LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
PEMBANGUNAN PROYEK WADUK BENDO
PONOROGO, JAWA TIMUR
Alfath Tawakkal
NRP. 1011150000109
Dosen Pembimbing
1
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan laporan magang kerja “Proyek Waduk Bendo” di dusun Bendo, desa Ngindeng,
Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Magang kerja ini kami laksanakan ±8 minggu
dimulai pada tanggal 12 Juni 2017 – 12 Agustus 2017, guna memenuhi kurikulum Program Diploma
III Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi ITS.
Selain itu, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikannya kedalam materi-materi yang didapat
di bangku kuliah ke dunia proyek atau dunia kerja, penyusun berharap laporan ini bermanfaat bagi
pembaca. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama pelaksanaan kerja praktik hingga terselesaikannya laporan kerja praktik ini, antara lain kepada
1. Bapak Ir. Didik Harijanto, CES. selaku koordinator kerja praktik program studi Diploma
III Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS.
2. Bapak Dr. Ir. Hendra Wahyudi, MT. selaku dosen pembimbing kerja praktik Diploma III
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS yang telah mengarahkan dan membimbing
dalam penyusunan laporan kerja praktik (magang).
3. Seluruh karyawan dan staff PT. Nindya Karya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya,
KSO, PU BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
4. Ibu Kos, Salon Rina (Sawoo, Ponorogo)
5. Serta teman-teman magang
Semoga laporan magang ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah ilmu/wawasan untuk di
aplikasikan ke dunia kerja.
Penyusun
2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 4
BAB 1 5
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 5
1.2. TUJUAN MAGANG KERJA .................................................................................................. 5
1.3. MANFAAT MAGANG KERJA .............................................................................................. 5
1.4. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................... 6
1.5. METODE PENGUMPULAN DATA ...................................................................................... 6
BAB 2 7
2.1. BENDUNGAN ......................................................................................................................... 7
2.2. BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)............................................................................... 7
BAB 3 9
3.1. RUANG LINGKUP ................................................................................................................... 9
3.1.1 TINJAUAN DAN INFO PROYEK .................................................................................... 9
3.2 MANFAAT BENDUNGAN .................................................................................................. 12
3.2.1 Manfaat Langsung............................................................................................................. 12
3.2.2 Manfaat Tidak Langsung .................................................................................................. 12
BAB 4 13
2.1 METODE PELAKSANAAN BLASTING ............................................................................ 13
4.1.1. FUNGSI BLASTING ......................................................................................................... 13
4.1.2. TAHAPAN PEKERJAAN BLASTING ............................................................................ 13
4.1.3 SKETSA TIAP TAHAPAN/ GAMBARAN .................................................................... 15
4.1.4 FOTO PELAKSANAAN DI LAPANGAN ..................................................................... 16
4.2 METODE PENGGALIAN DAN URUGAN KEMBALI ...................................................... 18
4.2.1 Umum .................................................................................................................................. 18
4.2.2. Pembersihan Dan Pengupasan............................................................................................ 18
4.2.3 Klasifikasi Pekerjaan Galian ............................................................................................. 19
4.2.4 Galian Terbuka Untuk Parit .............................................................................................. 19
4.2.5 SKETSA ATAU GAMBAR TIAP TAHAPAN ............................................................... 20
BAB 5 21
5.1 PERHITUNGAN PEKERJAAN DI SPILLWAY.................................................................. 21
3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR GAMBAR
4
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB 1
PENDAHULUAN
Magang merupakan suatu kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar lingkungan
kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan bidang peminatannya
melalui metode observasi dan partisipasi.
Selain itu, magang juga merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori atau
ilmu yang telah di dapat dibangku kuliah pada pelaksanaan di lapangan.
Selama proses magang kerja mhasiswa diharapkan dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan
sebuah proyek, sehingga mahasiswa lebih mengenal dunia kerja serta dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan agar setelah lulus dari bangku kuliah, mahasiswa mampu memperoleh
bidang keahlian masing-masing
5
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Karena terbatasnya waktu magang kerja, pekerjaan di lapangan mengamati beberapa kegiatan,
terutama bangunan pelimpah atau spillway.
Metode yang digunakan untuk informasi adalah:
1. Observasi (pengamatan)
Metode ini digunakan pada saat melaksananakan identifikasi lapangan.
2. Interview (Wawancara)
Menanyakan langsung dengan petugas yang berkaitan dengan proyek
3. Action
Mengerjaka tugas oleh pemberi tugas di kantor.
6
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. BENDUNGAN
Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau,
atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air kesebuah
pembangkit listrik tenaga air. Kebanyakan dam/bendungan juga memiliki bagian yang disebut
pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan. Secara bertahap atau berkelanjutan pada
bendungan juga merupakan salah satu bangunan utama yang direncanakan sepanjang sungai
yang berperan membelokkan air untuk masuk kedalam jaringan saluran menuju ke tujuan
penggunaan, salah satu tipenya adalah bangunan pengelak.
Fungsi Bendungan :
1. Sebagai pembangkit listrik
Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia.banyak Negara memiliki sungai dengan
aliran air yang memadai, yang dapat dibendung.
2. Untuk menstabilkan aliran air /irigasi
Bendungan sering digunakan untuk mengontrol dan menstabilkan aliran air,untuk pertanian
dan irigasi.
Bendungan dapat membantu menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut
pedalaman.mereka menyimpan air untuk minum dan digunakan untuk kebutuhan manusia
secara langsung
3. Untuk mencegah banjir
Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir.
Contoh: Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-
tahunan.
4. Untuk bangunan pengalihan
Bendungan juga sering digunakan untuk tujuan hiburan atau sebagai tempat rekreasi.
Spillway atau disebut dengan bangunan pelimpah merupakan bangunan air beserta
instalasinya yang berfungsi untuk mengalirkan debit banjir yang masuk ke dalam waduk agar
tidak membahayakan keamanaan bendungan terhadap overtopping dan gerusan di hilir. Dimana
7
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
kapasitasnya ditentukan terutama berdasarkan debit banjir yang diperhitungkan akan melalui
bangunan air. Pelimpah selain
terdapat pada bendungan, dapat pula digunakan sebagai kelengkapan utama pada bendung,
embung, kantong lahar, dan lain-lain.
Dengan adanya pelimpah, elevasi muka air di hulu didesain tidak akan melampaui batas
maksimum berkaitan dengan debit banjir rencana. Pada bendungan urugan, bangunan pelimpah
harus terbuat dari beton dengan penempatan pada lokasi yang mempunyai daya dukung kuat,
kemiringan yang lebih curam, jarak dengan alur sungai lebih pendek serta aliran yang searah
dengan aliran downstream sungai sehingga saluran peluncur dan pelepasannya ke sungai tidak
terlalu panjang serta mempunyai hidrolis yang baik. Sangat tidak diperkenankan untuk
menempatkan pelimpah pada daerah timbunan bendungan. Dengan kata lain, penempatan
pelimpah harus di luar as bendungan (Sosrodarsono, 1989).
8
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB 3
DATA TEKNIS
3.1. RUANG LINGKUP
9
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Bendungan Bendo terletak pada aliran Kali Keyang yaitu di Dusun Bendo, Desa
Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Manfaat Bendungan Bendo
adalah untuk pengembangan irigasi sehingga diharapkan intensitas tanam akan meningkat serta
untuk penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat di Kabupaten Ponorogo, selain untuk
pengendalian banjir. Proyek Pembangunan Waduk Bendo terletak ± 21 km dari kota Ponorogo
atau ± 200 km dari kota Surabaya di Jawa Timur.
Bendungan Bendo diusulkan pada sungai Ngindeng salah anak sungai Kali Madiun dan
terletak antara garis lintang selatan 7º 49' 33'' dan 7º 59' 36'' dan garis bujur timur 111º 34' 57''
dan 111º 44' 40''. Lokasi bendungan untuk waduk Bendo ± 20 km di hulu pertemuan dengan
Kali Madiun, dengan daerah tangkapan air seluas 120,63 km2. Morfologi daerah rencana
bendungan merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara EL. +150 m sebagai elevasi
dasar sungai sampai EL. +450 m di sisi kiri sungai dan EL. +250 m di sisi kanan sungai.
10
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
11
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Air yang dilepas dari waduk Bendo dipergunakan untuk irigasi melalui bangunan
pengambilan dengan menggunakan terowong pengelak yang ada. Tujuan dibangunnya
Proyek adalah untuk menambah penyediaan air irigasi dengan mengembangkan areal irigasi
di daerah hilir, penyediaan air baku untuk domestik dan industri, serta pengendali banjir kota
Ponorogo. Diharapkan rencana pembangunan Bendungan Bendo ini dapat berfungsi dan
bermanfaat sehingga dapat mencapai sasaran manfaat langsung maupun tidak langsung,
antara lain :
- Memenuhi kebutuhan air irigasi dengan Alternative Bendo A : untuk luas lahan 3,300 ha
di wilayah Ponorogo dan Alternative Bendo B : untuk luas lahan total 7,800 ha yang
terdiri dari luas lahan 3,300 ha di wilayah Ponorogo dan penambahan air untuk suplesi
Dam Jati dengan luas lahan 4,500 ha di Wilayah Madiun dan Magetan
- Memenuhi kebutuhan air baku untuk air minum dan industri Wilayah Kabupaten
Ponorogo dengan proyeksi kebutuhan air s/d tahun 2025 adalah 372 l/det untuk Alternatif
1 dan 790 l/det untuk wilayah Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun untuk
Alternatif 2.
12
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB 4
METODE PELAKSANAAN
Secara umum blasting adalah proses pembersihan pembukaan material dengan sistem penyemprotan
udara bertekanan tinggi dengan berbagai media seperti pasir, air dan bahan bahan tertentu
Tujuan dari peledakan atau blasting adalah untuk menyempurnakan material atau broken rock
untuk mengolah sesuai dengan kebutuhan serta tanpa mengabaikan aspek keselamatan baik di
lingkunan pemukiman, lingkungan sekitar pekerjaan. biasanya blasting idlakukan dengan estimasi jaral
+- 20 meter dari lokasi yang diblasting.
Pekerjaan galian batu keras peledakan (spillway) di pelimpah samping pada proyek
pembangunan bendo kabupaten ponorogo yang meliputi :
1. menemukan lokasi dan jumlah titik ( N ) yang akan di bor sesuai dengan perencanaan
jarak spacing ( s ) x Burden ( B ) x kedalaman ( D ). Pada pekerjaan blasting di area sea
water outfall diameter lubang bor sebesar 3 – 3,5 inch dengan kedalaman 5,8 meter. Ukuran
s x B x D = 2,5 x 2,5 x 5,8
2. Mempersiapkan alat/mesin bor yang akan digunakan
3. setelah titik dan mesin bor sudah disiapkan maka pekerjaan pengeboran bias dikerjakan
4.1.2.2 Priming
13
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
- Potong dec-card dengan pisau cutter dan ikatkan dec-card pada booster ( dayagel
magnum ) tidak akan terlepas pada detonator / detcard di dalam lubang
- Pastikan ikatannya telah kuat sehingga booster ( dayagel magnum )tidak akan
terlepas dari det-card/detonator di dalam lubang
- Masukkan primer ke dalam lubang ledak dengan hati hati. Primer adalah booster
( dayagel magnum ) dan det-card/detonator yang sudah disatukan
- Masukkan danfo ke dalam luabang tembak dengan jumlah yang ditentukan
Jika terjadi misfire ( kegagalan meledak suatu jenis bahan peledak ) baik
secara sendiri sendiri aupun kombinasi seluruh jenis bahan peledak suatu rangkain
haruslah diwaspadai
Jika terdapat inhole delay atau surface delay yang tidak mengalami
perubahan secara fisik ( detonator masih utuh ), lakukan pengecekan terhadap tube
14
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
inhale delay/surface dengan cara mengiris atau memotong sedikit tube tersebut
dengan pisau cutter dan ditiup agar tidak ada isian dari tube tersebut
1. Proses blasting diawali dengan proses drilling yakni pembuatan lubang lubang yang nantinya akan
dijadikan tempat dari danfo/dayagel magnum
15
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Gambar 6. drilling
16
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
17
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
4.2.1 Umum
Pekerjaan galian
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pipa, gorong gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk
pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilissasi lereng
dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan
galian.
Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,
galian struktur, galian suber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal
Galian batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut tidak praktis digal tanpa menggunakan alat
bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang dapat
dibongkar dengan ripper tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan
tenaga kuda maksimum 180 PK
Menurut spesifikasi ini istilah penggalian dan urugan kembali meliputi semua pekerjaan
yang meliputi operasi sebagai berikut :
- pengupasan dan pembersihan
- galian terbuka termasuk parit dan saluran
- urugan kembali, pembuatan lantai kerja
4.2.2.1 Pembersihan
Seluruh daerah harus dibersihkan dan dikupas untuk persiapan pondasi yang ana akan
dibangun dana untuk memakai material tanah maupun batu akan disesuaikan pada gambar
dan/atau sesuai dengan yang ditentukan oleh direksi
Pekerjaan ini pada dasarnya terdiri atas pembersihan semua pepohonan, semak belukar,
tumbuhan, tanggul pohon, akar akaran, sampah dan material lainnya termasuk bangunan,
pondasi, pagar dan dinding penahan yang ada dan memisahkan topsal dari ara/daerah yang
ditentukan
18
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
a. Parit untuk pipa beton, saluran lintas, saluran pit dan sauran parit sisi
untuk jalan permanen
19
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. Hasil dari ripping berupa batuan lepas ini akan secara efektif dimanfaatkan
untuk formasi timbunan jalan kecuali ditentukan direksi. Batuan galian yang
lebih setelah dimanfaatkan timbunan, apabila cocok untuk konstruksi permanen
akan ditimbun di stockpile, sedangkan material galian yang tidak cocok akan
diangkut ke spoil bank.
20
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB 5
LAMPIRAN
1 2 3 4 5
1 PELIMPAH SAMPING
STA.1
KIRI URAIAN PERHITUNGAN LUAS
2
a = (0.50 x 1.00) 0,50 m
b = ((0.5*(3.70 + 0.50)*8) 16,80 m2
c = (3.50 x 7.00)/2) 12,25 m2
d = (3.00 x 5.00) 15,00 m2
2
e = (4.00 x 2.00) 8,00 m
Jumlah Luas 52,55
21
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2 3 4 5
1 PELIMPAH SAMPING
STA.1
URAIAN PERHITUNGAN
a = (8 x 1.50) 12,000 m2
= ((0.3 + 0.4) x 0.05) x 2 0,07 m2
m2
m2
2
m
Jumlah Luas 12,07
2
Luas Area 12,07 m
22
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2 3 4 5
1 PELIMPAH SAMPING
STA.1
KANAN URAIAN PERHITUNGAN LUAS
2
a = (0.45x 2.03)/2 0,46 m
b = ((0.5*(6.56 + 2.03)*4.06) 17,44 m2
c = (9.42 + 6.56)*4.10/2) 32,76 m2
d = (1.00x 2.00) 2,00 m2
2
e = (9.42 + 8.42)*2.00/2) 17,84 m
f = (1.00 x 3.00) 3,00
Jumlah Luas 73,49
23
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2 3 4 5
1 APPRON
STA.1
KANAN URAIAN PERHITUNGAN LUAS
2
a = (6.0*1.10) 6,60 m
b = ((0.5*(1.00 + 0.50)*1.00) 0,75 m2
m2
m2
2
m
24
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2 3 4 5
1 DINDING PENGARAH KANAN
POTONGAN A POTONGAN B
URAIAN PERHITUNGAN LUAS
2
POTONGAN A m
a = (0.50 x 1.00) 0,50 m2
b = ((0.5*(4.40 + 0.50)*10.00) 24,50 m2
c = (5.00 x 8.00) 40,00 m2
2
d = (4.00 x 8.00)/2 16,00 m
Jumlah Luas 81,00
POTONGAN B
a = (0.50 x 1.00) 0,50
b = ((0.5*(4.06 + 0.50)*8.90) 20,29
c = (5.00 x 8.00) 40,00
d = (4.00 x 8.00)/2 16,00
e = (4.06 + 5.50) x 1.10/2 5,26
Jumlah Luas 82,05
25
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1 2 3 4 5
2 DINDING PENGARAH KIRI
POTONGAN A POTONGAN B
URAIAN PERHITUNGAN LUAS
POTONGAN A
a = (0.50 x 1.00) 0,50
b = ((0.5*(3.70 + 0.50)*8.00) 16,80
c = (7.00 x 3.50)/2 12,25
d = (7.00 x 3.00) 21,00
e = (1.00 x 2.00) 2,00
Jumlah Luas 52,55
POTONGAN B
a = (0.50 x 1.00) 0,50
b = ((0.5*(3.70 + 0.50)*8.00) 16,80
c = (6.96 x 3.50)/2 12,18
d = (3.00 x 6.96) 20,88
e = (1.00*1.10) 1,10
Jumlah Luas 51,46
2
Luas Area 104,01 m
26
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
27
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
28
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BACK UP KUANTITAS
PROYEK PEMBANGUNAN WADUK BENDO KABUPATEN PONOROGO
-5323,14 -5439,15
GALIAN BATU KERAS (PELEDAKAN) S ((3 - 4 )/2) (m²) = 58,00
29
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BACK UP KUANTITAS
PROYEK PEMBANGUNAN WADUK BENDO KABUPATEN PONOROGO
-5323,14 -5439,15
GALIAN BATU KERAS (PELEDAKAN) S ((3 - 4 )/2) (m²) = 58,00
30
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
222
220
218
216
214
1
212
210
200
150
100
1
50
31
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
URAIAN PERHITUNGAN
LEBAR RATA- PANJANG ATAS PANJANG PANJANG LUAS = LEBAR RATA2 x
NO LOKASI LEBAR (m) KETERANGAN
RATA (m) (m) BAWAH (m) RATA2 (m) PANJANG RATA2
a b c d e f g h=dx g i
2 ELEVASI 250.82m
SLOPE
LUAS I 5,10
5,10 12,13 30,93
POTONGAN A 5,10
5,25 31,80 33,50 32,65 171,41
POTONGAN B 5,40
5,25 11,60 12,60 12,10 63,53
POTONGAN C 5,10
4,15 6,10 7,80 6,95 28,84
POTONGAN D 3,20
3,20 9,10 9,68 9,39 30,05
LUAS II 3,20
LUASIII(Overlap) 1,00
324,76
32
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
URAIAN PERHITUNGAN
LEBAR RATA- PANJANG ATAS PANJANG PANJANG LUAS = LEBAR RATA2 x
NO LOKASI LEBAR (m) KETERANGAN
RATA (m) (m) BAWAH (m) RATA2 (m) PANJANG RATA2
a b c d e f g h=dx g i
3 ELEVASI 245.82m
SLOPE
LUAS I 4,60
4,60 14,60 33,58
POTONGAN A 4,60
5,10 51,20 49,20 50,20 256,02
POTONGAN B 5,60
5,30 29,40 25,50 27,45 145,49
POTONGAN C 5,00
5,05 7,90 7,90 7,90 39,90
POTONGAN D 5,10
4,90 4,40 10,78
POTONGAN E 4,70
LUAS II 4,70
LUASIII(Overlap) 1,00
485,76
33
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
URAIAN PERHITUNGAN
LEBAR RATA- PANJANG ATAS PANJANG PANJANG LUAS = LEBAR RATA2 x
NO LOKASI LEBAR (m) KETERANGAN
RATA (m) (m) BAWAH (m) RATA2 (m) PANJANG RATA2
a b c d e f g h=dx g i
4 ELEVASI 240.82 m
SLOPE
LUAS I 4,90
4,70 14,60 14,2 34,27
POTONGAN A 4,49
5,05 51,20 49,20 50,20 253,26
POTONGAN B 5,60
5,55 29,40 25,50 27,45 152,35
POTONGAN C 5,50
5,45 7,90 7,90 7,90 43,06
POTONGAN D 5,40
5,40
LUAS II 5,40
LUAS III (Overlap) 2,00
482,94
34
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TABEL PERHITUNGAN
NO SKETSA
Dinding dan pondasi abutment
2 SP 8 - SP 9 (Panjang 10 m) 1 SP 9
LUASAN (M2)
1.a Area 1 = 0,5*1 0.5
1.b Area 2 = (0,5+2.25)/2 5.83 8.0
2 SP 10
LUASAN (M2)
2.a Area 1 = 0,5*1 0.5
2.b Area 2 = (0,5+2.25)/2 5.83 8.0
(25.30+25.30)/ 20
Volume 1 = 506.00 m3
Disetujui oleh,
35
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2 SP 9
LUASAN (M2)
2.a Area 1 = 0,5*1 0,5
2.b Area 2 = (0,5+2.25)/2 5.83 8,0
((25.30+25.30)/2)x20
Volume 1 = 506,0 m3
36
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
37
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
38
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIII
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
39