Anda di halaman 1dari 3

Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah

kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa
pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua
Pramoedya Ananta Toer

Memang nya sekarang masih zaman belajar? Merupakan salah satu kalimat populer anak
sekolahan saat ini. Belajar menjadi salah satu hal yang bisa dikatakan sesuatu yang buruk bagi
seorang anak. Belajar sendiri merupakan kerjasama dari berbagai pihak. Sejak kecil anak seolah
dipaksa menerima belajar sebagai sesuatu hal yang buruk. Mengelompokkan anak berdasarkan
nilai, kenakalan dan lain-lain. Tanpa sadar, sejak kecil anak-anak di seolah dicuci otaknya bahwa
belajar adalah hal yang membosankan dan gak gaul.

Teknik Pembelajaran Efektif di Sekolah Dasar

Dosen saya pernah berkata, belajar sedikit, tahu banyak. Perlu pembahasan luas untuk
menjelaskan maksud dari belajar sedikit akan tetapi tahu lebih banyak.

Sekolah di Jepang, memiliki aturan untuk mengajarkan tata krama lebih dahulu sebelum dipaksa
belajar.

Di finlandia, mereka diatur untuk wajib belajar dari usia 7 tahun.

Ini membuktikan bahwa sesuatu itu jangan dipaksakan hahaha

The fears that make learning harder and limit the intelligence of almost all of us (john holt)

Intinya untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif, maka banyak hal yang bisa dilihat. Dari sisi
psikologi anak, bahwa usia untuk bermain, jangan dipaksa untuk belajar.

Dan yang paling penting, untuk sekolah dasar, merupakan basic dari pembelajaran awal. Karena itu
seharusnya yang ditanamkan sejak awal adalah bukan untuk mengajarkan bagaimana cara
menjawab soal dengan benar, akan tetapi ajarkan bagaimana belajar untuk jadi pembelajar. Hal ini
juga ditunjang oleh pengajar yang memahami bahwa pentingnya mengajarkan murid bahwa bukan
nilai yang perlu dikejar, akan tetapi ajarkan bagaimana memiliki semangat untuk jadi seorang
pembelajar.

Tidak perlu takut dengan nilai. Atau bersaing. Karena setiap anak memiliki potensinya masing-
masing, bahwa tiap pengajar harus menciptakan lingkungan belajar tanpa persaingan antar murid.
Bahwa masing-masing siswa berharga, bagaimanapun hasil nilai yang mereka dapatkan pada
awalnya. Jika mereka diajarkan bagaimana menjadi seorang pembelajar, maka siswa bukan hanya
jadi robot yang Cuma perlu belajar untuk dapat nilai dan akan merasa kecewa ketika mendapatkan
nilai yang tidak memuaskan. Jika mereka paham belajar untuk bagaimana jadi seorang pembelajar,
maka mereka akan menghargai setiap hasil yang didapat, dan jika semangat pembelajar sudah
tumbuh, maka akan mudah untuk selalu belajar, memperbaiki diri tanpa harus terpaksa dan terpaku
pada tujuan hasil angka diatas rapor.
Karena jika sejak awal misalnya fokus pada pembelajaran hitungan, namun disisi lain pengajar lupa
untuk mengajarkan sisi kemanusiaan.

Trust children. Nothing could be more simple- or more difficult. Difficult, because to trust children we
must trust ourselves and most of us were thaugh as children that we coldnt be trusted. And so we go
on treating children as we ourselves were treated, calling this reality, or saying bitterly if I could put
up with it, they can too.

Guru SD 1 guru 1 kelas lumayan bagus,biar bisa mengamati karakter belajar tiap murid. Kecuali untuk
beberapa mata pelajaran yang mungkin memang harus di handle oleh guru khusus misalnya olahraga
atau bahasa inggris.

Kebanyakan dari kita mengirim anak untuk sekolah untuk mengajarkan mereka berpikir. Tapi apa yang
kita lakukan kebanyakan nya adalah untuk membuat mereka berpikir buruk. Membuat mereka
menyerah dengan kemampuan berpikir mereka dengan jalan menggunakan metode yang tidak berkerja
dengan baik pada mereka dan bahkan jarang pula kita gunakan untuk diri kita sendiri. Lebih buruknya,
kita memaksa mereka, dalam kondisi sekolah, atau situasi apapun dimana mereka tidak bisa berpikir
apapun. Mereka akan menganggap mereka bodoh dan tidak mampu untuk belajar dan memahami
apapun.

Hasilnya, hanya beberapa anak di sekolah yang bagus dalam belajar dengan cara yang kita buat untuk
mereka belajar. Kebanyakan dari mereka merasa humiliated, frightened, and discouraged. Mereka
menggunakan otak mereka bukan untuk belajar tapi untuk melakukan hal yang kita beritahukan kepada
mereka untuk dilakukan untuk membuat mereka belajar. Strategi ini mungkin untuk kebanyakan anak
mungkin bisa dilakukan meskipun mereka sedikit belajar. Tapi untuk jangka panjang, strategi ini self-
limiting dan self defeating dan merusak karakter dan intelegen.

1. Kegiatan belajar mengajar merupakan kerjasama berbagai pihak, diantaranya kerjasama antara
guru dan murid. Seperti yang dikatakan manny scott dalam bukunya even on your worst day you
can be a students best hope, bahwa luangkan waktu untuk memahami siapa yang kamu ajar
seperti kamu meluangkan waktu untuk memahami apa yang kamu ajarkan. (invest as much time
in understanding who you teach as you do in understanding what you teach) ini bisa
membangun emosi yang kuat antara guru dengan anak. Bukan hanya guru sebagai penilai dari
anak. Ketika emosi kuat di bangun, anak menjadi lebih mudah tertarik dengan guru.
Lakukan penelitian kira-kira berapa lama anak dapat efektif belajar di kelas, misalnya
menggunakan musik atau sambil bercanda di kelas apakah bisa meningkatkan fokus belajar?
Setelah diamati, bisa dilakukan analisis untuk menanggapi hal apa yang bisa dilakukan untuk
mengatasi. Karena masing-masing anak punya karakter masing-masing. Kemudian bisa diulangi
lagi. Anggap sebagai pekembangan pekerjaan profesi
2. Tidak perlu membandingkan tiap anak, ajarkan bahwa belajar bukan tentang cara mendapatkan
nilai. Karena yang paling penting adalah bukan mengajarkan anak untuk belajar menjawab soal
ujian. Tapi persiapkan anak untuk belajar bagaimana belajar. Bahwa tidak ada kegagalan dalam
belajar, tapi setiap hal buruk misalnya nilai jelek, tetap berikan pengetahuan bahwa setelah itu
kita tetap bisa memperbaikinya dengan memahami pelajaran lagi. Berikan pujian.
3. Jelaskan tujuan atau goal dari pembelajaran. Salah satunya bisa dihubungkan dengan cita-cita
sang anak. Atau hubungkan semua pelajaran yang disampaikan dengan kegiatan sehari-hari
yang akan dihadapi anak. Misalnya pengetahuan alam, bisa dihubungkan dengan kehidupan.
4. Percaya. Setiap anak punya kemampuan berpikir secara alami dan powerful. Siapkan anak untuk
menghadapi kehidupan, bukan Cuma paham menghitung atau berbicara tapi kehilangan aspek
kemanusiaan. Karena sistem pendidikan seharusnya dibuat bukan untuk mendapatkan
kelulusan dengan nilai bagus, tapi untuk mengajarkan setiap anak untuk memiliki nilai-nilai
kemanusiaan.
5. Jadi, apakah sistem pendidikan pada sekolah dasar siap siap untuk percaya pada setiap
kemampuan setiap muridnya?
6. Karena intinya adalah setiap anak memiliki kemampuan di bidang yang beragam, jadi sudah
seharusnya pendidikan sd bukan untuk membuat anak dan mengelompokkannya menjadi si
pintar dan si bodoh, tapi untuk memberikan dasar-dasar kehidupan.

Kesimpulannya bahwa belajar mengajar itu kerjasama antara guru dan murid, bukan untuk
hanya tentang memahami bagaimana menjawab soal tapi bagaimana belajar menjadi suatu
habit yang baik. Bahwa murid disiapkan untuk masa depan yang mungkin berbeda pada saat
sekarang sehingga penting untuk memahami msg2 murid, dengan begitu mereka akan memiliki
sifat menghormati dan mengharga.

Jelaskan bahwa belajar itu keren, tahu banyak itu keren, anak punya rasa penasarannya
tersendiri, sehingga bisa diatur dengan penasaran terhadap pembelajaran.
Jika bisa dilakukan dengan praktik, maka lakukan dengan praktik, jika tidak bisa, dapat
menghubungkan pelajaran yang akan dipelajari dengan hal sekitar.
Sebenarnya jika emosi terbangun dengan baik antara guru dan murid, bagaimanapun cara guru
mengajar, biasanya anak akan memperhatikan, semacam guru adalah idola anak.

Anda mungkin juga menyukai