Anda di halaman 1dari 19

RUANG LINGKUP EKONOMETRIKA

Pengertian Ekonometrika

Kalau dilihat dari segi namanya, ekonometrika


berasal dari dari dua kata, yaitu “ekonomi” dan “metrika”.
Kata “Ekonomi” di sini dapat dipersamakan dengan
kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan manusia untuk
mencukupi kebutuhannya melalui usaha pengorbanan
sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin untuk
mendapatkan tujuan yang seoptimal mungkin. Kata
“Metrika” mempunyai arti sebagai suatu kegiatan
pengukuran. Karena dua kata ini bergabung menjadi satu,
maka gabungan kedua kata tersebut menunjukkan arti
bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika adalah suatu
pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi manusia tidak berjalan sesaat,
tetapi berkelanjutan dari waktu ke waktu, dari peristiwa
ke peristiwa, dari berbagai suasana, dari berbagai lintas
sektor, lintas faktor. Untuk mengukur suatu kegiatan
dalam keberagaman kondisi seperti itu, maka data
merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan. Melalui data,
informasi itu dapat dianalisis, diinterpretasi, untuk
mengungkap kejadian-kejadian di masa lampau, serta
dapat digunakan untuk prediksi masa mendatang.
Pengungkapan data atau analisis data dalam kegiatan
ekonomi, dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
model, di antaranya melalui penggunaan grafik yang biasa
disebut dengan metode grafis, atau melalui penghitungan
secara matematis yang biasa disebut dengan metode
matematis. Penggunaan metode ini tentu harus sesuai

1
dengan teori, khususnya teori ekonomi, karena
ekonometrika bertujuan untuk mengukur kegiatan
ekonomi. Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan
dan keunggulan masing-masing.
Metode grafis sendiri dapat digolongkan ke dalam
bentuk grafik berupa kurva, atau grafik dalam bentuk
diagram. Metode grafis mempunyai keunggulan dalam
kecepatan interpretasi informasi, karena grafik
terrepresentasi dalam bentuk gambar yang mudah untuk
dimaknai. Kelemahan metode grafis terletak pada
kekurangakuratan interpretasi karena data umumnya
ditampilkan dalam bentuk skala, yang bersifat garis besar,
tentu kurang dapat menjelaskan secara rinci dan detil.
Metode matematis mempunyai keunggulan dalam
keakuratan interpretasi, karena melalui hitungan-hitungan
secara rinci, sedang kelemahannya terletak pada tingkat
kesulitan untuk menghitungnya, terlebih lagi jika
variabel-variabel yang dihitung berjumlah sangat banyak.
Guna mempermudah penghitungannya, maka dibuatlah
berbagai rumus-rumus hitungan yang diambil dari berbagi
data. Perbedaan di antara kedua metode tersebut, metode
grafis dan matematis, terletak pada seberapa besar
variabel dapat diungkap secara rinci.

Perbedaan Metode Grafis dan Matematis


Perihal Grafis Matematis
Interpretasi Relatif Lebih mudah Relatif lebih sulit
diinterpretasi diinterpretasi
Output Berupa grafik, seperti Hitungan matematis
kurva atau diagram berupa rumus
Keakuratan Cenderung kurang Dapat lebih akurat,
akurat, karena berdasar karena dihitung
data yang bersifat skala secara rinci sesuai
dengan keadaannya

2
Uraian di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam
ekonometrika diperlukan tiga hal pokok yang mutlak ada,
yaitu: teori ekonomi, data, dan model. Teori ekonomi
meliputi teori ekonomi mikro, makro, manajemen,
pemasaran, operasional, akuntansi, keuangan, dan lain-
lain. Guna memahami data, memerlukan disiplin ilmu
tentang data, yaitu statistika. Model sendiri memerlukan
disiplin ilmu matematika. Oleh karena itu, ekonometrika
merupakan gabungan dari ilmu ekonomi, statistika, dan
matematika, yang digunakan secara simultan untuk
mengungkap dan mengukur kejadian-kejadian atau
kegiatan-kegiatan ekonomi.
Beberapa pakar mendefinisikan ekonometrika
sebagai berikut:

Ekonometrika dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial


yang menggunakan alat berupa teori ekonomi,
matematika, dan statistika inferensi yang digunakan
untuk menganalisis kejadian-kejadian ekonomi
(Arthur S. Goldberger, 1964.p.1). 1

Ekonometrik adalah gabungan penggunaan


matematik dan statistik untuk memecahkan persoalan
ekonomi (J. Supranto, 1983. p.6). 2

Ekonometri adalah suatu ilmu yang


mengkombinasikan teori ekonomi dengan statistik
ekonomi, dengan tujuan menyelidiki dukungan
empiris dari hukum skematik yang dibangun oleh
teori ekonomi. Dengan memanfaatkan ilmu ekonomi,
matematik, dan statistik, ekonometri membuat

1
Diterjemahkan dari buku KARYA Damodar Gujarati, Essential of
Econometrics, second edition, Irwin McGraw Hill, 1999.
2
Supranto, J., Ekonometrik, Buku satu, Lembaga Penerbit FE UI, 1983.

3
hukum-hukum ekonomi teoritis tertentu menjadi
nyata (Sugiyanto, Catur, 1994, p.3). 3

Pentingnya Ekonometri

Suatu perusahaan ataupun unit-unit pengambil


keputusan, terutama dalam kegiatan ekonomi, tentu
memerlukan suatu tindakan evaluatif untuk memastikan
keefektifan tindakannya atau bahkan mempunyai
keinginan untuk melakukan prediksi guna menentukan
langkah terbaik yang perlu diambil. Keinginan evaluasi
ataupun prediksi seperti itu akan mudah diperoleh jika
tindakan-tindakan sebelumnya itu diukur melalui teknik-
teknik pengukuran yang terstruktur dengan baik, baik
melalui teori yang melandasi, metodologi yang
digunakan, ataupun data pendukungnya. Suatu bentuk
keilmuan yang mengakomodasi bentuk pengukuran
kegiatan ekonomi itulah yang disebut sebagai ekonometri.
Data dalam ekonometrika merupakan suatu
kemutlakan, begitu pula penentuan jenis data, teknik
analisanya, ataupun penyesuaian dengan tujuannya. Data
yang diperlakukan sebagai pengungkap sejarah (historical
data) akan menghasilkan evaluasi, dan untuk data yang
diperlakukan pengungkap kecenderungan (trend data)
akan menghasilkan prediksi. Hasil evaluasi ataupun
prediksi yang mempunyai tingkat keakuratan tinggi saja
yang akan mempunyai sumbangan terbesar bagi
pengambilan keputusan. Di sinilah letak pentingnya
ekonometrika.
Sebagai contoh dalam mengungkap pentingnya
ekonometrika, mari kita mencermati apa yang terjadi pada
hukum permintaan dan penawaran. Hukum permintaan
menjelaskan bahwa bila harga suatu barang cenderung

3
Sugiyanto, Catur, Ekonometrika Terapan, Edisi 1, BPFE Yogjakarta, 1994.

4
mengalami penurunan, maka jumlah permintaan terhadap
barang tersebut akan mengalami peningkatan. Begitu pula
dalam hukum penawaran, semakin sedikit barang yang
ditawarkan, maka harga barang akan cenderung tinggi,
tetapi ketika jumlah barang yang ditawarkan semakin
banyak, maka harga barang akan semakin turun.
Pernyataan-pernyataan seperti itu merupakan bentuk
penyederhanaan yang hanya membahas keterkaitan antara
dua variabel, yaitu variabel harga (P) dan variabel jumlah
barang (Q) saja. Hukum permintaan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel P dan Q berlawanan. Di sebut
berlawanan karena jika P turun, maka Q yang diminta (D)
akan bertambah, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu
permintaan ditunjukkan oleh kurva atau garis yang
cenderung menurun dari kiri atas ke kanan bawah
(downward sloping). Lihat gambar 1.

P1

P2

Q1 Q2 Q

Gambar 1

5
Kondisi seperti ini berbeda bila di hadapkan dengan
hukum penawaran. Pada hukum penawaran hubungan
antara variabel P dan Q adalah searah, artinya jika P
meningkat, maka Q juga meningkat. Atau sebaliknya, jika
P menurun, maka Q juga mengalami penurunan. Oleh
karena itu penawaran ditunjukkan oleh garis atau kurva
yang cenderung meningkat dari kiri bawah ke kanan atas
(upward sloping). Lihat gambar 2.

P
S
P2

P1

Q1 Q2 Q

Gambar 2

Tidak hanya terhenti pada dua teori di atas saja,


banyak teori-teori ekonomi lain yang hipotesisnya hanya
bersifat kualitatif seperti hukum permintaan dan
penawaran di atas. Pengungkapan yang sangat kualitatif
seperti contoh tersebut, tidak dapat diketahui seberapa
besar pengaruh antara variabel P terhadap Q, atau Q
terhadap P. Karena tidak dapat menjelaskan secara angka-
angka tentu saja bentuk kurva atau garis yang ditunjukkan
juga tidak dapat menggambarkan kondisi dengan sangat

6
tepat. Kurva hanya dapat menggambarkan
kecenderungan. Untuk menjawab persoalan itu,
ekonometrika dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dalam bentuk model pendekatan matematis
yang berupa hitungan-hitungan metematika akan mampu
untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu
variabel tertenu terhadap variabel yang lain.
Untuk menjawab tuntutan seperti itu, maka teori
ekonomi yang sudah ada perlu dilengkapi dengan
berbagai data yang diperlukan. Dalam hal ini perannya
ditunjukkan oleh statistika. Fungsi dari statistika tidak
hanya sekedar pengumpulan data saja, tetapi meluas
hingga interpretasi terhadap pentingnya data tersebut, cara
perolehan, jenis data, hingga sifat data. Peran statistik
akan semakin berarti jika dianalisis dengan model
matematis yang sesuai dengan teori-teori ekonomi yang
dianalisis.

Jenis Ekonometrika

Ekonometrika dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam,


yaitu ekonometrika teoritis (theoretical econometrics) dan
ekonometrika terapan (applied econometrics).
Ekonometrik teoritis berkenaan dengan pengembangan
metode yang tepat/cocok untuk mengukur hubungan
ekonomi dengan menggunakan model ekonometrik.
Ekonometrika terapan menggambarkan nilai praktis dari
penelitian ekonomi, sehingga lingkupnya mencakup
aplikasi teknik-teknik ekonometri yang telah lebih dulu
dikembangkan dalam ekonometri teoritis pada berbagai
bidang teori ekonomi, untuk digunakan sebagai alat
pengujian ataupun pengujian teori maupun peramalan.
Meskipun ekonometrika dapat didikotomikan ke
dalam ekonometrika teoritis maupun terapan, namun
tujuan-tujuan ekonometrika dapat dipersatukan sebagai

7
alat verifikasi, penaksiran, ataupun peramalan. Fungsi
verifikasi ini bertujuan untuk mengetahui dengan pasti
kekuatan suatu teori melalui pengujian secara empiris,
karena teori yang mapan adalah teori yang dapat diuji
dengan empiris. Ekonometrika berkaitan dengan analisa
kuantitatif yang menghasilkan taksiran-taksiran numerik
yang dapat digunakan untuk melakukan taksiran-taksiran
dari hasil suatu kegiatan ekonomi. Fungsi seperti itu
disebut sebagai fungsi penaksiran. Taksiran-taksiran
numerik seperti dijelaskan di atas dapat pula digunakan
untuk mengindera kejadian masa yang akan datang
dengan pengukuran derajat probabilitas tertentu. Fungsi
seperti ini lebih dikenal dengan forecasting (peramalan).

Penggunaan ekonometrika

Dalil-dalil ekonomi umumnya dijelaskan secara


kualitatif dan dibatasi oleh asumsi-asumsi. Penggunaan
asumsi dalam ilmu ekonomi merupakan refleksi dari
kesadaran bahwa tidak mungkin untuk dapat mengungkap
dengan pasti faktor-faktor apa saja yang saling terkait atau
saling mempengaruhi faktor tertentu. Wajar saja, karena
ilmu ekonomi merupakan rumpun ilmu sosial, dimana
dalam kegiatan sosial antara variabel satu dan yang
lainnya saling berinteraksi, berkaitan, dan saling
mempengaruhi. Oleh karena itu penggunaan asumsi
adalah untuk membantu penyederhanaan model. Asumsi
yang paling sering digunakan adalah asumsi ceteris
paribus (hal-hal yang tidak diungkapkan dianggap tetap).
Asumsi ini digunakan mengingat sangat banyaknya
variabel-variabel dalam ilmu sosial yang saling
mempengaruhi, yang sangat sulit untuk dianalisis secara
bersamaan.
Pembatasan penggunaan variabel untuk menganalisis
kegiatan ekonomi melalui penetapan ceteris paribus

8
tersebut, senyatanya adalah untuk mempermudah
penafsiran-penafsiran serta pengukuran kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu dibuatlah pernyataan-pernyataan yang
mewakili variabel yang diukur saja, dan mengasumsikan
variabel lainnya bersifat tetap. Sebagai contoh, kalau kita
hendak mencari jawaban tentang pertanyaan kenapa
seseorang mengonsumsi suatu barang, maka kita dapat
mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
seperti: tingkat penghasilan, harga barang itu sendiri,
harga barang lain, selera, kebutuhan, ekspektasi masa
mendatang, tingkat pengeluaran, iklan, promosi, faktor
barang pengganti, ketersediaan barang, kondisi politik,
trend, gengsi, dan lain-lain, yang tentu itu tidak dapat
dijelaskan secara pasti. Banyaknya faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang tersebut tentu
tidak dapat diidentifikasi secara pasti, maka dalam
ekonometrika disiasati dengan membentuk model, yang
mengabstraksikan realita, dengan cara mengidentifikasi
faktor-faktor besar saja (misalnya 1-5 faktor terpenting
saja), selebihnya diwakili dengan asumsi ceteris paribus
tersebut.
Model matematis merupakan salah satu model untuk
menggambarkan teori yang diterjemahkan dalam bentuk
matematis. Umumnya model dikembangkan dalam bentuk
persamaan, dimana sebelah kiri tanda persamaan
mewakili variabel yang dipengaruhi, sedang variabel yang
berada di sebelah kanan tanda persamaan mewakili
variabel yang mempengaruhi. Variabel yang dipengaruhi
disebut pula sebagai variabel terikat, variabel dependen
(dependent variables). Variabel yang mempengaruhi
disebut pula sebagai variabel bebas, variabel independen
(independent variable), variabel penduga, juga variabel
prediktor. Untuk memudahkan tahapan proses analisis,
dan mendapatkan jawaban yang valid maka perlu
menggunakan metodologi ekonometri yang memadai.

10
10
Metodologi Ekonometri

Metodologi ekonometri merupakan serangkaian


tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam kaitan untuk
melakukan analisis terhadap kejadian-kejadian ekonomi.
Secara garis besar, tahapan metodologi ekonometri dapat
diurutkan sebagai berikut:
1. merumuskan masalah
2. merumuskan hipotesa
3. menyusun model
4. mendapatkan data
5. menguji model
6. menganalisis hasil
7. mengimplementasikan hasil

Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah adalah hal yang sangat


penting, karena merupakan “pintu pembuka” untuk
menentukan tahapan-tahapan selanjutnya. Merumuskan
suatu masalah berarti mengungkap hal-hal apa yang ada
di balik gejala atau informasi yang ada, dan sekaligus
mengidentifikasi penyebab-penyebab utamanya. Oleh
karena itu, di dalam merumuskan masalah tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman teori-teori yang melandasi
atau kontekstual dengan penelitian, mengungkap mengapa
penelitian itu dilakukan, dan sekaligus mampu membuat
rencana untuk menentukan langkah untuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan yang ada.
Rumusan masalah merupakan pedoman untuk
membuat struktur isi penelitian. Wajar saja bila sebagian
besar orang berpendapat bahwa perumusan masalah
adalah tahapan yang paling sulit dan menentukan.

11
11
Perumusan masalah yang baik tentu disertai dengan
latar belakang masalah, karena itu merupakan sumber
informasi yang digunakan untuk memahami keterkaitan
permasalahan yang dirumuskan. Umumnya perumusan
masalah dalam suatu penelitian diungkapkan dalam
bentuk kalimat pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Karena membutuhkan jawaban, maka akan semakin baik
jika apa yang mendasari permasalahan itu adalah hal-hal
yang menarik minat peneliti.
Sebagai ilustrasi dari perumusan masalah, beberapa
contoh dikemukakan sebagai berikut:
1. Seperti dijelaskan di atas, bahwa evaluasi
pegawai dalam rangka penempatan kerja
di lingkungan Dinas Pendidikan Nasional
Kabupaten Sukoharjo belum dilakukan
secara memadai. Dengan tidak
dilakukannya evaluasi yang memadai,
maka tidak dapat diketahui informasi
yang terkait dengan apa yang diharapkan
pegawai, seberapa besar tingkat stres
pegawai, maupun berapa besar potensi
prestasi kerja yang tersimpan maupun
yang telah dapat diwujudkan. Untuk itu
dalam penelitian ini permasalahan-
permasalahan seperti itu akan dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
apakah dalam penempatan kerja pegawai
Depdiknas Kabupaten Sukoharjo selama ini
telah sesuai dengan karakteristik individu
masing-masing pegawai, atau karena
terpaksa harus bertahan karena tuntutan yang
lain? berapa besar tingkat stress yang dialami
pegawai dilingkungan Depdiknas Kabupaten
Sukoharjo, dan apa faktor yang yang paling
signifikan mempengaruhinya? seberapa besar

12
12
tingkat prestasi kerja pegawai Depdiknas
Kabupaten Sukoharjo selama ini? adakah
stress kerja yang dialami pegawai
mempengaruhi prestasi kerja, seberapa besar
pengaruhnya?

2. Setelah Juni 1997 diketahui bahwa terdapat


kesamaan arah antara inflasi, kurs, dan suku
bunga. Ketika inflasi meningkat kurs USD
terhadap IDR juga mengalami
peningkatan, begitu pula suku bunga juga
mengalami peningkatan. Tetapi ketika
inflasi mengalami penurunan ternyata
baik kurs dan suku bunga juga mengalami
hal serupa. Berdasar pada hal tersebut, maka
timbul pertanyaan “apakah kurs IDR
terhadap USD dan suku bunga simpanan
berjangka rupiah mempengaruhi tingkat
inflasi di Indonesia ?”

Merumuskan Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap


masalah penelitian, sehingga perlu diuji lebih lanjut
melalui pembuktian berdasarkan data-data yang
berkenaan dengan hubungan antara dua atau lebih
variabel. Rumusan hipotesa yang baik seharusnya dapat
menunjukkan adanya struktur yang sederhana tetapi jelas,
sehingga memudahkan untuk mengetahui jenis variabel,
sifat hubungan antar variabel, dan jenis data.
Perumusan hipotesa biasanya berupa kalimat
pernyataan yang merupakan jawaban sementara dari
masalah yang akan diteliti. Berdasarkan contoh pada sub

13
13
merumuskan masalah di atas, maka dapat dicontohkan
penarikan hipotesis seperti ini:4
1. Pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo banyak yang mengalami
stres kerja yang dapat berakibat pada menurunnya
motivasi kerjanya.
2. Inflasi di Indonesia setelah tahun 1997
dipengaruhi oleh kurs nilai tukar IDR-USD dan
bunga deposito. Hubungannya bersifat searah.

Menyusun Model

Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan bertujuan


untuk menganalisis kenyataan yang wujud di alam
semesta dan di dalam kehidupan manusia. Namun, karena
fakta-fakta mengenai kenyataan yang wujud dalam ilmu
sosial ( dimana ilmu ekonomi termasuk salah satu
cabangnya) berjumlah sangat banyak dan saling terkait
satu sama lainnya, maka menggambarkan kenyataan yang
sebenarnya berlaku dalam perekonomian adalah
merupakan hal yang tidak mudah. Agar dapat
menjelaskan realitas yang kompleks seperti itu, maka
perlu dilakukan abstraksi melalui penyusunan suatu
model. Oleh karena itu model merupakan abstraksi dari
realitas.
Dalam ilmu ekonomi, model ekonomi didefinisikan
sebagai konstruksi teoritis atau kerangka analisis ekonomi
yang menggabungkan konsep, definisi, anggapan,
persamaan, kesamaan (identitas) dan ketidaksamaan dari

4
Penulisan hipotesis ini bersifat garis besar. Penulisan hipotesis dalam penelitian
biasanya dituliskan sekaligus dua hipotesis yang berlawanan, yaitu hipotesis nol
dan hipotesis alternative.

14
14
mana kesimpulan akan diturunkan. 5 Sebagaimana
namanya, dalam ilmu ekonomi tentu yang digunakan
adalah variabel-variabel ekonomi saja. Untuk variabel non
ekonomi tidak perlu dipilih, atau dimasukkan saja ke
dalam asumsi ceteris paribus. Variabel ekonomi
dibedakan menjadi: 6
1. Variabel Endogin, yaitu variabel yang menjadi
pusat perhatian si pembuat model, atau variabel
yang ditentukan di dalam model dan ingin diamati
variansinya.
2. Variabel Eksogin, yaitu variabel yang dianggap
ditentukan di luar sistem (model) dan diharapkan
mampu menjelaskan variasi variabel endogin.
3. variabel kelambanan, yaitu variabel dengan unsur
lag, yang umumnya digunakan untuk data runtut
waktu.

Fungsi model dalam ekonometrika adalah sebagai


tuntunan untuk mempermudah menguji ketepatan model
penduga. Salah satu bentuk model adalah berupa
persamaan fungsi secara matematis. Karena pada
hakikatnya sebuah fungsi adalah sebuah persamaan
matematis yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variabel
lain. Ketepatan model itu sendiri mempunyai dua tujuan
yaitu: Pertama, untuk mengetahui apakah model penduga
tersebut merupakan model yang tepat sebagai estimator.
Kedua, untuk mengetahui daya ramal atau goodness of fit
dari model penduga. Model persamaan ini disebut pula

5
Insukindro, Pembentukan Model dalam Penelitian Ekonomi, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Indonesia, 7(1), 1-18.
6
Kuncoro, Mudrajad, Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi, UPP AMP YKPN, 2001, p.5.

15
15
sebagai metode regresi yang diharapkan dapat menjawab
hipotesis yang telah ditentukan.
Model ekonometrika setidaknya terdiri dari dua
golongan variabel, yaitu variabel terikat (dependen) yang
berada pada sebelah kiri tanda persamaan, dan variabel
bebas (independen) yang berada di sebelah kanan tanda
persamaan. Jumlah variabel bebas tidak harus satu, tetapi
dapat berjumlah lebih dari satu variabel. Untuk model
dengan satu variabel bebas disebut dengan regresi tunggal
(single regression), sedang untuk model yang mempunyai
lebih dari satu variabel bebas disebut regresi berganda
(multiple regression).

Mendapatkan Data

Mendapatkan data merupakan suatu langkah yang


harus dilakukan oleh peneliti, agar dapat menjamin bahwa
data yang dianalisis adalah benar-benar menggunakan
data yang tepat. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil
analisis yang tidak bias atau menyesatkan. Para peneliti
terdahulu telah mengingatkan agar jangan sampai dalam
penelitian terdapat GIGO, garbage In garbage out.
Tahapan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan data
pra analisis meliputi: penyuntingan data, pengembangan
variabel, pengkodean data, cek kesalahan, pembentukan
struktur data, tabulasi.

Penyuntingan data, adalah upaya proses data untuk


mendapatkan data yang memberikan kejelasan, dapat
dibaca, konsisten, dan komplit.
Pengembangan variabel, yaitu memperluas variansi
data, misalnya mentransformasi menjadi data dalam

16
16
angka logaritma, melakukan indeksasi data, komposit, dan
lain-lain.
Pengkodean data, melakukan koding terhadap data yang
akan digunakan dengan cara yang sesuai, seperti koding
terhadap variabel dummy, data ordinal, data interval, dan
lain-lain.
Cek kesalahan, merupakan finalisasi pengujian data agar
betul-betul mendapatkan data akhir yang valid.
Strukturisasi data, membuat kesedian data agar dapat
digunakan dengan baik di kemudian hari.
Tabulasi data, biasanya tidak dimasukkan sebagai
prosedur analitik dalam penelitian ilmiah karena tidak
mengungkapkan hubungan dalam data. Kendati demikian,
banyak riset bisnis yang ditujukan untuk penjelasan
masalah dan atau menemukan hubungan. Tabulasi
menyajikan hitungan hitungan frekuensi dari satu hal
(analisis frekuensi) atau perkiraan numerik tentang
distribusi sesuatu (analisis deskriptif). Tabulasi
merupakan alat analisis bisnis. Tabulasi juga bermanfaat
bagi peneliti sebagai alat menyusun kategori ketika
mengubah variabel interval menjadi klasifikasi nominal.
Dengan kata lain, tabulasi mendeskripsikan jumlah
individu yang menjawab pertanyaan tertentu. Tabulasi
dapat juga digunakan untuk menciptakan statistik
deskriptif mengenai variabel-variabel yang digunakan
atau tabulasi silang. 7

Menguji Model

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesahihan


model terbaik yang dihasilkan, maka perlu dilakukan uji
ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual dapat

7
Ibid.

17
17
diukur dari goodness of fit-nya. Untuk melakukan uji
goodness of fit pengukurannya dilakukan dengan menguji
nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien
determinasinya (R2) pada hasil regresi yang telah
memenuhi uji asumsi klasik.
Uji nilai statistik t untuk mengetahui pengaruh
secara individual variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji F untuk mengetahui secara bersama-sama
semua variabel independen dalam mempengaruhi variabel
dependen. Sedangkan koefisien determinasi untuk
menentukan seberapa besar sumbangan variabel
independen terhadap variabel dependen.
Uji asumsi klasik juga perlu dilakukan terhadap
model agar memperteguh validitas model, yang dapat
dilakukan melalui pengujian normalitas, autokorelasi,
multikolinearitas, juga heteroskedastisitas.

Menganalisis Hasil

Analisis ekonometrika dimulai dari interpretasi


terhadap data dan keterkaitan antar variabel yang
dijelaskan di dalam model. Tidak hanya analisis regresi,
analisis korelasi juga perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil pengukuran hingga benar-benar valid. Analisis
regresi akan mendapatkan hasil pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Sedang untuk
analisis korelasi berguna untuk mengetahui hubungan
antar variabel tanpa membedakan apakah itu variabel
dependen ataukah independen.
Tanda positif atau negatif pada masing-masing
koefisien perlu untuk dicermati, karena mempunyai
keterkaitan langsung terhadap kesesuaian dengan teori
yang dirumuskan dalam model. Pengabaian terhadap
kedua tanda tersebut, dapat menjadikan hasil regresi tidak
sesuai dengan teori yang melatar belakangi.

18
18
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
pengimplemantasian dari hasil pengukuran. Karena
sebagus dan sebenar apapun hasil penelitian, apabila tidak
ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi, tidak akan
berarti apa-apa.
-000-

Tugas:
1. Buatlah rangkuman dari pembahasan di atas
2. Cobalah untuk menyimpulkan maksud dari uraian
bab ini
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
a. Apa yang dimaksud dengan ekonometrika
b. Bidang keilmuan apa saja yang terkait secara
langsung dengan ekonometrika
c. Jelaskan pentingnya ekonometrika
d. Uraikan tahapan-tahapan ekonometrik

19
19
20
20

Anda mungkin juga menyukai