Anda di halaman 1dari 17

LONG CASE

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Kepaniteraan Klinik di Bagian Anak dan Perinatologi
Rumah Sakit Jogja

Diajukan Kepada:
dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A.

Disusun oleh :
Munifah Ashlihati
20154011098

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
LONG CASE
IDENTITAS
Nama Lengkap : An. S Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 22 Juni 2010 Umur : 5 tahun 4 bulan
Nama Ayah : Bp. A Umur Ayah : 40 tahun
Pekerjaan Ayah : Swasta Pendidikan Ayah : Sarjana
Nama Ibu : Ibu F Umur Ibu : 35 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan Ibu : SMA
Agama : Katholik Diagnosa Masuk : ISK
Alamat : Jl. S. Parman RT.002 RW.001 Gedongkiwo Mantrijeron Yogyakarta

Masuk RS. Tanggal/ jam : 27 Oktober 2015 pukul 14.30

Preceptor : dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A. Ko-asisten: Munifah Ashlihati

I. ANAMNESIS : ALOANAMNESIS (SELASA, 27 OKTOBER 2015 PUKUL 15.00 WIB)


DI BANGSAL ANGGREK B1 (ALOANAMNESIS IBU PASIEN)]
A. Keluhan Utama: Anyang-anyangen. Kencing sedikit-sedikit tapi sering.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
10HSMRS Pasien periksa ke poli anak dengan keluhan utama demam dan gondongen,
bengkak pada leher. Teraba massa atau benjolan pada leher, nyeri tekan (+).
Pasien didiagnosis parotitis dan limfadenitis bakterial, AL 24.900. diberi obat
Amoxcicillin Clavulanat. Setelah 3 hari, pengobatan diganti dengan
Azitromisin 3x150mg.
5HSMRS Pasien kontrol, benjolan pada leher mengecil, parotitis dan limfadenitis
membaik. AL dari 24.900 menjadi 17.400. Lanjut terapi Azytromisin
1x115mg.
3HSMRS Pasien kontrol lagi, limfadenitis membaik, AL 13.400, namun pasien
mengeluh anyang-anyangen. Dilakukan pemeriksaan urin rutin dan hasilnya
menunjukkan bahwa pasien ISK. Mendapat terapi Cefixim 2x70mg dan
Cobazym 1x 1/3. Advis : 3 hari lagi kontrol urin.
HMRS Pasien datang ke poli dengan keluhan utama anyang-anyangen, nyeri saat
berkemih. Batuk (-), pilek (-), diare (-), TTV suhu = 36,3C, Nadi =

RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
100x/menit, respirasi = 30x/menit, TD = 100/7- mmHg. Pitting edema (-),
akral hangat, nadi kuat, CRT <2. cek urin rutin hasilnya :
- Protein ++
- Darah +++
- Lekosit + 10-15
- Eritrosit >50/lp
- Silinder lekosit +
- Bakteri +
Pasien disarankan untuk mondok dan dijadwalkan untuk pemeriksaan USG ginjal.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


1. Riwayat alergi/eksim/gatelan (-)
2. Riwayat mondok dengan penyakit serupa (+) dan kejang, 1 tahun yang lalu.
3. Riwayat kekambuhan (+)
4. Riwayat operasi (-)
5. Ibu mengatakan anak sering sakit setiap bulan dan sering sakit saat berkemih.
Kesan : Terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang

D. Riwayat Penyakit pada keluarga


1. Ibu : riwayat penyakit serupa (-), riwayat alergi (-).
2. Bapak : riwayat penyakit serupa (-), riwayat alergi (-).
3. Kakek : riwayat penyakit serupa (-), riwayat alergi (-).
4. Nenek : riwayat penyakit serupa (-), riwayat alergi (-).
5. Saudara : riwayat penyakit serupa (-), riwayat alergi (-).
Kesan: tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang.

E. Pedigree

RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK

70 th 60 th 65 th 59 th

35 th 33 th 50 th
40 th 35 th

Laki-laki

Perempuan
9 th 5 th
Tinggal 1 rumah

Kesan: pasien anak kedua dari pasangan ayah berumur 40 tahun dan ibu berusia 35 tahun, tidak
ada riwayat penyakit keluarga yang diturunkan dan berhubungan dengan penyakit sekarang.

F. Riwayat Personal Sosial


1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Prenatal : Tidak rutin periksa ke bidan. Saat hamil, ibu pasien tinggal di area yang
jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Natal : Pasien lahir ditolong oleh bidan dengan kelahiran spontan, BBL 2900
gram, langsung menangis.
c. Post Natal : Keadaan setelah persalinan ibu selamat dan bayi sehat, bayi aktif dan
menangis kuat, Nutrisi ASI + susu formula. Tidak ada riwayat kuning setelah
lahir, imunisasi lengkap.
Kesan : riwayat prenatal tidak baik, natal baik, post natal kurang baik.

2. Vaksinasi (Usia: 5 tahun 4 bulan)


Imunisasi Dasar : Lengkap

BCG : + Pada umur : 1


bulan
DPT : +++ Pada umur :
2,3,4 bulan

Polio : ++++ Pada umur :


1,2,3,4 bulan
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
Hepatitis : ++++ Pada umur :
B 0,2,3,4 bulan
Campak : + Pada umur : 9
bulan

Kesan: vaksinasi dasar terpenuhi sesuai target umur, berdasarkan PPI.

3. Perkembangan dan Kepandaian


Umur Perkembangan dan kepandaian
Motorik 4 bulan Mengguling, tengkurap
6 bulan Duduk
7 bulan Merangkak
9 bulan Berdiri
15 bulan Berjalan
Sosial 0 bulan Tersenyum
Kognitif 9 bulan Mengucapkan kata pertama
12 bulan Bermain
5 tahun Sekolah
Kesan: tidak ada masalah terhadap perkembangan anak. Anak dapat berkomunikasi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai usianya.

G. Anamnesis Sistem
Sistem SSP : demam (-)
Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
Sistem respirasi : sesak napas (-), napas cepat (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem gastrointestinal : muntah (-), BAB (+)
Sistem urogenital : air kemih banyak (+), warna air kemih kuning jernih (-)
Sistem integumentum : tanda peradangan (-)
Sistem muskuloskeletal : gerakan otot dan tulang bebas (+)

RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. KESAN UMUM : Kompos mentis
2. Tanda Utama : Nadi : 100 x/menit, isi & tegangan cukup, teratur, simetris
Suhu : 36,3OC (axila)
Pernapasan : 30 x/menit
TD : 100/70 mmHg
3. Status Gizi
a. Klinis : pasien tampak kurus
b. Antropometris
BB : 15 kg TB : 110 cm
BMI : 12,39 Usia : 5 tahun 4 bulan
Z score IMT/U : < -SD hingga -3 SD
Kesimpulan : kurus, gizi kurang.

4. Pemeriksaan Umum
a. Kulit : sianosis (-), pucat (-)
b. Kelenjar limfe regional : pembesaran (-), nyeri tekan (-)
c. Tulang : tanda radang (-), deformitas (-)
d. Sendi : tanda radang (-), gerakan bebas (+)
5. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala :
- Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
- Mata cowong (-/-), conjungtiva anemia (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-), mata merah (-/-)
- Hidung : rhinorea (-), epistaksis (-/-), napas cuping hidung (-)
- Mulut : gusi berdarah (-), hiperemis faring (-)
- Telinga : NCH (-/-)
b. Leher
Limfonodi regional teraba. Pembesaran limfonodi (-), nyeri tekan (-)

RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
c. Torax
Paru :
- Inspeksi : simestris (+), retraksi (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus (N)
- Perkusi : sonor (+)
- Auskultasi : vesikuler (+), ronchi (-), wheezing (-)
Jantung : S1-S2 reguler, bising (-)
d. Abdomen
- Inspeksi : supel (+)
- Auskultasi : peristaltic/bising usus (+) N
- Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-), turgor elastis kembali cepat (+), hepar
teraba 2-3 cm di bawah arcus corta, lien & ginjal tak teraba, massa tak teraba
- Perkusi : timpani (+)
e. Ekstremitas
- Akral : hangat
- Nadi kaki kuat
- Capilary refill time < 2

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan darah rutin, urin rutin, kimia ginjal, hematocrit manual
dan USG ginjal. Berikut data hasil pemeriksaan darah rutin, kimia ginjal dan hematokrit :
Darah Rutin Rujukan 22/10/2015 24/10/2015 27/10/2015 Satuan
Eritrosit 4.00-5.50 4.31 4.30 3.70 106 / L
Leukosit 4.0-10.6 17.4 13.4 10.0 103 / L
Trombosit 150-450 357 282 527 103 / L
Hematokrit 32.0-44.0 31.2 31.4 27.2 %
Hemoglobin 11.0-16.0 11.3 11.5 9.6 g / dL
Neutrofil 50-70 74.4 59.3 55.5 %
Limfosit 20-40 17.6 30.9 35.5 %
Monosit 3.0-12 3.1 2.2 3.6 %
Eosinofil 0.5-5.0 4.3 6.0 4.8 %
Basofil 0-1 0.6 1.0 0.6 %

RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK

Pemeriksaan Lab Tambahan


Waktu Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
28/10/2015 Hematokrit Manual 33 37-47 %
Kimia Ginjal :
27/10/2015 Ureum 38 10-50 mg / dL
Kreatinin 0.9 <1.1 mg / dL

Urin Rutin Rujukan 22/10/2015 27/10/2015 28/10/2015


(07:51) (08:24) (09:48)
Urinalisa
Warna-Kekeruhan Kuning-Jernih Kuning-Keruh Kuning-Keruh Kunin-Jernih
pH 5.0-6.5 5.5 6.0 6.5
BJ 1.005-1.030 1.025 1.020 1.005
Keton Negatif Negatif Negatif Negatif
Protein Negatif Positif(+2) Positif (++) Negatif
Glukosa Negatif Negatif Negatif Negatif
Darah Negatif Positif(+2) Positif (+++) Positif (++)
Nitrit Negatif Negatif Negatif Negatif
Urobilin Positif (+) Negatif Positif (+) Positif (+)
Bilirubin Negatif Negatif Negatif Negatif
Urinalisa (sedimen)
Leukosit Positif (0-2)/LP Positif(>50)/LP Positif(10-15)/LP Positif (3-5)/LP
Eritrosit Negatif (0)/LP Positif(25-35)/LP Positif )>50)/LP Positif )>50)/LP
Epitel Positif (0-2)/LP Positif(2-4)/LP Positif (0-2)/LP Positif (2-4)/LP
Silinder Hyalin Negatif Positif(+) Positif (+) Negatif
Silinder Leukosit Negatif Positif(+) Negatif Negatif
Silinder Granula Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Oksalat Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Urat Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Triple Fosfat Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Amorf Negatif Negatif Negatif Negatif
Trichomonas Negatif Negatif Negatif Negatif
Bakteri Negatif Positif (+) Positif (+) Negatif
Jamur Negatif - Negatif Negatif

RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK

Urin Rutin 30/10/2015 31/10/2015 02/11/2015 05/11/2015


(09:22) (07:26) (06:46) (09:48)
Urinalisa
Warna- Kuning-Keruh Kuning-Jernih Kuning-Jernih KuniKeruh
Kekeruhan
pH 5.5 6.0 5.5 6.0
BJ 1.010 1.005 1.015 1.015
Keton Negatif Negatif Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif Negatif Negatif
Darah Positif (+++) Positif(+++) Positif (+++) Positif (+++)
Nitrit Negatif Negatif Negatif Negatif
Urobilin Positif (+) Positif (+) Positif (+) Positif (+)
Bilirubin Negatif Negatif Negatif Negatif
Urinalisa (sedimen)
Leukosit Positif (3-5)/LP Positif(3-5)/LP Positif(8-12)/LP Positif (10-15)/LP
Eritrosit Positif )>50)/LP Positif(10-15)/LP Positif (8-12)/LP Positif (10-15)/LP
Epitel Positif (2-4)/LP Positif(0-2)/LP Positif (0-2)/LP Positif (6-10)/LP
Silinder Hyalin Negatif Negatif Negatif Negatif
Silinder Leukosit Negatif Negatif Positif (+) Negatif
Silinder Granula Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Oksalat Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Urat Negatif Negatif Negatif Negatif
Kristal Triple Negatif Negatif Negatif Negatif
Fosfat
Kristal Amorf Negatif Negatif Negatif Negatif
Trichomonas Negatif Negatif Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif Negatif Negatif
Jamur Negatif - Negatif Negatif

RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
Berikut data hasil USG Ginjal :

Kesan : Ren kanan-kiri membesar hipoechoic. Batu (-) kesan GNA duplex.

RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
IV. DATA DASAR
1. Anamnesis
a. Keluhan utama : anyang-anyangen
b. Batuk dan pilek (-), sesak nafas (-), pusing (-)
c. Riwayat gondongen 10 hari sebelum masuk RS, Riwayat ISK dan kejang (+) 1
tahun yang lalu
d. Riwayat pengobatan antibiotic (+) saat gondongen. Riwayat alergi obat (-)
e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga (-), riwayat Hipertensi, DM dan ASMa/alerti
pada keluarga (-)

2. Pemeriksaan Fisik
a. KU: Kompos mentis, kesan kurus, status gizi kurang.
b. VS: Suhu: 36,3oC, nadi: 100 x/menit, pernapasan: 30x/menit, TD: 100/70 mmHg
c. Kepala: ubun-ubun cekung (-), edema palpebral (-/-), mata cowong (-/-)
d. Abdomen: BU (+) N, supel (+), hepar teraba 2-3 cm di bawah arcus costa, turgor
elastisitas kembali cepat (+), lien dan ginjal tak teraba
e. Akral hangat (+), nadi kuat (+), perfusi jaringan baik.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan urin rutin terdapat hematuria, proteinuria, leukosituria dan bakteri
pada urin.
b. Hasil pemeriksaan USG : rek kanan-kiri membesar, kesan GNA duplex.

V. DIAGNOSIS KERJA
- ISK berulang
- GNA

RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
VI. PLANNING
1. Planning Medikamentosa
Ampicillin 4 x 400 mg i.v
Ampicillin merupakan golongan penisilin yang dapat digunakan untuk eradikasi
kuman penyebab GNA. Dosis ampicillin 100 mg/kgBB/hari. Anak ini memiliki berat
badan 15 kg sehingga dosis yang digunakan adalah ~ 4 x 400 mg IV selama 10 hari. Jika
pemberian oral bisa diberikan Amoxicillin 50mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis
selama 10 hari. Jika alergi terhadap penisilin dapat menggunakan eritromisisn dosis 30
mg/kgBB/hari.
2. Planning Penunjang Lab
Pemeriksaan Urin Rutin, Pemeriksaan Darah Rutin dan Kimia Ginjal
Untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan antibiotic, dilihat apakah leukosit pada
darah dan/atau urin menurun, darah dan eritrosit pada urin berkurang, protein urin
berkurang dan bakteri urin menghilang. Dengan kemungkinan adanya hematuria
mikroskopik dan atau proteinuria yang berlangsung lama, maka setiap penderita yang
telah dipulangkan dianjurkan untuk pengamatan setiap 4-6 minggu selama 6 bulan
pertama. Bila ternyata masih terdapat hematuria mikroskopik dan atau proteinuria,
pengamatan diteruskan hingga 1 tahun atau sampai kelainan tersebut menghilang. Bila
sesudah 1 tahun masih dijumpai satu atau kedua kelainan tersebut, perlu dipertimbangkan
biopsi ginjal.
3. Planning Diet
Makanan bebas natrium bila terjadi gejala edema atau gagal jantung.
Natrium bersifat hipertonik sehingga menahan air, menyebabkan edema dan
hipertensi. Jika tidak dikendalikan maka dapat terjadi komplikasi berupa gagal jantung.
4. Planning Monitoring
Evaluasi demam dengan memonitor suhu. Bila 4-5 hari setelah pemberian obat
antibiotik tidak membaik, mungkin ada komplikasi, resistensi atau kesalahan penegakan
diagnosis. Pada pasien ini tidak ada demam, hanya keluhan berkemih yang menjadi
perhatian utama. Monitoring lebih ditekankan pada evaluasi keberhasilan pengobatan
melalui pemeriksaan lab urin dan darah rutin.

RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
5. Planning Edukasi
- Tidak menahan kencing agar tidak terjadi ISK berulang
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) cuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik, makan
buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik rutin, tidak merokok di dalam rumah.
- Banyak minum air putih bukan air minum yang beli dengan kemasan, karena belum
tentu bahan yang dikandung dalam minuman kemasan itu baik untuk kesehatan.
Apalagi untuk pasien dengan riwayat penyakit ginjal maka minuman kemasan akan
membeban kerja filtrasi ginjal oleh bahan-bahan pengawet atau sintetis yang
terkandung dalam minuman kemasan.

VII. FOLLOW UP
(terlampir)

Yogyakarta, 10 November 2015


Perceptor

Dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A.

RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK

DASAR TEORI
Gomerulonefritis Akut
Etiologi
Glomerulonefritis adalah penyakit peradangan ginjal bilateral, dimulai dari radang
dalam glomelurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan/atau hematuria1. Salah satu
bentuk glomerulonefritis akut (GNA) yang banyak dijumpai pada anak adalah glomerulonefritis
akut pasca streptokokus (GNAPS). GNA bisa juga terjadi sesudah infeksi bakteri atau virus
tertentu selain oleh Group A -hemolytic streptococci. Beberapa kepustakaan melaporkan
gejala GNA yang timbul sesudah infeksi virus morbili, parotitis, varicella, dan virus ECHO.
Diagnosis banding dengan GNAPS adalah dengan melihat penyakit dasarnya2.

Perjalanan Penyakit
Berikut ada 3 jalur pathogenesis yang mungkin menjadi penyebab glomerulonephritis :

1. Terperangkapnya kompleks antigen-antibodi dalam glomerulus yang kemudian


akan merusaknya.

RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK
2. Proses auto-imun kuman Streptokokus yang bersifat nefritogenik dalam tubuh
menimbulkan badan autoimun yang merusak glomerulus.
3. Streptokokus nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai komponen
antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung merusak membrana
basalis glomerulus3.

Penegakan Diagnosis
Kriteria Klinik
o Onset akut (< 7 hari)
o Edema. Paling sering muncul di palpebra, kemudian tungkai, abdomen dan
genitalia)
o Hematuri
Makroskopik urin coklat kemerahan seperti teh
Mikroskopik
o Hipertensi
o Oliguri produksi urin kurang dari atau sama dengan 1cc/kgBB/jam
Kriteria Lab
o Darah
Titer ASO (Anti Streptolisin O)
o Urin
Hematuria mikroskopis. Darah sampai ++++, Eritrosit +++
Proteinuria sampai +++

Penatalaksanaan
Terapi obat
o Pengobatan GNAPS biasanya adalah penisilin untuk memberantas semua sisa
infeksi streptokokus, tirah baring selama stadium akut.
o Anti hipertensi bila terdapat hipertensi yang merupakan salah satu gejala dari
GNA.

RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2015
LONG CASE ANAK

Diet
o Makanan bebas natrium bila terjadi gejala edema atau gagal jantung

Edukasi
o Pemenuhan kebutuhan cairan, banyak minum air putih
o Tirah baring
o Tidak menahan kencing

Monitoring
o Dengan kemungkinan adanya hematuria mikroskopik dan atau proteinuria yang
berlangsung lama, maka setiap penderita yang telah dipulangkan dianjurkan
untuk pengamatan setiap 4-6 minggu selama 6 bulan pertama. Bila ternyata
masih terdapat hematuria mikroskopik dan atau proteinuria, pengamatan
diteruskan hingga 1 tahun atau sampai kelainan tersebut menghilang. Bila
sesudah 1 tahun masih dijumpai satu atau kedua kelainan tersebut, perlu
dipertimbangkan biopsi ginjal4.

Daftar Pustaka
1. Price & Wilson. 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6, Vol 2. jakarta : EGC.
2. IDAI. (2012). KONSENSUS GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA
STREPTOKOKUS. Jakarta : Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
3. Rachmadi, Dedi. (2010). Diagnosis dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis
Akut. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK. UNPAD, RS Hasan Sadikin.
4. PAPDI. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. Jakarta :
InternaPublishing

RM.015.
Follow Up 28/10/2015 29/10/2015 30/10/2015 31/10/2015 01/11/2015 02/11/2015 03/11/2015 04/11/2015 05/11/2015
anyang- anyang- anyang- anyang- anyang- anyang-
anyang- anyang- anyangen anyangen anyangen anyangen anyangen anyangen
S KU anyangen anyangen membaik berkurang berkurang berkurang berkurang berkurang
ma/mi baik baik baik baik baik baik baik baik baik
muntah - - - - - - - - -
BAB + - + + + + - + -
BAK + + + + + + + + +
O Suhu 36,3C 36,5C 36,2C 36,1C 36,3C 36,6C 36,2C 36,2C 36,1C
Nadi 100x/mnt 94x/mnt 100x/mnt 108x/mnt 90x/mnt 98x/mnt 98x/mnt 84x/mnt 100x/mnt
Respirasi 24x/mnt 26x/mnt 25x/mnt 26x/mnt 24x/mnt 24x/mnt 28x/mnt 28x/mnt 22x/mnt
TD 110/70mmHg 100/70mmHg 100/60mmHg 90/60mmHg 100/70mmHg 100/70mmHg 90/60mmHg 100/60mmHg 100/60mmHg
CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-) CA(-) SI(-)
Kepala Mata PE(-) PE(-) PE(-) PE(-) PE(-) PE(-) PE(-) PE(-) PE(-)
Hidung NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-) NCH (-)
gusi gusi gusi gusi gusi gusi gusi gusi gusi
Mulut berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-) berdarah(-)
Leher lnn(+) NT(-) lnn(+) NT(-) lnn(+) NT(-) lnn(-) NT(-) lnn(-) NT(-) lnn(-) NT(-) lnn(-) NT(-) lnn(-) NT(-) lnn(-) NT(-)
simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+) simetris(+)
Paru Inspeksi retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-) retraksi(-)
NT(-) NT(-) NT(-) NT(-) NT(-) NT(-) NT(-) NT(-) NT(-)
Palpasi Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N) Fremitus(N)
Perkusi sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+) sonor(+)
Auskultasi vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+) vesikuler(+)
Jantung bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-) bising(-)
Abdomen Inspeksi asites(-) asites(-) asites(-) asites(-) asites(-) asites(-) asites(-) asites(-) asites(-)
Auskultasi BU(N) BU(N) BU(N) BU(N) BU(N) BU(N) BU(N) BU(N) BU(N)
Palpasi H(tb) TE(+) H(tb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+) H(ttb) TE(+)
Perkusi timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+) timpani(+)
A ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA ISK, GNA
inj. inj.
Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin Ampicillin inj. Ampicillin inj. Ampicillin
P 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg 4x400mg

Anda mungkin juga menyukai