Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahaya, baik yang nyata maupun yang belum tentu ada. Kecemasan dan
ketakutan sering digunakan dengan arti yang sama; tetapi, ketakutan biasanya
akan adanya ancaman yang hanya berdasarkan hasil asumsi yang belum tentu
benar. Perasaan tidak berdaya dan tidak adekuat dapat terjadi, disertai rasa
terasing dan tidak aman. Intensitas perasaan ini dapat ringan atau cukup berat
and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs
aktualisasi diri).
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs). Ketika
rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan
akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan
kebutuhan lainnya.
spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang
Trismiati, 2006).
diantaranya adalah:
1. Faktor Pendidikan
cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dengan kelompok
balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat
2. Faktor Pekerjaan
Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta rata-rata
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu yang
dengan tingkat pendidikan dan pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus
Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita yang
berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali dibanding
4. Faktor Lingkungan
Dua faktor yang dominan, yaitu: sarana air bersih dan pembuangan tinja.
Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
penyakit diare.
5. Faktor Gizi
dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu
keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk,
kesehatan.
Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air
minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan
dan dapur.
Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan.
Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diarelebih besar
dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang
sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan
angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia
tahun 2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan
angka kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun
sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang.
Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang dengan
jumlah kasus diare pada balita yang ditangani sebanyak 149 kasus, untuk
sebanyak 181 kasus, di tahun 2012 menunjukkan jumlah kasus diare pada
balita yang ditangani sebanyak 251 kasus. (Sumber; Data Kesehatan RSUD
Kepahiang, 2012)
Selama episode diare, air dan elektrolit (natrium, klorida, kalium, dan
Dehidrasi terjadi jika kehilangan air dan elektrolit ini tidak diganti.
Kematian dapat mengikuti dehidrasi berat jika cairan dan elektrolit tidak
diganti baik melalui larutan Oral Rehydration Salts (ORS) atau melalui infus
(WHO, 2009). Anak-anak yang lebih kecil (balita) lebih rentan terhadap
dehidrasi karena komposisi cairan tubuh yang besar, fungsi ginjal yang
7
tentang “Hubungan derajat diare pada anak dengan tingkat kecemasan ibu di
B. Rumusan Masalah
“Adakah hubungan derajat diare pada anak dengan tingkat kecemasan ibu di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan derajat diare pada anak