parlementer?
pengertian pemarintahan presidensial dan pemerintahan parlementer di indonesia
5 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan
by Baskoro
Anggota sejak:
05 Oktober 2007
Total poin:
1423 (Level 3)
Tambahkan ke Kontak Saya
Blokir Pengguna
Lapor Penyalahgunaan
by Chingoks...
Anggota sejak:
14 Juni 2008
Total poin:
20343 (Level 6)
Gambar Badge:
Berkontribusi Dalam:
Pemerintah
Politik
Lain-lain - Politik & Pemerintahan
Tambahkan ke Kontak Saya
Blokir Pengguna
1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
3. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Lapor Penyalahgunaan
by Ve
Anggota sejak:
06 Desember 2007
Total poin:
1414 (Level 3)
Tambahkan ke Kontak Saya
Blokir Pengguna
Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung
oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
. Sistem Pemerintahan
Dalam hal terjadinya suatu krisis kabinet karena kabinet tidak lagi
memperoleh dukungan dari mayorits badan legislatif, kadang-kadang
dialami kesukaran untuk membentuk suatu kabinet baru, oleh karena
pandangan masing-masing partai tidak dapat dipertemukan. Dalam
keadaan semacam ini terpaksa dibentuk suatu kabinet ekstra-
parlementer, yaitu suatu kabinet yang dibentuk tanpa formateur
kabinet merasa terikat pada konstelasi kekuatan politik dalam badan
legislatif.
1. Kelebihan
1. Kelebihan
2. Kekurangan
Lapor Penyalahgunaan
Email
Simpan
o Tambahkan ke Daftar Pantau pribadi
o Simpan ke My Web
o RSS
Jawaban (2)
Penjawab 1
o 5 hari lalu
o 5 hari lalu
Sehingga berdasarkan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 UUD 1945 sebelum
perubahan, sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial, karena presiden
adalah eksekutif, sedangkan menteri-menteri adalah pembantu presiden. Dilihat
dari sudut pertanggungjawaban presiden kepada MPR, berarti eksekutif dapat
dijatuhkan oleh lembaga negara lain—kepada siapa presiden bertanggungjawab
—maka sistem pemerintahan di bawah UUD 1945 sebelum perubahan dapat
disebut sebagai “quasi presidensial.
Keunggulan :
Kelemahan :
Rakyat memilih parpol dan parpol akan menentukan wakilnya berdasar urutan
nama calon yang sudah ditentukan sebelumnya
Model parlementer dianut juga oleh Swedia (sejak 1975), Republik Rakyat Cina
(sejak 1982), Jepang (sejak 1945)
Model presidensial dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian
besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Parlementer Presidensial
Kepala Negara Presiden atau Raja Presiden
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden
Eksekutif/Kabinet Berasal dari Parlemen dan Merupakan Pembantu
disetujui oleh Perdana Presiden
Menteri
Parlementer Presidensial
Eksekutif anggota Ya Tidak
parlemen?
Eksekutif bisa Ya Tidak
membuabarkan parlemen?
Masa Jabatan Eksekutif Tidak Ya
Tertentu?
Parlemen Mengawasi Kadang-kadang Tidak
Eksekutif?
Pusat Kekuasaan Parlemen Tidak ada
Parlemen Mengatur Tidak Ya
Urusannya sendiri
Karena itui tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka
kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan.
Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada
dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan
solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik
dan pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar
dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada
keuntungan yang didapatkanya
JEPANG
Jepun disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang, yang berarti "negara matahari terbit" merujuk
kepada kedudukan relatif Jepang di sebelah timur benua Asia.
Periode kepemimpinan Jepang :
· Periode Tokugawa
Bangsa yang pernah terlibat dalam perang saudara selama kurang lebih 100 tahun ( periode Sengoku
/Warring States Period, 1467-1573 ) hampir merasakan persatuan pada masa Oda Nobunaga (1534-1582)
dan Toyotomi Hideyoshi (1537-1598). Namun hal itu menjadi kenyataan saat Tokugawa Leyasu (1543-
1616) berhasil mengalahkan pesaing-pesaingnya melalui suatu pertempuran di Sekigahara.
· Periode Showa
Pada periode ini terbagi menjadi dua periode, yaitu Early Showa (1926-1945) dan Later Showa (1945-
1989). Early showa merupakan masa kemunduran kehidupan politik demokratis yang dirintis pada masa
Taisho karena pihak militer ternyata mengeksploitasi kelemahan Konstitusi Meiji. Masa Later Showa
merupakan masa dimana secara politik Jepang menjalankan praktek kehidupan demokrasi parlementer yang
relatif stabil dan secara ekonomi berhasil membangun dirinya kembali dalam waktu yang relatif singkat.
· Periode Heisei
Periode ini ditandai dengan pemerintahan yang kurang stabil setelah berakhirnya dominasi Liberal
Democrtic Party (LDP). Konstitusi 1947 juga bahkan tidak luput dari usaha reformasi walaupun saat itu
Jepang sedang diduduki Amerika Serikat. Sampai saat ini periode Heisei belum berakhir dan masih
berlangsung hingga saat ini.
Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang mulai berlaku pada tahun 1947, didasarkan pada tiga
prinsip : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak-hak asasi manusia, dan penolakan perang. Konstitusi ini
memberlakukan sistem pemerintahan berbentuk parlementer, dimana kekuasaan legislatif (Diet atau
Parlemen), eksekutif (kabinet), dan yudikatif (pengadilan) terpisah dan bekerja dengan cara check and
balance antara satu dengan lainnya.
[
[
dan pemulihan hak-hak.
KEDUDUKAN KAISAR
Sesuai dengan Konstitusi 1947, kaisar adalah lambang negara dan persatuan rakyat. Kaisar hanya
melakukan tugas sermonial yang tercantum dalam Konstitusi, seperti melantik Perdana Menteri serta Ketua
Mahkamah Agung yang masing-masing ditunjuk oleh Diet dan Kabinet, serta atas nama rakyat melakukan
tugas-tugas seperti mengumumkan undang-undang.
INGGRIS
Inggris adalah negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara bagian yang
membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom of Great Britain and
Northern Ireland). Inggris adalah negara yang berbentuk kerajaan. Kepala negara dijabat oleh Ratu dan
kepala pemerintahan oleh Perdana Menteri. Dewan kerajaan berkembang menjadi parlemen
Menyusul Perjanjian Persatuan pada tahun 1707, UU Parlemen kembar digolkan secara berturut-turut,
Parlemen Inggris dan Parlemen Skotlandia membentuk Kerajaan Britania Raya yang baru dan
membubarkan kedua perlemen itu, dengan menggantikannya dengan Parlemen Britania Raya yang berbasis
di bekas tempat parlemen Inggris.
ANALISIS
Pemaparan data diatas menunjukkan asal usul, periode serta proses suatu sistem pemerintahan berkembang.
Dalam analisis ini saya akan mencoba membandingkan sistem pemerintahan parlementer antara Jepang dan
Inggris. Sebelumnya saya akan sedikit membahas mengenai sistem parlamenter itu sendiri, yang kemudian
dilanjutkan oleh kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan kedua Negara tersebut
Seperti kita tahu bahwa perlemen merupakan badan legislatif yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil
rakyat yang dipilih melalui pemilu. Nama parlemen sendiri biasanya digunakan untuk lembaga DPR, MPR.
Sistem parlementer sendiri merupakan sistem pemerintahan dimana terdapat seorang presiden dan seorang
perdana menteri, yang tentunya memiliki tugas dan wewenang yang berbeda satu sama lain. Dalam hal ini
presiden hanya menjadi simbol kepala negara, sedangkan perdana menteri ditunjuk sebagai kepala
pemerintahan.
Pemerintahan Jepang menganut sistem kabinet parlementer, dimana kekuasaan eksekutif berada di tangan
kabinet yang terdiri dari perdana menteri dan para menteri yang secara kolektif bertanggung jawab terhadap
Diet.
Kelebihan sistem parlementer Jepang salah satunya dapat dilihat pada peluang yang cukup rata bagi wakil
rakyat yang akan duduk di badan legislatif, yang notabene memiliki dua sistem majelis, yaitu sistem majelis
rendah (House of Representative) dan sistem majelis tinggi (House of Concillors), dimana wakil rakyat
yang telah mendapatkan kursi di salah satu majelis tidak dapat memperoleh kursi di majelis yang lain.
Selain itu fungsi dan kedudukan kaisar serta perdana menteri benar-benar dijalankan tanpa ada kecurangan.
Meskipun konstitusi 1947 dibuat pada masa pendudukan Amerika Serikat, namun lembaga eksekutif Jepang
tidak berbentuk sistem presidensiil model Amerika Serikat, melainkan model parlementer Inggris.
Kelebihan lain dari sistem perlementer Jepang adalah pada saat kabinet harus mengundurkan diri apabila
majelis rendah Diet mengeluarkan mosi tidak percaya atau menolak mosi percaya terhadap pemerintah,
kecuali apabila majelis rendah dibubarkan dalam waktu 10 hari setelah diterimanya mosi itu. Saran dan
persetujuan kabinet diperlukan untuk semua tindakan Kaisar. Hal itu menunjukan bahwa masing-masing
lembaga mempunyai hubungan yang erat satu sama lain.
Kekurangan sistem pemerintahan parlementer Jepang adalah dalam hal pemilihan perdana menteri.
Dikatakan bahwa seorang perdana menteri boleh saja ditunjuk dari anggota kedua majelis (majelis rendah
dan majelis tinggi), namun sampai saat ini belum pernah anggota majelis tinggi yang menjadi perdana
menteri.
Kekurangan sistem pemerintahan parlementer Inggris dapat dilihat salah satunya dari asal usul parlemen
atau dewan kerajaan yang merupakan representasi dari kaum bangsawan dan alim ulama. Mengapa tidak
ada dewan yang merupakan representasi dari kaum buruh atau setingkatnya.
Kelebihan sistem parlementer Inggris adalah pada saat perjanjian hak asasi manusia disetujui tahun 1689,
hal ini menghasilkan kekuasaan parlemen melebihi kekuasaan kerajaan. Parlemen bertanggung jawab
dalam memberikan ataupun mencabut semua hukum. Disini dapat terlihat bahwa meskipun raja adalah
seorang kepala negara tapi yang berhak mengatur pemerintahannya adalah perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pemerintahan parlementer antara Jepang dan
Inggris kurang lebih mempunyai fungsi dan kedudukan yang sama. Dimana Raja hanya mempunyai
kedudukan sebagai kepala negara, sedangkan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Hubungan kekuasaan antara ketiga lembaga (legislatif, eksukutif, dan yudikatif) dalam sistem pemerintahan
parlementer Jepang merupakan wujud check and balance, yaitu : Diet dapat memilih Perdana Menteri dan
melakukan mosi tidak percaya pada kabinet, sedangkan kabinet dapat membubarkan majelis rendah.
Kabinet memilih ketua Mahkamah Agung dan Hakim Agung, sedangkan Mahkamah Agung dapat
mengawasi berjalannya cabinet apakah sesuai dengan undang-undang atau tidak.
Parlemen Inggris pun memiliki hubungan yang saling kait mengkait satu sama lain, hal ini dapat dilihat
pada adanya dewan masyarakat umum (House of Commons) dan dewan kerajaan beserta perimbangan
kekuatan antara parlemen dapat membuat kerajaan berubah secara dramatis.