Anda di halaman 1dari 5

KLIPING

OTONOMI DAERAH JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
1. Munahakiroh
2. Nur Khofifah
3. Nur Aini
4. Muhammad Khoirul Umam
5. Muham Lutfi

SMP ISLAM AL FATH PLANTUNGAN


TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
Pembangunan Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) Provinsi Jawa Timur yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang perencanaan pembangunan. Dengan demikian,
BappedaProvinsi Jawa Timur bertanggungjawab dalam mendukung pencapaian visi dan misi
Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur, visi Bappeda Provinsi Jawa Timur merupakan cerminan
dari visi-misi Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.

Selain itu, visi Bappeda juga harus didasarkan pada tugas pokok dan fungsi Bappeda Provinsi
Jawa Timur, serta difokuskan pada pencapaian tujuan dan cita-cita pembangunan yang berbasis
perencanaan pembangunan dengan mendasarkan diri pada hasil penelitian/kajian lapangan yang
sistematik dan komprehensif. Oleh karena itu, visi Bappeda Provinsi Jawa Timur itu harus
diarahkan demi kesinambungan pembangunan untuk meningkatkan kemakmuran dengan
berlandaskan akhlak mulia.

Memperhatikan perubahan paradigma dan peranan perencana pada masa yang akan datang, yaitu
yang lebih menonjolkan peran sebagai fasilitator, mediator, dan inovator dalam pelaksanaan
pembangunan, Bappeda Provinsi Jawa Timur di masa depan, dituntut untuk lebih mampu
mengelola perubahan yang semakin kompleks dan cepat.

Bappeda Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari sistem pemerintahan di Jawa Timur dalam
menetapkan visinya berdasarkan fungsi dan tugas pokoknya didasari oleh visi pembangunan
Jawa Timur yaitu terwujudnya masyarakat “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri,
Berdaya Saing, dan Berakhlak”.
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh factor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia, modal,
teknologi dan kewirausahaan. Sedangkan factor eksternal dipengaruhi oleh perkembangan situasi
perekonomian nasional dan internasional baik yang terkait dengan kebijakan sector riil maupun
moneter serta perkembangan minyak dunia.

Secara umum kondisi perekonomian Jawa Timur tahun 2011 cukup menggembirakan
meski persaingan ekonomi di level domestik maupoun global sangat ketat, namun Jawa Timur
tahun ini masih memperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 7,22 persen. Capaian pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan dan kemudahan yang
telah diberikan oleh pemerintah daerah baik yang terkait dengan kegiatan investasi maupun
pengembangan infrastruktur, serta kerja keras seluruh pelaku usaha di Jawa Timur.

Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (dalam persen)

Dari hasil perhitungan PDRB tahun 2011, telah diketahui bahwa totsl nilai PDRB Jawa
Timur atas dasar harga konstan sebesar Rp. 366,98 triliun, lebih besar dibanding tahun2010 yang
sebesar Rp. 342,28 triliun, sehingga diperoleh pertumbuhan skonomi sebesar 7,22 persen, lebih
cepat dibandingkan tahun 2010 yang tumbuh 6,68 persen. Secara umum pertumbuhan tersebut
didorong oleh membaiknya permintaan domestic dan meningkatnya kapasitas produksi barang
dan jasa.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama
lima tahun terakhir menunjukan perkembangan yang fluktuatif. Dimana seluruh sector ekonomi
tahun 2011 mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tinggi terjadi disekor pengangkutan
dan komunikasi sebesar 11,44 persen, diikuti sector perdagangan, hoteldan restoran sebesar 9,81
persen dan sector konstruksi sebesar 9,12 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada
sector pertanian sebesar 2,53 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga
mengalami pertumbuhan cukup tinggi sebesar 8,81 persen.
Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Dalam era global seperti sekarang ini, pariwisata merupakan sektor yang sangat menjanjikan jika
dikembangkan dan dikelola secara baik dan profesional. Apalagi Jawa Timur punya obyek
wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata alam yang ada di Jawa Timur antara lain Telaga
Sarangan, Tretes, Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Gunung Ketanggungan di Arjuna,
Gunung Semeru, Alas Purwo dan Baturetno di Malang, Pantai Pasir Putih di Situbondo, Pantai
Popoh, Pantai Pacitan, Pantai Ngliyep, dan wisata bahari di beberapa daerah Jawa Timur. Wisata
budayanya antara lain Candi Panataran, Candi Jawi, Candi Jago dan Candi Singosari di Malang,
Karapan Sapi di Madura, upacara labuhan di sepanjang Pantai Laut Selatan, kesenian tradisional
reog Ponorogo, dan ludruk. Wisata sejarahnya antara lain makam para wali seperti Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Mojoagung, Sunan Drajat, makam Bung Karno, Trowulan
yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit, dan Museum Empu Tantular. Selain itu,
jumlah penduduk yang besar dan tingkat pendidikan yang relatif baik merupakan sumber daya
manusia yang potensial untuk dikembangkan dan ditingkatkan produktivitasnya melalui berbagai
program pelatihan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan. Masalah SDM dalam
kaitannya dengan otonomi daerah menjadi sangat penting karena SDM yang kreatif dan punya
etos kerja tinggi akan dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi suatu daerah.
Sebaliknya, jika suatu daerah dinyatakan kaya sumber daya alamnya tetapi sangat rendah
kualitas SDM-nya, masyarakat di daerah itu belum tentu sejahtera. Perpaduan antara kreativitas
manusia dan sumber daya alam yang memadai akan dapat mewujudkan kesejahteraan manusia.

Kesehatan

SKP Jawa Timur adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya pemerintah,
masyarakat, dan swasta di Jawa Timur yang terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
SKP menguraikan secara spesifik unsur-unsur upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
SDM Kesehatan, sumber daya obat, perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta
manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah.
Politik

Kepala daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur.
Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini diemban oleh Soekarwo, yang terpilih dalam
Pilkada Jatim yang berlangsung dalam dua putaran. Ia menggantikan Setia Purwaka yang
ditunjuk Menteri Dalam Negeri sebagai Penjabat Sementara Gubernur Jawa Timur setelah
Gubernur Imam Utomo mengakhiri masa jabatannya pada 29 September 2008. Pemilihan Kepala
Daerah, dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada Langsung) untuk pertama kalinya diselenggarakan
pada tahun 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam
koordinasi wilayah, dibentuk 4 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun,
Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, dan Bakorwil IV Pamekasan.

Jawa Timur mengirim 87 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan, dan empat wakil
ke DPD. Empat wakil Provinsi Jawa Timur di DPD untuk periode 2014-2019 adalah Hj. Emilia
Contessa; Abdul Qadir Amir Hartono, S.E., M.H.; H. Ahmad Nawardi, S.Ag.n.; dan Drs. H.
A. Budiono, M.Ed.
DPRD Jawa Timur hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 terdiri atas 100 kursi dan tersusun
dari sepuluh partai yang didominasi oleh PKB (20 kursi), PDI-P (19 kursi), dan Partai
Gerindra (13 kursi). Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2014-2019 terdiri dari Abdul
Halim Iskandar (Ketua; PKB), Kusnadi (Wakil Ketua; PDI-P), Tjutjuk Sunario (Wakil Ketua;
Gerindra), Achmad Iskandar (Wakil Ketua; Demokrat), dan Soenarjo (Wakil Ketua; Golkar)
yang resmi menjabat sejak 2 Oktober 2014.[6]

Anda mungkin juga menyukai