Anda di halaman 1dari 3

Latar belakang

Asupan serat dalam diet untuk anak-anak ataupun orang dewasa yang terdapat dalam
berbagai makanan (seperti makanan dari gandum, kacang-kacangan, buah—buahan dan
sayuran) memainkan peran penting dalam mengurangi risiko dan menurunkan kejadian
berbagai penyakit. Minat para peneliti serta konsumen pada peran diet dalam pencegahan atau
pengobatan berbagai penyakit, serta peran dalam menjaga kesehatan umum dan kesehatan oral
telah banyak berkembang akhir-akhir ini.

Istilah serat makanan telah digunakan pada tahun 1953 oleh Hipsley untuk
menunjukkan konstituen tidak tercerna yang membentuk dinding sel tanaman. Sejak itu,
definisi terus berkembang hingga sekarang beberapa versi yang sedikit berbeda terus
digunakan bersama-sama yang mendefinisikan serat makanan sebagai karbohidrat yang tidak
dicerna dan yang terkandung di dalam lignin serta sesuatu yang utuh dalam tumbuhan. Fungsi
serat terdiri dari pengisolasian, karbohidrat non-cerna yang menguntungkan bagi efek fisiologi
pada manusia. Munculnya inulin secara alamiah pada saat mengkonsumsi tumbuhan (bawang,
sawi putih), itu dikategorikan sebagai serat makanan yang diproduksi secara sintetik dan pada
saat ditambahkan kedalam yogurt, itu didefinisikan sebagai serat fungsional.

Serat makanan secara konvensional diklasifikasikan ke dalam dua kategori menurut


kelarutan air mereka: serat makanan yang tidak larut (IDF) seperti selulosa, bagian dari
hemiselulosa, dan lignin; dan serat makanan yang dapat larut (SDF) seperti pentosan, pektin,
gusi, dan lendir. SDF (kental) dapat berkembang dengan meningkatkan asupan makanan
tertentu: biji-bijian sereal, buah-buahan, sayuran, dan kacang kering, kacang polong, dan
kacang-kacangan. Serat makanan pada label makanan mencakup makanan itu sendiri serta
fungsi dari seratnya.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggarisbawahi peran serat makanan melalui
dampaknya pada banyak aspek dari tubuh manusia dan metabolisme.

1. Melihat adanya hubungan serat makanan dengan pengurangan risiko kardiovaskular


dan tekanan darah
Serat makanan membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan
mengurangi serum total dan konsentrasi kolesterol LDL pada orang dewasa dan anak-
anak.
2. Melihat adanya hubungan serat makanan dengan kesehatan pencernaan dan menjaga
berat badan
Melihat dari fungsi serat makanan sebagai faktor penting untuk mikroflora pada organ
pencernaan, yang bertindak sebagai prebiotik (substrat untuk mikroorganisme yang
menguntungkan). Menurut ADA, diet tinggi serat memberikan massal, lebih
mengenyangkan, dan telah dikaitkan dengan menurunkan bobot tubuh.
3. Melihat adanya hubungan serat makanan dengan penurunan resiko kanker payudara
dan kolorektal
Penelitian oleh john menunjukkan bahwa asupan makanan tinggi buah dan sayur-
sayuran berkaitan dengan penurunan risiko kanker. Banyak studi tentang
bioavailibilitas antioksidan menunjukkan bahwa struktur mikro makanan
mempengaruhi perilisan beberapa nutrisi

Konsep dan ide utama

Telah ditemukannya bukti bahwasanya serat makanan dari makanan ataupun suplemen
dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan lipid serum dan juga
mengurangi serum total serta konsentrasi kolesterol low-density lipoprotein (LDL) pada orang
dewasa dan anak-anak. Peningkatan kadar serat menurunkan indeks glikemik pada makanan,
yang mengarah ke peningkatan yang signifikan dalam respons glikemik. Asupan serat yang
tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kolorektal dan kanker payudara. Pada masa anak-
anak umumnya, terjadi keengganan untuk mengunyah makanan, makanan nabati yang keras
dapat mengakibatkan risiko maloklusi serta berkurangnya keausan gigi, yang menyebabkan
kebutuhan untuk intervensi ortodontik. Konsumsi serat juga dikaitkan dengan nilai gizi yang
tinggi dan status antioksidan dari diet meningkatkan efek pada kesehatan manusia.

Rekomendasi saat ini untuk asupan serat orang dewasa adalah 25-35 g per hari (g/d).
Pedoman konsumsi untuk anak didasari pada data ekstrapolasi dari penelitian pada orang
dewasa. Menurut Dietary Reference Intakes (DRI), orang dari segala usia harus mengkonsumsi
14 g per 1.000 kkal, yang pada umumnya diartikan untuk anak-anak berusia 1-3 tahun mejadi
19 g/d dan untuk anak-anak berusia 4-8 tahun menjadi 25 g serat per hari. American Academy
of Pediatrics merekomendasikan asupan sebanyak 0,5 g/kgBB untuk anak-anak lebih dari 2
tahun. American Health Foundation pada tahun 1995 mengembangkan aturan “usia ditambah
lima” gram serat per hari. Meskipun rumus untuk asupan serat makanan telah
direkomendasikan, asupan rata-rata populasi masih rendah: dari 9,4 ± 4,0 g/d pada wanita muda
sampai 10,7 ± 3,6 pada wanita yang lebih tua, dan 12,0 ± 4,5 g/d pada laki-laki muda sampai
10,7 ± 4,2 g/d pada laki-laki yang lebih tua.

Kemungkinan efek yang kurang baik (pertumbuhan dan status gizi yang buruk) dari
diet tinggi serat telah dilaporkan pada anak-anak yang vegan atau yang mengkonsumsi diet
makrobiotik. Namun, hasil dari percobaan pencegahan aterosklerotik dengan desain acak
prospektif (the Special Turku Coronary Risk Factor Intervention Project; STRIP) oleh
Ruottinen pada tahun 2010 menunjukkan bahwa asupan serat tidak menggantikan energi atau
mengganggu pertumbuhan pada anak-anak antara 13 bulan dan 9 tahun.

Asupan serat berkaitan positif dengan asupan energi dan berbanding terbalik dengan
asupan lemak. Anak-anak dengan asupan serat yang tinggi menerima lebih banyak vitamin dan
mineral dibandingkan anak-anak di kelompok lain.

Kesimpulan

Dari sudut pandang masyarakat, rekomendasi untuk mengkonsumsi jumlah serat dari
variasi makanan nabati dan gandum sangat penting. Manfaat dalam kesehatan dari
mengkonsumsi serat makanan harus aktif di komunikasikan. Pendidikan gizi dapat
memberikan pengetahuan tentang manfaat kesehatan ini bagi individu dan masyarakat. Pada
beberapa tipe konsumen, informasi tentang kalori, lemak dan natrium lebih penting dari kadar
serat. Beberapa orang merasa bingung dalam memilih produk makanan: kurang dari 50%
pasien diabetes di Amerika Serikat yang makan makanan tinggi serat, dan kurang dari 30%
dari siswa Polandia ditunjukkan mengkonsumsi secara teratur buah dan sayuran sebagai faktor
mencegah penyakit akibat gaya hidup yang buruk. Tercatat telah ada peningkatan yang
signifikan dari konsumen, peneliti dan industri makanan berpotensi untuk memproduksi
makanan dalam membantu menjaga kesehatan secara umum.

Peran diet dalam pencegahan dan pengobatan telah diterima secara luas. Makanan yang
berpotensi meningkatkan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan, serta peran mereka
dalam mengurangi risiko pengembangan penyakit, memungkinkan untuk penggunaan istilah-
istilah seperti fungsional atau terapi makanan.

Anda mungkin juga menyukai