Kelompok 1
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
SUMEDANG
2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN
C. POKOK BAHASAN
Materi yang akan dibahas adalah tentang pengelolaan limbah tempe.
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian limbah
2. Bentuk dan kandungan limbah tempe
3. Dampak pengelolaan limbah tempe yang tidak baik
4. Cara pengelolaan limbah tempe
a. Pengelolaan limbah tempe primer
b. Pengelolaan limbah tempe sekunder
1) Pembuatan pupuk
2) Pembuatan nata de soya
3) Pembuatan makanan ternak
4) Pembuatan tempe bus
E. MATERI (terlampir)
PROSES BELAJAR – MENGAJAR :
1. Evaluasi Proses
a. Di 5 menit pertama sasaran sudah berkumpul sebanyak 6 orang.
b. Sasaran 100% menjawab salam.
c. Pada saat pemberian materi sasaran menyimak.
d. Pada saat tanya jawab sasaran antusias dan memiliki inisiatif untuk
bertanya, maksimal 3 orang dari 6 orang.
e. Sasaran mampu menjawab pertanyaan yang sudah dijelaskan, manimal
3 orang dari 6 orang.
1. Sebutkan bentuk dan kandungan limbah tempe?
2. Sebutkan dampak pengelolaan limbah tempe yang tidak baik?
3. Sebutkan cara pengelolaan limbah tempe primer minimal 2?
4. Sebutkan cara pengelolaan limbah tempe sekunder minimal 2?
f. Sasaran bubar dengan tertib.
2. Evaluasi Hasil
a. Sasaran dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri
tentang pencegahan kekerasan seksual
b. Sasaran dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri
tentang dampak mitos selama masa nifas.
c. Sasaran mampu mendemostrasikan
Lampiran
MATERI
PENGELOLAAN LIMBAH TEMPE
I. Pengertian limbah
Limbah cair adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan biasanya
terdiri dari air yang telah digunakan. Sebanyak 0,1% limbah dapat pula berupa benda-
benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik.
standart baku mutu. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri
kehidupan organisme air. Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan
3. Limbah dari proses pembuatan tempe ini termasuk dalam limbah yang
4. Limbah cair dari proses perebusan dan perendaman kedelai, mempunyai nilai
standart baku mutu limbah cair. Pengaruh yang berbahaya pada ikan,
afiksiasi.
IV. Cara pengelolaan limbah tempe
1. Pengelolaan limbah tempe primer
a. Limbah yang dialirkan harus dalam keadaan tertutup agar bau dari
limbah tidak menjadi polusi udara.
b. Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut metode penyaringan.
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
lakukan pengontrolan berkala pada metode penyaringan ini dengan baik
agar tidak terjadi sumbatan oleh bahan padat.
c. Limbah yang telah disaring kemudian salurkan ke suatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat.
d. Selanjutnya adalah metode pengendapan yang merupakan metode
pengolahan utama yang paling banyak digunakan pada proses
pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan limbah cair
didiamkan agar partikel padat mengendap di dasar tangki sehingga
endapan tersebut membentuk lumpur yang akan dipisahkan ke saluran
lain untuk diolah menjadi bahan yang bermanfaat salah satunya pupuk.
e. Selain itu, lakukan metode pengapungan untuk menyingkirkan polutan
berupa minyak atau lemak. Proses ini dilakukan dengan bahan yang
dapat menghasilkan gelembung udara yang berukuran kecil. Tujuannya
agar polutan berupa minyak atau lemak dapat terpisah dan kemudian
bisa dibuang.
f. Pembuangan limbah cair kemudan bisa dibuang ke lingkungan perairan
dengan syarat harus memiliki izin tertulis dari Bupati atau Walikota,
sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
2. Pengelolaan limbah tempe sekunder
a. Pembuatan pupuk
Cara Mengelola Limbah Tempe Menjadi Pupuk Cair Produktif (PCP)
1) Sebanyak 10 liter limbah cair tempe direbus hingga mendidih
menggunakan dandang selama 15-20 menit.
2) Siapkan ember cat berukuran 20 liter.
3) Limbah cair yang masih panas tersebut dimasukkan ke dalam
ember lalu didinginkan.
4) Setelah dingin, tambahkan biang/starter EM4 (Gambar 1.)
sebanyak 5-10 % v/v
Note EM4 : Effective Microorganisme sebagai Aktivator
kompos yang berguna mengembalikan sifat kimia tanah.
5) Limbah cair yang telah ditambah starter EM4 selanjutnya
disimpan pada suhu rungan selama 7 hari. Satrter ini berisi
populasi bakteri bermanfaat.
6) Pembuatan pupuk cair berhasil jika saat dibuka dan berbau seperti
urea atau bau busuk
7) Pupuk cair dari limbah tempe sudah siap digunakan untuk
memupuk tanah disekitar tanaman atau sayuran.
8) Jika ingin ditambah unsur KCl maka bisa ditambahkan air
rendaman sabut kelapa (perbandingan perendaman sabut kelapa
dan air = 50 : 50) selama 5 hari.
9) Jika belum digunakan dalam jangka dekat, sebaiknya penambahan
starter < 3% (misal 1%).
REFERENSI :
Adhiansyah, Rizal. 2013. Studi Pembuatan Pakan Ternak Berbasis Kulit Ari Kedelai
Terfermentasi (Kajian Jenis Mikroorganisme dan Waktu Fermentasi). Fakultas
Teknologi Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.
Mairizal. 2009. Pengaruh Pemberian Kulit Ari Biji Kedelai Hasil Fermentasi dengan
Aspergillus niger sebagai Pengganti Jagung dan Bungkil Kedelai dalam
Ransum terhadap Retensi Bahan Kering, Bahan Organik dan Serat Kasar pada
Ayam Pedaging. Staf Pengajar Fakultas Peternakan, Universitas Jambi, Jambi.
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari, 2009, Vol. XII. No.1.
Purnomo. 2014. Pemanfaatan limbah tahu menjadi produk nata de soya, solusi
penanganan pencemaran lingkungan.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21043&val=1319