Anda di halaman 1dari 15

SIMULASI DAN OPTIMASI HARGA AIR BERSIH PADA PROYEK

WADUK TITAB KABUPATEN BULELENG PROPINSI BALI

I Gusti Ngurah Antariza1 Rispiningtati2 Ussy Andawayanti2


1
Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
2
Dosen Pengajar Program Studi Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang

ABSTRAK
Air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang keberadaannya mutlak
diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan. Pertemuan internasional oleh
UNED badan dari PBB pada tahun 1996 mengulas tentang hubungan pengaturan air
melalui mekanisme ekonomi.
Propinsi Bali dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km2 dan luas daerah aliran
sungai di lokasi Bendungan Titab adalah sebesar 69,54 km2 dengan panjang sungai 25 km.
Proyek Bendungan Titab berfungsi untuk penyediaan air irigasi di Saba seluas 1396.40 ha
dan Puluran seluas 398.42 ha, serta suplai air baku untuk air minum, pembangkit listrik
3,15 MW.
Tujuan dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan
dan analisa simulasi harga air bersih yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Waduk Titab tersebut.
Lokasi waduk Titab terletak pada Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) Bali
Penida, dan secara administratif termasuk di empat wilayah desa, yaitu Desa Telaga, Desa
Ularan, Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan Desa Ringdikit Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng. Luas daerah aliran sungai di lokasi bendungan adalah sebesar 69,54
km2 dengan panjang sungai 25 km.
Hasil perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi penduduk diambil dengan
menggunakan metode eksponensial sebesar 0,921115 karena memiliki angka mendekati +1
dibandingkan metode yang lainnya. Penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2025
berjumlah sebanyak 2,343,380 jiwa yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan
kebutuhan air bersih. Kebutuhan air rata–rata yang digunakan adalah kebutuhan air rata
rata tahun 2025 dimana sebagai acuan untuk perhitungan BCR yaitu 65,095,932 lt/hari x
5500 (Harga air eksisting maksimum) = Rp 130,680,082,750 (Manfaat air bersih). Dalam
perhitungan Benefit Cost Ratio dengan tingkat suku bunga 12% B/C Waduk Titab >1
maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek
ini melebihi nilai impas. Dari hasil analisa perbandingan dapat diketahui bahwa harga air
mimimum eksisting sebesar Rp 800/m³ dan harga air maksimum sebesar 5500/m³,
sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/ m³ dan harga air
maksimum sebesar 5695/m³ sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1
maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa.
Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan
pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di
jadwalkan dan hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam
pemeliharaan Waduk Titab agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia
gunanya serta terjaga keefektifitasannya.

Kata kunci : simulasi, optimasi, harga air bersih, waduk titab.


ABSTRACT

Water is a life source absolutely needed for any creatures. Earth is aging because
global warming has reduced rainfall volume. International assembly organized by UNED
of United Nations in 1996 reviews about water management through economic mechanism.
Bali Province has 5,632.86 km2 land width. Titab Reservoir river basin is 69.64
km2 width with 25 km length. Titab Reservoir Project is designed to provide irrigating
water to Saba with 1396.40 ha width and Puluran with 398.42 ha width, to supply
standard water for tap water, and to generate 3.15 mv electric.
The objective of research is to contribute to the determination and analysis of
simulation of clean water price based on the determination and demand of the user
community after the launching of Titab Reservoir Project.
Titab Reservoir is located at River Basin Subunit in Bali Penida. Administratively,
it has boundary with four villages, Telaga Village, Ularan Village, Busungbiu Village at
Busungbiu Subdistrict, and Ringdikit Village at Seririt Subdistrict in Buleleng Regency.
River basin width of the reservoir is 69.64 km2 width with length of 25 km.
Result of compatibility test with using residential projection and exponential
methods is 0.921115 because the number approaches +1 compared to other mehod. The
residents of Buleleng Regency in 2025 are estimated to count for 2,343,380 heads. This
number is useful for the base of measuring the demand of tap water. The average water
demand is the average water demand in 2025 to calculate BCR, which is 65,095,932 lt/day
x 5500 (maximum existing water price) = Rp. 130,680,082,750 (clean water benefit). In the
calculation of Benefit Cost Ratio at 12 % interest rate, B/C of Titab Reservoir is > 1,
which is meant that this project is reliable economically, or the project has exceeded
return on investment. Result of comparative analysis shows that the existing tap water is
Rp 800/m3 and maximum water price is 5500/m3. Result of simulation indicates that
minimum water is Rp 982/m3 and maximum water price is Rp 5695/m3 such that to obtain
B/C > 1, the water manager employs the analyzed water price.
Water availability in dry season is very limited such that the farmer must be
convinced to keep the scheduled planting pattern. The authority should review the
maintenance of Titab Reservoir to ensure its optimum operation, cycle life, and
effectiveness.

Keywords: simulation, optimization, clean water price, Titab Reservoir

1. PENDAHULUAN mengulas tentang hubungan pengaturan


air melalui mekanisme ekonomi.
Latar Belakang Pertemuan ini meng hasilkan prinsip
Air adalah sumber kehidupan bagi bahwa air merupakan komoditi ekonomi
mahluk hidup yang keberadaannya dan perlu program serta aturan yang jelas
mutlak diperlukan, dengan bertambah dalam alokasi dan pembayaran sesuai
tuanya planet bumi ini telah terjadi nilainya. Adapun alokasi dan pembayaran
pemanasan global yang mengakibatkan yang sesuai akan berimplikasi antara lain
berkurangnya jumlah volume air hujan. seperti perbaikan efisiensi penggunaan
Pertemuan internasional oleh air yang menunjang pelestarian sumber
UNED badan dari PBB pada tahun 1996 air yang ada.
Penelitian yang dilaksanakan oleh sektor ini mendorong adanya pemikiran
Lund (1998), Hatmoko (1999), Labadie pengoptimalan sumber air yang ada.
(1999), Leon (2000) kebanyakan hanya Propinsi Bali dengan luas wilayah
mencakup studi optimasi khusus alokasi sekitar 5.632,86 Km2 merupakan daerah
air tanpa mempertimbangkan harga air. berkembang pesat dengan pariwisata
sehingga jelas terdapat kesenjangan sebagai sektor andalan. Sektor Pariwisata
antara kebutuhan saat ini dengan yang secara tidak langsung mendorong arus
sudah ada. Penelitian yang dibutuhkan pembaharuan dan kemajuan sehingga
saat ini antara lain penelitian yang Bali menjadi penunjang devisa terbesar
menghasilkan : bagi Indonesia. Perkembangan yang pesat
• Aturan pendistribusian atau alokasi ini berdampak pada meningkatnya
air yang pasti pada satu sistem kebutuhan air bersih, baik untuk
sungai dengan mempertimbangkan keperluan domestik maupun untuk air
air sebagai komoditas ekonomi. industri.
• Kepastian alokasi air dan harga air Saat ini kebutuhan air bersih
dari hasil optimasi gabungan Kabupaten Buleleng untuk keperluan
ketersediaan air dan harga air domestik dan industri adalah sebesar 15
secara simultan . m3.det-1 (PDAM Kota Buleleng) dan
• Studi optimasi yang mudah diperkirakan akan terus meningkat
digunakan oleh yang sejalan dengan perkembangan Kabupaten
berkepentingan. Buleleng di masa yang akan datang.
Luas daerah aliran sungai di lokasi Untuk mengantisipasi maka dilakukan
bendungan adalah sebesar 69,54 km2 upaya alternatif, yaitu dengan
dengan panjang sungai 25 km. Proyek memanfaatkan alur sungai Tukad Saba
Bendungan Titab berfungsi untuk: sebagai tampungan memanjang (long
1. Penyediaan air irigasi di Saba seluas storage) sebagai penampung air baku.
1396.40 Ha dan Puluran seluas Tampungan memanjang ini dibuat
398.42 ha. dengan membangun Waduk Titab di
2. Suplai air baku untuk air minum, bagian hilir sungai Tukad Saba.
pembangkit listrik 3,15 mw. Pembangunan proyek Waduk Titab
Sesuai dengan kebutuhan air untuk ini membutuhkan investasi yang cukup
tujuan seperti tersebut diatas maka besar, maka sebelum dilaksanakan harus
bendungan direncanakan dengan tinggi diperhatikan beberapa faktor yang dapat
59,8 m dari dasar sungai, dengan membatalkan pelaksanaannya. Salah satu
tampungan effektif sebesar 10,37 juta m3 faktor diantaranya adalah kelayakan
yaitu antara Muka Air Tinggi (HWL) El. ekonomi proyek. Hal ini disebabkan
156,00 m dan Muka Air Rendah (LWL) karena pada setiap investasi akan ditemui
El. 131,20 m. permasalahan antara biaya yang
Secara geografis, kondisi dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan.
pemenuhan kebutuhan air Bali Utara dan Perbandingan antara keduanya
Bali Timur kurang baik jika merupakan salah satu faktor penting yang
dibandingkan dengan Bali Barat dan sangat mempengaruhi kelayakan
Tengah. Hal ini mengakibatkan areal ekonomi proyek tersebut.
sawah di Bali Utara belum mampu Identifikasi Masalah
dikelola dengan baik dan masih Pemanfaatan air sebagai air minum
mengandalkan air hujan dan pengairan merupakan tingkatan tertinggi dalam
tradisional. Potensi lahan pertanian dan pemanfaatan air. Hal ini berdasarkan
perkebunan yang cukup luas dan kenyataan bahwa penggunaan air sebagai
sebagian besar masyarakat bekerja di air minum (dalam kondisi normal) harus
disertai dengan syarat kualitas air yang
sangat ketat sehingga air tersebut layak Maksud dan Tujuan
untuk dikonsumsi (diminum). Seperti Maksud dari kajian ini adalah untuk
diketahui bahwa kebutuhan air untuk mengetahui besaran manfaat modal
irigasi dan air baku tidak dapat diganggu diperoleh dari air yang dijual, serta
gugat. Dengan adanya proyek Bendungan perbandingan yang dibutuhkan dari biaya
Titab ini dapat dipergunakan untuk (cost) , manfaat (benefit), dan (internal
melihat kemungkinan pemanfaatan air rate of return/IRR) serta mensimulasi dan
yang berlimpah pada musim penghujan mengoptimasi harga air bersih dari
dengan menampungnya dan proyek Waduk Titab Kabupaten Buleleng
dipergunakan pada saat-saat kekurangan Propinsi Bali yang selanjutnya dapat
air. digunakan sebagai acuan dalam
Batasan Masalah menetapkan tarif harga jual air bersih.
Adapun batasan-batasan masalah Tujuan dari kajian ini adalah
dalam kajian ini adalah sebagai berikut: memberikan sumbangan pemikiran untuk
1. Besarnya kebutuhan air bersih untuk penetapan dan analisa simulasi harga air
keperluan domestik, dan irigasi bersih yang sesuai dengan ketentuan dan
Kabupaten Buleleng kebutuhan masyarakat pengguna setelah
2. Dalam perhitungan biaya konstruksi berdirinya proyek Waduk Titab tersebut.
didasarkan pada harga yang berlaku
2. METODE PENELITIAN
pada akhir tahun 2009.
3. Penentuan harga air per m3 dari debit
Daerah Kajian
air yang dapat dihasilkan. Lokasi waduk Titab terletak pada
4. Penentuan harga air irigasi per m3 Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS)
dari debit air yang dapat dihasilkan. Bali Penida, dan secara administratif
5. Penentuan harga listrik per kWh dari termasuk di empat wilayah desa, yaitu
daya listrik yang dapat dihasilkan Desa Telaga, Desa Ularan, Desa
oleh PLN. Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan
6. Analisa simulasi optimasi harga air Desa Ringdikit Kecamatan Seririt,
keseluruhan per m3 dari debit outflow Kabupaten Buleleng.
waduk.
Data-Data Yang Dibutuhkan
7. Tidak membahas analisis konstruksi Data-data yang digunakan dalam
Waduk Titab Kabupaten Buleleng kajian ini sebagian besar adalah data
Propinsi Bali. sekunder yang diperoleh dari Balai
Rumusan Masalah Wilayah Sungai Bali Penida antara lain:
Dengan memperhatikan batasan- 1. Data teknik Waduk Titab dan fasilitas
batasan masalah, maka permasalahan pengolahan air (IPA).
dalam kajian ini dapat dirumuskan 2. Data biaya konstruksi dan usia guna
sebagai berikut: bangunan.
1. Berapakah besarnya biaya proyek 3. Data curah hujan DAS Tukad Saba.
pembanganunan Waduk Titab 4. Data luas daerah irigasi pada DAS
2. Berapakah manfaat yang didapat dari Tukad Saba.
air irigasi dan air baku 5. Data pola tata tanam DAS Tukad
3. Berapakah besarnya perbandingan Saba.
antara manfaat dan biaya (benefit cost 6. Data debit sungai Tukad Saba dari
ratio/BCR) serta tingkat tahun 2001 sampai tahun 2010.
pengembalian internal (internal rate 7. Data jumlah penduduk Kabupaten
of return/IRR)? Bulelemg dari tahun 2005 sampai
4. Mengetahui besaran harga air dan dengan 2010
simulasi harga bagi para pengguna
(Irigasi, PLTA, dan Air Baku).
8. Data jumlah Industri di Kabupaten 3. menghitung B/C, B-C, IRR dan
Buleleng periode tahun 2005 sampai analisa sensivitas
dengan 2010. 4. Menghitung harga air irigasi
Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan simulasi
Sistematika pembahasan penetapan dan optimasi harga air dalam studi ini
harga air baku ini secara umum dapat secara umum dapat dijelaskan sebagai
dijelaskan sebagai berikut: berikut :
1. Dari data teknis Waduk Titab, 1. Menghitung total biaya
menghitung biaya konstruksi. • Biaya Konstruksi
2. Dari biaya konstruksi, biaya operasi • Biaya O&P
dan pemeliharaan, dan usia guna 2. Menghitung keuntungan / manfaat
bangunan dilakukan analisa biaya. selama umur ekonomi proyek
3. Dari data jumlah penduduk dihitung 3. Menghitung B/C, B-C, IRR dan
proyeksi jumlah penduduk sampai analisa sensivitas
dengan tahun 2025. 4. Menghitung analisa simulasi dan
4. Menghitung besarnya kebutuhan air optimasi harga air.
baku berdasarkan proyeksi jumlah
penduduk. 3. ANALISIS DATA
5. Menghitung kebutuhan air baku
terhadap debit sumber air yang ada, Pembangunan Bendungan Titab
apakah debit sumber tersebut yang terletak di, Kabupaten Buleleng ini
mencukupi untuk memenuhi direncanakan untuk memenuhi akan
kebutuhan air bersih sampai dengan kebutuhan air baku, air irigasi, dan PLTA
tahun 2025. berdasarkan dari data primer yang
6. Menghitung besarnya produksi air diperoleh.
dari tingkat pemakaian air penduduk Proyeksi Jumlah Penduduk
di Kecamatan Binangun, sehingga Perhitungan proyeksi penduduk
diperoleh nilai manfaat. pada studi ini menggunakan tiga metode,
7. Setelah mengetahui besarnya manfaat yaitu metode aritmatik, metode
dan biaya selanjutnya dilakukan eksponensial dan metode geometrik.
analisa ekonomi yaitu B-C, B/C, IRR, Setelah diketahui hasil perhitungan dari
Analisa sensivitas. masing-masing metode, maka digunakan
8. Menetapkan harga air bersih per m3 metode penentuan nilai koefisien korelasi
dari hasil analisa ekonomi. untuk menentukan metode perhitungan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan digunakan dalam perhitungan
1. Melakukan analisa sistem proyeksi kebutuhan air. Kriteria
interkoneksi listrik yang penentuan metode proyeksi penduduk
dilakukan PLN. yang dipilih berdasarkan pada nilai
2. Melakukan analsis harga tarif koefisien korelasi yang terbesar
listrik PLN Kabupaten Buleleng mendekati +1.
Sistematika pembahasan penetapan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
harga air irigasi dalam studi ini secara dengan Metode Eksponensial
umum dapat dijelaskan sebagai berikut : Contoh perhitungan pertumbuhan
1. Menghitung total biaya proyek penduduk tahun 2011:
Waduk Titab P0 = 857.960 jiwa (Tahun 2010)
• Biaya Konstruksi n = 2 (proyeksi tahun ke-n)
• Biaya Operasional dan r = 6,698 % (rata-rata tingkat
Pemeliharaan pertumbuhan penduduk)
2. Menghitung keuntungan / manfaat
selama umur ekonomi proyek
Maka perhitungan proyeksi jumlah bunga yang dipakai dalam kajian ini
penduduk untuk tahun 2011 adalah adalah 12% (Indonesia,Bank 2008:178)
sebagai berikut : dan usia guna waduk Titab adalah 60
Pn = P0 . er.n tahun. Adapun Contoh perhitungan BCR
= 857,960 2,7182818 0,06698 . 3 untuk Konstruksi Waduk Titab adalah
= 917,400 jiwa sebagai berikut :
Dengan cara yang sama, didapatkan • Komponen biaya (Cost)
pula hasil proyeksi jumlah penduduk Total biaya Konstruksi (tahun 1s/d5) :
hingga tahun 2025 yang disajikan pada Rp 428,716,771,000
tabel 1. Faktor Konversi (F/P, 12): 1,761
Tabel 1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Nilai sekarang biaya konstruksi :
Kabupaten Buleleng dengan Metode Rp 754,970,233,731
Eksponensial Total O&P(tahun 6 s/d 60) :
Rp 2,388,065,073
No Tahun Jumlah Penduduk
1 2011 917,400
Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324
2 2012 980,958 Nilai sekarang biaya konstruksi OP :
3 2013 1,048,920
4 2014 1,121,589
Rp 754,970,233,731
5 2015 1,199,294 Total Biaya sekarang :
6 2016 1,282,382 Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671
7 2017 1,371,226
8 2018 1,466,225 = Rp 774,848,487,402
• Komponen Manfaat (benefit)
9 2019 1,567,807
10 2020 1,676,425
11
12
2021
2022
1,792,569
1,916,759
Total manfaat air bersih (6 s/d 60) :
13 2023 2,049,554 Rp. 130,680,082,750
14 2024 2,191,548
15 2025 2,343,380 Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324
Nilai sekarang biaya konstruksi:
Sumber : Perhitungan Rp.1,087,781,008,814
Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Sehingga:
Perhitungan uji kesesuaian metode PVdarimanf aat
BCR =
proyeksi yaitu dengan menggunakan PVdaribiay a
angka koefisien korelasi pada persamaan.
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rp1,087,781,088,814 = 1,404 >1
BCR =
Rp774,848,487,402
pada ketiga metode tersebut, diperoleh
hasil bahwa metode eksponensial
Karena B/C Waduk Titab ini >1
memiliki koefisien korelasi terbesar dan
maka dapat dikatakan bahwa proyek ini
mendekati +1. Dengan demikian metode layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya
yang dipilih untuk proyeksi jumlah
proyek ini melebihi nilai impas.
penduduk pada Kabupaten Buleleng
hingga tahun 2020 adalah metode Net Present Value (NPV atau B-C)
eksponensial karena metode ini Metode kedua dalam evaluasi
mendekati perkembangan penduduk ekonomi ini adalah analisa ekonomi
sesungguhnya. dengan menggunakan selisih benefit dan
n n n
cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini
n.∑ X i .Yi − ∑ X i .∑ Yi
r= i =1 i =1 i =1 nilai pada NPV pada tingkat suku bunga
 n 2  n 2
 n 2
 yang berlaku harus mempunyai harga >0.
 n.∑ X −  ∑ X  . n.∑ Y 2 −  ∑ Y  
n

Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut


 i =1  i =1    i =1  i =1  
i i i i
 mempunyai manfaat yang senilai dengan
biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka
Analisa Ekonomi
proyek tersebut dari segi ekonomi tidak
Benefit Cost Ratio (B/C)
Dalam perhitungan Benefit Cost layak dibangun. Contoh perhitungan
NPV proyek rencana untuk tingkat suku
Ratio ini dilakukan dengan tingkat suku
bunga 12 % adalah sebagai berikut :
Nilai sekarang total manfaat (B) • Komponen biaya (cost) naik 10%,
= Rp 1,087,781,008,814 manfaat (benefit) turun10%,
Nilai sekarang total biaya (C) • Komponen biaya (cost)
= Rp 774,848,487,402 turun10%, manfaat (benefit) naik
B-C = Rp 214,043,338,793 10%
Internal Rate of Return (IRR) Penetapan Harga Air Baku
Internal Rate of Return (tingkat Dalam kajian ini penetapan harga
pengembalian internal) didefinisikan air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu
sebagai tingkat suku bunga yang pada saat manfaat turun 10% sedangkan
membuat manfaat dan biaya biaya naik 10%, sehingga harga jual air
mempunyai nilai yang sama atau B-C=0 berdasarkan kondisi yang paling
atau tingkat suku bunga yang membuat minimum yang dapat dikenakan pada
B/C = 1 (Kodoatie,1995:112). konsumen agar proyek Pembangunan
Perhitungan IRR untuk proyek Waduk Titab benar-benar layak. Pada
pembangunan waduk titab ini adalah kondisi manfaat turun 10% dan biaya
sebagai berikut: naik 10%, maka harga jual air dihitung
sebagai berikut :
IRR = I '+
NPV '
(I "−I ')
NPV '− NPV " § nilai B/C = 1.126
§ B-C = Rp 256,754,029,530
dimana : § IRR = 15.203%
I’ = suku bunga memberikan nilai § Bunga bank = 12%
§ Kebutuhan rata - rata air baku = 0.493
NPV positif = 14%
m3/dt
I” = suku bunga memberikan nilai § Kebutuhan baku /tahun = 0.493 x 365
NPV negatif = 15% hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik
NPV’ = NPV positif = 90,725,222,039 = 15.547.248 m3/tahun
NPV” = NPV negatif = -7,083,128,664 § Manfaat air baku = Harga air baku x
Kebutuhan air baku x (P/A,12,60) x
Sehingga,
(P/F,12,5)
IRR = 14% +
90,725,222,039
(14% − 15% ) Harga Air Baku :
(90,725,222,039 − (7,083,128,664)
= 14% + 0.93% = 14,93% > 12% bunga TotalAlokasiAirBaku
yang digunakan dalam kegiatan. KebutuhanAirBakuX ( P / A,12,60) X ( P / F ,12,5)
Analisa Sensivitas
Analisis sensivitas dimaksudkan Harga Air Baku
untuk mengetahui apa yang terjadi
dengan hasil proyek apabila terjadi = Rp.256.754.029.530 =Rp.1127/ m3
kemungkinan perubahan dalam 15.547.248 X (8.324) X (1.1761)
penentuan nilai-nilai untuk biaya dan
PLN Kota Buleleng
manfaat masih merupakan suatu estimasi
Pelayanan listrik di Kabupaten
(perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi-
Buleleng dilaksanakan oleh Perusahaan
asumsi yang tidak sama dengan keadaan
Listrk Negara (PLN) Kota Singaraja.
sebenernya.
sumber pasokan listrik ke PLN Buleleng
Dalam analisis ini dilakukan
merupakan interkoneksi dari beberapa
perhitungan terhadap :
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
• Komponen biaya (cost) naik 10%, maupun Pembangkit Listrik Tenaga
manfaat (benefit) tetap
Diesel (PLTD) yang ada dalam sistem
• Komponen biaya (cost) interkoneksi pembangkit listrik Jawa-
turun10%, manfaat (benefit) tetap Bali.
• Komponen biaya (cost) tetap, Biaya operasi dan pemeliharaan
manfaat (benefit) naik 10% proyek PLTA Waduk Titab diperkirakan
• Komponen biaya (cost) tetap,
manfaat (benefit) naik 10%
(BWS Bali Penida) sebesar = Rp. Sehingga pemasukan selama 1 tahun
1,752,065,073 sebesar 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956. per
Nilai Depresiasi. kWh.
Nilai depresiasi dipengaruhi oleh Perhitungan Penetapan Tarif Harga
nilai SFF yang ditentukan berdasarkan Listrik Menurut Teori EkonomiTeknik
tabel dari hubungan besarnya bunga dan Contoh langkah perhitungan
umur proyek. penetapan harga jual energi listrik
Dari bunga 12 % dan umur proyek Diketahui:
60 tahun didapat nilai SFF = 0.00013 • Usia guna proyek PLTA Titab:
Maka besarnya depresiasi adalah = 60 tahun
0,00013 x Rp. 11,425,875,700 = • Tingkat suku bunga (i): 12 %
Rp.1,485,363.- Perhitungannya adalah :
Perhitungan biaya tahunan. 1. Produksi Energi Tahunan: Kwh
Perhitungan biaya tahunan yang (sumber Skripsi : Studi Penetapan
dilakukan adalah perhitungan biaya Harga Energi Listrik Terhadap
tahunan konstan dalam artian analisa Kelayakan Ekonomi Teknik Pada
dilakukan berdasarkan atas biaya tahunan Proyek PLTA Kesamben Blitar; Sidik
yang tetap sepanjang usia proyek bukan Budi Sayogyo NIM 9001060387-64)
berdasarkan biaya tahunan yang tidak 2. Biaya Proyek PLTA Waduk Titab
tetap. Perhitungannya adalah sebagai dan penunjangnya:
berikut : = Rp. 11,425,875,700.00
1. Bunga 12 % x 11,425,875,700 = 3. Biaya Tahunan PLTA Waduk Titab:
1,371,105,084,- = (A/P, 12, 60) * Rp. 11,425,875,700 ,-
2. Depresiasi = 1,485,363,- = Rp. 1,372,642,444-
3. Biaya O&P = 1,752,065,073,- 4. Biaya energi listrik per Kwh:
Total biaya tahunan = 3.124.655.520,- = Rp.1,372,642,444. − = Rp. 2416,-
Perhitungan Tarif Rata-Rata 567,943.00
Perhitungan diambil dengan cara
mengambil nilai rata-rata dari tiap 5. Tarif harga jual energi listrik Rp.
pelanggan 663,042 (cara rerata tarif dasar listrik
pada Blok I)
Sosial = 123 + 200 + 605 + 650 + 755 = 466,60
5 6. Manfaat energi listrik per Kwh =
Rumah Tangga = 169+ 275+ 790 + 795+ 890+ 1330 = 708.81 Tarif Harga jual - Biaya energi per
6 KWh:
= Rp. 2416 - Rp. 663,042-
Bisnis = 254 + 420 + 795 + 905 + 1420 = 758.80
5 = Rp.1752,-
7. Manfaat energi listrik per tahun =
Industri = 160 + 315 + 765 + 790 + 915 = 589.00 Manfaat energi listrik per Kwh *
5 Produksi Energi Tahunan:
Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum = Rp. 1752 x 567,943.00
575 + 600 + 880 + 885 + 1020 = Rp 995,036,136.00
= = 792.00 Manfaat energi listrik PLTA Titab = Rp
5
995,036,136.00
Maka Nilai Rata-rata Total adalah Keuntungan Pertanian
466.60 + 708.81+ 758.80 + 589.00 + 792 Keuntungan yang Dapat Dihitung
= = 663,042 (Tangible Benefit)
5
Dengan perhitungan Tarif Dasar Keuntungan proyek didapatkan dari
diatas maka untuk pemakaian pada Blok I pertambahan produksi pertanian dari
diperkirakan PLN mendapat pemasukan hasil produksi pertanian sebelum adanya
Rp. 663,042 per kWh tiap bulannya. proyek dan sesudah adanya proyek
Bendungan Titab. Pola tanam yang BCR =
Rp1,283,150,675,758 = 1,656 >1
direncanakan di daerah studi adalah: Rp 774,848,487,402
• Padi – Palawija- Angggur
Karena B/C Waduk Titab ini >1
Sedangkan curah hujan efektif yang
maka dapat dikatakan bahwa proyek ini
digunakan dengan tingkat keandalan 50%
layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya
serta alternatif awal tanam ditentukan
proyek ini melebihi nilai impas.
pada 1 November.
Net Present Value (NPV atau B-C)
Keuntungan yang Tidak Dapat
Metode kedua dalam evaluasi
Dihitung (Intangible Benefit)
Dengan adanya proyek waduk ekonomi ini adalah analisa ekonomi
dengan menggunakan selisih benefit dan
Titab ini secara langsung akan
cost (B-C). Dalam evaluasi proyek ini
mempengaruhi ketersediaan air irigasi
nilai pada NPV pada tingkat suku bunga
pada musim kemarau, sehingga panen
yang berlaku harus mempunyai harga >0.
akan lebih banyak dan perekonomian
Jika nilai NPV=0 maka proyek tersebut
masyarakat meningkat.
mempunyai manfaat yang senilai dengan
Benefit Cost Ratio
biaya investasinya. Jika NPV < 0 maka
Dalam perhitungan Benefit Cost
proyek tersebut dari segi ekonomi tidak
Ratio ini masing-masing komponen
layak dibangun.
manfaat dan biaya dijadikan nilai
Contoh perhitungan NPV proyek
sekarang (present value). Hal ini
rencana untuk tingkat suku bunga 12 %
dilakukan untuk mempermudah
adalah sebagai berikut :
perhitungan. Tingkat suku bunga yang
Nilai sekarang total manfaat (B) =
dipakai dalam kajian ini adalah 12%
Rp 1,283,150,675,758
(Indonesia,Bank 2008:178) Dan usia
Nilai sekarang total biaya (C) =
guna waduk Titab adalah 60 tahun.
Rp 774,848,487,402
Adapun Contoh perhitungan BCR untuk
B-C = Rp 508,302,188,356
Konstruksi Waduk Titab adalah sebagai
berikut : Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (tingkat
• Komponen biaya (Cost)
Total biaya Konstruksi (tahun 1 s/d 5) : Rp
pengembalian internal) didefinisikan
428,716,771,000 sebagai tingkat suku bunga yang
Faktor Konversi (F/P, 12, 5) : 1,761 membuat manfaat dan biaya
Nilai sekarang biaya konstruksi : mempunyai nilai yang sama atau B-C=0
Rp 722,387,759,135 atau tingkat suku bunga yang membuat
Total O&P(tahun 6 s/d 60) : B/C = 1 (Kodoatie,1995:112).
Rp 2,388,065,073 Perhitungan IRR untuk proyek
Faktor Konversi (P/A, 12, 60): 8,324 Pembangunan Waduk Titab ini adalah
Nilai sekarang biaya konstruksi OP: sebagai berikut:
Rp 19,878,253,671
Total Biaya sekarang : IRR = I '+
NPV '
(I "−I ')
NPV '− NPV "
Rp754,970,233,731+Rp19,878,253,671
= Rp 744,848,487,402 dimana :
• Komponen Manfaat (benefit) I’ = suku bunga, nilai NPV positif = 15%
Total manfaat air irigasi (6 s/d 60): I” = suku bunga, nilai NPV negatif =
Rp. 154,150,729,909 20%
Faktor Konversi (P/A, 12, 60) : 8,324 NPV’ = NPV positif = 149,348,734,645
Nilai sekarang biaya konstruksi : NPV” = NPV negatif =
Rp 1,283,150,675,758.
-307,834,002,072
Sehingga :
PVdarimanf aat Sehingga,
BCR = IRR = 15% +
149,348,734,645
(20% − 15% )
PVdaribiaya (149,348,734,645 − (307,834,002,072)
= 15% + 0.6% Simulasi Operasi Waduk dan
= 15,06 % > 12% bunga yang digunakan Optimasi Harga Air Bersih Waduk
Analisa Sensivitas dengan Program Solver
Analisis sensivitas dimaksudkan Kapasitas Tampungan dan Luas
untuk mengetahui apa yang terjadi Genangan
dengan hasil proyek apabila terjadi Kapasitas tampungan Waduk Titab
kemungkinan perubahan dalam dihitung berdasarkan peta hasil
penentuan nilai-nilai untuk biaya dan pengukuran. Elevasi kontur tertinggi pada
manfaat masih merupakan suatu estimasi elevasi +162,00 m. Hubungan antara
(perkiraan), sehingga bila terjadi asumsi- elevasi dengan kapasitas waduk dan luas
asumsi yang tidak sama dengan keadaan tampungan seperti diuraikan pada gambar
sebenernya. Dalam analisis ini dilakukan 1.
perhitungan terhadap :
• Komponen biaya (cost) naik 10%,
manfaat (benefit) tetap
• Komponen biaya (cost)
turun10%, manfaat (benefit) tetap
• Komponen biaya (cost) tetap,
manfaat (benefit) naik 10%
• Komponen biaya (cost) tetap,
manfaat (benefit) naik 10%
Gambar 1. Kurva Kapasitas Tampungan dan
• Komponen biaya (cost) naik 10%, Luas Bendungan Titab
manfaat (benefit) turun10%,
(kondisi ekstrim Simulasi pada waduk dimaksudkan
Penetapan Harga Air Irigasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Dalam kajian ini penetapan harga waduk berdasarkan ketersediaan air dan
air berdasarkan kondisi paling kritis yaitu jumlah kebutuhan air yang akan
pada saat manfaat turun 10% sedangkan dikeluarkan dari waduk yaitu untuk
biaya naik 10%, sehingga harga jual air irigasi dan air baku.
berdasarkan kondisi yang paling Kapasitas tampungan efektif
minimum yang dapat dikenakan pada dihitung dengan menggunakan kurva
konsumen agar proyek ini benar-benar lengkung massa yang didasarkan pada
layak. Pada kondisi manfaat turun 10% besarnya debit inflow dan kebutuhan air
dan biaya naik 10%, maka harga jual air serta kehilangan air akibat evaporasi.
dihitung sebagai berikut : Kurva Kapasitas Tampungan dan Luas
§ nilai B/C = 1.55 Waduk Titab disajikan pada gambar 1.
§ B=C = Rp.449,776,631,758 Prinsip dasar dalam analisis
§ IRR = 16,648% kapasitas tampungan efektif bendungan
§ Bunga bank = 12% adalah untuk mengoptimalkan
§ Kebutuhan air irigasi total = ketersediaan air. Debit inflow pada
3
407,652,010.26 m /tahun analisa kapasitas tampungan efektif
§ Manfaat air irigasi = Harga air menggunakan debit andalan Q80.
irigasi x Kebutuhan air irigasi x Sedangkan debit outflow untuk irigasi
(P/A,12,60) x (P/F,12,5) menggunakan alternatif terpilih ditambah
Harga Air Irigasi dengan air baku, maintenance flow, debit
= TotalAloka siAirIriga si untuk pembangkit tenaga listrik, dan
KebutuhanIrigasiX ( P / A,9,50) X ( P / F ,9, 2) besarnya evaporasi pada bendungan.
Tampungan mati direncanakan pada
Harga Air Irigasi elevasi El. 131.20 m dengan kapasitas
= Rp.449.776.631.758 =Rp.88,69m3/tahun tampungan sebesar 2.19 juta m3.
407.652.010. X (8,324) X (1.761)
Debit inflow pada analisa kapasitas Hasil perhitungan layanan
tampungan efektif menggunakan debit maksimum waduk untuk masing-masing
andalan Q80. Sedangkan debit outflow awal tanam adalah sebagai berikut :
untuk irigasi menggunakan alternatif Simulasi tampungan Waduk Titab
terpilih ditambah dengan air baku dan digunakan untuk mengetahui hubungan
besarnya evaporasi pada bendungan. antara :
Persamaan umum untuk kapasitas 1. Perubahan volume tampungan dan
tampungan efektif sbb: elevasi waduk, sepanjang tahun
2. Keandalan waduk
St = S(t-1) + It – Ot – Et - Lt 3. Menentukan Pola Operasi Waduk
0 ≤ St-1 ≤ C Pada simulasi ini digunakan debit
inflow 15 harian untuk tiap tahun
dimana, sedangkan untuk debit outflow
C = kapasitas tampungan efektif berdasarkan kebutuhan air irigasi untuk 6
St = kapasitas tampungan pada alternatif Awal Tanam dihitung dengan
periode waktu t beberapa variasi yaitu 1 Januari, 16
S(t-1) = kapasitas tampungan pada Januari, 1 Pebruari, 16 Pebruari, 1 Maret,
periode waktu t-1 dan 16 Maret, kebutuhan air baku sampai
It = debit masuk (inflow) pada tahun 2025, maintenance flow, besarnya
waktu ke t evaporasi dan kebutuhan air untuk
Ot = debit kebutuhan pada pembangkit tenaga listrik.
periode waktu ke t Kegagalan dari simulasi tampungan
Et = penguapan yang terjadi pada waduk ditentukan dengan angka
tampungan pada periode prosentase jumlah kegagalan dari total
waktu ke t periode simulasi maksimal 20 % atau
Lt = kehilangan air pada periode prosentase angka kepercayaan 80%.
waktu ke t Perhitungan simulasi waduk
Dari hasil analisa tampungan disajikan pada bab ini. Contoh
efektif didapatkan kapasitas tampungan rekapitulasi elevasi waduk hasil simulasi
efektif untuk Waduk Titab sebesar 10,37 dengan awal tanam 1 Januari dan 16
x 106 m3 dan volume tampungan total Januari.
sebesar 12,795 juta m3. Awal Tanam 1 Januari
Optimasi Harga Air dan Simulasi -Inflow waduk=101,388,636 m3
Keadalan Waduk Titab -Irigasi Saba = i.MT I:1396,4 ha,
Optimasi harga untuk waduk adalah ii.MT II :1186,94 ha,
optimasi yang dilakukan hanya pada satu iii.MT III :1256,76 ha
waduk tanpa hubungan dengan waduk -Irigasi Puluran = i. MT :398,42 ha,
lain. ii.MT II :338,657 ha,
Fungsi Tujuan Memaximumkan iii.MT III :358,578 ha
Total Net Benefit Pengguna (Model R1) -Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik
-Vol. Tampungan Total = 12,795 juta m3
Max : TNB = ∑ ni =1 (Bi-Yi) Xi, n = 5
-Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3
Kendala : -El. MAW maksimum = El. 156 m
X i ≥ besaran volume kebutuhan -Maintenance Flow = 0,29 m3/detik
∑ ni =1X i ≤ besaran volume tertentu -QPLTA/Suplesi interkoneksi =
Y i…….≤ ratio model 0.77m3/detik
B i = Benefit per m3 -Dayamax PLTA = 3.15 MW
-DayaminPLTA = 1.36 MW
Z =∑ ni =1 X i Y i
Z = Total biaya waduk
Tabel.2 Hasil Optimasi Harga Air Tabel 3. Hasil Optimasi Harga Air Simulasi (b1)
Simulasi (a1)
Kendala Hasil optimasi
6 3
Kendala Hasil optimasi Vol.Tot.Outflow ? 82.740 X10 m Total Alokasi 47.950
Vol.Tot.Outflow ? 81.059 X106m3 Total Alokasi 47.950 Beaya Dam ? 4,287 X10^8Rp Total Harga 4,287
Total Net Benefit 5,055
Beaya Dam ? 4,287 X10^8Rp Total Harga 4,287 6 3 3
Pengguna Alokasi X10 m Benefit X10^Rp Alokasi Harga / m F.power F.Expon
Total Net Benefit 5,055 PLTA ? 24.20 99 24.20 90.00 87 129
Pengguna Alokasi X106m3 Benefit X10^Rp Alokasi Harga / m3 F.power F.Expon Irigasi ? 40.30 128 40.30 12.01 74 126
PLTA ? 24.20 99 24.20 90.00 87 129 Air Baku ? 16.55 108 16.55 98.18 99 130
Irigasi ? 40.30 128 40.30 12.01 74 126 Jumlah 81 335 81 200 260 385
Air Baku ? 16.55 108 16.55 98.18 99 130 Nilai Rata-rata 27 52 27 67 87 128

Jumlah 81 335 81 200 260 385


? Vol.Inflow Vol.Out Vol Wdk Alok X Harga Alok X net ben Ratio F.Logarit
Nilai Rata-rata 27 53 27 67 87 128
Pengguna 83 13
PLTA 24 2,178 218 90 146
? Vol.Inflow Vol.Out Vol Wdk Alok X Harga Alok X net ben Ratio F.Logarit Irigasi 484 4,674 81 126
Pengguna 81 19 Air Baku 1,625 162 98 161
PLTA 24 2,178 218 90 146 Jumlah 83 24 4,287 5,055 270 433
Irigasi 484 4,674 83 126 Nilai Rata-rata 2,132 3,297 52 142
Sumber : Perhitungan
Air Baku 1,625 162 98 161
Jumlah 81 24 4,287 5,055 271 433
Nilai Rata-rata 2,132 3,297 53 142
Sumber : Perhitungan

Gambar 3. Grafik Alokasi dan Harga Air (b1)


Gambar 2. Grafik Alokasi dan Harga Air (a1)
4. KESIMPULAN
Awal Tanam 16 Januari
- Inflow waduk = 100,999,374 m3 Harga Air Baku Waduk Titab
- Irigasi Saba = Berdasarkan hasil analisa data
i.MT I:1396,4 ha, maka harga air baku dapat disimpulkan
ii.MT II :1186,94 ha, hal sebagai berikut :
iii.MT III :1256,76 ha
- Irigasi Puluran = 1. Alokasi biaya proyek Pembangunan
i.MT I:398,42 ha, Waduk Titab
ii.MT II :338,657 ha, Biaya Konstruksi Waduk Titab
iii.MT III :358,578 ha : Rp 428,716,771,000
- Suplesi Air Baku = 0,526 m3/detik Biaya Operasional dan Pemeliharaan
- Vol. Tampungan Total = 12,795 juta (pertahun) : Rp 2,388,065,073.
m3
- Vol. Tampungan Eff = 10,37 juta m3
Manfaat yang diperoleh setelah
- El. MAW maksimum = El. 156 m adanya proyek Waduk Titab :
- Maintenance Flow = 0,29 m3/detik - Manfaat yang dapat dihitung
- QPLTA/Suplesi interkoneksi = 0.77 (tangible Benefit ) : Rp
m3/detik 130,680,082,750
- Daya max PLTA=3.18 MW - Manfaat yang tidak dapat dihitung
- Daya min PLTA=1.32 MW 0.77 (Intangible Benefit)
m3/detik 2. Besarnya nilai B-C,B/C dan IRR pada
- Daya max PLTA = 3.18 MW kondisi cost naik 10%, benefit turun
- Daya min PLTA = 1.32 MW 10% yaitu: B-C sebesar Rp
256,754,029,530, B/C sebesar 1,31
dan IRR sebesar 15,203 %.
3. Harga air baku pada kondisi cost naik
10%, benefit turun 10% , biaya
sebesar Rp 256,754,029,530 dan
harga air (m3) sebesar Rp 1, 127
Harga Air Irigasi Waduk Titab pihak pengelola air dapat menerapkan
Berdasarkan hasil analisa data harga air yang sudah di analisa.
dapat disimpulkan Harga Air Irigasi Tarif Listrik Kabupaten Buleleng
sebagai berikut : Perhitungan tarif rata-rata dilakukan
1. Alokasi biaya proyek Pembangunan sebagai berikut
Waduk Titab
Biaya Konstruksi (perbaikan) : Sosial = 123 + 200 + 605 + 650 + 755 = 466,60
5
Rp 428,716,771,000 Rumah Tangga = 169+ 275+ 790 + 795+ 890+ 1330 = 708.81
Biaya Operasional dan Pemeliharaan 6
(pertahun) : Rp 2,388,065,073.
Manfaat yang diperoleh setelah Bisnis = 254 + 420 + 795 + 905 + 1420 = 758.80
5
adanya proyek Waduk Titab :
- Manfaat yang dapat dihitung Industri = 160 + 315 + 765 + 790 + 915 = 589.00
(tangible Benefit ) : Rp. 5
154,150,729,909
- Manfaat yang tidak dapat dihitung Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum
575 + 600 + 880 + 885 + 1020
(Intangible Benefit) = = 792.00
5
• Bagi petani
Adanya rasa aman, sehingga tidak Maka Nilai Rata-rata Total adalah
muncul kekhawatiran kekeringan
466.60 + 708.81+ 758.80 + 589.00 + 792
yang akan berdampak pada = = 663,042
5
kegagalan panen.Panen melimpah
Sehingga pemasukan selama 1 tahun
sehingga tingkat perekonomian
sebesar = 12 x Rp 663,042 = Rp 7,956.
masyarakat meningkat.
per kWh
• Bagi pemerintah
Pertambahan Pendapatan asli 5. SARAN
daerah dari sektor pertanian.
1. Besarnya nilai B-C,B/C dan 1. Ketersediaan air pada musim
IRR pada kondisi cost naik kemarau sangat terbatas, sehingga
10%, benefit turun 10% yaitu perlu dilakukan pendekatan kepada
B-C sebesar Rp. petani agar mau melaksanakan pola
449,776,631,758, B/C sebesar tata tanam yang sudah di jadwalkan.
1,55 dan IRR sebesar 16,648%. 2. Hendaknya pihak-pihak terkait selalu
2. Harga air irigasi pada kondisi meninjau dan turut serta dalam
cost naik 10%, benefit turun pemeliharaan Waduk Titab agar
10% , biaya sebesar Rp waduk dapat beroperasi secara
529,946,667,935.31 dan harga optimal sesuai usia gunanya serta
air sebesar Rp 88,69. terjaga keefektifitasannya.
Harga Air Hasil Simulasi Waduk 3. Harga air yang sudah dipehitungkan
Titab Kabupaten Buleleng hendaknya dibayarkan tepat waktu
Dari hasil analisa perbandingan agar waduk Titab dapat terpelihara
maka dapat diketahui bahwa harga air dengan baik
mimimum eksisting sebesar Rp 800/m³
dan harga air maksimum sebesar DAFTAR PUSTAKA
5500/m³, sedangkan dari hasil simulasi
didapat harga air minimum sebesar Anonimous , 1996. Laporan Pra Studi
Rp.982/m³ dan harga air maksimum Kelayakan Waduk Basoka
sebesar 5695/m³ sehingga didapat bahwa Kabupaten Madura : Balai
untuk mendapakan nilai B/C > 1 maka Besar Wilayah Sungai Brantas
Anonimous , 2009. Laporan Studi Hernowo S.M. 1999. Pengusahaan Air
PDAM Kabupaten Buleleng dan Sumber Air di Satuan
Aghte, D E. 1996. Water Price Effect on Wilayah Sungai Citarum. Proc.
Residential and Appartment Seminar National Desentralisasi
Low-flow fixtures. Journal of Pengelolaan Sumber Daya Air
Water Resources Planning and di Indonesia. ITB Bandung. P 1-
Mana gement122(1):20-32 6.
Ahsan, M.R. 1999. Water Resources Kadariah. 1989. Evaluasi Proyek. Jakarta
Management–A Comprehensive : Fakultas Ekonomi Universitas
Approach. Proc. Civil and Indonesia.
Engineering Conference, Kuiper, Edward. 1971. Water Resources
Bangkok, Thailand p33-50. Project Economics. Canada :
Alfredo, A. 1987. Probability Concepts University of Manitoba.
In Engineering Planning And Kodoatie, J. Robert.1995. Analisis
Design. First edition. John Kelayakan Ekonomi Proyek.
Wiley & Sons, Inc.USA. Yogyakarta: Kanisius
Beecher, J. A. 1999. Sustainable Water Labadie, J.W.2001. Reservoir System
Pricing. Water Resources Optimization Models. Water
Update 114:26-33 Resources Update, USA.108:
Fauzi. A. 2002. Microsoft Excel 83-110.
2002.First edition. PT Lasdon,L.1998. Microsoft Excel Solver
Gramedia Jakarta. uses the Generalized Reduced
Gleick, P. H. 2000. Water Planning And Gradient Non linear
Management Under Climate Optimization. University of
Change. The World’s Water. Texas Austin Cleveland State
112: p25-32. University.
Grigg, N.S. 1996. Management Frame Linsley, Ray. K, Joseph B. Franzinni.
work for Large-Scale Water 1985. Teknik Sumber Daya Air.
Problems. Journal of Water Re- Terjemahan Djoko Sasongko.
sources Planning and Jakarta : Erlangga.
Management. 122 (4) : 296-300. Lippai, I.2000. Efficient and Equitable
Hunt, C.1999. Transposing of Water Impact Fees for Urban Water
Policies From Developed To System Journal Of Water
Deve-loping Countries the Case Resources Planning and
of User Pays. Water Management, 126(2): 75-84
International. 24(4): 293-306. Loucks, D.P. 1985. Water Resources
Harald D. 1996. Water Crisis in Deve- Systems Planning And Analysis
loping World Misconceptions Prentice Hall, Inc. Englewood
about Solution. Journal Of Cliffs, New Jersey. 07632
Water Resources Planning and Lund, J.R. 1996.Operating Rule Opti-
Management, 122(2):79-87 mization for Missouri River
Hatmoko, W. 1999. Model Alokasi Air Reservoir System Journal of
Untuk Mendukung Water Resources Planning and
Pengusahaan Sumberdaya Air Mana-gement.122(4) : 287-295
Yang Adil Dan Macdonald, A. 2001. Water Resources in
Berkesinambungan. proc Twenty First Century, Global
Seminar Nasional Desentralisasi Challenge. Journal of Comission
Pengelolaan Sumberdaya Air Di Water Engineering
Indonesia.ITB Bandung.p 54- Management.15 : 157-161
63.
Major, D.C. 1998. Climate Change And
Water Resources The Role Of
Risk Management
Methods.Water Re-sources
Update, USA. 112: 47-50
Mc. Neill, D. 2000. Water as an
Economic Good. Water
Resources Update USA.
Niedda, M. 1996. Mixed Optimization
Technique For Large Scale
Water Resources Systems.
Journal of Water Resources
Planning and Management.
122(6) : 387-396
Pigram, J.J. 2000. Economic Instrument
In The Management Of
Australia’s Water Resources : A
Critical View. Water Policy
Research, Armidale, Australia.
LooseLeaf n. p.
Rispiningtati. 1992. Using Spreadsheet
For Irrigation Distribution
System. Development Techno
logies Unit The University of
Melbourne. Australia.
Rispiningtati. 2008. Water Allocation and
Water Price Model at Multi
reservoir River System. Argitek
Vol 16.FTUB.
Sayogyo, Sidik Budi . 1995. Studi
Penetapan Harga Energi Listrik
Terhadap Kelayakan Ekonomi
Teknik Pada Proyek PLTA
Kesamben Blitar. FT UB.

Anda mungkin juga menyukai