Anda di halaman 1dari 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN ANALISIS JARINGAN KERJA


UNTUK OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI
DENGAN METODE JALUR KRITIS
Studi Kasus Pada Kajeng Handicraft Yogyakarta

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Nama : Rahmawati Yuli Astuti
Nim : 012214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Kala ketidakberesan terjadi sebagaimana lumrahnya,


kala yang kita tempuh terasa mendaki
kala ingin senyum
tetapi keluhan pahit yang memolesi,
kala sandang pangan menindih menghimpit gairah,
beristirahatlah bila perlu, tetapi jangan menyerah

Hidup ini aneh penuh liku-liku,


seperti kita masing-masing tahu, dan banyak yang gagal memahami,
bahwa “bila ingin menang, ia harus bertahan”
jangan menyerah walau lajunya amat lamban,
mungkin kita berhasil dengan ayunan langkah yang lain
Sukses itu hanya kebalikan dari kegagalan,
warna gelap di balik awan keraguan,
tak pernah kita sadar seberapa dekat diri ini,
boleh jadi sudah dekat, meski kelihatannya masih di angkasa

Maka teruslah berjuang,


walau biru lebam kena pukulan,
kalau segala sesuatunya memburuk,
kita tetap tidak boleh menyerah

( Edgar A. Guest)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Penuh syukur kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda kasih

kepada :

♥ Allah SWT

♥ Ayah dan Ibu, yang tiada hentinya mencurahkan kasih

sayangnya padaku, maaf kalau tidak sesuai target

♥ Kakak-kakakku : Mbak Amy n Mas Hari, Mas Gogo n Mbak

Kitri, Mas Ipung, Mbak Ida; mereka yang selalu

mendukungku baik moril maupun materiil

♥ Om Gun n Bulik Siti; terima kasih banyak atas semua

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENERAPAN ANALISIS JARINGAN KERJA


UNTUK OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI
DENGAN METODE JALUR KERJA

Rahmawati Yuli Astuti


Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui penyusunan diagram


jaringan kerja pembuatan puzzle, 2) untuk mengetahui waktu penyelesaian
tercepat untuk pembuatan puzzle, 3) untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika waktu penyelesaian dipercepat.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi dimana penulis
mengamati secara langsung keadaan dan kegiatan proses produksi. Alat analisis
yang digunakan adalah Critical Path Methods atau CPM.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu normal menurut perusahaan
dalam pembuatan satu unit puzzle adalah 1.800 detik dengan biaya tenaga kerja
langsung sebesar Rp.1.420,00. Dan menurut analisis jaringan kerja waktu
normalnya 1.140 detik dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.770,66,
sehingga perbandingan keduanya menunjukkan bahwa penyelesaian pembuatan
puzzle dengan menggunakan analisis jaringan kerja mempunyai selisih waktu dan
biaya yang lebih kecil. Apabila dilakukan percepatan dengan penambahan tenaga
kerja maka penyelesaian pembuatan puzzle memerlukan waktu 940,2 detik,
dengan tambahan biaya sebesar Rp.90,00. Jika dilakukan percepatan dengan
memberlakukan kerja lembur maka pembuatan puzzle dapat diselesaikan dengan
biaya tambahan sebesar Rp.4.909,34. Dengan demikian sebaiknya Kajeng
Handicraft menerapkan analisis jaringan kerja agar tertundanya pekerjaan dapat
diperkecil dan dapat merencanakan percepatan waktu serta biaya pembuatan
puzzle dengan lebih efisien.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF NETWORK ANALYSIS


TO OPTIMIZE THE PRODUCTION PLAN
BY CRITICAL PATH METHOD

Rahmawati Yuli Astuti


Sanata Dharma Unversity
Yogyakarta
2007

The purpose of this research were to know 1) the composing of network in


the puzzle production, 2) the fastest completion time for the puzzle production, 3)
how much the cost needed for the puzzle production if the completion time is sped
up.
The data gathering technique was done by interview and observation by
directly observing the situation and the activities of production process. The
instrument used was Critical Path Method or CPM.
The research result showed the normal time from the company for the
production of 1 unit puzzle was 1.800 seconds with the direct cost of labor in the
amount of 1,420 rupiahs. Then, according to the analysis of network, the normal
time was 1.140 seconds with the direct cost of labor in the amount of 770.66
rupiahs. Therefore, the comparison of both of them showed that the completion of
puzzle production by using network analysis had shorter time and fewer cost. If
acceleration was done by increasing the labor, the completion of puzzle
production was 940,2 seconds with the additional cost in the amount of 90
rupiahs. If acceleration was done by applying overtime work, the puzzle
production could be finished with additional cost in amount of 4,909.34 rupiahs.
Therefore, it is better if Kajeng Handicraft applies network analysis so that the
delayed work could be minimized, the company was able to plan the acceleration
of time and the puzzle production cost could be more efficient.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat yang

telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan serta

bimbingan yang sangat berguna bagi penulis, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaiakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

kesabarannya telah memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ibu M.T. Ernawati, SE, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa

memberi petunjuk dan bimbingannya demi penyempurnaan penulisan skripsi

ini.

4. Bapak Drs. G. Hendra Purwanto, M.Si, selaku Kepala Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak / Ibu Mandar Utomo, selaku pimpinan Kajeng Handicraft yang telah

memberikan ijin penelitian dan pemberian informasi yang diperlukan penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Mbak Anik, Budi beserta semua karyawan, yang telah membantu dalam

memberikan informasi dan data yang penulis perlukan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Ayah, Ibu, Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa

dan kasih sayangnya. Buat Amri, pantang menyerah, jangan banyak

pertimbangan N ‘be your self’. Buat Fitri, moga tercapai cita-citamu jadi bu

Tani! Buat Fachri, Hilmy, Hanan, dan Vira, I love u all.

8. Untuk Lisa dan Tanti, terima kasih untuk kebersamaan, bantuan dan motivasi

kalian. Tanpa kalian perjalanan hidupku tak kan berwarna.

9. Untuk Berta, Reni, Patrick dan Andi terima kasih dukungan semangatnya.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan

skripsi ini, karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan

saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 29 Maret 2007

Penulis

Rahmawati Yuli Astuti

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….... i


HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
MOTTO …………………………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….. vi
ABSTRAK ………………………………………………………………... vii
ABSTRACT ………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………xiv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 3
C. Batasan Masalah ………………………………………………… 3
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 3
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 4
F. Sistematika penulisan ………………………………………….....5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Manajemen Produksi ………………………………………….... 6
B. Manajemen Proyek …………………………………………….. 8
C. Fungsi Perencanaan Produksi ……………………………….........8
D. Metode Jaringan …………………………………………………. 12
E. Metode Jalur Kritis ……………………………………………… 13
F. Kondisi Kegiatan Dalam Jalur Kritis …………………………… 15
G. Manfaat Analisis Metode Jalur Kritis …………………………… 16

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Metode Algorithma ……………………………………………… 17


I. Analisis Waktu …………………………………………………... 19
J. Total Slack (waktu longgar) …………………………………….. 20
K. Faktor Penentu Lama Kegiatan …………………………………. 21
L. Analisis Biaya dan Sumber Daya ……………………………….. 22
M. Analisis Jaringan Kerja………………………………………… 23
N. Pembuatan Jalringan Kerja…………………………………….. 24
O. Model Jaringan Kerja……………………………………………. 25
P. Penyelesaian Produksi Lebih Cepat Dari Waktu Normal ………. 29
Q. Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………. 33

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ………………………………………………….. 35
B. Lokasi Penelitian …………………………………………………35
C. Waktu Penelitian ………………………………………………… 35
D. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………. 35
E. Variabel Penelitian ………………………………………………. 35
F. Definisi Operasional …………………………………………….. 36
G. Data yang Dibutuhkan ………………………………………….. 36
H. Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 37
I. Metode Analisis Data …………………………………………… 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ………………………………42
B. Personalia ………………………………………………………42
C. Produksi ………………………………………………………….47
D. Pemasaran ………………………………………………………. 50
E. Permodalan …………………………………………………….... 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Data …………………………………………………… 53

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pembahasan ……………………………………………………. 101

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ……………………………………………………...104
B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….105
C. Saran ……………………………………………………………..105

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 107


DAFTAR PERTANYAAN………………………………………………... 109
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 111

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Diagram Jaringan Kerja AOA …………………………….. 26


Gambar II.2 Diagram Jaringan Kerja AON …………………………….. 27
Gambar II.3 Diagram Jaringan Kerja Produk X ………………………… 28
Gambar II.4 Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………... 33
Gambar IV.5 Struktur Organisasi Kajeng Handicraft …………………… 46
Gambar V.6 Diagram Jaringan Kerja Pembuatan Puzzle………………. 74
Gambar V.7 Diagram Jaringan Kerja Percepatan Pembuatan Puzzle …. 97

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Jenis-jenis Pekerjaan Guna Penyelesaian Produk X ……… 27


Tabel V.2 Pengamatan Waktu Kegiatan Pembuatan Puzzle …………. 54
Tabel V.3 Rata-rata Waktu (AT) Kegiatan Pembuatan Puzzle ………. 57
Tabel V.4 Penghitungan Koefisien Variasi Hasil Pengamatan ………. 63
Tabel V.5 Penilaian Rata-rata Performance Tenaga Kerja dalam
Pembuatan Puzzle …………………………………………. 64
Tabel V.6 Penghitungan Waktu Normal Kegiatan-kegiatan
Pembuatan Puzzle …………………………………………. 66
Tabel V.7 Persentase Penilaian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Jumlah Kelonggaran Dalam Pembuatan Puzzle …………... 67
Tabel V.8 Penghitungan Waktu Standar Kegiatan-kegiatan Dalam
Pembuatan Puzzle …………………………………………. 71
Tabel V.9 Urut-urutan Kegiatan Dalam Proses Pembuatan Puzzle ….. 72
Tabel V.10 Rekapitulasi Seluruh Kegiatan, Urut-urutan dan Waktu
Kegiatan Dalam Pembuatan Puzzle ………………………. 73
Tabel V.11 Hasil Analisis Waktu Pembuatan Puzzle………………….. 74
Tabel V.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Unit dalam
Pembuatan Puzzle…………………………………………. 76
Tabel V.13 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung,
Waktu Standar Perusahaan dan Waktu Standar Analisis
Network ………………………………………………….. 78
Tabel V.14 Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut
Analisis Network …………………………………………. 80
Tabel V.15 Perbandingan Waktu dan Biaya Menurut Perusahaan
dan Analisis Network …………………………………….. 81
Tabel V.16 Penentuan Kegiatan Kritis pada Pembuatan Puzzle ………. 84
Tabel V.17 Rekapitulasi Kegiatan Yang Dipercepat Dengan
Penambahan Tenaga Kerja …………………………………95
Tabel V.18 Rekapitulasi Urutan Kegiatan Dengan Waktu Cepat

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada Pembuatan Puzzle …………………………………… 96


Tabel V.19 Perbandingan Waktu dan Biaya Antara Penyelesaian
Normal dan Cepat …………………………………………. 97
Tabel V.20 Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya Cepat dengan Lembur
Pada Kegiatan Pembuatan Puzzle …………………………. 99
Tabel V.21 Perbandingan Biaya antara Penyelesaian Produksi
Normal dan Percepatan dengan Lembur ……………………101

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat dan mempengaruhi

kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Kemajuan ini tampak dari semakin

banyaknya perusahaan yang berdiri dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen

sehingga tingkat persaingan di antara perusahaan semakin tajam.

Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain dan dalam

upaya agar dapat mengembangkan perusahaan, maka perusahaan harus

meningkatkan efisiensi tanpa melupakan kualitas hasil produksinya. Pelaksanaan

kegiatan produksi suatu perusahaan memerlukan perencanaan dan tindakan yang

tepat untuk dapat mencapai kualitas hasil produksi sesuai yang diharapkan, tepat

waktu, serta dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

Dalam melaksanakan kegiatan produksinya setiap perusahaan akan membuat

perencanaan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk seluruh

operasional perusahaannya. Perencanaan produksi mutlak diperlukan agar kegiatan

produksi terkoordinasi sehingga tujuan dari perencanaan dapat tercapai dengan

baik. Sistem pengendalian yang dilaksanakan oleh perusahaan akan mempengaruhi

keberhasilan kegiatan produksi perusahaan.

Penerapan sistem pengendalian yang tepat dalam proses produksi suatu

perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain sumber daya manusia,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peralatan atau mesin produksi, jumlah produksi, dan jenis produksi yang

dilaksanakan perusahaan. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor produksi

yang mempengaruhi kegiatan perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk

membuat perencanaan, melakukan pengawasan dan evaluasi yang matang, sehingga

dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang diharapkan.

Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk perencanaan produksi adalah

metode jalur kritis (Critical Path Methods atau CPM). Perencanaan produksi

dengan metode jalur kritis ini mempertimbangkan waktu penyelesaian suatu produk

dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk tersebut. Informasi

mengenai waktu dan biaya pembuatan suatu produk yang efisien tersebut diperoleh

dengan melakukan analisis terhadap jaringan kerja dalam proses produksi.

Dengan informasi diatas, manajer dapat menentukan waktu penyelesaian suatu

produk yang paling efisien serta mempunyai patokan yang tepat untuk

menyelesaikan suatu produk. Sehingga jika ada pesanan yang menginginkan waktu

penyelesaian lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan dengan kualitas produk

yang diinginkan pelanggan, maka perusahaan dapat menentukan percepatan

pekerjaan dan menentukan kebijakan yang lain. Ketepatan penyelesaian suatu

produk menjadi hal yang sangat penting untuk memperoleh kepercayaan dari

pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul : Penerapan Analisis Jaringan Kerja Untuk Optimalisasi

Perencanaan Produksi Dengan Metode Jalur Kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penyusunan diagram jaringan kerja pembuatan puzzle ?

2. Berapakah waktu penyelesaian tercepat untuk pembuatan puzzle ?

3. Berapakah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika waktu

penyelesaian produk dipercepat?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit

lingkup permasalahan yang akan diteliti. Masalah perencanaan produksi dalam

penelitian ini dibatasi pada produk yang paling banyak dan sering dipesan oleh

pelanggan dan proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama dan harus

selesai tepat dengan waktu yang diinginkan pelanggan. Penentuan waktu dalam

penelitian ini menggunakan waktu standar yang diperlukan untuk menganalisis

masing-masing kegiatan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyusunan diagram jaringan kerja pembuatan puzzle.

2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tercepat untuk pembuatan puzzle.

3. Untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan puzzle jika

waktu penyelesaian dipercepat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan di dalam perusahaan terutama dalam

perencanaan jaringan kerja.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya kasanah

pustaka sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan

memperluas wawasan, serta sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah

diperoleh di bangku kuliah dalam dunia usaha secara riil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembahasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistem

penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori-teori dari hasil studi pustaka yang menjadi

acuan dalam penulisan ini. Uraian dalam bab ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai landasan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

tempat dan waktu penelitian, data yang dicari, definisi operasional,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi tentang sejarah Kajeng Handicraft, struktur organisasi

Kajeng Handicraft, proses produksi puzzle, pemasaran puzzle di Kajeng

Handicraft, dan personalia di Kajeng Handicraft.

BAB V : Analisa Data dan Pembahasan

Dalam bab ini djelaskan tentang pengolahan data, hasil penelitian,

penafsiran hasil penelitian dengan teknik analisa yang sudah ditetapkan.

BAB VI : Penutup

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, saran-saran

dari penulis, dan keterbatasan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Produksi

1. Pengertian Manajemen

Menurut T. Hani Handoko (1996 : 8), manajemen didefinisikan sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya,

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan manajemen

terdapat unsur -unsur :

a. Proses perencanaan

b. Pengorganisasian

c. Pengarahan

d. Pengawasan, dan

e. Efisiensi penggunaan sumber daya

2. Pengertian Produksi

Pengertian produksi mencakup setiap usaha manusia yang, baik secara

langsung atau tidak langsung, menghasilkan barang dan jasa supaya (lebih)

berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia (Gilarso, 1992 : 85).

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan

(utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills

(Assauri, 1978 : 7).

Secara umum fungsi produksi bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku

dan penolong menjadi barang jadi atau jasa yang akan memberikan hasil

pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi produksi ini diperlukan

serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem.

Agar sistem tersebut dapat berjalan atau beroperasi secara efektif maka

diperlukan manajemen. Tugas manajemen adalah mengatur bagaimana seluruh

kegiatan direncanakan, dipadukan dan dikendalikan agar menghasilkan output

atau hasil sesuai dengan jumlah, kualitas, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

3. Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan usaha pengelolaan secara optimal

penggunaan sumber daya-sumber daya, seperti tenaga kerja, mesin-mesin,

peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan mentah

dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa (Handoko, 1996 : 3).

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (1980 : 7), Manajemen produksi adalah

kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan

(utility) suatu barang atau jasa.

Hubungan antara faktor-faktor produksi seperti mesin, tenaga kerja, teknologi,

bahan mentah dengan hasil produksinya digambarkan dalam fungsi produksi.

Dalam hal ini akan diingat prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan tertentu

akan memberikan hasil yang maksimal. Manajemen produksi mengatur

penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor-faktor produksi) sedemikian rupa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga proses produksi dapat berjalan lancar dengan efektif dan efisien. Efisien

berarti bahwa sumber daya yang dipakai dapat memberikan hasil (output) yang

sebesar-besarnya. Sedangkan efisiensi adalah proses produksi yang dapat

berjalan dengan biaya rendah dan kualitas tertentu serta dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

B. Manajemen Proyek

Manajemen proyek timbul karena semakin dibutuhkannya penanganan yang

spesifik untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi suatu proyek. Proyek merupakan

suatu kegiatan yang diawali dengan kegiatan tertentu dan diakhiri dengan suatu

kegiatan tertentu pula. Kegiatan tersebut terdiri dari sekumpulan kegiatan yang saling

terkait antara yang satu dengan yang lain dan dibatasi dengan waktu serta anggaran

yang telah ditetapkan. Manajemen proyek dapat dikatakan sebagai usaha

merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi kegiatan dalam proyek

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu serta anggaran yang telah

ditetapkan (Reksohadiprojo, 1995 : 4).

C. Fungsi Perencanaan Produksi

Perencanaan merupakan fungsi terpenting di antara semua fungsi manajemen

yang ada. Suatu perusahaan perlu membuat perencanaan agar proses produksi dapat

berjalan lancar.

Dalam semua kegiatan perusahaan yang bersifat manajerial untuk mendukung

usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dahulu daripada fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan

pengawasan. Ini merupakan salah satu sifat dari fungsi perencanaan. Adapun sifat

yang lain dari fungsi perencanaan adalah sumbangannya terhadap tujuan serta

efisiensi dari perencanaan itu sendiri (Swastha, 1982 : 92).

Untuk dapat membuat perencanaan yang baik perlu diperhatikan kondisi intern

dan ekstern perusahaan. Kondisi intern ini dapat berupa mesin, tenaga kerja, bahan

baku, dan sebagainya. Sedangkan kondisi ekstern berasal dari luar perusahaan, yaitu

berupa inflasi, politik, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Dengan memahami

lingkungan intern dan ekstern, diharapkan rencana yang disusun perusahaan dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kegiatan perusahaan dapat

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencananya.

Manfaat perencanaan menurut T. Hani Handoko (1987 : 81) adalah :

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan.

2. Membantu dalam kristalisasi pada masalah-masalah utama.

3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.

4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih jelas.

5. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.

6. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.

Kelemahan dari perencanaan (Handoko, 1987 : 81-82) adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan dibandingkan

kontribusi nyata.

b. Pekerjaan cenderung menunda kegiatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan

berinovasi.

d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan dalam penyelesaian situasi

individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi.

e. Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten

Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian manusia,

bahan baku, peralatan, mesin-mesin serta modal yang diperlukan untuk memproduksi

barang-barang atau jasa pada periode atau suatu waktu tertentu di masa yang akan

datang sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh manajemen. Perencanaan

produksi ini merupakan dasar penentuan produksi dan kebijakan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Pada umumnya perencanaan produksi ini disajikan dalam hubungannya dengan

kebutuhan fisik (barang), sehingga dari perencanaan produksi ini dapat dihitung

jumlah yang harus diproduksi dengan mudah. Perencanaan produksi juga tidak dapat

lepas dari perhitungan peramalan penjualan dalam menghitung produk yang dapat

dipasarkan sebagai pedoman jumlah barang yang paling mungkin untuk diproduksi

agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Rencana produksi dapat dihitung dengan cara (Adisaputro, 1995 : 183) :

Rencana penjualan = xx

(ditambah)Persediaan akhir = xx

Barang yang harus tersedia = xx

(dikurangi)Persediaan awal = xx

Rencana produksi = xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Rencana-rencana yang harus disusun dalam bidang produksi ada 3 macam

(Gitosudarmo, 1985 : 6-7) :

1) Perencanaan tentang pabrik (factory planning)

Factory planning yaitu perencanaan yang berhubungan dengan pabrik, terdiri dari

beberapa macam perencanaan, antara lain : letak pabrik, layout pabrik, luas

pabrik, bentuk pabrik, jenis mesin yang dipakai dan lingkungan kerja.

2) Perencanaan tentang pengerjaan (manufacturing planning)

Perencanaan ini berhubungan dengan produksi pembuatan barang atau proses

penciptaan kegunaan bentuk (form utility). Perencanaan ini terdiri dari beberapa

macam bidang, yaitu rute aliran proses produksi, metode kerja, alat pembantu

yang dipakai, waktu yang dipakai, jenis dan jumlah bahan yang dibutuhkan,

bagian-bagian yang harus dibeli dari perusahaan lain, standardisasi, spesialisasi,

simplifikasi, dan sebagainya.

3) Perencanaan tentang produksi (production planning)

Perencanaan ini akan lebih banyak merencanakan masalah-masalah produksi

dalam aspek software, sedangkan pada jenis perencanaan lainnya (factory dan

manufacturing) banyak berhubungan dengan perencanaan produksi dalam aspek

fisik. Production planning ini terdiri dari beberapa macam bidang antara lain :

desain baru, metode penyediaan bahan, metode penyediaan barang jadi, pola

produksi, jadwal produksi, pengaturan tenaga kerja dan komunikasi, pengendalian

kualitas, pengendalian biaya, dan sebagainya.

Adapun langkah-langkah dalam perencanaan produksi (Gitosudarmo, 1985 : 30)

adalah sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

a) Menentukan tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut harus memiliki tiga syarat

yaitu jelas, mungkin dicapai, dan tidak terlalu ringan.

b) Menentukan kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak

dicapai. Hal ini juga dapat berarti menentukan tujuan-tujuan antara atau sub

tujuan yang akan menopang pencapaian tujuan utama tersebut.

c) Menentukan faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat tercapainya

tujuan perusahaan.

d) Merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan. Guna memperoleh perencanaan

yang efektif haruslah dipastikan bahwa keengganan dalam merumuskan tujuan

dapat dihindari. Dalam hal ini banyak diantara kita yang sangat enggan untuk

merumuskan secara terperinci tujuan maupun tujuan antara yang harus dicapai

oleh suatu organisasi atau suatu departemen tertentu dalam organisasi itu. Padahal

dengan dapat dirumuskannya secara jelas dan tegas apa yang menjadi tujuan yang

hendak dicapainya, maka semua pihak akan memperoleh kejelasan atas sasaran

yang dikehendaki.

D. Metode Jaringan

Metode jaringan atau metode Network menggunakan konsep dengan

menggunakan istilah-istilah : Jalur rawan atau “Critical Path” dan Waktu

menganggur atau “Slack”. Metode Network terdiri dari bermacam-macam jenis,

antara lain sebagai berikut (Sumayang, 2003 : 154) :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

1. Metode jaringan waktu tetap atau Constant Time Networks

Metode constant-Time digunakan untuk penjadwalan proyek dengan waktu

aktivitas konstan/tetap.

2. Metode acak atau Random Time Methods atau metode Penelitian kembali atau

metode PERT

Metode PERT digunakan untuk penjadwalan proyek jika waktu aktivitas random

atau acak dan menunjukkan arah yang tidak pasti seperti pada proyek R & D,

perencanaan sistem komputer dan penjadwalan penyerangan militer di mana

waktu aktivitas diperkirakan berubah-ubah.

3. Metode keseimbangan Waktu dan Biaya atau Time-Cost Trade offs methods atau

metode jaringan kritis atau critical path Method atau CPM

Metode CPM adalah metode penjadwalan proyek jika waktu aktivitas mendekati

tetap dan dapat dikurangi dengan penambahan biaya, seperti pada proyek

pembangunan.

4. Metode diagram prasyarat atau Precedence diagramming methods atau PDM

Kemampuan metode PDM adalah menggambarkan jadwal dengan lebih mudah

dan dapat menjelaskan hubungan aktivitas sekarang dengan aktivitas yang telah

lalu atau sebelumnya sehingga penjadwalan dengan metode ini dapat mudah

dimengerti oleh para pelaksana.

E. Metode Jalur Kritis

CPM atau “Critical Path Method” adalah sebuah metode penjadwalan jaringan

proyek yang menggunakan penyeimbangan antara waktu dan biaya. Masing-masing


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

aktivitas dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan yaitu dengan

cara merubah dan menambah biaya (Sumayang, 2003 : 168).

Pengertian jalur kritis adalah :

1. Menurut T. Hani Handoko (1997 : 407), jalur kritis adalah jalur terpanjang pada

network dan waktunya menjadi waktu penyelesaian minimum yang diharapkan

untuk masing-masing alternatif.

2. Menurut Lalu Sumayang (2003 : 157), jalur kritis adalah aktivitas yang

mempunyai waktu penyelesaian terlama. Aktivitas pada jalur kritis ini berarti

mempunyai waktu longgar atau slack sebesar Nol. Aktivitas ini harus selesai pada

waktunya untuk mencegah penyelesaian proyek tertunda.

Jalur kritis memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut (Gitosudarmo, 1985 : 123):

a. Jalur kritis merupakan jalur yang mempunyai waktu terpanjang dalam proses

produksi.

b. Jalur kritis tidak memiliki tenggang waktu antara waktu selesainya suatu tahap

kegiatan dengan waktu mulainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses

produksi.

Komponen-komponen dalam CPM terdiri dari (Handoko, 1997 : 402) :

1) Kegiatan atau activity

Kegiatan adalah bagian dari keseluruhan pekerjaan yang harus dilaksanakan.

2) Peristiwa atau event

Peristiwa merupakan pelaksanaan kegiatan dalam rencana program yang

menandai mulainya dan akhirnya suatu kejadian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

3) Waktu kegiatan

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam network planning adalah penentuan

waktu setiap kegiatan yang diperlakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

atau proyek secara keseluruhan.

F. Kondisi Kegiatan Dalam Jalur Kritis

Ada empat kondisi kegiatan dalam metode jalur kritis, yaitu (Sumayang, 2003 :

162) :

1. Waktu normal atau normal time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian

proyek atau pekerjaan dibawah program normal.

2. Biaya normal atau normal cost adalah biaya yang terjadi pada waktu normal.

3. Waktu percepatan atau crash time yaitu waktu minimum yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan.

4. Biaya percepatan atau crash cost adalah biaya yang berhubungan dengan crash

time.

Jadwal proyek pertama kali disusun dengan menggunakan normal time dan

normal cost untuk semua kegiatan. Kalau waktu penyelesaian dan biaya proyek

memuaskan maka semua kegiatan akan dijadwalkan pada waktu normal. Jika waktu

penyelesaian terlalu lama, proyek dapat dipercepat dengan menambah biaya,

sehingga akan diperoleh jaringan atau penjadwalan dengan kemungkinan yang sangat

banyak. Kegiatan yang mengalami perubahan biaya dan waktu penyelesaian ini

dinamakan “crashed” kegiatan. Dengan demikian apabila waktu penyelesaian suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

pekerjaan atau proyek tidak memuaskan maka kegiatan tertentu dapat di “crash”kan

untuk mengurangi waktu penyelesaian proyek atau pekerjaan.

Penulis menentukan metode jalur kritis (CPM) sebagai metode dalam penelitian

ini berdasarkan waktu yang dipakai dalam proses produksi. Waktu yang dipakai

dalam proses produksi ini adalah waktu standar, bukan waktu kemungkinan (waktu

optimistik, waktu realistik dan waktu pesimistik) yang dipakai dalam PERT

(Program Evaluation and Review Technique).

G. Manfaat Analisis Metode Jalur Kritis

Metode jalur kritis merupakan bagian dari metode jaringan kerja yang terutama

digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak rutin atau

terutama tipe produksi yang intermiten, produksi berdasarkan pesanan. Menurut Agus

Ahyari (1987 : 455) keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dengan

mempergunakan analisis jaringan kerja ini adalah :

1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.

2. Penentuan urutan /prioritas pekerjaan.

3. Dapat menemukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan

terlambatnya penyelesaian proyek/pekerjaan secara keseluruhan, sehingga dari

pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu, dan dana.

4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada

waktunya, karena penundaan pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan

tertundanya penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak (jangka waktu

penyelesaian proyek yang diminta oleh konsumen) tidak sama dengan jangka

waktu penyelesaian proyek secara normal.

6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan

dengan lembur atau pekerjaan mana yang harus disubkontrakkan agar

penyelesaian proyek atau pekerjaan secara keseluruhan dapat sesuai dengan

permintaan konsumen.

H. Metode Algorithma

Untuk menyelesaikan penyusunan network dari pekerjaan-pekerjaan yang masih

sederhana, dapat diperhitungkan waktu untuk masing-masing jalur secara satu per

satu, akan tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar serta kompleks, maka

metode perhitungan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap jalur

pekerjaan tersebut kurang menguntungkan lagi. Hal ini disebabkan karena metode

tersebut memerlukan waktu yang cukup banyak untuk membuat perhitungan dan

kemudian membandingkan setiap jalur pekerjaan. Oleh karena itu disusunlah metode

yang lain yang lebih menguntungkan untuk menyelesaikan penyusunan perencanaan

tersebut terutama untuk mencari jalur kritis untuk setiap pekerjaan atau proyek secara

keseluruhan.

Metode algorithma adalah metode untuk mempermudah analisis network dalam

mencari jalur kritis. Sebagaimana diketahui apabila terdapat banyak jalur

penyelesaian pekerjaan, maka untuk mengadakan perhitungan satu per satu adalah

kurang efisien. Hal ini disebabkan disamping perhitungan dengan cara tersebut akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

memakan waktu yang lama, maka perhitungan yang harus dikerjakan akan lebih

banyak pula. Dengan demikian tentu saja akan mempertinggi probabilitas terjadinya

kesalahan. Apabila kita mempergunakan metode algorithma di dalam menyusun dan

menganalisis network maka akan dapat diadakan perhitungan yang lebih cepat,

terutama dalam hal menentukan jalur kritis tidak perlu mengadakan perhitungan

waktu yang dipergunakan untuk penyelesaian setiap jalur secara satu per satu

(Ahyari, 1986 : 465).

Beberapa notasi yang dipergunakan dalam metode algorithma (Ahyari, 1987 :

465) adalah :

1. ES : Earliest Start

Earliest start adalah waktu dimana pekerjaan yang bersangkutan dapat

dimulai paling awal, tanpa menimbulkan gangguan pada pekerjaan yang

lain. Dengan kata lain dapat pula disebutkan sebagai waktu yang paling

awal untuk memulai pekerjaan tersebut.

2. EF : Earliest Finish

Earliest finish adalah waktu dimana pekerjaan tersebut dapat diselesaikan

secepat-cepatnya (paling cepat) tanpa menimbulkan gangguan pada

pekerjaan yang lain. Penyelesaian yang secepat-cepatnya disini masih

dipergunakan waktu penyelesaian yang normal, belum mempergunakan

percepatan dan praktis belum membayar ongkos percepatan pekerjaan.

3. LS : Latest Start

Latest start adalah waktu yang paling akhir untuk memulai suatu pekerjaan,

tanpa menimbulkan gangguan atau diundurnya pekerjaan proyek secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

keseluruhan. Dengan kata lain, latest start dapat diartikan sebagai batas

waktu penundaan dimulainya suatu pekerjaan, agar pekerjaan proyek secara

keseluruhan tidak tertunda.

4. LF : Latest Finish

Latest finish adalah waktu yang paling akhir untuk selesainya suatu

pekerjaan, tanpa menimbulkan gangguan atau ditundanya pekerjaan lain.

Latest finish adalah batas waktu terakhir untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan, agar pekerjaan proyek secara keseluruhan dapat selesai tepat

pada waktunya, tidak mengalami penundaan.

I. Analisis Waktu

Analisis waktu dalam penyelenggaraan kegiatan adalah mempelajari tingkah laku

pelaksanaan kegiatan selama penyelenggaraan kegiatan. Dengan analisis waktu ini

diharapkan bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap. Bila terjadi perubahan

waktu pelaksanaan kegiatan, segera bisa diperkirakan akibat-akibatnya sehingga

keputusan yang diperlukan dapat diambil. Di samping itu, analisis waktu

memungkinkan disesuaikan umur perkiraan proyek atau pekerjaan dengan umur

proyek atau pekerjaan yang direncanakan dengan cara yang rasional, sepanjang masih

memungkinkan, bahkan umur rencana poyek atau pekerjaan dapat ditentukan

lamanya sesuai dengan tingkat probabilitas yang dikehendaki. Tujuan analisis waktu

dalam penyelenggaraan proyek atau pekerjaan ini adalah untuk menekan tingkat

ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama penyelenggaraan pekerjaan atau

proyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Dalam menghitung waktu tercepat digunakan dua cara yaitu (Sumayang, 2003 :

155) :

1. Perhitungan ke arah depan atau forward pass computation yaitu menghitung

waktu mulai dari kegiatan terdahulu dilakukan ke kegiatan berikutnya.

2. Perhitungan ke arah belakang atau backward pass computation adalah

menghitung mulai dari event terakhir menuju ke depan atau event dengan kegiatan

yang dilakukan terdahulu. Perhitungan dengan cara ini dapat diketahui waktu

yang paling lama dimana kegiatan dapat dilakukan tanpa mengakibatkan proyek

tertunda.

Dengan forward dan backward pass ini maka manajemen akan dapat mengetahui

hal-hal sebagai berikut (Sumayang, 2003 : 156) :

a. Critical path atau jalur kritis

b. Menghitung waktu menganggur atau slack

c. Menentukan saat-saat penyelesaian proyek

J. Total slack (waktu longgar)

Dalam diagram network yang telah disusun apabila ditemukan pada beberapa

pekerjaan ES sama dengan LS dan EF sama dengan LF, hal ini berarti pekerjaan

tersebut dikatakan pekerjaan kritis yaitu pekerjaan yang tidak mempunyai tenggang

waktu (idle time) atau kelonggaran waktu. Untuk pekerjaan-pekerjaan dimana ES

sama dengan LS atau pun EF sama dengan LF, harus dilaksanakan sesuai dengan

jadwal waktu yang ada. Sebab dengan adanya penundaan pekerjaan-pekerjanan

tersebut akan mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Disamping ada pekerjaan-pekerjaan dimana ES sama dengan LS dan EF sama

dengan LF ada juga pekerjaan-pekerjaan yang antara ES dan LS serta EF dengan LF-

nya tidak sama yang berarti ada selisih waktu. Selisih waktu tersebut merupakan

kelonggaran waktu atau sering disebut Total Slack. Kelonggaran waktu yang

ditunjukkan oleh selisih ES dan LS ataupun EF dan LF adalah maksimum waktu yang

dapat ditunda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (pekerjaan yang mempunyai total

slack tersebut), tanpa mengakibatkan tertundanya pekerjaan proyek secara

keseluruhan.

Ada beberapa macam slack yaitu (Ahyari, 1987 : 472) :

1. Free Slack

Free slack yaitu kelonggaran waktu yang terdapat dalam suatu pekerjaan, apabila

tidak dipergunakan akan hilang begitu saja.

2. Slack

Slack merupakan kelonggaran waktu yang terdapat dalam suatu pekerjaan, apabila

tidak dipergunakan masih dapat dipergunakan pada pekerjaan berikutnya.

3. Total Slack

Total slack adalah total dari slack atau free slack untuk suatu pekerjaan. Total

Slack ini ditunjukkan pula oleh selisih antara ES dan LS atau EF dan LF pada

masing-masing pekerjaan.

K. Faktor Penentu Lama Kegiatan

Lama kegiatan adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

kegiatan yang bersangkutan, yaitu mulai dari saat awal pada saat kegiatan mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dikerjakan sampai dengan saat akhir pada saat kegiatan selesai dikerjakan. Satuan

untuk mengukur lama kegiatan tergantung dari macam kegiatannya, bisa dalam detik,

menit, jam, minggu, bulan, atau tahun.

Ada dua faktor penentu lama kegiatan, yaitu (Haedar Ali, 1986 : 48) :

1. Faktor teknis

Yang termasuk faktor teknis adalah volume penjualan, sumber daya, ruangan, jam

kerja per hari kerja.

2. Faktor non teknis

Yang termasuk faktor non teknis adalah kondisi kesehatan tenaga kerja,

banyaknya hari-hari hujan dan cuaca yang tidak memungkinkan

menyelenggarakan pekerjaan.

Untuk mengerjakan atau menyelesaikan kegiatan yang jenis maupun volumenya

sama, dengan menggunakan sumber daya yang relatif banyak akan lebih cepat selesai

bila dibandingkan dengan menggunakan sumber daya yang relatif sedikit.

L. Analisis Biaya dan Sumber daya

Di dalam penyelenggaraan suatu pekerjaan atau proyek diperlukan masukan yang

akan diproses dengan tingkat kesulitan dan waktu tertentu sehingga tujuan pekerjaan

atau proyek yang berupa produk akhir tercapai. Masukan yang diperlukan adalah

berapa sumber daya yang meliputi biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan harus

selalu siap pada saat jumlah dan mutu yang diminta (Baroto, 2002 : 224).

Analisis biaya dan sumber daya bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui

jumlah biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang diperlukan setiap saat selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

pekerjaan atau proyek diselenggarakan. Dari analisis waktu dapat dibuat jadwal yang

berupa kumpulan jadwal semua kegiatan. Analisis biaya dan sumber daya masing-

masing kegiatan akan membantu manajemen dalam mengalokasikan biaya dan

sumber daya dengan rencana kerja dan sasaran yang akan dicapai tanpa ada gangguan

antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain.

M. Analisis Jaringan Kerja

Untuk mengadakan analisis jaringan kerja pada suatu proyek diperlukan data

sebagai berikut (Ahyari, 1987 : 456) :

1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek tersebut secara

keseluruhan.

2. Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan

Taksiran waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan tidak dapat ditentukan

dengan mutlak, maka taksiran yang digunakan adalah dengan pengalaman masa

lalu berapa waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan serupa.

3. Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan

Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan apa yang harus

diselesaikan sebelum suatu pekerjaan bisa dimulai, dan pekerjaan apa yang

kemudian mengikutinya.

4. Ongkos untuk mempercepat setiap pekerjaan

Pada prinsipnya ongkos untuk mempercepat pekerjaan ini adalah tambahan

ongkos yang diperlukan karena dipercepatnya suatu pekerjaan dari taksiran waktu

normal dan dengan perhitungan ongkos normal pula.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Berdasarkan data diatas, dapatlah disusun suatu diagram dari urutan pekerjaan

untuk penyelesaian proyek secara keseluruhan. Diagram inilah yang disebut diagram

jaringan kerja. Dengan demikian maka proses pelaksanaan pekerjaan untuk

penyelesaian proyek tersebut dapat digambarkan secara visual, yang mana hal

tersebut lebih memudahkan penglihatan manajemen untuk mengadakan pengawasan

pelaksanaan proyeknya.

N. Pembuatan Jaringan Kerja

Adapun cara pembuatan diagram kerja untuk menyelesaikan suatu proyek secara

keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol-simbol, yaitu (Baroto, 2002 : 212) :

1.

Anak panah melambangkan kegiatan (activity) yang merupakan bagian dari

keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan, kegiatan mengkonsumsi waktu dan

sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan berakhir.

2.

Lingkaran melambangkan peristiwa yang menandai permulaan dan akhir suatu

kegiatan.

3.

Anak panah terputus-putus melambangkan kegiatan semu (dummy activity).

Kegiatan semu bukan suatu kegiatan senyatanya dan tidak memerlukan alokasi

sumber daya (waktu dan biaya).

Dalam menyusun analisa jaringan kerja ada langkah-langkahnya

(Gitosudarmo,1985 : 80) sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

a. Menginvestasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam proses produksi

secara keseluruhan.

b. Menentukan urutan pekerjaan yang akan dilakukan.

c. Menentukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan di

dalam produksi.

d. Penyusunan diagram network/jaringan kerja.

e. Menentukan jalur kritis.

O. Model Jaringan Kerja

Dalam menggambarkan diagram jaringan kerja, lingkaran dan anak panah

melukiskan hubungan antar kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek. Arti dari

penggunaan simbol tergantung pada model yang dipakai dalam pembuatan diagram

jaringan kerja.

Ada dua macam model jaringan kerja untuk pembuatan jaringan kerja, yaitu

(Schroeder, 1989 : 412) :

1. Model activity on arc (AOA)

AOA adalah model jaringan kerja yang menekankan titik hubungan kegiatan

yang berorientasi pada peristiwa dengan menggunakan anak panah untuk

menggambarkan kegiatan (activity) dan lingkaran (node) untuk menggambarkan

kejadian atau peristiwa (event). Sebuah event adalah titik dimana ada satu atau

lebih kegiatan yang diselesaikan dan satu atau lebih kegiatan dimulai. Sebuah

kegiatan memerlukan waktu serta sumber daya. Model ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

menggambarkan jaringan kerja dengan metode Program Evaluation and Review

Technique (PERT).

Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa hubungan kegiatan pendahulu

diperlukan agar sebuah kejadian tidak terjadi sebelum aktivitas yang

mendahuluinya selesai (kejadian 4 tidak dapat terjadi sebelum aktivitas A,B dan C

selesai).

A
1
C
3 4

2
B

Gambar II.1 : Diagram Jaringan Kerja AOA

= kejadian

= kegiatan

2. Model activity on node (AON)

AON adalah model diagram jaringan kerja yang berorientasi pada kegiatan

dengan menggunakan lingkaran (node) untuk menggambarkan kegiatan dan anak

panah menunjukkan urutan kegiatan dimana kegiatan harus dilaksanakan. Model

ini digunakan untuk menggambarkan jaringan kerja dengan metode jalur kritis

(CPM).

Pada gambar di bawah ini hubungan kegiatan pendahulu diperlukan agar

sebuah aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas yang mendahuluinya

selesai (aktivitas C tidak dapat dimulai sebelum aktivitas A dan B selesai).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Gambar II.2 : Diagram Jaringan Kerja AON

= kegiatan

= kejadian

Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan suatu contoh jenis-jenis pekerjaan guna

penyelesaian produk barang X dalam bentuk tabel 2.1 (Ahyari, 2000 : 8):

Tabel II.1 : Jenis-jenis pekerjaan guna penyelesaian produk X

Pekerjan Simbol Pekerjaan yang Waktu normal


mendahului (hari)
Mulai A - 0
Memasukkan material A B A 10
Memasukkan material B C A 20
Memproses material A D B, C 30
Memproses material B E B, C 20
Mengecat B F E 40
Memasang A dengan B G D, F 20
Selesai H G 0

Berdasarkan data dalam tabel tersebut, maka dapat disusun diagram jaringan kerja

untuk menyelesaikan produk barang X tersebut sebagai berikut :

= kegiatan

= kejadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

B C

D E

G F

Gambar II.3 : Diagram jaringan kerja produk X

Setelah kita menyusun diagram jaringan kerja, maka kita dapat melakukan

perhitungan terhadap jalur kritis dan waktu kritisnya. Jalur kritis merupakan jalur

yang mempunyai waktu paling lama yang terdapat pada diagram jaringan kerja

(Ahyari, 2000 : 14). Sedangkan waktu kritis adalah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan jalur kritis (Ahyari, 2000 : 15). Dari gambar diatas, empat jalur

penyelesaian pekerjaan tersebut secara keseluruhan beserta waktu penyelesaiannya,

yaitu :

1. A – B – E – F – G – H = 0 + 10 + 20 + 40 + 20 + 0 = 90 hari

2. A – B – D – G – H = 0 + 10 + 30 + 20 + 0 = 60 hari

3. A – C – D – G – H = 0 + 20 + 30 + 20 + 0 = 70 hari

4. A – C – E – F – G – H = 0 + 20 + 20 + 40 + 20 + 0 = 100 hari

Dari gambar diatas yang merupakan jalur kritis adalah jalur keempat yaitu A – C

– E – F – G – H. Jalur ini merupakan jalur kritis dengan waktu 100 hari. Seandainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

penyelesaian proyek ini tidak menggunakan analisis jaringan kerja, maka waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah A – B – C – D – E – F – G – H

yang berarti 0 + 10 + 20 + 30 + 20 + 40 + 20 + 0 = 140 hari.

P. Penyelesaian Produksi Lebih Cepat Dari Waktu Normal

Dengan menyusun diagram network dari produksi yang akan dilaksanakan, serta

mencari jalur kritis dari diagram network tersebut maka dapat segera diketahui waktu

penyelesaian suatu produksi A kapan produk dapat diselesaikan. Apabila ada

pelanggan memesan produk tersebut, manajemen perusahaan akan memberikan

perkiraan selesainya pesanan pelanggan tersebut.

Perusahaan meubel misalnya, segera dapat memberikan perkiraan selesainya

pembuatan produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Dengan menyusun diagram

network serta mengetahui perkiraan waktu dari masing-masing pekerjaan, maka

walaupun permintaan pelanggan tersebut mempunyai bentuk, model, serta ukuran

yang belum pernah dibuatnya, segera manajemen perusahaan dapat memberikan

perkiraan selesainya pembuatan produk tersebut. Hal ini disebabkan karena

perubahan bentuk, model, serta ukuran tersebut berpengaruh kepada penyelesaian

masing-masing pekerjaan dan mungkin juga merubah urutan dari proses pembuatan

produk tersebut. Walaupun demikian, dengan menyusun diagram network dari

pembuatan produk yang dikehendaki, akan segera diadakan perhitungan waktu yang

diperlukan untuk penyelesaian pembuatan produk tersebut. Hal ini disebabkan karena

apabila manajemen perusahaan menjanjikan waktu yang cepat maka dia sendiri

belum yakin apakah pesanan tersebut dapat diselesaikan sesuai yang dijanjikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Sebaliknya apabila menjanjikan waktu yang lama karena ia ingin agar pada waktu

yang dijanjikan itu barang betul-betul siap, maka ada kekuatiran juga apakah

langganan tidak lari kepada perusahaan lain yang dapat melayani pesanan lebih cepat.

Dengan diagram network manajemen dapat menggunakan sebagai alat

perencanaannya, sehingga dapat ditentukan segera berapa lama pesanan dapat

diselesaikan. Dengan diagram network dapat ditunjukkan waktu penyelesaian

pesanan dengan tepat yaitu pada waktu penyelesaian yang ditunjukkan oleh jalur

kritis.

Dengan diketahuinya jalur kritis dari setiap proyek atau pekerjaan, maka

manajemen dapat menentukan sikap dengan cepat dan tepat, terutama dalam

perkiraan penyelesaian proyek atau pesanan suatu produk. Namun manajemen tidak

cukup hanya berbekal jalur kritis saja, sebab walaupun manajemen sudah

memperhitungkan dengan baik tetapi pelanggan atau konsumen meminta agar waktu

penyelesaian lebih cepat, maka akan ditemukan jalan buntu. Manajemen tidak berani

mengurangi waktu penyelesaian dari waktu yang diperlukan jalur kritis, sedangkan

pelanggan tetap meminta waktu lebih cepat dari kesanggupan manajemen perusahaan.

Tentu saja agar dapat melayani konsumen dengan sebaik-baiknya dan menjaga agar

perusahaan tidak kehilangan langganan, manajemen perusahaan akan menyanggupi

permintaan pelanggan atau konsumen tersebut.

Hal ini menuntut konsekuensi lebih lanjut bahwa perusahaan harus mengadakan

kerja lembur atau sub kontrak dan lain sebagainya agar pesanan pelanggan dapat

selesai lebih cepat dari penyelesaian normal. Sampai disini justru timbul persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

baru, yaitu pekerjaan-pekerjaan mana yang akan dikerjakan lembur serta berapa

tambahan biaya untuk percepatan tersebut.

1. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja atau regu kerja

Dari teori diatas, maka pekerjaan-pekerjaan proyek atau produksi suatu barang

dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih pendek daripada jangka waktu

normal. Hal ini sangat berguna terutama untuk melayani pesanan-pesanan yang

masuk, yang meminta diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih cepat dengan

membayar ongkos yang lebih tinggi. Adapun perbedaan biaya untuk penyelesaian

pesanan (proyek) antara waktu normal dengan waktu penyelesaian yang lebih

cepat ini dapat dimengerti, karena untuk mempercepat pekerjaan proyek secara

keseluruhan memerlukan shift tambahan (kerja lembur) untuk beberapa segmen

pekerjaan. Namun persoalannya sekarang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mana

yang harus diselesaikan lebih cepat dari waktu normal tersebut.

Di dalam pemilihan pekerjaan yang akan dipercepat penyelesaiannya, maka

hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pekerjaan tersebut terletak di dalam jalur kritis, atau pekerjaan tersebut

merupakan pekerjaan kritis.

b. Apabila pekerjaan tersebut dipercepat maka jalur kritis masih tetap melalui

pekerjaan tersebut, atau pekerjaan tersebut masih tetap menjadi pekerjaan

kritis, walaupun ada kemungkinan akan timbul jalur kritis baru (lebih dari satu

jalur kritis).

c. Apabila sesudah dipercepatnya suatu pekerjaan kritis, kemudian pekerjaan

tersebut tidak lagi dilalui jalur kritis (tidak menjadi pekerjaan kritis), maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

pemilihan percepatan pekerjaan tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang

diharapkan. Dengan demikian pemilihan percepatan pekerjaan pada pekerjaan

tersebut perlu ditinjau kembali.

2. Percepatan produksi dengan biaya percepatan yang berbeda

Percepatan untuk masing-masing pekerjaan mempunyai biaya percepatan

yang berbeda, maka pemilihan percepatan pekerjaan adalah dengan jalan

memiliki pekerjaan pada jalur kritis yang mempunyai biaya percepatan yang

paling kecil, baru kemudian kalau masih diperlukan percepatan lagi, maka dipilih

lagi pada pekerjaan pada jalur kritis yang belum dipercepat yang mempunyai

biaya percepatan paling kecil, dan seterusnya. Atau dengan kata lain, pekerjaan-

pekerjaan yang akan dipercepat tersebut adalah pekerjan-pekerjan yang terdapat

di dalam jalur kritis serta mempunyai urutan prioritas pemilihan dari pekerjaan

yang mempunyai biaya percepatan pekerjaan yang paling kecil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Q. Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada gambar di bawah ini menggambarkan suatu perusahaan dalam menyusun

perencanaan untuk proses produksinya.

Pengelolaan proyek

Analisa Jaringan Kerja

PERT CPM
(berdasar kegiatan) (berdasar peristiwa)

Perencanaan Produksi
Gambar II.4 : Kerangka pemikiran teoritis

Proyek merupakan suatu kegiatan yang diawali dengan kegiatan tertentu dan

diakhiri dengan suatu kegiatan tertentu pula. Agar proyek dapat diselesaikan dengan

baik maka proyek tersebut harus dikelola dengan baik juga. Masalah utama dalam

pengelolaan proyek adalah perencanaan, penjadualan dan pengurutan pekerjaan untuk

menyelesaikan seluruh proyek. Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan proyek

dapat digunakan analisa jaringan kerja.

Terdapat dua metode penjadwalan khusus dalam analisis jaringan kerja, yaitu

PERT dan CPM. Pada dasarnya PERT dan CPM adalah sama. Metode PERT

digunakan bila jaringan kerja yang digunakan disusun berdasarkan kegiatan.

Sedangkan metode CPM digunakan bila jaringan kerja yang digunakan disusun

berdasar peristiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode CPM karena waktu kegiatan

pada Kajeng Handicraft adalah tetap. Penggunaan metode jalur kritis atau CPM harus

mempertimbangkan waktu penyelesaian dan biaya pembuatan suatu produk.

Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menyusun diagram jaringan kerja dan

melakukan perhitungan untuk mencari jalur kritisnya. Dengan perhitungan itu maka

dapat segera diketahui perencanaan produksi yang optimal dalam penyelesaian

produk yang dihasilkan oleh perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada satu

objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai kasus, dan kesimpulan yang diperoleh

hanya berlaku untuk perusahaan yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada perusahaan Kajeng Handicraft di Senggotan

Ring Road selatan No. 360 Kasihan Bantul Yogyakarta.

C. Waktu Penelitian

Waktu penelitian pada bulan November 2006.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah bagian produksi.

2. Objek penelitian ini adalah jaringan kerja dalam pembuatan produk.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah jaringan kerja serta perencanaan pembuatan produk

puzzle.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

F. Definisi Operasional

1. Jaringan kerja

Jaringan kerja merupakan visualisasi dari urut-urutan kegiatan pembuatan produk

yang hubungan serta pengaruh kegiatan satu dengan kegiatan lainnya

diperlihatkan.

2. Optimalisasi

Optimalisasi merupakan usaha yang dilakukan agar kegiatan pembuatan produk

efisien baik dari sudut biaya maupun waktu penyelesaiannya.

3. Perencanaan produksi

Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian terhadap

proses produksi yang diperlukan untuk memproduksi produk. Perencanaan ini

dilakukan sebelum produksi dilaksanakan.

4. Jalur Kritis

Jalur kritis merupakan jalur dari urut-urutan kegiatan yang digunakan untuk

menyelesaikan pembuatan produk yang mempunyai waktu penyelesaian

terpanjang.

G. Data yang dibutuhkan

1. Gambaran umum perusahaan yang meliputi :

a. Sejarah perusahaan

b. Struktur organisasi perusahaan

c. Bagian personalia

d. Bagian pemasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

e. Bagian produksi

f. Permodalan perusahaan

2. Data khusus

Data khusus ini digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah

dirumuskan. Data khusus ini terdiri dari :

a. Jenis produk yang dihasilkan.

b. Urutan kegiatan dalam menyelesaikan suatu produksi.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan.

d. Biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan.

H. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara mengumpulkan informasi dengan bertanya

jawab secara bertatap muka dengan responden tentang kegiatan perusahaan.

Wawancara ini dilakukan dengan karyawan bagian produksi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari catatan-catatan dan dokumen-

dokumen historis. Data yang dikumpulkan berupa data tentang gambaran umum

perusahaan dan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan suatu produk.

3. Observasi

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang dikumpulkan dengan teknik

wawancara dan dokumentasi, misal tentang proses produksi dan urut-urutan

kegiatan produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

I. Metode Analisis Data

Dengan melihat hubungan antara masalah pertama dengan masalah kedua dan

ketiga, maka pembahasan dilakukan per jenis produk.

Untuk menjawab masalah yang pertama digunakan analisis jaringan kerja.

Langkah-langkah yang digunakan adalah :

1. Mengidentifikasikan dan merumuskan kegiatan

Langkah pertama dalam menyusun jaringan kerja adalah merumuskan kegiatan

dan menyusunnya berdasarkan urut-urutan pelaksanaannya.

2. Penentuan waktu kegiatan

Untuk memperkirakan waktu kegiatan dalam penelitian ini menggunakan studi

waktu untuk menentukan waktu standar yang diperlukan untuk menganalisis

masing-masing kegiatan.

a. Menentukan sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi

(Simamora, 2004 : 36). Sampel dalam penelitian ini adalah produk yang

dihasilkan oleh Kajeng Handicraft yaitu puzzle. Dalam studi waktu penentuan

jumlah sampel menggunakan teknik sampling ganda yang dikembangkan

untuk menghindari pemborosan biaya dan waktu penelitian. Dalam sampling

ganda, penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel pendahuluan yang

ukurannya relatif kecil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b. Pengamatan tahap pertama

Pengamatan pendahuluan dilaksanakan dengan mengamati jumlah waktu yang

diperlukan untuk melaksanakan masing-masing kegiatan sebanyak sampel

yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Uji kecukupan data

Setelah dilakukan penelitian dengan sampel yang kecil kemudian diuji untuk

menentukan cukup tidaknya sampel yang telah diambil. Pengujian kecukupan

data ini dilakukan dengan menghitung koefisien variasi dari hasil penelitian

tiap-tiap kegiatan. Setelah diperoleh angka koefisien variasi dari masing-

masing kegiatan kemudian dibandingkan dengan bagan ukuran sampel studi

waktu yang dapat dilihat pada lampiran. Dengan demikian jumlah sampel

yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan tertentu dapat diketahui.

d. Pengamatan tahap kedua

Jika jumlah pendahuluan sudah mencukupi maka pengamatan dapat

dihentikan dan jika sampel yang diambil belum mencukupi maka dapat

dilakukan pengamatan tahap selanjutnya dan hasil dari pengamatan tahap

kedua ini digabungkan dengan hasil pengamatan sebelumnya dan diuji

kembali. Demikian seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang

representatif.

e. Menghitung waktu normal

Setelah pengamatan waktu dilaksanakan dan diperoleh waktu rata-rata dari

masing-masing kegiatan langkah selanjutnya adalah menghitung waktu

normal dari masing-masing kegiatan tersebut. Waktu normal dihitung melalui


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

perkalian antara waktu rata-rata dengan tingkat penyesuaian (rating factor)

tenaga kerja yang ada pada masing-masing pekerjaan. Rating factor diperoleh

berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan melakukan penilaian terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi performance dari masing-masing tenaga

kerja.

f. Menghitung waktu standar

Setelah waktu normal dari masing-masing kegiatan diketahui, langkah

selanjutnya adalah menghitung waktu standar dari masing-masing kegiatan

dengan melakukan penambahan antara waktu normal dengan waktu cadangan

(allowance). Waktu cadangan disini diperoleh dengan melakukan penilaian

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan.

g. Penyusunan urut-urutan kegiatan

Kegiatan yang ada diurutkan sesuai dengan urut-urutan pelaksanaan

berdasarkan logika ketergantungan masing-masing kegiatan.

h. Analisis jaringan kerja

Setelah data urut-urutan kegiatan serta waktu masing-masing kegiatan dibuat,

langkah selanjutnya adalah menyusun bagan jaringan kerja atau network.

Setelah bagan jaringan kerja terbentuk maka dapat dicari jalur kritisnya

(critical path), waktu kritisnya serta waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau proyek.

Untuk menjawab masalah yang kedua dan masalah ketiga digunakan alat analisis

kemungkinan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Tetapi untuk menganalisis

percepatan ini harus terlebih dahulu diketahui waktu normal siklus produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

berdasarkan jalur kritis, kemudian dilakukan perbandingan waktu yang telah

ditetapkan perusahaan dengan waktu yang telah diperkirakan dengan menggunakan

analisis jaringan kerja. Dalam mengadakan percepatan ini harus diperhitungkan

waktu dan biayanya. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Membuat diagram kerja yang lengkap, sehingga diketahui jalur kritisnya dan

waktu perkiraan pengerjaan.

2) Menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat dipercepat.

3) Membuat diagram jaringan kerja yang baru setelah ada percepatan.

4) Menganalisis biaya total.

5) Membandingkan waktu serta biaya antara penyelesaian produk secara normal dan

dengan percepatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembanagan Perusahaan

Kajeng Handicraft merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini, didirikan

oleh Bapak Mandar Utomo,SH dan mulai beroperasi pada tanggal 15 januari 1994.

Sejak awal perusahaan ini beroperasi di Ring Road selatan 360 Senggotan Bantul

Yogyakarta. Sampai saat ini perusahaan telah membuka 4 unit workshop yaitu di

daerah Tempel, Minomartani, Wirobrajan, dan Kretek.

Pada awal berdirinya, perusahaan ini memproduksi patung dan puzzle dari limbah

kayu jati. Pada tahun 1995 perusahaan melakukan spesialisasi untuk produk yang

dihasilkan, yaitu puzzle. Spesialisasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa para

konsumen lebih banyak memesan produk puzzle daripada produk patung.

B. Personalia

1. Karyawan

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung

kegiatan/aktivitas perusahaan. Kajeng Handicraft sebagai perusahaan manufaktur

yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi membutuhkan adanya tenaga

kerja untuk mengolah produknya. Hingga saat ini jumlah karyawan di Kajeng

Handicraft ada 108 orang. Karyawan tetap untuk staff di Kajeng Handicraft

berjumlah 8 orang, yang terdiri atas 1 orang di bagian administrasi, 1 orang

kepala bagian produksi, 1 orang di bagian gudang, 1 orang di bagian pemasaran, 4

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

orang kepala bagian unit produksi di mana setiap kepala unit produksi mengepalai

8-14 orang. Untuk bagian produksi, karyawan tetap ada 30 orang.

Proses penerimaan karyawan di Kajeng Handicraft tidak menggunakan cara-

cara yang lazimnya dipakai oleh perusahaan-perusahaan lain. Karyawan pada

umumnya datang dan berasal dari kerabat maupun dari warga di sekitar

perusahaan. Jadi perusahaan tidak mempunyai batas waktu dalam perekrutan

karyawan.

Tingkat pendidikan karyawan di perusahaan ini tidaklah begitu penting,

karena perusahaan ini lebih mementingkan keterampilan daripada pendidikan

karyawannya. Keterampilan itupun mudah untuk dipelajari dan tidak memerlukan

waktu yang terlalu lama untuk mempelajarinya. Bagi perusahaan, keterampilan

karyawan dalam mengolah bahan baku akan membawa dampak pada kualitas

produk yang dihasilkan.

2. Jam Kerja

Karena perusahaan Kajeng Handicraft ini adalah perusahaan yang beroperasi

atas dasar pesanan, maka jam kerja di perusahaan ini tidak tetap. Secara umum

karyawan di perusahaan ini bekerja mulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00.

Jam istirahat karyawan pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. Akan tetapi

jika ada pesanan yang sekiranya harus segera diselesaikan, karyawan biasanya

tetap bekerja dengan mengerjakan pesanan secara lembur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

3. Sistem Pembayaran Karyawan

Sistem pembayaran karyawan di perusahaan Kajeng Handicraft dibedakan

menjadi dua macam, yaitu upah dan gaji. Upah diberikan pada karyawan bagian

produksi. Upah ini diberikan pada karyawan setiap seminggu sekali yaitu hari

Sabtu. Cara penghitungan upah adalah jumlah hari masuk kerja dikalikan upah

per hari. Sedangkan gaji diberikan pada karyawan non produksi atau staff, yang

besarnya ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan.

4. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan

Dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja karyawan, selain memberi gaji

dan upah, perusahaan juga memberikan tunjangan kesejahteraan pada para

karyawannya. Hal ini berdasarkan anggapan dari pimpinan bahwa tanpa adanya

kerjasama yang baik antara pimpinan dan seluruh karyawan, tidak akan terjamin

kelancaran produksi yang merupakan satu kegiatan untuk tercapainya tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

Tunjangan ini diberikan sebesar kemampuan perusahaan, mengingat kondisi

perusahaan yang merupakan perusahaan perseorangan. Adapun tunjangan yang

diberikan perusahaan pada para karyawannya adalah :

a. Biaya kesehatan

Diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dengan ketentuan karyawan

mengalami musibah atau kecelakaan pada saat menyelesaikan pekerjaan di

perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

b. Makan

Uang makan diberikan perusahaan di luar gaji atau upah, pengambilannya

sesuai permintaan karyawan, yaitu setiap hari atau setiap minggu.

c. Pemberian THR

Pada perusahaan Kajeng Handicraft, tidak ada istilah THR tetapi fitrah.

Pemberian fitrah besarnya tergantung dari kebijakan perusahaan dan

pertimbangan lamanya bekerja.

d. Pemberian bingkisan Hari Raya

Bingkisan Hari Raya berbentuk sembako.

e. Bonus

Perusahaan memberikan bonus setiap minggu keempat untuk karyawan yang

bekerja memenuhi target, yaitu karyawan masuk dalam satu bulan penuh. Jika

dalam satu bulan tiga kali tidak masuk, maka bonus tersebut hilang.

5. Struktur Organisasi

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya memerlukan efisiensi kerja

sehingga tidak menimbulkan pemborosan yang akan dapat merugikan perusahaan.

Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dan jelas, karena dengan

struktur organisasi yang baik dan jelas akan dapat diketahui secara jelas tugas dan

tanmggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi sehingga tidak terjadi

kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya.

Perusahaan Kajeng Handicraft adalah perusahaan perseorangan. Sesuai

dengan bentuknya maka struktur organisasi di perusahaan Kajeng Handicraft


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

masih sangat sederhana. Adapun susunan struktur organisasi, tugas dan

wewenang pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :

Direktur

Wakil
Direktur

Bagian Umum

Administrasi Produksi Gudang Marketing Unit-unit


Produksi

Karyawan
Sumber Data : Kajeng Handicraft

Gambar IV.5 : Struktur Organisasi Kajeng Handicraft

Keterangan :

a. Direktur dan wakil direktur

Direktur dan wakil direktur adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam

pengambilan keputusan, perencanaan pengorganisasian, pengawasan,

penentuan kebijakan perusahaan dan pemberi perintah langsung pada para

karyawan.

b. Bagian umum

Bagian umum bertanggung jawab secara keseluruhan dan membantu bagian-

bagian yang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

c. Bagian administrasi

Bagian administrasi bertugas untuk melayani segala keperluan mengenai

keuangan, pembayaran gaji dan upah, mencatat hasil kerja karyawan untuk

menentukan besarnya upah yang akan diberikan..

d. Bagian produksi

Bagian produksi bertugas untuk mengerjakan semua pesanan sesuai dengan

perintah yang diberikan oleh pimpinan.

e. Bagian gudang

Bagian gudang bertugas mendata stok dan barang-barang orderan.

f. Bagian pemasaran

Bagian pemasaran bertugas menawarkan produk dan menjaga stand dalam

pameran-pameran.

g. Unit produksi

Unit produksi untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian

secara langsung.

C. Produksi

1. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan perusahaan Kajeng Handicraft adalah bermacam-

macam puzzle. Yang membedakan masing-masing produk ini adalah bentuk dan

cara pembuatan produknya, serta cara bermainnya. Semakin rumit bentuk dan

cara bermain puzzle, maka semakin tinggi harganya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. Bahan Baku

Bahan baku dalam pembuatan puzzle di perusahaan ini dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penolong. Bahan baku utama yang

dipergunakan adalah limbah kayu jati. Sedangkan bahan baku penolong yang

dipergunakan adalah : amplas, lem kayu, pewarna.

3. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan sangat diperlukan oleh perusahaan dalam menghasilkan

produknya. Mesin dan peralatan yang dipergunakan antara lain :

a. Mesin sirkel

b. Jekso

c. Mesin amplas

d. Benzo

e. Mesin bor

f. Alat pewarna

g. Mesin sikat

4. Proses Produksi

Proses produksi adalah proses mengolah bahan baku menjadi barang jadi yaitu

puzzle. Proses produksi yang berlangsung di perusahaan Kajeng Handicraft dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu :

Persiapan Pemotongan Pengemalan bagian jekso

Penyetelan Pengeprasan Pengamplasan kasar Pembusaan

Pengamplasan halus Pengamplasan dengan tangan

Penyemiran Penyikatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Keterangan :

a. Persiapan : limbah kayu jati atau bahan baku dipilih yang bagus.

b. Pemotongan : bahan baku dipotong-potong menjadi persegi dengan

menggunakan mesin sirkel.

c. Pengemalan : potongan kayu diberi pola.

d. Bagian jekso : bahan baku dipotong sesuai pola dengan menggunakan

mesin jekso.

e. Penyetelan : menyetel potongan kayu yang sudah dipotong sesuai pola.

f. Pengeprasan : mengepras bagian sisi kayu yang sudah disetel dan

dipasang agar menjadi puzzle sesuai bentuk.

g. Pengamplasan kasar : mengamplas bagian sisi puzzle yang sudah

dikepras agar menjadi halus dengan menggunakan mesin amplas ukuran 60.

h. Pembusaan : mengamplas bagian sisi puzzle yang sudah diamplas

kasar agar bersih dari serabut.

i. Pengamplasan halus : mengamplas bagian sisi atau permukaan puzzle

agar permukaannya lebih halus dengan menggunakan mesin amplas ukuran

80.

j. Amplas tangan : menghilangkan serabut pada sisi atau permukaan puzzle

agar menjadi lebih bersih dari serabut dengan menggunakan amplas ukuran

180.

k. Penyemiran : menyemir bagian permukaan puzzle yang sudah di

amplas tangan dengan menggunakan semir kayu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

l. Penyikatan : menyikat bagian permukaan puzzle yang sudah disemir

agar permukaan puzzle lebih mengkilat.

D. Pemasaran

1. Promosi

Pemasaran merupakan kegiatan terakhir dari seluruh kegiatan yang ada di

perusahaan, yang merupakan kegiatan yang sangat penting guna membantu

kelancaran proses produksi selanjutnya. Dalam memasarkan produknya, Kajeng

Handicraft tidak mengalami kesulitan karena perusahaan ini telah memiliki

banyak pelanggan yang pada umumnya ikut andil dalam mempromosikan produk

perusahaan ini dari mulut ke mulut. Ini terbukti dari konsumen baru yang datang

ke perusahaan tidak hanya dari Yogyakarta tetapi juga dari kota-kota lain, seperti

Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan konsumen dari luar negri

meliputi Perancis, Yunani, Italia, Belanda, Belgia, Spanyol, Amerika, Jepang,

Australia.

Adanya persaingan dengan perusahaan kerajinan yang lain, Kajeng Handicraft

mengambil kebijakan penentuan harga yang tepat serta usaha promosi untuk

merebut hati konsumen atau calon pembeli untuk dapat mempertahankan serta

meningkatkan volume penjualannya. Adapun jenis-jenis promosi yang dilakukan

perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Mengadakan periklanan baik melalui media cetak maupun melalui media

elektronik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

b. Melakukan penawaran melalui internet dengan alamat e-mail :

www.geocities.com/Kajeng_Craft

c. Menyediakan art shop yang terletak di Jalan Bantul 19A Kweni Panggung

Harjo Sewon Bantul Telp/Fax. 0274-414858.

2. Saluran Distribusi

Saluran distribusi mempengaruhi perusahaan dalam menjual hasil

produksinya kepada konsumen. Perusahaan Kajeng Handicraft dalam

mendistribusikan hasil produksinya melalui saluran distribusi langsung yaitu

penjualan produk dimana konsumen memesan sendiri tanpa perantara baik datang

langsung maupun melalui telephone atau faximile. Untuk pesanan di luar kota,

perusahaan menggunakan jasa paket untuk mengantarkan pesanan. Sedangkan

untuk pesanan dari konsumen luar negri, perusahaan menggunakan jasa kargo.

3. Pelayanan atau servis

Untuk menarik konsumen dan untuk meningkatkan volume penjualan selain

usaha promosi, perusahaan juga memberikan pelayanan/servis yang baik pada

para konsumennya dengan cara :

a. Memberikan contoh-contoh produk yang dihasilkan perusahaan yang

ditempatkan di art shop di Jalan Bantul 19 A Kweni Yogyakarta.

b. Menyelesaikan pesanan tepat pada waktunya.

c. Memberikan kesempatan pada para pelanggan atau konsumen untuk

melakukan pembayaran dengan uang muka minimal 30% yang menandakan

bahwa pesanan siap untuk dikerjakan, dan dilunasi pada waktu pengambilan

barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

d. Untuk pesanan dalam jumlah banyak, perusahaan akan memberikan potongan

harga.

E. Permodalan

Modal yang digunakan perusahaan Kajeng Handicraft merupakan modal sendiri

dan bantuan dari pihak bank.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai penentuan waktu setiap

kegiatan berdasarkan studi waktu, penyusunan urutan kegiatan berdasarkan

ketergantungan kegiatan-kegiatan produksi, pembuatan diagram jaringan kerja

(network), penentuan waktu penyelesaian produksi berdasarkan jalur kritis dan

kemungkinan percepatan penyelesaian produksi degan waktu maksimal.

1. Penentuan Waktu Kegiatan

Pembuatan jaringan kerja (network) memerlukan adanya waktu pelaksanaan

kegiatan-kegiatan dalam proses produksi. Penentuan waktu kegiatan ini

merupakan penentuan waktu standar yang pada umumnya menggunakan studi

waktu (time study). Berikut ini adalah penentuan waktu kegiatan berdasarkan

studi waktu :

a. Pengamatan waktu kegiatan

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan waktu kegiatan untuk

memperoleh data besarnya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft.

Pada studi waktu ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik pengambilan sampel ganda dimana penulis dapat menentukan jumlah

sampel awal yang akan diteliti. Setelah penelitian sampel awal dilaksanakan

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

dan dilakukan uji kecukupan data maka dapat ditentukan apakah masih perlu

diadakan penambahan jumlah sampel yang harus diteliti.

Pada penelitian ini, penulis menentukan jumlah sampel awal yang akan

diteliti sebesar 2,5 % dari jumlah target produksi per harinya. Pada setiap

harinya, target produksi Kajeng Handicraft adalah 400 unit puzzle, sehingga

diperoleh angka 10 unit sampel.

Pengamatan waktu kegiatan dilakukan oleh penulis sendiri dengan

mengukur waktu pelaksanaan tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan alat

pengukur waktu yaitu Stop Watch. Waktu hasil pengukuran dicatat dan

dilanjutkan pengamatan pekerjaan unit berikutnya sampai diperoleh 10 unit

pengamatan. Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan waktu kegiatan

pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft :

Tabel V.2
Pengamatan Waktu Kegiatan Pembuatan Puzzle
pada Kajeng Handicraft

Pengamatan (Detik)
Kegiatan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemotongan 39,24 43,08 44,74 44,20 35,49 41,08 45,08 42,36 35,64 42,04 412,95
Pengemalan 34,20 30,06 30,84 30,24 25,02 32,16 30,54 29,64 27,12 24,90 294,72
Jekso 121,02 126,50 127,08 124,24 125,04 129,16 125,72 125,80 124,24 120,90 1249,7
Penyetelan 10,51 11,20 10,13 8,41 9,53 8,77 9,40 8,76 9,60 7,38 93,69
Pengeprasan 26,36 27,43 25,30 26,89 30,12 27,46 32,11 33,78 29,20 29,95 288,6
Pengamplasan
216,26 213,27 211,85 214,39 218,55 213,44 215,48 215,03 206,43 211,07 2136,37
Kasar
Pembusaan 113,28 96,06 101,78 111,54 112,50 112,39 96,30 116,39 97,46 98,20 1055,9
Pengamplasan
25,17 27,36 30,43 29,11 27,52 26,38 28,62 27,89 25,63 30,04 278,15
Halus
Pengamplasan
80,64 83,10 80,73 81,18 84,30 85,54 81,65 87,90 86,16 83,66 834,86
Tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Penyemiran 69,60 68,70 70,92 70,62 67,50 72,66 68,52 66,12 69,51 68,58 692,73
Penyikatan 29,54 32,69 29,77 27,78 28,95 31,52 31,46 32,24 25,31 24,65 295,8
Sumber Data : Kajeng Handicraft

b. Penentuan waktu kegiatan rata-rata (Average Time)

Rata-rata waktu kegiatan diperoleh dari pembagian jumlah sepuluh kali

pengamatan dengan jumlah unit pengamatan yaitu 10 unit.

X =
∑X
n

X = Waktu rata-rata setiap kegiatan

∑X = Jumlah waktu pengamatan setiap kegiatan

n = Jumlah sampel

Perhitungan waktu rata-rata setiap kegiatan dalam pembuatan puzzle pada

Kajeng Handicraft adalah sebagai berikut (data tabel V.2) :

¾ Bagian pemotongan

= 39,24 + 43,08 + 44,74 + 44,20 + 35,49 + 41,08 + 45,08 + 42,36 + 35,64 + 42,04
10
= 412 , 95 = 41,295 detik
10

¾ Bagian pengemalan

= 34,20 + 30,06 + 30,84 + 30,24 + 25,02 + 32,16 + 30,54 + 29,64 + 27,12 + 24,90
10

= 294 , 72 = 29,472 detik


10

¾ Bagian jekso
= 121,02 + 126,50 + 127,08 + 124,24 + 125,04 + 129,16 + 125,72 + 125,80 + 124,24 + 120,90
10

= 1.249,7 = 124,97 detik


10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

¾ Bagian penyetelan

= 10,51 + 11,20 + 10,13 + 8,41 + 9,53 + 8,77 + 9,40 + 8,76 + 9,60 + 7,38
10
= 93,69 = 9,369 detik
10

¾ Bagian pengeprasan

= 26,36 + 27,43 + 25,30 + 26,89 + 30,12 + 27,46 + 32,11 + 33,78 + 29,20 + 29,95
10
= 288,6 = 28,86 detik
10

¾ Bagian pengamplasan kasar


= 216,26+ 213,27+ 211,85+ 214,39+ 218,55+ 213,44+ 215,48+ 215,03+ 206,43+ 211,07
10

= 2.136,37 = 213,637 detik


10
¾ Bagian Pembusaan

= 113,28 + 96,06 + 101,78 + 111,54 + 112,50 + 112,39 + 96,30 + 116,39 + 97,46 + 98,20
10
= 1.055,9 = 105,59 detik
10

¾ Bagian pengamplasan halus


= 25,17 + 27,36 + 30,43 + 29,11 + 27,52 + 26,38 + 28,62 + 27,89 + 25,63 + 30,04
10

= 278,15 = 27,815 detik


10
¾ Bagian pengamplasan tangan
= 80,64 + 83,10 + 80,73 + 81,18 + 84,30 + 85,54 + 81,65 + 87,90 + 86,16 + 83,66
10

834,86
= = 83,486 detik
10
¾ Bagian penyemiran
= 69,60 + 68,70 + 70,92 + 70,62 + 67,50 + 72,66 + 68,52 + 66,12 + 69,51 + 68,58
10

= 692,73 = 69,273 detik


10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

¾ Bagian penyikatan

=
29,54 + 32,69 + 29,77 + 27,78 + 28,95 + 31,52 + 31,46 + 32,24 + 25,31 + 26,54
10
= 295,8 = 29,58 detik
10

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan waktu rata-rata setiap kegiatan

pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft :

Tabel V.3
Waktu rata-rata setiap kegiatan pembuatan puzzle
pada Kajeng Handicraft
Waktu kegiatan
No. Kegiatan
rata-rata (Detik)
1 Pemotongan 41,295
2 Pengemalan 29,472
3 Jekso 124,97
4 Penyetelan 9,369
5 Pengeprasan 28,86
6 Pengamplasan Kasar 213,637
7 Pembusaan 105,59
8 Pengamplasan Halus 27,815
9 Pengamplasan Tangan 83,486
19 Penyemiran 69,273
11 Penyikatan 29,58
Sumber Data : Data Yang Diolah

c. Uji kecukupan data

Penentuan cukup tidaknya sampel yang sudah diambil untuk mewakili

populasi yang ada tergantung apakah waktu rata-rata setiap kegiatan adalah

representative untuk waktu yang nyata. Hal ini dilakukan karena waktu siklus

produksi berbeda-beda sehingga perlu dihitung waktu siklus produksi

secukupnya untuk mendapatkan estimasi waktu rata-rata yang valid. Dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

studi waktu penentuan jumlah sampel yang mencukupi merupakan syarat agar

sampel dapat representative. Besarnya sampel yang harus diamati dapat

dilakukan dengan menghitung deviasi standard dari masing-masing kegiatan

yang diamati.

Untuk mencari deviasi standar digunakan rumus sebagai berikut :

s =
∑ (X − X) 2

n −1

Sedangkan untuk mencari koefisien variasi (CV) dari setiap kegiatan

digunakan rumus sebagai berikut :

s
CV =
X

Perhitungan koefisien variasi untuk setiap kegiatan pembuatan puzzle pada

Kajeng Handicraft adalah sebagai berikut :

¾ Bagian pemotongan

(39,24− 41,295)2 + (43,08− 41,295)2 + (44,74− 41,295)2 + (44,20− 41,295)2 + 35,49− 41,295)2 +
s= (41,08 − 41,295) 2 + (45,08 − 41,295) 2 + (42,36 − 41,295) 2 + (35,64 − 41,295) 2 +(42,04 − 41,295) 2
10 − 1

( − 2 , 055 ) 2 + (1, 785 ) 2 + ( 3, 445 ) 2 + ( 2 ,905 ) 2 + ( − 5 ,805 ) 2 + ( − 0 , 215 ) 2 + ( 3, 785 ) 2 +


= (1, 065 ) 2 + ( − 5 , 655 ) 2 + ( 0 , 745 ) 2
9

4,223025 + 3,186225 + 11,868025 + 8,439025 + 33,698025 + 0,046225 +


= 14 ,326225 + 1,134225 + 31,979025 + 0 ,555025
9

= 109,45505 = = 3,487358918 detik


12,1616722 2
9

CV = 3 , 48735891 = 0,084449907 = 0,09


41 , 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

¾ Bagian Pengemalan

(34,20− 29,472)2 + (30,06− 29,472)2 + (30,84− 29,472)2 + (30,24− 29,472)2 + (25,02− 29,472)2 +
s= (32,16 − 29,472) 2 + (30,54 − 29,472) 2 + (29,64 − 29,472) 2 + (27,12 − 29,472) 2 + (24,90 − 29,472) 2
10 − 1

(4,728)2 + (0,588)2 + (1,368)2 + (0,768)2 + (−4,452)2 + (2,688)2 + (1,068)2 +

= (0,168) 2 + (−2,352) 2 + (−4,572) 2


9

22,353984 + 0,345744 + 1,871424 + 0,589824 + 19,820304 + 7,225344 +


= 1,140624 + 0,028224 + 5,531904 + 20,903184
9

= 79,81056 = = 2,977891872 detik


8,86784
9

CV = 2,97789187 2 = 0,10104139 = 0,10


29,472

¾ Bagian jekso

(121,02 − 124,97) 2 + (126,50 − 124,97) 2 + (127,08 − 124,97) 2 + (124,24 − 124,97) 2 +


(125,04 − 124 ,97 ) 2 + (129 ,16 − 124 ,97 ) 2 + (125,72 − 124 ,97 ) 2 + (125,80 − 124 ,97 ) 2 +
s= (124 ,24 − 124 ,97 ) 2 + (120 ,90 − 124 ,97 ) 2
10 − 1

= (−3,95)2 + (1,53)2 + (2,11)2 + (−0,73)2 + (0,07)2 + (4,19)2 + (0,75)2 + (0,83)2 + (−0,73)2 + (−4,07)2
9

15,6025 + 2,3409 + 4,4521 + 0,5329 + 0,0049 + 17,5561 +


= 0 ,5626 + 0 , 6889 + 0 , 5329 + 16 , 5649
9

= 58,8386 = 6,53762222 2 = 2,556877436 detik


9

CV = 2,55687743 6 = 0,020459929 = 0,02


124,97

¾ Bagian penyetelan

(10,51 − 9,369) 2 + (11,20 − 9,369) 2 + (10,13 − 9,369) 2 + (8,41 − 9,369) 2 + (9,53 − 9,369) 2 +
s= (8,77 − 9,369 ) 2 + (9,40 − 9,369 ) 2 + (8,76 − 9,369 ) 2 + (9,60 − 9,369 ) 2 + (7,38 − 9,369 ) 2
10 − 1

(1,141) 2 + (1,831) 2 + (0,761) 2 + ( −0,959) 2 + (0,161) 2 + ( −0,599) 2 +

= (0,031) 2 + ( −0,609) 2 + (0,231) 2 + ( −1,989) 2


9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

1,301881 + 3,352561 + 0,579121 + 0,919681 + 0,025921 + 0,358801 +


= 0 , 000961 + 0 ,370881 + 0 , 053361 + 3,95612
9

= 10,91929 = 1,21325444 4 = 1,1014783 detik


9

CV = 1,1014783 = 0,117566261 = 0,12


9 , 369

¾ Bagian pengeprasan

(26,36 − 28,86)2 + (27,43 − 28,86)2 + (25,30 − 28,86)2 + (26,89 − 28,86)2 + (30,12 − 28,86)2 +

s = (27,46 − 28,86) + (32,11 − 28,86) + (33,78 − 28,86) + (29,20 − 28,86) + (29,95 − 28,86)
2 2 2 2 2

10 − 1

= (−2,5)2 + (−1,43) 2 + (−3,56) 2 + (−1,97)2 + 1,26) 2 + (−1,4)2 + (3,25) 2 + (4,92)2 + (0,34) 2 + (1,09) 2
9

6 , 25 + 2 , 0449 + 12 , 6736 + 3 ,8809 + 1, 5876 + 1, 96 + 10 , 5625 +


= 24 , 2064 + 0 ,1156 + 1,1881
9

= 64 , 4696 = 7 ,163288889 = 2,676432119 detik


9

CV = 2 , 676432119 = 0,092738465 = 0,09


28 , 86

¾ Bagian pengamplasan kasar

(216,26 − 213,637)2 + (213,27 − 213,637)2 + (211,85 − 213,637)2 + (214,39 − 213,637)2 +


(218,55 − 213,637)2 + (213,44 − 213,637)2 + (215,48 − 213,637)2 + (215,03 − 213,637)2 +
s= (206,43 − 213,637)2 + (211,07 − 213,637)2
10 − 1

( 2 , 623 ) 2 + ( − 0 ,367 ) 2 + ( − 1, 787 ) 2 + ( 0 , 753 ) 2 + ( 4 , 913 ) 2 + ( − 0 ,197 ) 2 + (1,843 ) 2 +


= 1,393 ) 2 + ( − 7 , 207 ) 2 + ( − 2 ,567 ) 2
9

6 ,880129 + 0 ,134689 + 3 ,193369 + 0 ,567009 + 24 ,137569 + 0 , 038809 +


= 3 , 396649 + 1, 940449 + 51 , 940849 + 6 , 589489
9

= 98 , 81901 = 10 , 97989 = 3,313591707 detik


9

CV = 3 , 313591707 = 0,015510383 = 0,02


213 , 637
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

¾ Bagian pembusaan

(113 , 28 − 105 ,59 ) 2 + (96 ,06 − 105 ,59 ) 2 + (101 ,78 − 105 ,59 ) 2 + (111 ,54 − 105 ,59 ) 2 +
(112 ,50 − 105 ,59 ) 2 + (112 ,39 − 105 ,59 ) 2 + (96 ,30 − 105 ,59 ) 2 + (116 ,39 − 105 ,59 ) 2 +
s= (97 , 46 − 105 ,59 ) 2 + (98 , 20 − 105 ,59 ) 2
10 − 1

( 7 , 69 ) 2 + ( − 9 , 53 ) 2 + ( − 3 , 81 ) 2 + ( 5 , 95 ) 2 + ( 6 , 91 ) 2 + ( 6 ,8 ) 2 + ( − 9 , 29 ) 2 +
= (10 , 8 ) 2 + ( − 8 ,13 ) 2 + ( − 7 , 39 ) 2
9

59 ,1361 + 90 ,8209 + 14 , 5161 + 35 , 4025 + 47 , 7481 + 46 , 24 + 86 , 3041 +


= 116 , 64 + 66 , 0969 + 54 , 621
9

= 617 , 5168 = 68 , 61297778 = 8,283295104 detik


9

CV = 8 , 283295104 = 0,078447723 = 0,08


105 , 59

¾ Bagian pengamplasan halus

( 25 ,17 − 27 ,815 ) 2 + ( 27 ,36 − 27 ,815 ) 2 + ( 30 , 43 − 27815 ) 2 + ( 29 ,11 − 27 ,815 ) 2 +


( 27 ,52 − 27 ,815 ) 2 + ( 26 ,38 − 2 ,815 ) 2 + ( 28 , 62 − 27 ,815 ) 2 + ( 27 ,89 − 27 ,815 ) 2 +
s= ( 25 , 63 − 27 ,815 ) 2 + ( 30 , 04 − 27 ,815 ) 2
10 − 1

( −2,645 ) 2 + ( −0,455 ) 2 + ( 2,615 ) 2 + (1,295 ) 2 + ( −0,295 ) 2 + ( −1,435 ) 2 + ( 0,805 ) 2 +

= (0,075 ) 2 + ( −2,185 ) 2 + ( 2,225 ) 2


9

6 ,996025 + 0 , 207025 + 6 ,838225 + 1, 677025 + 0 , 087025 + 2 , 059225 +


= 0 , 648025 + 0 , 005625 + 4 , 774225 + 4 ,950625
9

= 28 , 24305 = 3 ,138116667 = 1,771473022 detik


9

CV = 1, 771473022 = 0,063687687 = 0,06


27 ,815

¾ Bagian pengamplasan tangan

(80 , 64 − 83 , 486 ) 2 + (83 ,10 − 83 , 486 ) 2 + (80 , 73 − 83 , 486 ) 2 + ( 81 ,18 − 83 , 486 ) 2 +


(84 ,30 − 83 , 486 ) 2 + (85 ,54 − 83 , 486 ) 2 + (81 , 65 − 83 , 486 ) 2 + (87 ,90 − 83 , 486 ) 2 +
s= (86 ,16 − 83 , 486 ) 2 + (83 , 66 − 83 , 486 ) 2
10 − 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

( − 2 ,846 ) 2 + ( − 0 ,386 ) 2 + ( − 2 , 756 ) 2 + ( − 2 ,306 ) 2 + ( 0 ,814 ) 2 + ( 2 , 054 ) 2 +

= ( − 1,836 ) 2 + ( 4 , 414 ) 2 + ( 2 , 674 ) 2 + ( 0 ,174 ) 2


9

8 , 099716 + 0 ,148996 + 7 , 595536 + 5 , 317636 + 0 , 662596 + 4 , 218916 +


= 3 , 370896 + 19 , 483396 + 7 ,150276 + 0 , 030276
9

= 56 , 07824 = 6 , 230915556 = 2,496180193 detik


9

2,496180193
CV = = 0,029899386 = 0,03
83,486
¾ Bagian penyemiran

(69,60 − 69,273) 2 + (68,70 − 69,273) 2 + (70,92 − 69,273) 2 + (70,62 − 69,273) 2 +


(67 ,50 − 69,273) 2 + (72,66 − 69,273) 2 + (68,52 − 69,273) 2 + (66,12 − 69,273) 2 +

s= (69,51 − 69,273) 2 + (68,58 − 69,273) 2


10 − 1

( 0 , 327 ) 2 + ( − 0 , 573 ) 2 + (1 , 647 ) 2 + (1 , 347 ) 2 + ( − 1 , 773 ) 2 + ( 3 , 387 ) 2 +


= ( − 0 , 753 ) 2 + ( − 3 ,153 ) 2 + ( 0 , 237 ) 2 + ( − 0 , 693 ) 2
9

0 ,106929 + 0 ,328329 + 2 , 712609 + 1,814409 + 3,143529 + 11, 471769 +


= 0 ,567009 + 9 ,941409 + 0 ,056169 + 0 , 480249
9

= 30 , 62241 = 3,40249 = 1,844583964 detik


9

1,844583964
CV = = 0,026627747 = 0,03
69,273
¾ Bagian penyikatan

(29,54 − 29,58)2 + (32,69 − 29,58)2 + (29,77 − 29,58)2 + (27,78 − 29,58)2 + (28,95 − 29,58)2 +

s= (31,52 − 29,58)2 + (31,46 − 29,58)2 + (32,24 − 29,58)2 + (25,31− 29,58)2 + (26,54 − 29,58)2
10 − 1

= (−0,04) + (3,11) + (0,19) + (−1,8) + (−0,63) + (1,94) + (1,88) + (2,66) + (−4,27) + (−3,04)
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9
0 , 0016 + 9 , 6721 + 0 , 0361 + 3 , 24 + 0 , 3969 + 3 , 7636 + 3 , 5344 +
= 7 , 0756 + 18 , 2329 + 9 , 2416
9

= 55 ,1948 = = 2,476440097 detik


6 ,132755556
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

CV = 2 , 476440097 = 0,083720084 = 0,08


29 , 58

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan koefisien variasi setiap kegiatan

pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft :

Tabel V.4
Penghitungan Koefisien Variasi Untuk Setiap Kegiatan Pembuatan Puzzle
Pada Kajeng Handicraft
Koefisien Besar
Rata-rata Variasi sampel
No. Kegiatan Stdv (Detik)
(Detik) (Stdv/Rata- yang
rata) dibutuhkan
1 Pemotongan 41,295 3,487358918 0,09 12
2 Pengemalan 29,472 2,977891872 0,10 15
3 Jekso 124,97 2,556877436 0,02 1
4 Penyetelan 9,369 1,1014783 0,12 17
5 Pengeprasan 28,86 2,676432119 0,09 12
6 Pengamplasan Kasar 213,637 3,313591707 0,02 1
7 Pembusaan 105,59 8,283295104 0,08 9
8 Pengamplasan Halus 27,815 1,771473022 0,06 5
9 Pengamplasan Tangan 83,486 2,496180193 0,03 1
10 Penyemiran 69,273 1,844583964 0,03 1
11 Penyikatan 29,58 2,476440097 0,08 9
Sumber Data : Data Yang Diolah

Besarnya sampel yang dibutuhkan dapat dilihat dengan membandingkan

koefisien variasi dengan Bagan Ukuran Sampel (dapat dilihat pada lampiran)

yang disusun oleh T. Hani Handoko. Dengan koefisien variasi seperti di atas

maka masih perlu untuk diadakan penambahan jumlah sampel pada beberapa

kegiatan, tetapi mengingat keterbatasan waktu yang diberikan oleh perusahaan

dalam mengadakan penelitian maka penambahan pengamatan tersebut tidak

dapat dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

d. Penghitungan waktu normal (Normal Time : NT)

Penghitungan waktu normal dilakukan dengan mengalikan antara rata-rata

waktu setiap kegiatan dengan tingkat kecakapan (Rating Factor : RF) yang

ditentukan oleh penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi serta

kemampuan kerja karyawan. Penilaian tingkat kecakapan karyawan ini

bertujuan untuk penyesuaian, dimana sering kali karyawan bekerja secara

tidak wajar, baik karena terlalu cepat maupun terlalu lambat. Penilaian

dilakukan oleh penulis dengan mengamati proses kerja masing-masing

karyawan untuk melihat faktor-faktor yang dapat diamati yang merupakan

penentu dalam menentukan kelas mereka dan dapat menentukan skor faktor-

faktor penilaian. Untuk lebih jelasnya pengamatan dalam menentukan

performance karyawan ini dapat dilihat pada lampiran.

Tingkat kecakapan (rating factor) karyawan ini dipengaruhi oleh

performance masing-masing karyawan yang mengerjakan pekerjaan tersebut.

Berikut ini adalah tabel penilaian rata-rata performance tenaga kerja dalam

menghitung rating factor menurut cara Westinghouse pada masing-masing

kegiatan dalam pembuatan puzzle (data lampiran 2,3 dan 4):

Tabel V.5
Penilaian Rata-rata Performance Tenaga Kerja Pembuatan Puzzle
No. Kegiatan skill Usaha Kondisi kerja Konsistensi Jumlah
1 Pemotongan 0,06 0,075 0,02 0,01 0,165
2 Pengemalan 0,05 0,04 0,02 0,01 0,12
3 Jekso 0,07 0,05 0,02 0,01 0,15
4 Penyetelan 0,057 0,02 0,02 0,01 0,107
5 Pengeprasan 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19
6 Pengamplasan Kasar 0,08 0,08 0,02 0,01 0,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

7 Pembusaan 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19


8 Pengamplasan Halus 0,046 0,03 0,02 0,01 0,106
9 Pengamplasan Tangan 0,04 0,05 0,02 0,01 0,12
10 Penyemiran 0,08 0,032 0,02 0,01 0,142
11 Penyikatan 0,085 0,02 - 0,03 0,01 0,085
Sumber Data : Data Yang Diolah

Setelah dilakukan penilaian rata-rata performance karyawan masing-

masing kegiatan, maka dapat diketahui jumlah penyesuaian yang akan dipakai

dalam menentukan besarnya Rating Factor karyawan. Cara mencari Rating

factor adalah jumlah performance ditambah 1 (+ 1). Untuk menghitung waktu

normal digunakan rumus :

Waktu normal = Waktu kegiatan rata-rata (data tabel V.3) x Rating

factor (data tabel V.5)

Contoh penghitungan waktu normal dalam pembuatan puzzle :

¾ Bagian pemotongan

waktu normal = 41,295 x 1,165 = 48,108675 detik

¾ Bagian pengemalan

waktu normal = 29,472 x 1,12 = 33,00864 detik

¾ Bagian jekso

waktu normal = 124,97 x 1,15 = 143,7155 detik

¾ Bagian penyetelan

waktu normal = 9,369 x 1,107 = 10,371483 detik

¾ Bagian pengeprasan

waktu normal = 28,86 x 1,19 = 34,3434 detik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

¾ Bagian pengamplasan kasar

waktu normal = 213,637 x 1,19 = 254,22803 detik

¾ Bagian pembusaan

waktu normal = 105,59 x 1,19 = 125,6521 detik

¾ Bagian pengamplasan halus

waktu normal = 27,815 x 1,106 = 30,76339 detik

¾ Bagian pengamplasan tangan

waktu normal = 83,486 x 1,12 = 93,50432 detik

¾ Bagian Penyemiran

waktu normal = 69,273 x 1,142 = 79,109766 detik

¾ Bagian penyikatan

waktu normal = 29,58 x 1,085 = 32,0943 detik

Dan berikut ini adalah tabel penghitungan waktu normal kegiatan dalam

pembuatan puzzle :

Tabel V.6
penghitungan waktu normal kegiatan-kegiatan pembuatan puzzle
jumlah rata-rata waktu
waktu normal
No. Kegiatan penilaian pengamatan Rating Factor
(Detik)
performance (Detik)
1 Pemotongan 0,165 41,295 1,165 48,108675
2 Pengemalan 0,12 29,472 1,12 33,00864
3 Jekso 0,15 124,97 1,15 143,7155
4 Penyetelan 0,107 9,369 1,107 10,371483
5 Pengeprasan 0,19 28,86 1,19 34,3434
6 Pengamplasan Kasar 0,19 213,637 1,19 254,22803
7 Pembusaan 0,19 105,59 1,19 125,6521
8 Pengamplasan Halus 0,106 27,815 1,106 30,76339
9 Pengamplasan Tangan 0,12 83,486 1,12 93,50432
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

10 Penyemiran 0,142 69,273 1,142 79,109766


11 Penyikatan 0,085 29,58 1,085 32,0943
Sumber Data : Data Yang Diolah

e. Penentuan Waktu Standar

Penentuan waktu standar menggunakan studi waktu (time study) yang

diperoleh melalui penambahan waktu normal dengan waktu cadangan

(allowance). Waktu cadangan (allowance) ditentukan berdasarkan metode

yang dikembangkan oleh Westinghouse dan waktu cadangan akan ditentukan

atau dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memiliki standar untuk

melakukan penilaian.

Berikut ini adalah tabel penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah kelonggaran (allowance) masing-masing kegiatan dalam pembuatan

puzzle (data lampiran 5) :

Tabel V.7
Persentase Penilaian Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelonggaran
dalam pembuatan puzzle
No Kegiatan TYD SK GK KM KTTK KA Kepri Jumlah
1 Pemotongan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
2 Pengemalan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
3 Jekso 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
4 Penyetelan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
5 Pengeprasan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
Pengamplasan
6 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
Kasar
7 Pembusaan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
Pengamplasan
8 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,05 0,05 0,295
Halus
Pengamplasan
9 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265
Tangan
10 Penyemiran 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

11 Penyikatan 0,060 0,010 0 0,075 0,05 0,02 0,05 0,265


Sumber Data : Data Yang Diolah

Keterangan :

TYD : Tenaga Yang Dikeluarkan

SK : Sikap Kerja

GK : Gerakan Kerja

KM : Kelelahan Mata

KTTK : Keadaan Temperatur Tempat Kerja

KA : Keadaan Atmosfir

KEPRI : Keperluan Pribadi

Setelah dilakukan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

kelonggaran masing-masing kegiatan, selanjutnya dapat dihitung besarnya

waktu cadangan dan waktu standar dari masing-masing kegiatan.

waktu cadangan = waktu normal (data tabel V.6) x jumlah

kelonggaran (data tabel V.7)

waktu standar = waktu normal (data tabel V.6) + waktu cadangan

Perhitungan waktu cadangan dan waktu standar untuk setiap kegiatan

pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft :

¾ Bagian pemotongan

waktu cadangan = 48,108675 x 0,295

= 14,19205913 detik

waktu standar = 48,108675 + 14,19205913

= 62,30073413 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

¾ Bagian pengemalan
waktu cadangan = 33,00864 x 0,295
= 9,7375488 detik
waktu standar = 33,00864 + 9,7375488

= 42,7461888 detik

¾ Bagian jekso

waktu cadangan = 143,7155 x 0,295

= 42,3960725 detik

waktu standar = 143,7155 + 42,3960725

= 186,1115725 detik

¾ Bagian penyetelan

waktu cadangan = 10,371483 x 0,295

= 3,059587485 detik

waktu standar = 10,371483 + 3,059587485

= 13,43107049 detik

¾ Bagian pengeprasan

waktu cadangan = 34,3434 x 0,295

= 10,131303 detik

waktu standar = 34,3434 + 10,131303

= 44,474703 detik

¾ Bagian pengamplasan kasar

waktu cadangan = 254,22803 x 0,295

= 74,99726885 detik

waktu standar = 254,22803 + 74,99726885


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

= 329,2252989 detik

¾ Bagian pembusaan

waktu cadangan = 125,6521 x 0,295

= 37,0673695 detik

waktu standar = 125,6521 + 37,0673695

= 162,7194695 detik

¾ Bagian pengamplasan halus

waktu cadangan = 30,76339 x 0,295

= 9,07520005 detik

waktu standar = 30,76339 + 9,07520005

= 39,83859005 detik

¾ Bagian pengamplasan tangan

waktu cadangan = 93,50432 x 0,265

= 24,7786448 detik

waktu standar = 93,50432 + 24,7786448

= 118,2829648 detik

¾ Bagian penyemiran

waktu cadangan = 79,109766 x 0,265

= 20,96408799 detik

waktu standar = 79,109766 + 20,96408799

= 100,073854 detik

¾ Bagian penyikatan

waktu cadangan = 32,0943 x 0,265


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

= 8,5049895 detik

waktu standar = 32,0943 + 8,5049895

= 40,5992895 detik

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan waktu standar setiap kegiatan

pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft :

Tabel V.8
Penghitungan waktu standar setiap kegiatan pembuatan puzzle
Pada Kajeng Handicraft

Waktu Waktu
Jumlah Waktu cadangan
No. Kegiatan normal standar
kelonggaran (Detik)
(Detik) (Detik)
1 Pemotongan 48,108675 0,295 14,19205913 62,30073413
2 Pengemalan 33,00864 0,295 9,7375488 42,7461888
3 Jekso 143,7155 0,295 42,3960725 186,1115725
4 Penyetelan 10,371483 0,295 3,059587485 13,43107049
5 Pengeprasan 34,3434 0,295 10,131303 44,474703
6 Pengamplasan Kasar 254,22803 0,295 74,99726885 329,2252989
7 Pembusaan 125,6521 0,295 37,0673695 162,7194695
8 Pengamplasan Halus 30,76339 0,295 9,07520005 39,83859005
9 Pengamplasan Tangan 93,50432 0,265 24,7786448 118,2829648
10 Penyemiran 79,109766 0,265 20,96408799 100,073854
11 Penyikatan 32,0943 0,265 8,5049895 40,5992895
Sumber Data : Data Yang Diolah

2. Penyusunan urut-urutan kegiatan

Untuk mengetahui total waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

pembuatan puzzle, maka kegiatan-kegiatan disusun menjadi sebuah jaringan kerja.

Sebelum menyusun sebuah jaringan kerja perlu dilakukan pengurutan setiap

kegiatan yang ada sesuai dengan urut-urutan pelaksanaan kegiatan berdasarkan

logika ketergantungan masing-masing kegiatan. Logika yang dimaksud dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

sebuah jaringan kerja adalah suatu kegiatan akan dapat dilaksanakan apabila

kegiatan lain yang mendahuluinya sudah selesai dilaksanakan. Dengan kata lain,

saat akhir suatu kegiatan merupakan awal pelaksanaan dari kegiatan lainnya dan

kemudian ada kemungkinan bahwa beberapa kegiatan dapat dilaksanakan secara

bersama-sama tanpa mengganggu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.

Sesuai logika ketergantungan tersebut di atas, pada tabel berikut ini


disampaikan urut-urutan kegiatan dalam pembuatan puzzle berdasarkan observasi
yang dilakukan penulis :
Tabel V.9
Urut-urutan kegiatan dalam proses pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft
Kegiatan
No. Kegiatan Kode
sebelumnya
1 Pemotongan A -
2 Pengemalan B A
3 Jekso C B
4 Penyetelan D C
5 Pengeprasan E D
6 Pengamplasan Kasar F E
7 Pembusaan G F
8 Pengamplasan Halus H G
9 Pengamplasan Tangan I H
10 Penyemiran J I
11 Penyikatan K J
Sumber Data : Data Yang Diolah

3. Penyusunan jaringan kerja atau Network

Langkah selanjutnya untuk mencari jalur kritis dan waktu kritis dapat

dilakukan dengan menggunakan diagram jaringan kerja atau network. Diagram

jaringan kerja ini berfungsi untuk mengetahui efisiensi dari perencanaan waktu

pelaksanaan produksi yang dipakai perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

a. Rekapitulasi kegiatan dan waktu pelaksanaan

Setelah data urut-urutan kegiatan serta waktu masing-masing kegiatan

dibuat maka langkah selanjutnya adalah menyusun bagan diagram jaringan

kerja (network). Perlu disusun rekapitulasi dari keseluruhan kegiatan dan

waktu masing-masing kegiatan. Pada tabel berikut ini disusun rekapitulasi dari

keseluruhan kegiatan dan waktu untuk menyusun bagan diagram jaringan

kerja (network). Waktu yang dipakai disini adalah pembulatan dari waktu

standar untuk memudahkan proses penghitungan selanjutnya.

Tabel V.10
Rekapitulasi seluruh kegiatan, urut-urutan dan waktu setiap kegiatan
pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft
Kegiatan Waktu standar
No. Kegiatan Kode
sebelumnya (Detik)
1 Pemotongan A - 62
2 Pengemalan B A 43
3 Jekso C B 186
4 Penyetelan D C 13
5 Pengeprasan E D 45
6 Pengamplasan Kasar F E 329
7 Pembusaan G F 163
8 Pengamplasan Halus H G 40
9 Pengamplasan Tangan I H 118
10 Penyemiran J I 100
11 Penyikatan K J 41
Sumber Data : Data Yang Diolah

b. Diagram jaringan kerja

Dengan menggunakan data dari tabel V.10 tersebut maka dapat disusun

satu bagan diagram jaringan kerja sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

62 43 186 13 45 329

A B C D E F

K J I H G
41 100 118 40 163

Gambar V.6 : Diagram Jaringan Kerja Pembuatan Puzzle

Tabel V.11

Hasil Analisis Waktu Pembuatan Puzzle

pada Kajeng Handicraft

Waktu
Kegiatan ES EF LS LF Slack
Kegiatan
A 62 0 62 0 62 0
B 43 62 105 62 105 0
C 186 105 291 105 291 0
D 13 291 304 291 304 0
E 45 304 349 304 349 0
F 329 349 678 349 678 0

G 163 678 841 678 841 0

H 40 841 881 841 881 0


I 118 881 999 881 999 0
J 100 999 1099 999 1099 0
K 41 1099 1140 1099 1140 0
Sumber Data : Data Yang Diolah

c. Jalur kritis dan waktu kritis

Jalur kritis dan waktu kritis dapat ditentukan dengan mencari jalur

terpanjang pada diagram jaringan kerja atau dapat ditentukan dari kegiatan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

kegiatan yang mempunyai kelonggaran (slack) 0. Berikut ini adalah

penghitungan waktu pada jalur-jalur yang ada pada diagram jaringan kerja :

A – B –C – D –E – F – G – H – I – J – K

Waktu kegiatan yang dibutuhkan untuk pembuatan satu unit puzzle adalah

1.140 detik atau 19 menit.

4. Analisis biaya

Biaya yang dianalisis dalam analisis biaya pembuatan puzzle adalah biaya

tenaga kerja langsung dimana biaya-biaya lain-lain yang terkait dengan

pembuatan puzzle diasumsikan tidak akan mengalami perubahan dengan

diadakannya analisis network, oleh karena itu tidak disertakan dalam analisis

biaya.

a. Biaya tenaga kerja langsung menurut perusahaan

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang berhubungan dengan

pembuatan puzzle. Kegiatan-kegiatan dalam pembuatan puzzle dilakukan oleh

tenaga kerja yang memiliki tingkat upah, target output per hari serta sistem

pengupahan yang berbeda, sehingga penulis akan mengkonversikan biaya

tenaga kerja langsung kegiatan-kegiatan ini ke dalam biaya per unit produksi.

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung menurut

perusahaan dengan waktu penyelesaian produksi selama 30 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tabel V.12
Biaya tenaga kerja langsung per unit dalam pembuatan puzzle
pada Kajeng Handicraft
Tenaga kerja
jumlah produksi
upah per biaya
No. Kegiatan jumlah jumlah X upah per hari
hari per unit
(orang) upah total per (unit)
(Rp)
hari(Rp)
1 Pemotongan 1 25.000 25.000 52.000 400 130
1 27.000 27.000
2 Pengemalan 1 18.000 18.000 58.000 400 145
2 20.000 40.000
3 Jekso 1 21.000 21.000 46.000 400 115
1 25.000 25.000
4 Penyetelan 1 25.000 25.000 90.000 400 225
1 30.000 30.000
1 35.000 35.000
5 Pengeprasan 1 20.000 20.000 20.000 400 50
Pengamplasan
6 1 20.000 20.000 20.000 400 50
Kasar
7 Pembusaan 1 26.000 26.000 26.000 400 65
Pengamplasan
8 1 14.000 14.000 88.000 400 220
Halus
1 15.000 15.000
1 17.500 17.500
2 20.000 40.000
Pengamplasan
9 2 12.500 25.000 70.000 400 175
Tangan
3 15.000 45.000
10 Penyemiran 2 12.500 25.000 70.000 400 175
3 15.000 45.000
11 Penyikatan 1 13.000 13.000 28.000 400 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

1 15.000 15.000
TOTAL 1.420
Sumber Data : Data Yang Diolah

b. Biaya tenaga kerja langsung menurut analisis network

Biaya tenaga kerja langsung menurut analisis network diperoleh melalui

perbandingan antara waktu tiap departemen yang ditentukan oleh analisis

network. Waktu yang ditentukan oleh Kajeng Handicraft untuk memproduksi

satu unit puzzle adalah 30 menit, sedangkan menurut analisis network waktu

yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit puzzle adalah 19 menit , maka

biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dihitung melalui

proses sebagai berikut :

Agar dapat menghitung biaya menurut analisis network maka biaya tenaga

kerja kegiatan-kegiatan menurut perusahaan harus dirubah ke dalam biaya

tenaga kerja tiap-tiap departemen dan waktu standar kegiatan-kegiatan

menurut analisis network harus dirubah ke dalam waktu standar tiap-tiap

departemen serta merubah satuan waktu standar menurut perusahaan yaitu

dari satuan menit menjadi satuan detik. Berikut ini adalah tabel proses

penghitungan hal-hal yang dimaksud di atas :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Tabel V.13

Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tiap-tiap Bagian,

Waktu Standar Perusahaan Ke Dalam Satuan Hari dan Waktu Standar

Analisis Network Tiap-tiap Bagian

Analisis
Perusahaan
Network
No. Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Biaya per unit
standar standar standar
(Rp)
(menit) (detik) (detik)
1 Pemotongan 130 2 120 62
2 Pengemalan 145 2 120 43
3 Jekso 115 5 300 186
4 Penyetelan 225 2 120 13
5 Pengeprasan 50 2 120 45
Pengamplasan
6 50 7 420 329
Kasar
7 Pembusaan 65 3 180 163
Pengamplasan
8 220 2 120 40
Halus
Pengamplasan
9 175 2 120 118
Tangan
10 Penyemiran 175 2 120 100
11 Penyikatan 70 1 60 41
1.420 30 1.800 1.140
Sumber Data : Data Yang Diolah

Setelah biaya tenaga kerja langsung per unit tiap kegiatan menurut

perusahaan dan waktu standar tiap kegiatan menurut analisis perusahaan dan

analisis network diketahui, maka biaya tenaga kerja langsung per unit menurut

analisis network dapat dihitung dengan perbandingan antara waktu standar

menurut analisis network dan waktu standar menurut perusahaan dikalikan

dengan biaya tenaga kerja langsung tiap kegiatan menurut perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Biaya per unit = waktu standar analisis network x biaya per unit perusahaan
waktu standar perusahaan

Perhitungan biaya per unit untu setiap kegiatan pembuatan puzzle pada

Kajeng Handicraft dengan analisis network adalah sebagai berikut :

¾ Bagian pemotongan

⎛ 62 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.130,00 = Rp.67,17
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian pengemalan

⎛ 43 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.145,00 = Rp.51,96
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian jekso

⎛ 186 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.115,00 = Rp.71,30
⎝ 300 ⎠

¾ Bagian penyetelan

⎛ 13 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.225,00 = Rp.24,38
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian pengeprasan

⎛ 45 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.50,00 = Rp.18,75
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian pengamplasan kasar

⎛ 329 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.50,00 = Rp.39,17
⎝ 420 ⎠

¾ Bagian pembusaan

⎛ 163 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.65 = Rp.58,86
⎝ 180 ⎠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

¾ Bagian pengamplasan halus

⎛ 40 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.220,00 = Rp.73,33
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian pengamplasan tangan

⎛ 118 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.175,00 = Rp.145,83
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian penyemiran

⎛ 100 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.175,00 = Rp.145,83
⎝ 120 ⎠

¾ Bagian penyikatan

⎛ 41 ⎞
Biaya per unit = ⎜ ⎟ x Rp.70,00 = Rp.47,83
⎝ 60 ⎠

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan biaya tenaga kerja langsung

setiap kegiatan pembuatan puzzle menurut analisis network :

Tabel V.14

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Setiap kegiatan

Pembuatan Puzzle pada Kajeng Handicraft Menurut Analisis Network

Perusahaan Analisis Network


Kegiatan Biaya per Waktu standar Waktu standar Biaya per unit
unit (Rp) (detik) (detik) (Rp)
Pemotongan 130 120 62 67,17
Pengemalan 145 120 43 51,96
Jekso 115 300 186 71,30
Penyetelan 225 120 13 24,38
Pengeprasan 50 120 45 18,75
Pengamplasan
50 420 329 39,17
Kasar
Pembusaan 65 180 163 58,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Pengamplasan
220 120 40 73,33
Halus
Pengamplasan
175 120 118 172,08
Tangan
Penyemiran 175 120 100 145,83
Penyikatan 70 60 41 47,83
JUMLAH 1.420 1.800 1.140 770,66
Sumber Data : Data Yang Diolah

5. Perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan analisis

network

Perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan analisis

network digunakan untuk mengetahui apakah Kajeng Handicraft dalam

memproduksi puzzle sudah efisien atau belum. Untuk tujuan tersebut maka

diberikan tabel perbandingan waktu dan biaya produksi menurut perusahaan dan

analisis network.

Tabel V.15

Perbandingan Waktu dan Biaya Menurut Perusahaan

dan Analisis Network

Analisis Waktu produksi (detik) Biaya tenaga kerja (Rp)


Perusahaan 1.800 1.420
Jaringan kerja 1.140 770,66
Selisih 660 649,34
Sumber Data : Data Yang Diolah

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi puzzle di Kajeng

Handicraft kurang efisien karena waktu yang digunakan oleh perusahaan lebih

besar daripada waktu produksi yang diperoleh dari metode analisis jaringan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

dan biaya yang harus dikeluarkan juga lebih besar jika dibandingkan dengan

biaya yang dianalisis dari jaringan kerja.

6. Percepatan produksi puzzle

Percepatan produksi dalam pembuatan puzzle bertujuan untuk memperpendek

waktu produksi. Memperpendek waktu produksi dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu dengan menambah tenaga kerja maupun dengan menambah jam kerja

(lembur) karyawan bagian produksi. Tetapi perlu diingat bahwa penambahan

tenaga kerja maupun penambahan jam kerja (lembur) harus memperhatikan

beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan untuk menambah

tenaga kerja atau menambah jam kerja.

Penambahan tenaga kerja baru diperlukan jika perusahaan ingin

memperpendek umur produksi dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat

diakibatkan karena bertambahnya permintaan dari bagian pemasaran. Oleh karena

itu departemen produksi harus merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan jika

tenaga kerja yang ada sudah tidak dapat memenuhi target produksi maka dapat

merekrut tenaga kerja baru untuk ditambahkan dalam bagian pekerjaan agar

proses produksi dapat dipercepat. Untuk mempercepat umur produksi jangka

panjang tidak dapat dilakukan dengan penambahan jam kerja (lembur) karena

akan berakibat pada tidak seimbangnya output tiap-tiap pekerjaan yang

mempunyai waktu kegiatan yang berbeda-beda. Selain itu penambahan jam kerja

tidak dapat dilakukan setiap hari kerja karena karyawan akan merasakan

kelelahan dan pekerjaan lembur tidak dapat dipaksakan kepada karyawan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

hal ini menyangkut hak-hak mereka dimana mereka telah melaksanakan

pekerjaan mereka pada jam normal.

Hal-hal yang diperhatikan dalam menambah tenaga kerja baru adalah bahwa

untuk memperoleh tambahan tenaga kerja baru yang sesuai dengan kebutuhan

dengan ketrampilan yang dibutuhkan akan sulit dan juga memerlukan

penyesuaian untuk keharmonisan kerja dalam setiap bagian. Satu pekerjaan hanya

dapat ditangani oleh bagian tertentu, karena apabila ditangani oleh bagian lain

akan timbul permasalahan yaitu mengenai tanggung jawab kualitas hasil kerja

serta dalam hal pemberian upah.

Penambahan jam kerja (lembur) dilakukan jika perusahaan ingin mempercepat

umur produksi dalam jangka pendek. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan

konsumen maupun karena permintaan bagian pemasaran menghadapi

keterlambatan target penyelesaian produk atau pesanan dari konsumen dalam

waktu yang lebih singkat dari pada waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam menentukan penambahan jam kerja (lembur), perusahaan menetapkan

kebijakan bahwa jam lembur dilaksanakan setelah jan kerja normal yaitu dari jam

16.00 sampai dengan jam 21.00. Upah kerja yang mereka terima adalah sebesar

((gaji / 8) dikalikan 2)) per jam. Untuk bekerja lembur harus dilaksanakan oleh

semua bagian kegiatan dalam proses produksi.

Dari uraian di atas pihak manajemen dapat mempertimbangkan berbagai hal

dalam menentukan kebijakan yang akan diambil untuk dapat mempercepat umur

produksi yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja yang akan dipakai dan

jumlah jam kerja yang harus dilakukan penambahan melalui lembur. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

memberikan gambaran, berikut adalah analisa percepatan umur produksi dengan

menambah tenaga kerja baru pada bagian kerja serta menambah jam kerja

(lembur).

a. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja

1) Penentuan prioritas pekerjaan yang akan dipercepat

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan percepatan produksi

dari waktu normal adalah dalam menentukan pekerjaan yang akan

dipercepat. Pekerjaan yang akan dipercepat adalah pekerjaan yang berada

pada jalur kritis, dengan demikian pekerjaan-pekerjaan tersebut

merupakan pekerjaan kritis. Kegiatan dikatakan kegiatan kritis apabila

kegiatan tersebut memiliki kelonggaran (slack) 0 atau LS dan EF sama

dengan LF dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya di bawah ini

disajikan tabel hasil analisa jaringan kerja yang menunjukkan ES, LS, EF,

LF dan besarnya kelonggaran dari masing-masing kegiatan.

Tabel V.16

Penentuan Kegiatan Kritis Pembuatan Puzzle

pada Kajeng Handicraft

No. Kegiatan ES EF LS LF Slack


1 Pemotongan 0 62 0 62 0
2 Pengemalan 62 105 62 105 0
3 Jekso 105 291 105 291 0
4 Penyetelan 291 304 291 304 0
5 Pengeprasan 304 349 304 349 0
Pengamplasan
6 349 678 349 678 0
Kasar
7 Pembusaan 678 841 678 841 0
8 Pengamplasan 841 881 841 881 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Halus
Pengamplasan
9 881 999 881 999 0
Tangan
10 Penyemiran 999 1099 999 1099 0
11 Penyikatan 1099 1140 1099 1140 0
Sumber Data : Data Yang Diolah

Berdasarkan tabel V.16 dapat diketahui kegiatan yang merupakan

kegiatan kritis yang menjadi prioritas dalam percepatan produksi.

2) Identifikasi kegiatan-kegiatan yang dipercepat

Tabel V.16 menunjukkan prioritas kegiatan yang berada pada jalur

kritis dimana dapat dilakukan percepatan. Dengan menambah tenaga kerja

baru pada kegiatan kerja perlu diidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang

menurut perusahaan dapat dipercepat, karena walaupun kegiatan tersebut

merupakan kegiatan kritis belum tentu dapat dilakukan percepatan jika

sudah pada batas maksimal kapasitas produksi dan seimbang dengan

kapasitas produksi bagian lain.

Kegiatan yang dapat dilakukan percepatan adalah :

a) Pemotongan

Kegiatan pemotongan dikerjakan oleh 2 orang dengan produksi

sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 62

detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi

menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan tiap unit harus

dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga

kerja yang diperlukan adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

500 unit
X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

(Dalam 1 hari kerja ada 7 jam = 25.200 detik)

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.25.000,00 = Rp.27.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga

kerja adalah Rp.130,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

(1 X Rp.25.000,00) + (2 X Rp.27.000,00) = Rp.158,00 per unit


500
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.158,00 - Rp.130,00 = Rp.28,00 per unit

b) Pengemalan

Kegiatan pengemalan dikerjakan oleh 3 orang dengan produksi sebesar

400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 43 detik. Jika

perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi

500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :

500 unit
X 3 orang = 3,75 orang (dibulatkan menjadi 4 orang)
400 unit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.20.000,00 = Rp.20.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 3 orang tenaga

kerja adalah Rp.145,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

(1 x Rp. 18.000,00) + (2 x Rp. 20.000,00) = Rp.156,00 per unit


500
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.156,00 - Rp.145,00 = Rp.11,00 per unit

c) Jekso

Kegiatan jekso dikerjakan oleh 2 orang dengan produksi sebesar 400

unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 186 detik. Jika

perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi

500 unit per hari maka waktu pengerjaan tiap unit harus dipercepat.

Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut maka tenaga kerja yang

diperlukan adalah :

500 unit
X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang)
400 unit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.25.000,00 = Rp.25.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga

kerja adalah Rp.115,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

(1 X Rp.22.000,00) + (2 X Rp.25.000,00) = Rp.142,00 per unit


500
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.142,00 - Rp.115,00 = Rp.27,00 per unit

d) Penyetelan

Kegiatan penyetelan dikerjakan oleh 3 orang dengan produksi sebesar

400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 13 detik. Jika

perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi

500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :

500 unit
X 3 orang = 3,75 orang (dibulatkan menjadi 4 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.35.000,00 = Rp.35.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 3 orang tenaga

kerja adalah Rp.225,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

= (1 x Rp. 25.000,00) + (1 x Rp. 30.000,00) + (2 x Rp.35.000,00)


500
= Rp.250,00 per unit
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.250,00 - Rp.225,00 = Rp.25,00 per unit

e) Pengeprasan

Kegiatan pengeprasan dikerjakan oleh 1 orang dengan produksi

sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 45

detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi

menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan

adalah :

500 unit
X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan

tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

f) Pengamplasan kasar

Kegiatan pengamplasan kasar dikerjakan oleh 1 orang dengan

produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan

selama 329 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat

menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja

yang diperlukan adalah :

500 unit
X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan

tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut.

g) Pembusaan

Kegiatan pembusaan dikerjakan oleh 1 orang dengan produksi sebesar

400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 163 detik. Jika

perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi

500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :

500 unit
X 1 orang = 1,25 orang (dibulatkan menjadi 1 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari belum diperlukan

tambahan tenaga kerja pada kegiatan tersebut.

h) Pengamplasan halus

Kegiatan pengamplasan halus dikerjakan oleh 5 orang dengan

produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan

selama 40 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka maka tenaga kerja

yang diperlukan adalah :

500 unit
X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.20.000,00 = Rp.20.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga

kerja adalah Rp.220,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

= (1xRp.14.000)+(1xRp.15.000)+(1xRp.17.500)+(3xRp.20.000)
500
= Rp.213,00 per unit
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.213,00 - Rp.220,00 = - Rp.7,00 per unit

i) Pengamplasan tangan

Kegiatan pengamplasan tangan dikerjakan oleh 5 orang dengan

produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan

selama 118 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat

menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut

maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :

500 unit
X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga

kerja adalah Rp.175,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

(2 X Rp12.500,00) + (4 X Rp.15.000) = Rp.170,00 per unit


500
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.170,00 - Rp.175,00 = - Rp.5,00 per unit

j) Penyemiran

Kegiatan pengamplasan tangan dikerjakan oleh 5 orang dengan

produksi sebesar 400 unit per hari dan dengan waktu pengerjaan

selama 100 detik. Jika perusahaan merencanakan untuk dapat

menaikkan produksi menjadi 500 unit per hari maka waktu pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

tiap unit harus dipercepat. Untuk dapat mempercepat kegiatan tersebut

maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :

500 unit
X 5 orang = 6,25 orang (dibulatkan menjadi 6 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 5 orang tenaga

kerja adalah Rp.175,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

(2 X Rp12.500,00) + (4 X Rp.15.000) = Rp.170,00 per unit


500
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.170,00 - Rp.175,00 = - Rp.5,00 per unit

k) Penyikatan

Kegiatan penyikatan oleh 2 orang dengan produksi sebesar 400 unit

per hari dan dengan waktu pengerjaan selama 41 detik. Jika

perusahaan merencanakan untuk dapat menaikkan produksi menjadi

500 unit per hari maka maka tenaga kerja yang diperlukan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

500 unit
X 2 orang = 2,5 orang (dibulatkan menjadi 3 orang)
400 unit

Maka untuk dapat memproduksi 500 unit per hari diperlukan

tambahan 1 orang tenaga kerja pada kegiatan tersebut dan waktu

pengerjaan kegiatan tersebut paling lama menjadi sebesar :

25.200detik
= 50,4 detik
500unit

Tambahan biaya tenaga kerja yang direncanakan :

1 X Rp.15.000,00 = Rp.15.000,00

Biaya tenaga kerja normal untuk pekerjaan ini dengan 2 orang tenaga

kerja adalah Rp.70,00 per unit dan jika perusahaan melakukan

percepatan pada pekerjaan ini maka besarnya biaya tenaga kerja per

unit adalah :

= (1 x Rp.13.000,00) + (2 x Rp.15.000,00)
500
= Rp.86,00 per unit
Jadi besarnya biaya tambahan sesungguhnya adalah :

Rp.86,00 - Rp.70,00 = Rp.16,00 per unit

Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah table rekapitulasi kegiatan,

waktu, tenaga kerja, dan biaya percepatan dengan penambahan tenaga

kerja langsung pada pembuatan puzzle :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel V.17

Rekapitulasi Kegiatan Yang Dipercepat

Dengan Penambahan Tenaga Kerja

Waktu (detik) Tenaga kerja (orang) Biaya (Rp)


No Kegiatan Kode rencana Sesungguh
Normal Cepat Selisih Awal Tambahan Jumlah
nya
1 Pemotongan A 62 50,4 11,6 2 1 3 27.000 28
2 Pengemalan B 43 50,4 -7,4 3 1 4 20.000 11
3 Jekso C 186 50,4 135,6 2 1 3 25.000 27
4 Penyetelan D 13 50,4 -37,4 3 1 4 35.000 25
Pengamplasan
5 H 40 50,4 -10,4 5 1 6 20.000 -7
Halus
Pengamplasan
6 I 118 50,4 67,6 5 1 6 15.000 -5
Tangan
7 Penyemiran J 100 50,4 49,6 5 1 6 15.000 -5
8 Penyikatan K 41 50,4 -9,4 2 1 3 15.000 16
jumlah 603 403,2 199,8 27 8 35 172.000 90
Sumber Data : Data Yang Diolah

Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa percepatan dapat

dilakukan pada 8 kegiatan tersebut dengan waktu percepatan maksimal

adalah 199,8 detik atau 3 menit 19,8 detik lebih cepat dari waktu

semula. Percepatan harus dilakukan pada seluruh kegiatan tersebut

karena percepatan tersebut sudah dikondisikan untuk penyesuaian

kapasitas produksi puzzle pada Kajeng Handicraft. Dengan percepatan

maksimal tersebut maka siklus produksi dapat diselesaikan dalam

waktu 940,2 detik atau 15 menit 40,2 detik. Angka tersebut diperoleh

dari 1.140 detik dikurangi 199,8 detik (waktu produksi normal –

jumlah selisih waktu kegiatan yang dipercepat) diperoleh angka 940,2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

detik dengan tambahan biaya tenaga kerja sebesar Rp.90 ,00. Jadi total

biaya produksi 1 unit puzzle dengan percepatan adalah :

Rp.770,66 – Rp.90,00 = Rp.680,66 per unit

3) Rekapitulasi kegiatan, urut-urutan kegiatan dengan waktu percepatan

Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi kegiatan, urut-urutan kegiatan

dengan percepatan pada pembuatan puzzle :

Tabel V.18

Rekapitulasi Urutan Kegiatan Dengan Waktu Cepat

Pada Pembuatan Puzzle

Kegiatan
No. Kegiatan Kode Waktu (detik)
sebelumnya
1 Pemotongan A - 50,4
2 Pengemalan B A 50,4
3 Jekso C B 50,4
4 Penyetelan D C 50,4
5 Pengeprasan E D 45
Pengamplasan
6 F E 329
Kasar
7 Pembusaan G F 163
Pengamplasan
8 H G 50,4
Halus
Pengamplasan
9 I H 50,4
Tangan
10 Penyemiran J I 50,4
11 Penyikatan K J 50,4
Sumber Data : Data Yang Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

4) Diagram jaringan kerja percepatan pembuatan puzzle dengan percepatan

penambahan tenaga kerja

Berikut ini adalah diagram jaringan kerja percepatan produksi dengan

melakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan pembuatan puzzle :

50,4 50,4 50,4 50,4 45 329

A B C D E F

K J I H G
50,4 50,4 50,4 50,4 163

Gambar V.7 : Diagram jaringan kerja percepatan pembuatan puzzle

5) Perbandingan waktu dan biaya antara penyelesaian produksi normal dan

cepat dengan penambahan tenaga kerja

Tabel V.19

Perbandingan Waktu dan Biaya Antara Penyelesaian

Normal dan Cepat

Waktu produksi per unit Biaya tenaga kerja per unit


Analisis
(detik) (Rp)
Network 1.140 770,66
Percepatan 940,2 680,66
Selisih 199,8 90
Sumber Data : Data Yang Diolah

Perbandingan waktu dan biaya antara penyelesaian normal dan

penyelesaian produk cepat diatas menunjukkan bahwa pembuatan puzzle


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

dapat dipercepat menjadi 940,2 detik dengan tambahan biaya sebesar

Rp.90,00.

b. Percepatan produksi dengan menambah jam kerja (lembur)

Percepatan produksi dengan menambah jam kerja atau lembur dilakukan

jika perusahaan menghadapi keterlambatan penyelesaian produk maupun

karena pesanan dari konsumen yang menghendaki penyelesaian produk dalam

waktu yang lebih cepat dibandingkan waktu normal perusahaan. Dengan

lembur ini perusahaan menargetkan 100 unit output untuk tiap-tiap pekerjaan

lembur. Waktu yang lebih cepat ini oleh perusahaan diperhitungkan dari hari

penyelesaian produk dan bukan dari jumlah siklus penyelesaian produk yang

dalam kasus ini dipakai satuan detik. Pada proses produksi pembuatan puzzle

ini jika dilakukan lembur harus pada semua kegiatan, karena kegiatan satu

tergantung pada selesainya kegiatan sebelumnya.

Berikut ini adalah tabel kegiatan, jumlah tenaga kerja dan upah karyawan

pada tiap kegiatan :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Tabel V.20

Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya Cepat dengan Lembur

Setiap Kegiatan Pembuatan Puzzle

pada Kajeng Handicraft

Tenaga kerja
Jumlah Produksi
Biaya
Upah per upah per
No. Kegiatan Jumlah Jumlah per unit
lembur total per lembur
(orang) X Upah (Rp)
(Rp) lembur (unit)
(Rp)
1 Pemotongan 1 25.000 25.000 52.000 100 520

1 27.000 27.000

2 Pengemalan 1 18.000 18.000 58.000 100 580

2 20.000 40.000

3 Jekso 1 22.000 22.000 46.000 100 460

1 25.000 25.000

4 Penyetelan 1 25.000 25.000 90.000 100 900

1 30.000 30.000

1 35.000 35.000

5 Pengeprasan 1 20.000 20.000 20.000 100 200


Pengamplasan
6 1 20.000 20.000 20.000 100 200
Kasar
7 Pembusaan 1 26.000 26.000 26.000 100 260
Pengamplasan
8 1 14.000 14.000 88.000 100 880
Halus
1 16.000 16.000

1 18.000 18.000

2 20.000 40.000
Pengamplasan
9 2 12.500 25.000 70.000 100 700
Tangan
3 15.000 45.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

10 Penyemiran 2 12.500 25.000 70.000 100 700

3 15.000 45.000

11 Penyikatan 1 13.000 13.000 28.000 100 280

1 15.000 15.000

TOTAL 5.680
Sumber Data : Data Yang Diolah

Pada Produksi puzzle ini diawasi oleh satu orang pengawas yang diupah

per hari sebesar Rp.37.500,00. Target produksi apabila dilakukan lembur

adalah 100 unit, dengan demikian biaya per unit yang harus dikeluarkan

perusahaan untuk melaksanakan lembur adalah :

Rp.37.500,00
Rp.5.680,00 + = Rp.6.055,00 per unit
100

Jadi tambahan biaya tenaga kerja per unit sesungguhnya pada produksi puzzle

dengan dilakukan lembur adalah :

Rp.6.055,00 – Rp.1.420,00 = Rp.4.635,00 per unit

Angka tersebut diperoleh dari jumlah biaya tenaga kerja per unit pada

produksi puzzle dengan lembur dikurangi dengan jumlah biaya tenaga kerja

per unit pada produksi puzzle dengan waktu normal.

Perbandingan biaya antara penyelesaian normal dengan penyelesaian


produk cepat adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tabel V.21
Perbandingan Biaya antara Penyelesaian Produksi
Normal dan Percepatan dengan Lembur
Biaya tenaga kerja per unit
Analisis
(Rp)
Network 770,66
lembur 5.680
Selisih 4.909,34
Sumber Data : Data Yang Diolah

B. Pembahasan

1. Perencanaan dan pengawasan produksi dengan analisis jaringan kerja

a. Waktu produksi

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan diagram jaringan kerja

dapat diketahui bahwa waktu penyelesaian pembuatan puzzle per unitnya

adalah 1.140 detik atau 19 menit. Sedangkan menurut perusahaan waktu

penyelesaian pembuatan puzzle adalah 1.800 detik atau 30 menit per unit.

Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa perencanaan dengan

analisis jaringan kerja dapat menekan waktu penyelesaian produksi selama

660 detik atau 11 menit.

b. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja untuk 1 unit puzzle adalah Rp.1.420,00. Jika digunakan

analisis jaringan kerja biaya tersebut sebesar Rp.770,66. Hal ini menunjukkan

bahwa dengan analisis jaringan kerja ada keuntungan sebesar Rp.649,34.

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan puzzle

pada Kajeng Handicraft dengan menggunakan analisis jaringan kerja dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

diperoleh waktu produksi yang lebih efisien dan juga biaya produksi lebih

murah.

2. Percepatan produksi dengan menggunakan analisis jaringan kerja

a. Percepatan produksi dengan menambah tenaga kerja

1) Waktu percepatan

Proses pembuatan puzzle secara keseluruhan dapat dipercepat waktu

penyelesaiannya dengan menggunakan analisis jaringan kerja. Dari hasil

analisis di atas dapat diketahui beberapa alternatif percepatan. Percepatan

dapat direalisasikan dengan menambah jumlah tenaga kerja yaitu

sebanyak 8 orang dengan waktu percepatan maksimal dapat dilakukan

selama 940,2 detik atau 15 menit 40,2 detik, sehingga waktu penyelesaian

dapat lebih awal dari waktu normal.

2) Biaya percepatan dengan menambah tenaga kerja

Percepatan produksi dilakukan dengan menambah tenaga kerja dengan

konsekuensi adanya peningkatan biaya tenaga kerja langsung. Dari

analisis di atas menunjukkan adanya tambahan biaya percepatan

sesungguhnya sebesar Rp.90,00 per unit yang dihasilkan dari jumlah

rekapitulasi biaya tenaga kerja langsung dengan waktu normal sebesar

Rp.770,66 dikurangi dengan jumlah rekapitulasi biaya tenaga kerja

langsung dengan percepatan melalui penambahan tenaga kerja Rp.680,66.

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat

menggunakan analisis jaringan kerja untuk melihat berapa waktu yang

dapat dipercepat dan berapa tambahan biaya untuk percepatan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

penambahan tenaga kerja pada kegiatan kerja. Analisis ini akan sangat

berguna untuk menghadapi meningkatnya pesanan puzzle dengan melihat

perkembangan perusahaan.

b. Percepatan produksi dengan menambah jam kerja atau lembur

Percepatan maksimal yang dilakukan dengan menggunakan lembur setiap

kegiatan menyebabkan peningkatan biaya per unit produk yang dilaksanakan

dengan kerja lembur. Biaya tenaga kerja lembur per unit puzzle menurut

analisis network normal adalah Rp.770,66 dan biaya tenaga kerja per unit jika

dilaksanakan lembur menjadi Rp.5.680,00 sehingga besarnya peningkatan

biaya per unit Rp. 4.909,34.

Dari analisis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat

menggunakan analisis jaringan kerja untuk melihat berapa waktu yang dapat

dipercepat dan berapa tambahan biaya untuk percepatan. Perusahaan harus

mempertimbangkan untuk menerima pesanan dalam waktu penyelesaian yang

dipercepat karena berkaitan dengan biaya yang harus dialokasikan untuk

melakukan percepatan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian pada Kajeng Handicraft yang

berkaitan dengan pembuatan puzzle, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kajeng Handicraft adalah perusahaan yang menghasilkan produk puzzle dengan

bahan baku limbah kayu jati. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proses

penyusunan jaringan kerja dalam pembuatan produk puzzle pada Kajeng

Handicraft dengan urutan sebagai berikut : pemotongan, pengemalan, jekso,

penyetelan, pengeprasan, pengamplasan kasar, pembusaan, pengamplasan halus,

pengamplasan tangan, penyemiran, dan penyikatan.

2. Produksi untuk 1 unit puzzle menurut perusahaan Kajeng Handicraft memerlukan

waktu penyelesaian selama 1.800 detik dengan biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp.1.420,00 per unit. Sedangkan bila menggunakan metode CPM,

produksi 1 unit puzzle memerlukan waktu penyelesaian selama 1.140 detik atau

660 detik lebih cepat dari perusahaan dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar

Rp.770,66 per unit atau lebih rendah Rp.649,34 per unit dari perusahaan.

3. Percepatan pembuatan puzzle pada Kajeng Handicraft dengan menggunakan dua

cara yaitu menambah tenaga kerja dan memberlakukan lembur. Tambahan biaya

tenaga kerja langsung jika perusahaan menambah tenaga kerja langsung sebanyak

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

8 orang sebesar Rp.90,00 per unit. Tambahan biaya tenaga kerja langsung jika

perusahaan memberlakukan kerja lembur adalah Rp.4.909,34 per unit.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menjumpai beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Penulis tidak memperoleh informasi secara mendetail dari pimpinan perusahaan

untuk mendukung penelitian.

2. Waktu penelitian yang terbatas, terutama pada pengambilan sampel lanjutan

sehingga penulis tidak dapat melakukan tambahan pengamatan untuk mendukung

penelitian.

3. Penilaian yang dilakukan penulis didasarkan pada hasil pengamatan penulis

sendiri (subyektif).

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan proses produksi sebaiknya perusahaan menerapkan analisis

jaringan kerja agar urut-urutan pekerjaan dalam proses pembuatan puzzle dapat

diatur dengan baik sehingga dapat memperkecil tertundanya pekerjaan dan dari

segi waktu serta biaya juga menjadi lebih efisien.

2. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, ketepatan waktu penyelesaian produk

sangat penting. Perusahaan dapat menerapkan metode jalur kritis sebagai alat

untuk perencanaan dan pengawasan produksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

3. Dalam melakukan percepatan produksi hendaknya perusahaan

mempertimbangkan biaya yang harus ditambahkan baik dalam percepatan

produksi dengan memberlakukan lembur atau dengan menambah tenaga kerja.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Daftar Pustaka

Ahyari, Agus. (1987). Manajemen Produksi : Pengendalian Sistem Produksi.


Yogyakarta: BPFE

Assauri, Sofyan. (1978). Manajemen Produksi. Jakarta : LPUI

Baroto, Teguh. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia


Indonesia

Boediono. (1982). Analisa Network. Yogyakarta : BPFE UGM

Buffa, Elwood S. (1984). Manajemen Produksi/Operasi. Jakarta : Erlangga

Gilarso, T. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta : Kanisius

Gitosoedarmo, Indriyo. (1985). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi.


Yogyakarta : BPFE

G. Schroeder, Roger (alih bahasa oleh Team penerjemah Penerbit Erlangga). (1989).
Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi.
Jakarta : Erlangga

Haedar Ali, Tubagus. (1986). Prinsip-prinsip Network Planning. Jakarta : PT Gramedia

Handoko, T.H. (1997). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi (edisi 1).
Yogyakarta : BPFE

-------------------. (1996). Manajemen edisi II. Yogyakarta : BPFE

Koolma, A, & C.J.M. Van de Schoot (Penerjemah : Soeheba Kramadibrata). (1988).


Manajemen Proyek : Pedoman Untuk Mengelola dan Memimpin serta Bekerjasama
Dalam Proyek. Jakarta : UI-Press

Martadi, Alif. (1991). Perencanaan Proyek dengan Metode Jaringan Kerja, seri Teknik-
teknik Manajemen. Jakarta : Golden Terayon Pers

Reksohadiprojo, Sukanto, dan Gitosudarmo, Indriyo. (1986). Manajemen Produksi.


Yogyakarta : BPFE UGM

Ritzman, Krawjeski. (1996). Operations Management : Strategy and Analysis. Wesley


Publishing Company Inc.

Siswanto. (1990). Management Science. Jakarta : PT. Elex Media Komputendo

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Sumayang,Lalu. (2003). Dasar-dasar Manajemen dan Operasi. Jakarta : Salemba Empat

Swastha, Basu & Ibnu Sukotjo. (1982). Pengantar Ekonomi Perusahaan edisi II.
Yogyakarta : Liberty

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Daftar Pertanyaan

Pedoman wawancara
Sejarah perusahaan
a. Apakah nama perusahaan tempat penelitian ?
b. Siapa pendiri perusahaan ?
c. Dimana lokasi perusahaan ?
d. Faktor-faktor apa saja yang melandasi pemilihan lokasi perusahaan ?
e. Apa bentuk perusahaan ?
f. Kapan perusahaan mulai berproduksi ?
g. Kapan ijin resmi dari pemerintah keluar ?
h. Bagaimana permodalan perusahaan ?
i. Siapa yang bertanggung jawab terhadap perusahaan ?
j. Apa latar belakang pendirian perusahaan ?

Produksi
a. Bahan baku dan bahan pembantu apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk ?
b. Peralatan apa yang digunakan untuk menyelesaikan produk ?
c. Produk apa saja yang bisa dihasilkan di perusahaan ?
d. Bagaimana alur produksi pembuatan produk ?
e. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menghasilkan produk ?
f. Bagaimana urut-urutan kegiatan dalam produksi ?
g. Berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan dalam
memproduksi 1 unit produk ?
h. Apa usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi ?
i. Bagaimana usaha pengembangan produktivitas perusahaan yang telah dilakukan ?

Pemasaran
a. Bagaimana sistem pemasaran hasil produksi yang digunakan oleh perusahaan ?
b. Di daerah mana saja produk perusahaan dipasarkan ?

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

c. Berapa harga jual produk ?


d. Siapa saja konsumen atau pelanggannya ?
e. Bagaimana sistem pembayaran dari pelanggan ?

Personalia
a. Berapa jumlah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap ?
b. Bagaimanakah perekrutan tenaga kerja dalam perusahaan ?
c. Apa syarat menjadi tenaga kerja tetap ?
d. Bagaimanakah struktur penempatan tenaga kerja ?
e. Berapakah jumlah jam kerja per hari ?
f. Bagaimanakah sistem pengupahan pekerja,apakah ada kerja lembur atau kerja
borongan ?
g. Tunjangan apa yang diberikan perusahaan pada karyawannya ?

Pedoman observasi
Proses produksi yang menyangkut :
a. Bagaimana tahap-tahap penyelesaian suatu produk ?
b. Berapa waktu penyelesaian suatu produk ?

Pedoman dokumentasi
a. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?
b. Tugas dan wewenang masing-masing bagian dalam perusahaan
c. Data-data biaya yang terjadi selama penyelesaian produk
d. Modal perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 : Bagan ukuran sampel studi waktu menurut T Hani Handoko


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 : Penilaian ketrampilan (skill) menurut cara Westinghouse

Untuk memudahkan dalam penilaian penyesuaian ketrampilan maka dibagi menjadi


enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas yang dikemukakan sebagai berikut :

Super Skill (A)


1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.
2. Bekerja dengan sempurna.
3. Tampak seperti telah terlatih dengan baik.
4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti.
5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin.
6. perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat
karena lancarnya.
7. tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang
akan dikerjakan (sudah sangat otomatis).
8. secara umum dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik.

Exellent Skill (B)


1. Percaya pada diri sendiri.
2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.
3. Terlihat telah terlatih baik.
4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau
pemeriksaan-pemeriksaan.
5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta uru-urutannya dijalankan dengan tanpa
kesalahan.
6. Menggunakan peralatan dengan baik.
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.
8. Bekerjanya cepat tetapi halus.
9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Good Skill (C)


1. Kwalitas hasil baik.
2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja pada umumnya.
3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang ketrampilannya lebih
rendah.
4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6. Tiada keragu-raguan.
7. Bekerjanya stabil.
8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9. Gerakan-gerakannya cepat.

Average Skill (D)


1. Tampak ada kepercayaan pada diri sendiri.
2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.
3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan.
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan.
6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.
7. tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaan.
8. Bekerjanya cukup teliti.
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

Fair Skill (E)


1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.
3. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
4. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan di
pekerjaan itu sejak lama.
5. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tidak selalu yakin.
6. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.


8. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan pekerjaannya.

Poor Skill (F)


1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2. Gerakan-gerakannya kaku.
3. Kelihatan ketdak yakinannya pada urut-urutan pekerjaan.
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.
7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan.
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 : Penilaian usaha (effort) menurut cara Westinghouse

Untuk usaha atau effort cara Westinghouse membagi juga atas kelas-kelas dengan cirri
masing-masing. Yang dimaksud usaha disini adalah kesungguhan yang ditujukan atau
diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Berikut ini adalah enam kelas usaha
beserta cirri-cirinya :

Excessive Effort (A)


1. Kecepatan sangat berlebihan.
2. Usaha sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.
3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.

Exellent Effort (B)


1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.
2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator biasa.
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4. Banyak memberi saran-saran.
5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang.
6. Percaya pada kebaikan pengukuran waktu.
7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
8. Bangga atas kelebihannya.
9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi jarang sekali.
10. Bekerjanya sistematis.
11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya tidak terlihat.

Good Effort (C)


1. Bekerja berirama.
2. Saat-saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang tidak ada.
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4. Senang pada pekerjaannya.
5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.


7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang.
8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.
9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi.
10. Menggunakan alat yang tepat dan baik.
11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan.

Average Effort (D)


1. Tidak sebaik good tetapi lebih baik daripada poor.
2. Bekerja dengan stabil.
3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.
4. Set up dilaksanakan dengan baik.
5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan.

Fair Skill (E)


1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.
2. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.
3. Kurang sungguh-sungguh.
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.
8. Terlampau hati-hati.
9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.
10. Gerakan-gerakannya tidak terencana.

Poor Skill (F)


1. Banyak membuang-buang waktu.
2. Tidak memperhatikan adanya minat kerja.
3. Tidak mau menerima saran-saran.
4. Tampak malas dan lambat bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan-
bahan.
6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.
7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.
8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang sudah diatur.
9. Set up kerjanya terlihat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor-faktor di atas


diperhatikan pada table 9.2. dalam menghirtung faktor penyesuaian, bagi keadaan yang
dianggap wajar diberi harga.
Table 9.2 Penyesuaian menurut Westinghouse
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
Ketrampilan Super skill A1 + 0,15
Excellent A2 + 0,13
B1 + 0,11
B2 + 0,08
Good C1 + 0,06
C2 + 0,03
Average D 0,00
Fair E1 - 0,05
E2 - 0,10
Poor F1 - 0,16
F2 - 0,22

Usaha Excessive A1 + 0,13


A2 + 0,12
Excellent B1 + 0,10
B2 + 0,08
Good C1 + 0,05
C2 + 0,02
Average D 0,00
Fair E1 - 0,04
E2 - 0,08
Poor F1 - 0,12
F2 - 0,17

Kondisi kerja Ideal A + 0,06


Excellenty B + 0,04
Good C + 0,02
Average D 0,00
Fair E - 0,03
Poor F - 0,07

Konsistensi Perfect A + 0,04


Excellent B + 0,03
Good C + 0,01
Average D 0,00
Fair E - 0,02
Poor F - 0,04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai