Anda di halaman 1dari 2

Pandangan Etika, Moral, Agama, Kesehatan

Secara etika, moral dan keagamaan, adalah tidak wajar kalau seseorang dijadikan fotokopi
atau di-fotokopi. Setiap pribadi manusia memiliki hak atas originalitasnya. Dengan
kloning, tak mungkin seseorang menjadi original, karena akan ada dua individu yang sama
namun sebenarnya berbeda. Manusia berhak menjadi makhluk hidup secara penuh. Kloning
pada dasarnya merupakan instrumentalisasi yang berarti manusia dijadikan objek penelitian
atau diperalat. Martabatnya sebagai manusia dilecehkan, karena manusia tak hanya dijadikan
dengan gen, walaupun peranan gen memang besar, namun juga peran suasana, pendidikan,
dan waktu akan ikut membentuk kepribadian seseorang yang spesial dimana tidak akan ada
yang benar-benar identik. Peran seorang ibu di waktu hamil pun dapat menentukan sikap
seorang anak. Sedangkan dalam proses kloning, manusia tidak menjadi tujuan, melainkan
sebagai sarana uji coba laboratorium demi menemukan sesuatu yang baru. Kloning manusia
pada hakikatnva melecehkan manusia itu sendiri dan akan memiliki sangat banyak dampak
buruk. Campuran gen lelaki dan perempuan tidak ditemukan dalam proses kloning. Kloning
berarti melawan secara fundamental persatuan antara pria dan wanita. Selain itu, akan ada
bahaya bahwa kloning manusia dipakai sebagai usaha untuk mencegah terjadinya kematian,
atau bahkan untuk mengembalikan seseorang yang terkenal dalam sejarah. Dengan demikian,
seorang individu akan terus menerus berlanjut hidup dan akan sangat dimungkinkan adanya
keabadian bahkan kebangkitan dengan menggunakan teknologi kloning, dimana hal
tersebut tentu sangat bertentangan dengan ajaran agama yang menitikberatkan
pada penghargaan hidup manusia, di mana agama sebagai pedoman moral bagi orang awam
menekankan bahwa hak penciptaan kehidupan adalah milik makhluk yang derajatnya lebih
tinggi dari manusia. Bila dilihat dari aspek kesehatan, sampai saat ini kloning masih sangat
tidak aman, bisa dilihat contohnya yaitu domba dolly yang ternyata memiliki sistem imunitas
yang kurang baik, dan juga sebelum sampai pada kloning yang baik, proses tersebut
mengalami sangat banyak kegagalan.

Pandangan Hukum
Undang-Undang kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 16 yang menyebutkan :
1. Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami-isteri mendapatkan keturunan.
2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya boleh
dilakukan pasangan suami-isteri yang sah dengan ketentuan :
a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami-isteri yang bersangkutan, ditanam
pada rahim isteri dari mana ovum berasal.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
c. Pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar secara alami
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Dampak Positif
1. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan,
memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk
meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika
dan pengobatan. Keuntungan-keuntungan tersebut diharapkan dapat berkembang dan
bertambah seiring semakin majunya teknologi kloning.
2. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan
dengan sifat yang identik atau sama dengan induknya
3. Upaya konservasi tumbuhan langka
4. Penyediaan organ tubuh untuk dicangkokkan ke pasien
Dampak negatif

Merusak peradaban manusia.


Memperlakukan manusia sebagai objek.
Hilangnya hukum variasi dialam raya.
Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan orang hasil kloningannya.
Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.
Kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan
Menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok
lain
Konflik keluarga

Anda mungkin juga menyukai