Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KESUBURAN TANAH
“NITROGEN TANAH DAN TANAMAN”

DOSEN : DENAH SISWATI

DI SUSUN OLEH :
YANNI NURBAINI C1051151033
DEDE RUSVITA C1051151038

ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kesuburan Tanah. Makalah ini di susun sebagai
tugas materi Kesuburan Tanah studi Ilmu Tanah. Makalah ini membahas tentang ?.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diperlukan kami
demi kesempurnaan penulisan makalah ini pada masa yang akan mendatang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hari kami mengucapkan mohon maaf dan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

Pontianak, 15 Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. .................................................................................................................. 3
2.2. .................................................................................................................. 3
2.3. .................................................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
3.1. Sumber N Tanah ....................................................................................... 6
3.2. Mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik .................................. 6
3.3. Pemupukan N menurunkan pH tanah ....................................................... 6
3.4. Bentuk utama N tanah .............................................................................. 6
3.5. Faktor-faktor mempengaruhi N tanah ...................................................... 8
3.6. Perilaku N dalam tanah............................................................................. 8
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 9
4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 9
4.2. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Nitrogen (N) merupakan unsur esensial bagi tumbuhan. N dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak (Hanafiah et al. 2010). N di dalam tanah dan tanaman bersifat
sangat mobil, sehingga keberadaan N didalam tanah cepat berubah atau bahkan
hilang. Kehilangan N dapat melalui denitrifikasi, volatilisasi, pengangkutan hasil panen
atau pencucian dan erosi permukaan tanah. Hilangnya N melalui pencucian umumnya
terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur kasar, kandungan bahan organik sedikit dan
nilai kapasitas tukar kation (KTK) rendah. Rendahnya kandungan unsur N serta unsur
hara lain dapat terjadi pada tanah yang memiliki tingkat kemasaman tinggi (pH
5.5), hal ini umum terjadi pada tanah yang diusahakan dalam bidang pertanian, seperti
pada tanah Entisol, Inceptisol dan Ultisol (Hardjowogeno, 2010).

Rendahnya kandungan unsur N dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan


tanaman. Dalam tanaman yang mengalami kekahatan unsur N, dalam jaringan tua
akan diimobilisasi ke titik dan jaringan tua akan menguning, jika kekahatan terus
berlanjut maka keseluruhan tanaman akan menguning, layu dan mati. Adapun
dampak lainnya adalah mengakibatkan rendahnya produksi bobot kering tanaman.
Bahwa peningkatan dosis pupuk N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan
kadar protein dan produksi tanaman Winarso (2005).

1. 2. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah sumber N dalam tanah itu?
2. Bagaimanakah cara fiksasi N simbiotik dan non simbiotik?
3. Bagaimanakah cara mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik?
4. Mengapa pH tanah dapat diturunkan dengan cara pemupukan N?
5. Seperti apakah bentuk utama N tanah?
6. Dipengaruhi apa sajakah faktor-faktor dalam N tanah?
7. Bagaimana perilaku N didalam tanah?
1. 3. Tujuan
1. Untuk memahami sumber N dalam tanah.
2. Untuk memahami cara fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.

4
3. Untuk memahami mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.
4. Untuk memahami penurunan pH tanah dengan cara pemupukan N.
5. Untuk memahami bentuk utama N.
6. Untuk memahami pengaruh apa saja faktor-faktor dalam tanah.
7. Untuk mengetahui perilaku N didalam tanah.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
2. 2.
2. 3.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1. Sumber N Tanah
Nitrogen tanah berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Hasil perombakan bahan organik.
2. Penambatan gas N2 atmosfer oleh bakteri Rhizobium bersimbiose dengan
tanaman leguminosae.
3. Penambatan gas N2 atmosfer non-simbiotik oleh jazad mikro tanah seperti
Azotobacter dan Clostridium.
4. Penambatan gas N2 atmosfer oleh ganggang hijau biru bersimbiose dengan paku
air.
5. Terdapat dalam air hujan.
6. Terbawa asap gunung berapi.
7. Diberikan sebagai pupuk organik maupun anorganik

Gambaran keseimbangan N di alam secara global disajikan dalam Tabel 1.1.


Penambatan gas N2 atmosfer secara simbiotik merupakan mekanisme paling efisien
dalam tanah, karena tidak ada kehilangan melalui pencucian maupun denitrifikasi dan
merupakan sumber utama protein. Jumlah N ditambat secara tepat belum diketahui,
tetapi ada hubungannya dengan jenis tanaman seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.2.

Penambatan N simbiotik oleh ganggang hijau biru dilakukan Anabaena- azollae


bersimbiose dengan pakis air (Azolla-pinnata). Pada tanah sawah, asosiasi Azolla -
Anabaena diketahui mampu menambat N bebas 100 hingga 150 kg N tiap hektar per
tahun, dengan biomas 40 hingga 60 ton Azolla. Percobaan Vergilius (dalam Tisdale,
S.L. dan W.L. Nelson. 1975) menunjukkan peningkatan produksi gabah sekitar
satu ton dengan pembenaman Azolla sebelum dan setelah tanam.

7
Jum lah ini melebi hi pengaruh 60 kg/ha.

Tabel 1. 1. Keseimbangan Nitrogen di Bumi (Yamaguchi, 1976)

1.2 Nitrogen yang Ditambat dari Asosiasi Rhizobium-Legum (NAS, 1979)

Fiksasi N adalah proses pengubahan nitrogen dari bentuk N anorganik (dari udara
bebas) menjadi N bentuk organik. Unsur di dalam atmosfer belum dalam keadaan
tersedia. Sehingga untuk dapat tersedia harus diubah dahulu menjadi bentuk NH4+ atau
8
NO3-. Fiksasi N menghasilkan NHP3 melalui proses reduksi senyawa di- imide (HN-
NH) melalui hidrozine (H2N-NH2). Ammonia kemudian diubah menjadi organic yang
bersenyawa dengan asam organik menjadi asam amino.
Pada fiksasi N secara simbiotik, N2 dari udara diikat menjadi senyawa NH3
atau NO3 yang kemudian dapat diserap oleh tanaman. Fiksasi N terjadi secara
biologis lewat simbiosis mutualistrik tanaman legum-rhyzobium (bakteri
heterotrofik), juga beberapa tanaman non legum. Bakteri simbiotik adalah bakteri
pengikat N udara yang bersimbiosa dalam bintil-bintil akar tanaman leguminosa.
Tanaman menyediakan makanan dan bahan organik untuk bakteri, sedang tanaman
mendapat N yang diikat dari udara oleh bakteri yang digunakan untuk membentuk
protein dibadannya. Karena umur suatu bakteri hanya beberapa jam, maka setiap saat
banyak bakteri yang mati, yang kemudian mengalami dekomposisi sehingga
terbentuk NH4+ dari NO3- yang dapat digunakan oleh tanaman induknya
(Hardjowigeno, 2010).
Jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobium sangat bervariasi, tergantung pada
strain, tanaman inang, dan lingkungan. Penambatan oleh rhizobium maksimum bila
ketersediaan hara nitrogen dalam keadaan minimum. Oleh karena itu, dianjurkan untuk
memberikan sedikit pupuk nitrogen sebagai starter, agar bibit muda memiliki
kecukupan N sebelum rhizobium menetap dengan baik pada akarnya (Afandie, 2002).

Pada fiksasi non simbiotik, fiksasi N2 serempak dengan mereduksi asetilena dalam
rhizosfer (permukaan/dalam sel-sel akar) dengan memanfatkan secara selektif senyawa-
senyawa organik sekresi/eksudat akar (Hanafiah, 2010). Fiksasi N dalam tanah
dilakukan oleh jasad renik yang hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman
inang. Jasad renik tersebut seperti ganggang hijau-biru (Chyanophiceae) dan bakteri
yang hidup bebas di dalam tanah. Bakteri yang hidup bebas adalah Rhodospirillum sp
bersifat anaerob, azotobacter, dan beiyerinckia yang bersifat aerob (Afandie, 2002).

Manfaatnya bagi tanaman, ganggang hijau-biru terjadinya pelapukan secara


biologis sehingga menjadi lebih terbukanya kehidupan lain pada permulaan genesa
tanah. Sedangkan fiksasi nitrogen oleh bakteri yang hidup bebas di dalam tanah
mempunyai peranan lebih penting dibandingkan dengan ganggang hijau-biru. Jasad-
jasad ini menghendaki adanya sumber tenaga berupa sisa tanaman dan hewan. Serta
sebagian tenaga hasil oksidasi digunakan untuk menambat nitrogen dari udara bebas.
Kemampuan maksimum fiksasi nitrogen oleh jasad ini berkisar 20-40 kg per hektar N
per tahun (Afandie, 2002).

3. 2. Mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik


9
Fiksasi N secara simbiotis dilakukan oleh bakteri yang menginfeksi akar tanaman.
Infeksi diawali dengan pembuatan buluh infeksi pada rambut akar yang digunakan oleh
bakteri sebagai jalan untuk masuk ke dalam tanaman inang. Akibat infeksi ini,
jaringan akan mengalami pembesaran dan peningkatan laju pembelahan sel, sehingga
terbentuk bintil akar (nodule).

Fiksasi secara simbiotis ini merupakan reaksi reduksi N 2 menjadi NH3 yang
membutuhkan sejumlah ATP sebagai sumber energinya, asam piruvat sebagai donor
hydrogen dan dilakukan oleh enzim nitrogenase (protein yang mengandung Fe dan Mo)
yang memerlukan Co sebagai aktivatornya. Dalam proses ini energy ATP (16-30 ATP
per molekul N2) dan ferredoksin (pembawa elektron) mereduksi protein Fe
menjadi reduktan. Reduktan ini mereduksi protein MoFe yang kemudian mereduksi N2
menjadi NH3 dengan hasil samping berupa H2 dan bersamaan itu terjadi reduksi
asetilena menjadi etilena (sehingga dapat digunakan sebagai indicator fiksasi N
simbiotis dan dideteksi melalui prosedur uji ARA).

Aktifitas fiksasi N sangat tergantung pada ketersediaan bahan organik dalam


tanah. Nisbah N yang difiksasi dan kadar organik tanah adalah 5-20 : 1000, yang berarti
untuk setiap 5-20 g N yang difiksasi diperlukan hasil perombakan 1.000 g bahan
organik tanah. Hasil penelitian Weber menunjukan bahwa pada 1 ha kedelai yang
diinokulasi dengan Rhyzobium difiksasi 160 kg N (dengan variasi 50-200 kg) dan 75 %
kadar N tajuk merupakan sumbangan fiksasi simbiotik ini. Daya fiksasi ini menurun
dengan meningkatnya takaran pupuk N.

Pada fiksasi non simbiotik, fiksasi N2 serempak dengan mereduksi asetilena


dalam rhizosfer (permukaan/dalam sel-sel akar) dengan memanfatkan secara selektif
senyawa-senyawa organik sekresi/eksudat akar. Dipengaruhi oleh pH (optimal 6,0-

7,8), potensial redoks dan bahan organik, dan ketersediaan nitrat serta
oksigan. Bakteri non simbiotik seperti bakteri diazotrop yang memiliki sifat
mikroaerobik. Bakteri ini dapat berasosiasi pada rhizosfer tanaman lahan kering
maupun lahan basah dan permukaan daun/batang. Bakteri ini menggunakan asam
malat dan glukonat sebagai sumber karbon, KNO2, N2, NO2, NH4Cl, NH4NO3 dan
glutamate sebagai sumber N. Pada kondisi terpaksa, asam-asam amino seperti
glutamate, aspartate, serin dan histidin digunakan sebagai sumber C dan N.

10
 Aminisasi, adalah proses pelepasan senyawa amina dari perombakan senyawa
organik mengandung nitrogen, dalam hal ini adalah protein:

Protein  R-NH4+ + CO2 + senyawa lain + energi


 Amonifikasi, adalah proses pelepasan amoniak dari hasil aminisasi protein:
RNH2 + HOH  R-OH + NH3 + energi
NH3 + HOH  NH4+ + OH-
 Nitrifikasi, adalah proses pembentukan nitrit dan nitrat dari hasil
amonifikasi:
NH4+ + O2  NO2- + 4H+ (a)
NO2- + 2H+ + O2  NO3- + H2O (b)

 Denitrifikasi

NO3-  NO2- NO, N2O, N2 (c)

3. 3. Pemupukan N menurunkan pH tanah

Tanaman menyerap hara N dalam bentuk NO3 - dan NH4+, sehingga


keberadaannya di dalam larutan tanah harus tetap terpelihara. Rendahnya serapan
hara pupuk oleh tanaman sebagian besar diakibatkan oleh gagalnya proses
penyediaan hara yang optimum di dalam larutan tanah sebagai akibat rendahnya
kadar bahan organik tanah dan ketidaksinkronan antara jumlah hara yang tersedia
dengan waktu tanaman membutuhkan hara tersebut. Rendahnya kadar N tanah
menjadi alasan petani untuk memberikan pupuk N dalam jumlah besar, namun
pemberian pupuk urea takaran tinggi belum tentu menjamin produksi yang tinggi,
karena berkaitan dengan tingkat efisiensi pupuk N yang rendah (Hardjowigeno, 2010)
Pada tanah yang memiliki tekstur liat lempung berpasir menunjukkan bahwa
tanah didominasi oleh fraksi pasir sehingga mempunyai tekstur agak kasar, dengan
demikian kemampuan tanah mengikat air dan unsur hara rendah dan berpotensia.
tinggi untuk terjadinya pencucian unsur hara, kemasaman tanah tergolong masam,
kadar N total tergolong sangat rendah, K-dd, serta P-tersedia serta KTK tergolong
rendah, dan kadar C total rendah, sehingga tanah ini mempunyai kandungan bahan
organik tanah dan potensi kesuburan tanah yang rendah. Oleh karena itu tanah yang
diberikan pemupukan N sangat memerlukan pasokan unsur hara melalui pemupukan
agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pupuk kandang kotoran ayam memiliki

11
kandungan bahan organik yang cukup tinggi dan memiliki potensi yang baik untuk
memasok bahan organik dan unsur hara makro dan mikro.

Pupuk N yang digunakan adalah urea bahwa pemberian NPK dan pupuk
kandang serta berbagai kombinasinya menurunkan pH tanah secara sangat nyata
dibandingkan dengan kontrol. Penurunan pH tanah terbesar terdapat pada perlakuan
100% NPK (P), kemudian berangsur-angsur meningkat kembali dengan pengurangan
dosis NPK dari 75 hingga 0% dengan diikuti penambahan pupuk kandang dari 0%
hingga 100%, baik dari dosis 5 Mg ha-1 maupun dari dosis 20 Mg ha-1, tetapi tetap
nyata lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Halvin et al. (1999) bahwa pemberian pupuk urea dapat menurunkan pH tanah dan
sebaliknya Slameto (1997) dan Syukur dan Nur Indah (2006) mendapatkan bahwa
pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan pH tanah. Eghball (2002)
mendapatkan bahwa pemberian pupuk N dalam bentuk NH4NO3 dapat menurunkan pH
tanah secara nyata.

3.4. Bentuk Utama N Tanah


Bentuk nitrogen yang ada dalam tanah yang umum adalah N-organik. Bentuk N
organik terdiri atas asam amino dan senyawa amina. Bentuk nitrogen tanah yang lain
adalah bentuk N-anorganik yang disusun atas N-NH4+, N-NO3-, N-NO2-, dan N2.
Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk yaitu:
1. Protein (bahan organik).
2. Senyawa-senyawa amino terdiri atas glutamate, aspartate, glisin, alanine,
serine, artinin, γ-amino butirat, dan treonin.
3. Ammonium (NH4+).
4. Nitrat (NO3-).

3. 5. Faktor-Faktor Mempengaruhi N Tanah


Kehilangan nitrogen pada tanah pertanian dapat terjadi melalui denitrifikasi yaitu
proses mikrobiologis yang terjadi karena suasana anaerob dan adanya bakteri
denitrifikan. NO3 dan NH4 diubah menjadi N2 yang menguap diudara. Hal ini dapat
merugikan karena mengurangi ketersediaan N dalam tanah. kemudian, volatilisasi
ammonia yaitu reaksi kimia dengan basa dalam suasana alkalis. Selain itu, karena
adanya reaksi van style, reaksi ini menyebabkan kehilangan N berupa NH3. Dan juga
pencucian (kehilangan N-NO3-). Pencucian nitrat merupakan masalah pencemaran yang

12
potensial terjadi pada air permukaan dan air bawah tanah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan dan kesehatan manusia.

Persen konsentrasi dan distribusi bagian dari bentuk N-organik (asam amino dan
senyawa amina) selalu bervariasi, bergantung pada faktor tanah, komponen yang
ditambahkan, proses pengairan, insetensitas pengolahan dan komponen mikrobiologi
tanah.

3. 6. Perilaku N dalam Tanah

Perilaku nitrogen di dalam tanah sangat bervariasi dan mudah berubah. Selain itu,
perilaku nitrogen di dalam tanah sulit diperkirakan karena transformasinya sangat
kompleks. Oleh karena itu, bila nitrogen dalam jumlah yang berlebihan akan berbahaya
bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Misalnya perubahan dari bentuk nitrogen yang
immobile yaitu NH4+ menjadi bentuk yang lebih mobile yaitu NO2- dan NO- secara
biokimia oleh bakteri khemoautrotop yang disebut proses nitrifikasi. Proses ini
sangat merugikan tanaman, karena efisiensi penggunaan nitrogen oleh tanaman
menurun, sehingga dapat membatasi produksi tanaman. Bagi lingkungan nitrifikasi
juga berdampak negative, karena menghasilkan NO 3- yang sangat berbahaya
bila diserap tanaman serta memiliki sifat denitrifikasi menghasilkan gas N2O, NO dan
N2. Sehingga penggunaan pupuk khususnya nitrogen harus diefisiensikan. Salah satu
cara mengendalikan nitrifikasi dalam tanah dengan menggunakan bahan organik
seresah.

Lebih dari 98 % N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman karena


terakumulasi dalam bahan organik atau terjerat dalam mineral liat. Sedangkan, berkisar
80% kadar gas nitrogen (N2) tersedia di atmosfer bumi. Walaupun jumlahnya
sangat besar di atmosfer, tetapi nitrogen tersebut belum dapat dimanfaatkan
oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk tersedia yang dapat digunakan
oleh tanaman. Pembentukan nitrogen di alam dalam bentuk terikat disebut fiksasi
nitrogen. Hal ini terjadi di dalam tanah, terutama oleh bakteri. Berikut proses perubahan
tersebut adalah:

1. Penambatan oleh mikroba dan jazad renik. Jazad renik hidup simbiotis
dengan tanaman legume (kacang-kacangan) ataupun tanaman non-legum.
2. Penambatan oleh jazad-jazad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang
hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun.
13
3. Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di
atmosfer. Penambatan sebagai ammonia, NO3- atau CN2 pada proses-proses yang
terjadi di industry pabrik pupuk sintetis.

Nitrogen memiliki fungsi yaitu dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif


tanaman dan pembentukan protein. Adapun gejala kekurangan N dalam tanah yaitu
tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, dan daun-daun kuning serta
berguguran. Selain itu, gejala kelebihan N seperti memperlambat kematangan
tanaman (terlalu banyak pertumbuhan vegetatif), batang-batang lemah mudah roboh,
dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit. Apabila kehilangan N pada
tanah maka diakibatkan oleh beberapa faktor seperti digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme, N dalam bentuk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit
sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman, dan N dalam bentuk NO3- (nitrat) mudah
dicuci oleh air hujan (Hardjowigeno, 2002).

Tanaman dilahan kering umumnya menyerap ion nitrar NO3- relatif lebih besar
jika dibandingkan dengan ion NH4+. Ada dugaan bahwa senyawa organik misalnya
asam nukleat dan asam amino larut, dapat diserap langsung oleh tanaman. Tetapi,
keberadaan kedua senyawa tersebut didalam tanah dianggap kecil jika dibandingkan
dengan keperluan tanaman. Pada pH rendah, nitrat diserap lebih cepat dibandingkan
dengan ammonium. Sedangkan pada pH netral, kemungkinan ada penyerapan keduanya
seimbang. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH - dengan anion
NO3- sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Pada pH 4,0 penyerapan nitrat lebih
banyak dibandingkan dengan ammonium (Afandie, 2002).

14
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
1. Sumber N dalam tanah yaitu penambatan gas N 2 atmosfer oleh bakteri Rhizobium
bersimbiose dengan tanaman leguminosae dan penambatan gas N2 atmosfer non-
simbiotik oleh jazad mikro tanah seperti Azotobacter dan Clostridium.
2. Pada fiksasi N secara simbiotik, N2 dari udara diikat menjadi senyawa NH3 atau
NO3 yang kemudian dapat diserap oleh tanaman sedangkan pada fiksasi non
simbiotik, fiksasi N dalam tanah dilakukan oleh jasad renik yang hidup bebas,
artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman inang.
3. Mekanisme fiksasi terdapat Aminisasi, Amonifikasi, Nitrifikasi dan
Denitrifikasi.
4. Pada tanah yang diberikan pemupukan N sangat memerlukan pasokan unsur hara
melalui pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
5. Bentuk nitrogen yang ada dalam tanah yang umum adalah N-organik serta
bentuk N organik terdiri atas asam amino dan senyawa amina. Bentuk nitrogen yang
ada dalam tanah yang umum adalah N-organik serta bentuk N organik terdiri atas
asam amino dan senyawa amina.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi N tanah diantaranya adalah Denitrifikasi,
Nitrifikasi, Volatilisasi ammonia, reaksi Van style dan juga Pencucian.
7. Perilaku N dalam tanah mudah berubah, sulit diperkirakan, sebagai regulator
penggunaan kalium, fosfor dan unsur-unsur lain dalam proses fotosintesis dan dapat
memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein.

4. 1. Saran

15
16
DAFTAR ISI

Adamy Sipahutar I. dan Kasno A. 2009. Dinamika Hara N Pada Lahan Sawah
Intensifikasi Bermineral Liat Dominan 2:1 [129-144]
Afandie. 2002. Menuju pemupukan berimbang guna meningkatkan jumlah dan mutu hasil
pertanian. Dit. Penyuluhan Tanaman Pangan, Dir. Jen. Pert. Tan. Pangan, Deptan.
Jakarta
Agisti Amik, Alami Nur Hidayatul, dan Hidayati Tutik Nur. 2014. Isolasi dan Dentifiasi
Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik pada Lahan Restorasi dengan Metode
Legume Cover Crop (LCC) di Daerah Pasirian Lumajang Jawa Timur Vol. 3,
No. 2
Danapriatna Nana. 2010. Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non Simbiotik Vol.
1 No. 2
Eghball. 2002. Pupuk and the eficient use of water. In A.G. Norman (ed). Adv. In Agron.
Vol. 14
Fahmi Arifin, Syamsudin, Utami Sri Nuryani H dan Radjagukguk Bostang. 2010.
Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen Dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea Mays L) Padatanahregosoldan Latosol 10 (3)
Halvin et al. 1999. Chemistry of Soils. Soil Science (SOIL) 702/802 (revised Jan 1998).
http://pubpages.unh.edu/~harter/soil702.html
Hanafiah et al. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Hardjowogeno. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta
Las et al., 2010. 1984. Booker Tropical Soil Manual. Booker Agric. Intern. Ltd
Nariratih Intan, Damanik MMB dan Sitanggang Gantar. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada
Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya
Pada Tanaman Jagung Vol.1, No.3, Juni 2013
Purwantari, N.D. 2008. Penambatan Nitrogen Secara Biologis: Perspektif Dan
Keterbatasannya Vol. 18 No. 1
Rosmarkan, Afandie dan Yumono, Nasih Widya. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kaisius: Yogyakarta
Sarno. 2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Pupuk Kandang terhadap Sifat Tanah dan
Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Caisim Vol. 14, No. 3
Slameto. 1997. Cycles of Soil. Carbon, Nitrogen, Phosphorous, Sulfur, Micronutrients. A
WileyInterscience Publ. John Wiley & Sons. New York, 39.

17
Syukur dan Nur Indah. 2006. Masalah kesuburan tanah dan cara penyelesaiannya
(diktat). Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

Tisdale et al., 1985. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ. Co., Inc.New
York.

18
19

Anda mungkin juga menyukai