemunduran kesehatan tenaga kerja dan kemampuan bekerjanya
dibandungkan dengan keadaan pada waktu pemeriksaan kesehatan badan awal
c. Mengetahui adanya penyakit akibat kerja sedini mungin (tingkat sub klinik)
dengan memperhatikan keluhan-keluhan dan gejala yang akan ditindaklanjuti
dengan pemeriksaan-pemeriksaan khusus.
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kepada tenaga kerja setelah sembuh
dari kecelakaan dan penyakit yang agak lama dengan maksut untuk mengetahui

6
dan menguji kemampuan bekerja dari tenaga kerja tersebut supaya ia bekerja
sesuai dengan situai dan kondisi badannya.

7. Jenis dan fungsi pakaian serta alat pelindung kerja :


a. Alat pelindung kepala
- Fungsi alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
raidasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikroorganisme)
dan suhu yang ekstrim..
- Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safetyhjelmet), topi
atau tudung kepala, penututp atau pengaman rambut, dal lain-lain.
b. Alat pelindung mata dan muka
- Fungsi alat pelindng mata dan muka adalag alat pelindung yang berfunsgi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan
benda0 benda kecil, panas atau uap panas, radiasi gelombang elektromanetik
yang mengion maupun yang tidak mengion , pancaran cahaya, benturan atau
pukulan benda keras dan tajam.
- Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamta pengaman
(Spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka
dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face mascer) .
c. Alat pelindung telinga
- Fungsi alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfunsgi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan
- Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug ) dan penutup
telinga (ear muff).
d. Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
- Fungsi alat pelindung pernafasan beserta perlegkapannya adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ pernafasan.
- Jenis alat pelindung pernafasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, R-breather, airline respirator, continues air supply
machine= Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator (Self-
Contained Underwater Breathing Apparatus/SCUBA), Self- Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.
e. Alat pelindung tangan
- Fungsi pelindung tangan (sarung tangan ) adalay alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi tangdan dan jari- jari tangan dari pajanan api,
suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik,
bahan kimia bentura, pukulan dan tergoresm terinfeksi zat patogen (virusm
bakteri), jasad renik.
- Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung angan yang terbuat dari logam, kulit,
kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karetm sarung tangan yang tahan bahan
kimia.

7
f. Alat pelindung kaki
- Fungsi alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
beberbturan dengan benda berat, tertusuk benda tajam , terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ektrim, terena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
- Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerja peeburan,
pengecoran logam, industri, konstruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi
bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau lici, bahan
kimia dan jasad renik, dan/ atau bahaya binatang dan lain-lain.

8. Tugas dan tanggung jawab pengusaha :


Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.
Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur

9. Peraturan dan perundangan tentang tugas dan tanggung jawab pengusaha

Keharusan untuk memeriksakan kesehatan badan tenaga kerja oleh pengurus


perusahaan ditetapkan dalam pasal 8 dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970
tentang Keselamatan kerja yaitu:
a. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.
b. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur.

8
KESIMPULAN
Dua orang karyawan pabrik asbes menderita batuk-batuk kronis setelah bekerja di pabrik
tersebut selama kurang lebih 15 tahun. Setelah dilakukan pengobatan selama dua bulan
pasien belum sembuh juga. Pada pemeriksaan ditemukan kelainan di bagian paru, dan hasil
pemeriksaan darah ditemukan anemi berat. Maka pasien didiagnosa menderita
pnemokoniosis asbestosis dengan differentialdiagnosa pnemokoniosis silikosis. Penanganan
yang dapat diberikan dokter umum pada kasus ini adalah merujuk pasien kedokter spesialis
paru. Pencegahannya dilakukan dengan mencegah paparan debu asbestos, pekerja tidak
merokok, dan tidak mendekati pabrik. Sesuai SKDI pasien pnemokoniasis asbestosis
termasuk kompetensi 2 (lulusan dokter mampu mendiagnosa klinis terhadap penyakit tersebut
dan mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan).

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Siti Setiadi, Idrus Alwi, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Dalam FKUI
2. Suaeb, A. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta
3. Sumamur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Jakarta: CV Sagung Seto
4. http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Materi__Kesehatan_Kerja_2015_OK.pdf
5. http://www.nsl.co.id/peraturan/pdf/PerMenNaKerTrans%20No%2008%2
0MEN%20VII%202010%20Lampiran%201%20-
%20Fungsi%20dan%20Jenis%20Alat%20Pelindung%20Diri.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai