ABSTRAK
Air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup yang keberadaannya mutlak
diperlukan, dengan bertambah tuanya planet bumi ini telah terjadi pemanasan global yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air hujan. Pertemuan internasional oleh
UNED badan dari PBB pada tahun 1996 mengulas tentang hubungan pengaturan air
melalui mekanisme ekonomi.
Propinsi Bali dengan luas wilayah sekitar 5.632,86 Km2 dan luas daerah aliran
sungai di lokasi Bendungan Titab adalah sebesar 69,54 km2 dengan panjang sungai 25 km.
Proyek Bendungan Titab berfungsi untuk penyediaan air irigasi di Saba seluas 1396.40 ha
dan Puluran seluas 398.42 ha, serta suplai air baku untuk air minum, pembangkit listrik
3,15 MW.
Tujuan dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan
dan analisa simulasi harga air bersih yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
masyarakat pengguna setelah berdirinya proyek Waduk Titab tersebut.
Lokasi waduk Titab terletak pada Sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) Bali
Penida, dan secara administratif termasuk di empat wilayah desa, yaitu Desa Telaga, Desa
Ularan, Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu dan Desa Ringdikit Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng. Luas daerah aliran sungai di lokasi bendungan adalah sebesar 69,54
km2 dengan panjang sungai 25 km.
Hasil perhitungan uji kesesuaian metode proyeksi penduduk diambil dengan
menggunakan metode eksponensial sebesar 0,921115 karena memiliki angka mendekati +1
dibandingkan metode yang lainnya. Penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2025
berjumlah sebanyak 2,343,380 jiwa yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan
kebutuhan air bersih. Kebutuhan air rata–rata yang digunakan adalah kebutuhan air rata
rata tahun 2025 dimana sebagai acuan untuk perhitungan BCR yaitu 65,095,932 lt/hari x
5500 (Harga air eksisting maksimum) = Rp 130,680,082,750 (Manfaat air bersih). Dalam
perhitungan Benefit Cost Ratio dengan tingkat suku bunga 12% B/C Waduk Titab >1
maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, atau lebih tepatnya proyek
ini melebihi nilai impas. Dari hasil analisa perbandingan dapat diketahui bahwa harga air
mimimum eksisting sebesar Rp 800/m³ dan harga air maksimum sebesar 5500/m³,
sedangkan dari hasil simulasi didapat harga air minimum sebesar Rp.982/ m³ dan harga air
maksimum sebesar 5695/m³ sehingga didapat bahwa untuk mendapakan nilai B/C > 1
maka pihak pengelola air dapat menerapkan harga air yang sudah di analisa.
Ketersediaan air pada musim kemarau sangat terbatas, sehingga perlu dilakukan
pendekatan kepada petani agar mau melaksanakan pola tata tanam yang sudah di
jadwalkan dan hendaknya pihak-pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam
pemeliharaan Waduk Titab agar waduk dapat beroperasi secara optimal sesuai usia
gunanya serta terjaga keefektifitasannya.
Water is a life source absolutely needed for any creatures. Earth is aging because
global warming has reduced rainfall volume. International assembly organized by UNED
of United Nations in 1996 reviews about water management through economic mechanism.
Bali Province has 5,632.86 km2 land width. Titab Reservoir river basin is 69.64
km2 width with 25 km length. Titab Reservoir Project is designed to provide irrigating
water to Saba with 1396.40 ha width and Puluran with 398.42 ha width, to supply
standard water for tap water, and to generate 3.15 mv electric.
The objective of research is to contribute to the determination and analysis of
simulation of clean water price based on the determination and demand of the user
community after the launching of Titab Reservoir Project.
Titab Reservoir is located at River Basin Subunit in Bali Penida. Administratively,
it has boundary with four villages, Telaga Village, Ularan Village, Busungbiu Village at
Busungbiu Subdistrict, and Ringdikit Village at Seririt Subdistrict in Buleleng Regency.
River basin width of the reservoir is 69.64 km2 width with length of 25 km.
Result of compatibility test with using residential projection and exponential
methods is 0.921115 because the number approaches +1 compared to other mehod. The
residents of Buleleng Regency in 2025 are estimated to count for 2,343,380 heads. This
number is useful for the base of measuring the demand of tap water. The average water
demand is the average water demand in 2025 to calculate BCR, which is 65,095,932 lt/day
x 5500 (maximum existing water price) = Rp. 130,680,082,750 (clean water benefit). In the
calculation of Benefit Cost Ratio at 12 % interest rate, B/C of Titab Reservoir is > 1,
which is meant that this project is reliable economically, or the project has exceeded
return on investment. Result of comparative analysis shows that the existing tap water is
Rp 800/m3 and maximum water price is 5500/m3. Result of simulation indicates that
minimum water is Rp 982/m3 and maximum water price is Rp 5695/m3 such that to obtain
B/C > 1, the water manager employs the analyzed water price.
Water availability in dry season is very limited such that the farmer must be
convinced to keep the scheduled planting pattern. The authority should review the
maintenance of Titab Reservoir to ensure its optimum operation, cycle life, and
effectiveness.