Anda di halaman 1dari 15

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Keadaan Geografis

Secara geografis Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu adalah

salah satu Puskesmas yang terletak di wilayah kerja kecamatan Selebar Kota

Bengkulu, dengan luas wilayah ± 27,74 KM2, dengan jumlah penduduk 49.965

jiwa

Adapun Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu berbatasan dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sidomulyo

b. Sebelag Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pekan Sabtu

c. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Muara Dua dan Lingkar Barat

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Air sebakul

Wilayah kerja Puskesmas Bsuki Rahmad meliputi4 (Empat ) Kelurahan

yaitu :

a. Kelurahan Pagar dewa dengan jumlah penduduk 25.231 jiwa.

b. Kelurahan Bumi Ayu dengan jumlah penduduk 7.239 jiwa.

c. Kelurahan Sumur Dewa dengan jumlah penduduk 7.767 jiwa.

d. Kelurahan Sukarami dengan jumlah penduduk 9.715 jiwa.

46
47

2. Keadaan Demografis Penduduk

Puskesmas Basuki Rahmad dipimpin oleh Ibu Purwanti S.Kep dengan

dibantu oleh 46 karyawan. Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas

Basuki Rahmad adalah 49.965 jiwa, yang terdiri dari 24,419 jiwa laki-laki dan

25,546 jiwa perempuan. Pekerjaan penduduk wilayah kerja Puskesmas Basuki

Rahmad terbesar adalahPNS disusul dengan Petani, Pedagang, Swasta,

Peternak, Polisi, TNI, Nelayan.

3. Pembahasan

a. Analisis Univariat

1. Gambaran Faktor Pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Distribusi frekuensi faktor pengetahuan ibu di wilayah


kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Pemberian MP-ASI
Pengetahuan Diberikan Diberikan Persentase
No Frekuensi
Ibu usia 0-6 usia >6 (%)
bulan bulan
1 Kurang 3 6 9 21,4
2 Cukup 7 9 16 38,1
3 Baik 7 10 17 40,5
Jumlah 17 25 42 100,0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 42 ibu yang


mempunyai bayi 7-12 bulan terdapat 9 ibu ( 21,4 %) dengan pengetahuan
kurang, 16 ibu (38,1%) dengan pengetahuan cukup dan 17 ibu (40,5 %)
dengan pengetahuan baik.
48

2. Gambaran Faktor Sosial Ekonomi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu.

Tabel 4. Distribusi frekuensi faktor sosial ekonomi di wilayah


kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu
Pemberian MP-ASI
Sosial Diberikan Diberikan Persentase
No Frekuensi
Ekonomi usia 0-6 Usia >6 (%)
bulan bulan
1 Pra Sejahtera 3 2 5 11,9

2 Keluarga 1 5 6 14,3
Sejahtera 1
3 Keluarga 13 18 31 73,3
Sejahtera
Jumlah 17 25 42 100,0
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 42 ibu yang

memiliki bayi usia 7-12 terdapat 5 ibu ( 11,9 %) dengan sosial

ekonomi Pra Sejahtera , 6 ibu (14,3 %) dengan sosial ekonomi Keluarga

sejahtera 1, dan 31 ( 73,3 %) dengan sosial ekonomi Keluarga sejahtera.

3. Gambaran Faktor Status Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Basuki Rahmat Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Distribusi frekuensi faktor status pekerjaan di wilayah kerja


Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Pemberian MP-ASI
Pekerjaan Diberikan Diberikan Persentase
No Frekuensi
Ibu usia 0-6 usia >6 (%)
bulan bulan
Tidak
1 15 22 37 88,1
Bekerja
2 Bekerja 2 3 5 11,9
Jumlah 17 25 42 100,0
49

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang

mempunyaibayi 7-12 bulan terdapat 37 ibu (88,1 %) yang tidak bekerja

dan 5 ibu (11,9 %) yang bekerja.

4. Gambaran Faktor pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas

Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Tabel 6. Distribusi frekuensi pemberian MP-ASI Dini di wilayah kerja


Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu
No Pemberian MP-ASI Frekuensi Persentase (%)
1 <6 bulan 17 40,5
2 >6 bulan 35 59,5
Jumlah 42 100,0

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui dari 42 ibu yang mempunyai

bayi 7-12 bulan terdapat 17 ibu (40,5 %) yang memberikan MP-ASI <6

bulan dan 35 ibu (59,5 %) memberikan MP-ASI >6 bulan.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan faktor pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI di

Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Tabel 7. Hubungan faktor pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI

di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Pemberian MP-ASI
Diberikan Diberikan
Pengetahuan Total X2 P
usia 0-6 usia >6
bulan bulan
Kurang 3 6 9
Cukup 7 9 16 0,265 0,876
Baik 7 10 17

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 9 ibu dengan

pengetahuan kurang terdapat 3 ibu yang memberikan MP-ASI >6 bulan


50

dan 6 ibu yang memberikan MP-ASI >6 bulan.Dari 16 ibu dengan

pengetahuan cukup terdapat 7 ibu yang memberikan MP-ASI <6 bulan

dan 9 ibu yang memberikan MP-ASI >6 bulan.Sedangkan dari 17 ibu

dengan pengetahuan baik terdapat 7 ibu yang memberikan MP-ASI <6

bulan dan 10 ibu memberikan MP-ASI >6 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu digunakan uji Chi-Square (Pearson Chi-

Square). Hasil uji Pearson Chi-Square didapat sebesar 0,265 dengan

nilai asymp.sig (p)=0,876, karena nilai p>0,05 maka tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan pemberian

MP-ASI Dini pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat

Kota Bengkulu.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya).Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda (Notoatmodjo, 2005).


51

Hasil penelitian ini terdapat bahwa dari 9 orang ibu dengan

pengetahuan kurang terdapat 6 ibu yang memberikan MP-ASI >6

bulan, 6 orang ibu yang memberikan MP-ASI >6 bulan kepada

bayinya dikarenakan ibu mendapat dukungan dari keluarganya bahwa

keluarganya tidak memperbolehkan ibu memberikan makanan selain

ASI kepada bayinya hingga usia bayinya 6 bulan. Selanjutnya 16 orang

ibu dengan pengetahuan cukup terdapat 7 orang ibu yang memberikan

MP-ASI <6 bulan kepada bayinya, ini dikarenakan belum optimalnya

penyuluhan kesehatan yang mendalam yang dilakukan pihak puskesmas

dan tenaga kesehatan khususnya tentang pemberian MP-ASI yang tepat

kepada bayi. Sedangkan pada ibu yang berpengetahuan baik dari 17

orang ibu terdapat 7 orang ibu yang meberikan MP-ASI <6 bulan. Hal

ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan ibu tentang

pemberian MP-ASI yang tepat yaitu setelah usia bayi berusia 6 bulan.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapat sebesar 0,265 dengan

nilai asymp.sig (p)=0,876. Karena nilai p>0,05 maka tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan pemberian

MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat

Kota Bengkulu.

Penelitian ini sesuai dengan teori Lawrence Green, bahwa

ketika Responden memiliki pengetahuan baik akan tetapi sikap

responden sudah diwujudkan dalam bentuk kepercayan mengenai

pemberian MP-ASI secara dini karena beranggapan bayi yang


52

mendapatkan ASI saja tidak kenyang, dengan adanya adat kebiasaan

yang berkembang di masyarakat mengenai pemberian MP-ASI kepada

bayi pada usia dibawah <6 bulan, maka pengetahuan yang baik tidak

selalu menghasilkan perilaku yang baik

Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang mendukung hal

tersebut yang dikemukanan oleh Tri Prasetyo (2004) yaitu manusia

hidupnya di masyarakat, hal ini bukan hanya sekedar ketentuan semata-

mata, melanikan nempunyai arti yang lebih dalam, yaitu bahwa hidup

bermasyarakat itu adalah rukun bagi manusia agar benar-benar dapat

mengembangkan budayanya dan mencapai kebudayaan.

2. Hubungan faktor sosial ekonomi dengan pemberian MP-ASI di

Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Tabel 8. Hubungan faktor sosial ekonomi dengan pemberian MP-ASI

di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Pemberian MP-ASI
Sosial
Diberikan Diberikan Total χ2 P
Ekonomi
Usia 0-6 usia >6
bulan bulan
Pra 3 2 5
Sejahtera
Keluarga 1 5 6
2,230 0,328
Sejahtera 1
Keluarga 17 25 31
Sejahtera
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 5 ibu dengan

sosial ekonomi pra sejahtera terdapat 3 orang ibu yang memberikan

MP-ASI usia 0-6 bulan dan 2 orang ibu dengan sosial ekonomi keluarga

sejahtera 1 terdapat 1 orang ibu yang memberikan MP-ASI usia 0-6


53

bulan dan 5 orang ibu memberikan MP-ASI usia >6 bulan, sedangkan

dari 31 orang ibu dengan sosial ekonomi keluarga sejahtera terdapat 13

orang ibu yang memberikan MP-ASI usia 0-6 bulan dan 18 orang ibu

memberikan MP-ASI usia >6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Untuk mengetahui hungan faktor sosial ekonomi dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu digunakan uji Chi-Square (Pearson Chi-

Square). Hasil uji Pearson Chi Square didapat sebesar 2,230 dengan

nilai asymp.sig (p)=0,328. Karena nilai p>0,05 maka tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu.

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam

organisasi (Abdulsyani, 1994).

Berdasarkan hasil penelitian faktor yang mempengaruhi

pemberian MP-ASI dini Pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat didapatkan bahwa 58,1% ibu dengan status sosial ekonomi

keluarga sejahtera memberikan MP-ASI tepat pada waktunya . setelah

dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasilkan p= 0,328 >0,005 maka

tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi


54

dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yonatan

Kristianto (2013) bahwa tingkat sosial ekonomi tidak mempengaruhi

pemberian MP-ASI dini pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Mawar 1

desa Karangrejo kabupaten Kediri yang didapatkan nilai p=0,992.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pemberian MP-

ASI yang tepat dominan terjadi pada responden yang memiliki sosial

ekonomi keluarga sejahtera.

Faktor sosial ekonomi tidak mempengaruhi pemberian MP-ASI

sebab tingkat sosial ekonomi memiliki cakupan yang sangat luas

diantaranya meliputi beberapa faktor yang menentukan tinggi

rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua dimasyarakat yaitu tingkat

pendapatan, tingkat pendidikan kepadatan hunian dalam rumah. Dalam

sudut pandang yang lain, tingkat sosial ekonomi tidak membatasi akses

individu dalam mencari informasi tentang MP-ASI dan dalam

penelitian ini faktor sosial ekonomi tidak dikhususkan mengukur daya

beli individu terhadap MP-ASI.

3. Hubungan faktor status pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI

di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu

Tabel 9. Hubungan faktor pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI di

Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu


55

Pemberian MP-ASI
Diberikan Diberikan
Status Pekerjaan Total P
usia 0-6 Usia >6
bulan bulan
Tidak Bekerja 15 22 37
1,000
Bekerja 2 3 5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 37 orang ibu yang

tidak bekerja terdapat 15 orang ibu yang memberikan MP-ASI usia 0-6

bulan dan 22 orang ibu memberikan MP-ASI usia >6 bulan, sedangkan

dari 5 orang ibu yang bekerja terdapat 2 orang ibu yang memberikan

MP-ASI usia 0-6 bulan dan 3 orang ibu memberikan MP-ASI usia >6

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Untuk mengetahui hubungan faktor status pekerjaan dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu digunakan uji Chi-Square (Fisher’s Exact

Test). Hasil uji fisher’s tidak ada hubungan yang signifikan antara

faktor status pekerjaan dengan pemberian MP-ASI Dini pada bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Secara teori faktor pekerjaan berhubungan dengan aktivitas ibu

setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan ibu

bisa dilakukan dirumah, ditempat kerja baik yang dekat maupun yang

jauh dari rumah. Dalam hal ini lamanya seorang ibu meninggalkan

bayinya untuk bekerja sehari-hari menjadi alasan pemberian makanan

tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan (Suhardjo, 2003).

Dari hasil uji univariat ditemukan bahwa sebagian besar status

pekerjaan ibu adalah tidak bekerja sebanyak 37 orang ibu dan sisanya
56

5 orang dengan status bekerja. Hasil uji univariat didapatkan dari 37

orang ibu yang tidak bekerja terdapat 22 orang ibu yang memberikan

MP-ASI >6 bulan dan 15 orang ibu memberikan MP-ASI <6 bulan

pada bayinya, sedangkan dari 5 orang ibu yang bekerja terdapat 3 orang

ibu yang memberikan MP-ASI >6 bulan dan 2 orang ibu memberikan

MP-ASI <6 bulan pada bayinya.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tida ada hubungan

antara faktor pekerjaan dengan pemberian MP-ASI yang tidak

benar.Mayoritas responden adalah ibu rumah tangga namun masih ada

responden yang memberikan MP-ASI saat bayi belum berusia 6 bulan.

Hal ini dapat disebabkan karena ibu memiliki keyakinan yang dilator

belakangi aspek budaya misalnya bayi akan rewel jika hanya diberikan

ASI eksklusif selama 6 bulan sehingga ibu tersebut memutuskan

memberikan MP-ASI kurang dari 6 bulan. Meskipun ibu rumah tangga

memiliki banyak waktu dalam merawat bayinya, namun aspek budaya

ini sangat kental sehingga bayi berpengaruh tidak baik terhadap pola

pemberian MP-ASI pada bayi. Jadi apabila tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pemberian makanan pendamping ASI perlu dicari

faktor lain yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI,

seperti sosial budaya yang ada pada lingkungan setempat

Hasil uji statistik didapatkan nilai P=1,000 > 0,05 yang artinya

tida ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan

pemberian MP-ASI Dini pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas


57

Basuki Rahmat Kota Bengkulu . hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yulnita Tungka (2014) bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan

pemberian MP-ASI dini pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Gintu

Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso dengan nilai p = 0,171 >0,05.


58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemberian MP-ASI Dini Pada bayi di Wilayah kerja Puskesmas

Basuki Rahamat Kota Bengkulu ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 42 ibu dapat diketahui sebagian besar ibu dengan pengetahuan Baik

yaitu, 17 (40,5).

2. Dari 42 ibu dapat diketahui sebagian besar ibu dengan sosial ekonomi

keluarga sejahtera yaitu, 31 (73,8).

3. Dari 42 ibu dapat diketahui sebagian besar ibu dengan status pekerjaan

tidak bekerja yaitu, 37 (88,1).

4. Dari 42 ibu dapat diketahui sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI

>6 bulan yaitu 25 (59,5).

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu.

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu

58
59

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor status pekerjaan dengan

pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki

Rahmat Kota Bengkulu.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat terutama ibu-ibu yang mempunyai bayi

usia 7-12 bulan agar dapat mengikuti kegiatan promosi kesehatan untuk

menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan diharapkan juga

bagi ibu yang bekerja untuk memberikan MP-ASI pada bayi yang tepat sesuai

umurnya.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebgai bahan masukan

dalam memberikan informasi tentang pemberian MP-ASI secara tepat dan

benar dan bagi pihak puskesmas agar dapat lebih meningkatkan kegiatan

promosi kesehatan pada masyarakat tentang pemberian MP-ASI yang benar.

3. Bagi STIKES TMS

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa

STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu khususnya jurusan kesehatan

masyarakat sebagai referensi untuk menambah wawasan mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI pada bayi, dan sebagai

bahan pembelajaran bahwa pentingnya pemberian MP-ASI secara tepat pada

bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal


60

4. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti menambah referensi bacaan dari teori-teori ahli

lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI Dini pada bayi dan dapat

menerapkannya di masyarakat.

5. Bagi peneliti lain

Diharapkan pada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan metode penelitian lain, tempat penelitian yang berbeda

dan menggunakan variabel bebas lain seperti kemauan ibu dan sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai