Bab 1 Massa Jenis
Bab 1 Massa Jenis
PENDAHULUAN
2.4 Rapatan
Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor
seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi
pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai
konstanta/bilangan tetap. Rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang
diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zatnya dengan volumenya
(Kondo,1982).
Teori fungsi kerapatan adalah teori mekanika kuantum yang digunakan
dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak
partikel. Sasaran utama dari fungsi kerapatan adalah menggantikan fungsi
gelombang elektron banyak-partikel dengan kerapatan elektron sebagai besaran
dasarnya.
DFT (Density Functional Theory) menjadi sangat terkenal untuk
perhitungan dalam fisika keadaan padat sejak tahun 1970. Akan tetapi, DFT
tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup akurat untuk perhitungan kimia
kuantum sampai tahun 1990, ketika pendekatan digunakan dalam teori dihasilkan
perbaikan yang lebih baik. DFT kini merupakan suatu metode yang mengarahkan
pada perhitungan struktur elektron dalam berbagai bidang (Sears, F. W,1985).
Walaupun teori fungsi kerapatan memiliki dasar konseptualnya dalam
model Thomas-Fermi, DFT tidak berlandaskan pijakan teoretis yang kuat sampai
munculnya teorema Hohenberg-Kohn (HK) yang menunjukkan adanya pemetaan
satu-satu antara kerapatan elektron keadaan dasar dengan fungsi gelombang
keadaan dasar dari sistem banyak-partikel. Selain itu, teorema HK membuktikan
bahwa kerapatan keadaan dasar meminimalkan energi elektron total sistem
tersebut. Karena teorema HK berlaku hanya untuk keadaan dasar, DFT juga
merupakan sebuah teorema keadaan dasar.
Teorema Hohenberg-Kohn hanya suatu teorema keberadaan, yang
menyatakan bahwa penggambaran itu ada, tetapi tidak menghasilkan
penggambaran apapun yang tepat seperti itu. Teorema tersebut dalam
penggambaran ini dibuat pendekatan. Penggambaran yang paling terkenal adalah
pendekatan kerapatan lokal (LDA) yang memberikan pendekatan penggambaran
dari kerapatan sistem terhadap energi total. LDA digunakan untuk gas elektron
yang seragam, dikenal juga sebagai jellium.
Pada kenyataannya, teorema HK jarang digunakan secara langsung untuk
membuat perhitungan. Sebagai gantinya, implementasi teori fungsi kerapatan
yang paling umum digunakan saat ini adalah metode Kohn-Sham. Dalam
kerangka DFT Kohn-Sham, masalah interaksi elektron banyak partikel, potensial
statis eksternal direduksi menjadi sebuah masalah yang mudah dikerjakan dengan
penggantian elektron yang tidak berinteraksi menjadi sebuah potensial efektif.
Potensial efektif meliputi potensial eksternal dan pengaruh interaksi “Colomb”
antar elektron.
Dalam banyak kasus, DFT dengan pendekatan kerapatan lokal
memberikan hasil yang memuaskan jika dibandingkan dengan data eksperimen
pada daya komputasi yang relatif rendah, ketika dibandingkan dengan cara-cara
penyelesaian masalah mekanika kuantum banyak-partikel yang lain. DFT menjadi
sangat terkenal untuk perhitungan dalam fisika keadaan padat sejak tahun
1970. Akan tetapi, DFT tersebut tidak dapat dipertimbangkan cukup akurat untuk
perhitungan kimia kuantum sampai tahun 1990, ketika pendekatan digunakan
dalam teori dihasilkan perbaikan yang lebih baik. DFT kini merupakan suatu
metode yang mengarahkan pada perhitungan struktur elektron dalam berbagai
bidang. Akan tetapi, masih ada sistem yang tidak dapat dijelaskan dengan baik
dengan LDA. LDA tidak dapat menjelaskan dengan baik interaksi antar molekul,
terutama gaya van der walls (dispersi). Hasil lain yang lebih terkenal adalah perhi
tungan celah pita dalam semikonduktor, tetapi larangan ini tidak dapat
memperlihatkan kegagalan, karena DFT adalah teori keadaan dasar dan celah
pita adalah sifat keadaan tereksitasi (Bredthauer, 1993).
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Pipa besi 1 buah
2. Kelereng 1 buah
3. Pipa PVC 1 buah
4. Balok kayu 1 buah
4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pada Kelereng
Diameter (mm)
Massa (gr) Jari-jari (cm) Volume (cm3)
Skala Utama Skala Nonius
16 0,15 8,075 2,20
16 0,19 8,095 2,22
5,64
16 0,23 8,115 2.23
16 0,18 8,09 2,21
Rata-rata 2,215
m
ρkelereng =
V
5,64 gr
=
2,215 cm3
= 2,54 gr/cm3
m
ρbalok kayu =
V
71,19 gr
=
146,38 cm3
= 2,54 gr/cm3
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Pada Silinder Besi
Diameter (mm) Volume Volume
Massa (gr)
r dalam r luar Tinggi luar (cm3) dalam (cm3)
10,79 12,57 99,4 49,31 36,37
11,13 12,57 99,2 49,13 38,58
89,26
11,23 12,6 99,45 49,57 38,58
11,13 12,57 99,2 48,43 39,58
Rata-rata 49,11 38,58
massa
ρsilinder besi =
Volume luar - volume dalam
89,26 gr
=
(49,11 – 38,22) cm3
= 8,19 gr/cm3
massa
ρsilinder PVC =
Volume luar - volume dalam
27,89 gr
=
(58,82 – 48,08) cm3
= 2,59 gr/cm3
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, benda yang akan dihitung massa jenisnya adalah balok
kayu, kelereng, silinder plastik PVC, dan silinder besi. Pada percobaan balok kayu
yang diukur adalah panjang, lebar dan tinggi dengan massa yang diperoleh adalah
71,19 gr dan volume sebesar 146,38 cm3. Serta massa jenisnya sebesar 0,48
gr/cm3. Pada percobaan kelereng dengan massa yang diperoleh sebesar 5,64 gr
dan volume sebesar 2,215 cm3 dengan massa jenis sebesar 2,54 gr/cm3. Pada
percobaan silinder plastik (PVC) yang diukur adalah diameter bagian luar,
diameter bagian dalam dan tinggi. Massa yang diperoleh adalah 27,89 gr dengan
volume rata-rata bagian luar sebesar 58,82 cm3 dan volume rata-rata bagian dalam
sebesar 48,08 gr/cm3 sehingga massa jenis silinder plastik (PVC) yang didapat
2,59 gr/cm3. Pada percoban silinder besi yang diukur adalah diameter bagian luar,
diameter bagian dalam serta tinggi. Massa yang diperoleh dari silinder besi 89,26
gr dengan volume rata-rata bagian luar 49,11 cm3 dan volume rata-rata bagian
dalam sebesar 38,22 cm3 sehingga didapatkan massa jenis sebesar 8,19 gr/cm3.
Semakin besar massa dan volume yang didapat maka akan semakin besar pula
massa jenis yang didapat.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa massa jenis setiap benda berbeda-
beda. Massa jenis ini tidak bergantung pada jumlah zat, sedikit atau banyaknya
jumlah zat. Hal ini menunjukan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dan hasil yang telah diamati, dapat diambil
kesimpulannya, yaitu:
1. Massa jenis yang didapat dari percobaan balok kayu adalah 0,48 gr/cm3.
2. Massa jenis yang didapat dari percobaan kelereng adalah 2,54 gr/cm3.
3. Massa jenis yang didapat dari percobaan Silinder Besi adalah 8,19 gr/cm3.
4. Massa jenis yang didapat dari percobaan Silinder Pipa adalah 2,59 gr/cm3.
5. Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa
dan volumenya.
5.2 Saran
Adapun saran untuk percobaan ini agar praktikan selanjutnya dapat
menggunakan alat pengukur lainnya seperti amper meter.