Anda di halaman 1dari 1

EPISKLERITIS

Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva
dan permukaan sklera. Radang episklera dan sklera mungkin disebabkan reaksi hipersensitivitas
terhadap penyakit sistemik seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, lues, SLE dan lainnya.
Merupakan penyakit toksik, alergik atau merupakan infeksi.
Episkleritis umumnya mengenai satu mata, terutama pada perempuan usia pertengahan
dengan penyakit bawaan reumatik. Keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering
dengan sakit yang ringan, mengganjal dengan konjungtiva yang kemotik.
Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambaran khusus, yaitu berupa
benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di bawah konjungtiva. Bila benjolan
ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit,
rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata. Pada skleritis bila dilakukan pengangkatan konjungtiva
di atasnya, maka akan mudah terangkat atau dilepas dari pembuluh darah yang meradang.
Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut dan terdapat riwayat berulang dan dapat
berminggu-minggu atau berbulan.
Terlihat mata merah satu vektor yang disebabkan melebarnya pembuluh darah di bawah
konjungtiva. Pembuluh darah ini mengecil bila diberi fenil efrin 2,5% topikal. Pengobatan yang
diberikan pada epikleretis adalah vasokontriktor. Pada keadaan yang berat diberi kortikosteroid
tetes mata, sistemik, atau salisilat. Kadang-kadang merupakan kelaian yang berulang dan ringan.
Pada episkleritis jarang terlibat korena dan uvea, penglihatan tetap normal. Episkelertis dapat
sembuh sempurna atau residitif yang dapat menyerang tempat yang sama ataupun berbeda-beda
dengan lama sakit yang berlangsung pada umumnya 4-5 minggu. Penyulit yang sering timbul
adalah terjadinya peradangan lebih dalam pada sklera yang disebut skeletis.

Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4. Jakarta. FKUI. 2011. Hal: 118-119

Anda mungkin juga menyukai