Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN

“PENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK NPK


TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF
TANAMAN JAGUNG”

Nama : Azmy Abdillah F


NIM : 1510311041
Nama Kelompok : Lutfiyan Arafiq
M. Ato Maulana
Azmy Abdillah F
M. Nur Faisal
Fahrizal Dwi M
Nur Hidayah
Laela Herawati
Anwarul Ikhsan
Insan Ramdana
Tgl. Praktikum : 28 Pebruari 2017
Tgl. Pengesahan : 13 Juni 2017
Dosen Pembimbing : Ir. Bejo Suroso, M.P
Nama Co. Ast : Abdul Jalil
Nevia Christy Sri Pamuji

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pertanian, petani tidak lagi
menggunkan pupuk alami (kompos) karena telah ditemukan pupuk buatan yang
dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lebih baik
dibandingkan pupuk alami. Pupuk buatan N-P-K, adalah pupuk majemuk yang
mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara
Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium
15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam
bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. Untuk itu perlu adanya pembuktian mengenai
perbandingan pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap
perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh
hingga ketinggian 3 meter. merupakan satu-satunya tanaman yang bunga jantan
dan betinanya terpisah.
Pemenuhan kebutuhan primernya, manusia tidak hanya membutuhkan sumber
karbohidrat, namun juga memerlukan sumber makanan lainya sebagai pelengkap
sumber gizi yang diperlukan seperti protein dan vitamin. Berbagai komoditas
pertanian yang dibudidakan oleh manusia umumnya akan memberikan produksi
yang maksimal jika kondisi lingkungan memungkinkan untuk terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan yang ideal. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik berupa faktor
internal ataupun faktor-faktor eksternal seperti : faktor genentik, hormone, cahaya,
suhu, dan kelembaban. Berbagai faktor tersebut umumnya dapat dimani pulasi
dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman.
Salah satu faktor pertumbuhan utama yang dapat diatur adalah nutris. Laju
pertumbuhan tanaman dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk tertentu.
Ada banyak jenis pupuk yang umum digunakan dengan spesifikasi fungsi tertentu.
Hal ini ditentukan secara spesifik oleh kandungan mineral dalam pupuk tersebut.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan
vegetatif tanaman jagung.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung


Klasifikasi Tanaman Jagung (Zea may)
Menurut Tjitrosoepomo (1989), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays) adalah
sebagai berikut.
Regnum : Plantarum
Divicio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Sub classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminea
Genus : Zea
Species : Zea mays

Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays)


a. Akar
Jagung (Zea mays) memiliki akar serabut yang keluar dari bagian samping
pangkal batang. Akar jagung (Zea mays) umumnya memiliki panjang rata-rata
hingga 25 cm. Bentuk perakarannya bervariasi, tergantung varietas dan tempat
tumbuhnya. Akar umumnya bersifat temporer, dimana akar yang pertama kali
muncul berfungsi untuk mendukung kedudukan batang. Pada umur sekitar 6-10
hari setelah tanam, kemudian muncul akar adventif yang berasal dari pangkal
batang di atas permukaan tanah (Gardner, dkk.,1991).

b. Batang
Batang jagung (Zea mays) tidak berongga seperti padi (Oryza sativa)
melainkan berisi berkas-berkas pembuluh yang semakin memperkuat tegaknya
tanaman. Batang beruas-ruas, dimana pada bagian p[angkal ruas-ruasnya pendek
dan semakin panjang dengan pertambahan tinggi batang. Jumlah ruas umumnya
sekitar 10-40 ruas dengan tinggi batang mencapai 90-150 cm. batang berwarna
hijau kekuningan dengan bentuk bulat pipih di bagian pangkal serta bulat silinder
pada bagian atas.

c. Daun
Daun jagung (Zea mays) bersifat monoceus atau berumah satu, diamana
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Letak bunga jantan dan
bunga betina terpisah, dimana bunga jantan berada di ujung batang sedangkan
bunga betina berada pada ketiak daun sekitar pertengahan batang. Bunga bersifat
protandri, dimana bunga jantan masak lebih dahulu dibandingkan bunga betina.
Pada umumnya, bunga jantan masak 1-2 hari lebih dahulu (Hanafiah, 2004).

d. Buah
Buah jagung (Zea mays) terdiri atas biji, tongkol dan pembungkus. Biji
tersusun rapat pada tongkol yang memanjang. Pada buah jagung, juga terbentuk
rambut-rambut yang memanjang hingga kluar klobot (Suliantari dan rahayu,
1990).

Syarat Tumbuh jagung (Zea mays)


Jagung (Zea mays) dapat tumbuh dengan baik di daerah tropik ataupun
subtropik. Umumnya, tanaman ini tumbuh di daerah rendah hingga ketinggian
1.300 meter dpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung (Zea mays) adalah
13o – 38o C dengan penyinaran matahari penuh. Di Indonesia, jagung (Zea
mays) tumbuh subur di daratan rendah hingga ketinggian 750 meter dpl (Lakitan,
2001).

Pengaruh Pupuk N-P-K


Nitrogen (N) diserap dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan
ammonium (NH4-). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ammonium
karena bermuatan negative. Pupuk Urea sangat mudah larut dalam air, nitrogen
dalam bentuk amida pada umumnya terdapat dalam pupuk Urea mudah larut
dalam air. Dalam tanah amida segera berubah menjadi ammonium karbonat.
Karena memiliki konversi (perubahan) tersebut nitrogen mudah hilang tercuci.Ion
ammonium memiliki muatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah (Novizan,
2002).
Phospor (P) sangat vital karena merupakan sumber energi untuk
pertumbuhan. Senyawa P di dalam tanah ada dalam bentuk ATP yang merupakan
senyawa ikatan berenergi tinggi. Selain itu, P berperan dalam pembentukkan asam
nukleat, fosfolipid dan koenzim NAD dan NADP (Ginting, 1995).
Kalium (K) diserap dalam bentuk ion K+. Di dalam tanah, ion ini sangat
dinamis dan mudah tercuci oleh aliran air pada tanah berpasir dan tanah dengan
pH rendah. Dari ketiga unsur esensial yang paling dibutuhkan tanaman (N-P-K),
kalium lah yang paling melimpah di permukaan bumi. Namun, hanya sekitar 1-
10% unsur ini yang dapat diserap oleh tanaman (Novizan, 2002).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Tanggal 16 Maret 2017 – 1 Juni 2017
Tempat : Lahan Kebun Percobaan (Green House) Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Jember

3.2 Alat dan Bahan


- Polibag 4 - Air
- Tanah - Cangkul
- Benih jagung - Pupuk NPK Mutiara

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Masukkan tanah ke dalam polibag
3. Tanam benih jagung masing - masing 3 biji dalam satu polibag
4. Polibag tersebut di bedakan menjadi empat perlakuan yaitu kontrol (Vo ),
V1 4 gram, V2 5 gram, V3 6 gram.
5. Buat 2 parameter pengamatan, yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun
6. Lakukan penyiraman 2 kali sehari, dan dilakukan pengamatan tiap
minggunya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tinggi Tanaman

Minggu Perlakuan Rata-rata


Ke V0 Kontrol V1 4 gram V2 5 gram V3 6 gram
(cm) (cm) (cm) (cm)
1 73 53,5 48 49,5 56
2 86 59 56 70 68
3 87 92 71 73 81

100

80 V0 Kontrol
60 V1 4 gram

40 V2 5 gram
V3 6 gram
20
Rata-rata
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Jumlah Daun

Minggu Perlakuan Rata-rata


ke V0 Kontrol V1 4 gram V2 5 gram V3 6 gram
1 5 6 4 6 5
2 7 6 5 6 6
3 7 8 9 9 8

10

8
V0 Kontrol
6 V1 4 gram
V2 5 gram
4
V3 6 gram
2
Rata-rata
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakukan praktikum tentang pengaruh


pemberian beberapa dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Seperti kita ketahui NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk, yaitu pupuk
yang mengandung lebih dari 1 unsur. NPK mengandung unsur Nitrogen, Phospor,
dan Kalium. Dengan kandungan yang lengkap seperti itu, maka NPK merupakan
jenis pupuk yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman budidaya.
Tetapi pengunaan pupuk NPK tidak boleh terlalu berlebihan, karena residu dari
pupuk tersebut dapat mencemari tanah. Hal ini karena NPK merupakan salah satu
jenis pupuk kimia.
Praktikum kali ini dimulai dengan mengisi polybag yang telah kita siapkan
dengan tanah. Jumlah polybag yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebanyak 4 buah. Kemudian setelah itu kita menanam benih jagung masing –
masing 3 benih pada setiap polybag. Tujuan menanam masing – masing 3 benih
adalah sebagai antisipasi bila ada benih yang tidak tumbuh. Kemudian setelah
tanaman jagung tumbuh atau pada saat berumur 1 minggu, kita memberi
perlakuan dosis pupuk NPK pada masing – masing polybag. Yaitu NPK sebanyak
0 gram, 4 gram, 5 gram, dan 6 gram. Kemudian setelah itu kita melakukan
pengmatan dengan parameter tinggi tanaman jagung dan banyak daun tanaman
jagung. Kita melakukan pengamatan selama 3 minggu.
Pada pengamatan parameter tinggi tanaman jagung didapatkan hasil
sebagai berikut : pada minggu pertama tanaman jagung tanpa pupuk NPK
mempunyai tinggi 73 cm, tanaman jagung dengan penambahan 4 gram pupuk
NPK mempunyai tinggi 53,5 cm, tanaman jagung dengan penambahan 5 gram
pupuk NPK mempunyai tinggi 48 cm, dan tanaman jagung dengan penambahan 6
gram pupuk NPK mempunyai tinggi 49,5 cm. Pada minggu kedua tanaman
jagung tanpa pupuk NPK mempunyai tinggi 86 cm, tanaman jagung dengan
penambahan 4 gram pupuk NPK mempunyai tinggi 59 cm, tanaman jagung
dengan penambahan 5 gram pupuk NPK mempunyai tinggi 56 cm, dan tanaman
jagung dengan penambahan 6 gram pupuk NPK mempunyai tinggi 70 cm. Pada
minggu ketiga tanaman jagung tanpa pupuk NPK mempunyai tinggi 87 cm,
tanaman jagung dengan penambahan 4 gram pupuk NPK mempunyai tinggi 92
cm, tanaman jagung dengan penambahan 5 gram pupuk NPK mempunyai tinggi
71 cm, dan tanaman jagung dengan penambahan 6 gram pupuk NPK mempunyai
tinggi 73 cm.
Pada pengamatan parameter banyak daun tanaman jagung didapatkan hasil
sebagai berikut : pada minggu pertama tanaman jagung tanpa pupuk NPK
mempunyai banyak daun 5 lembar, tanaman jagung dengan penambahan 4 gram
pupuk NPK mempunyai banyak daun 6 lembar, tanaman jagung dengan
penambahan 5 gram pupuk NPK mempunyai banyak daun 6 lembar, dan tanaman
jagung dengan penambahan 6 gram pupuk NPK mempunyai banyak daun 6
lembar. Pada minggu kedua tanaman jagung tanpa pupuk NPK mempunyai
banyak daun 7 lembar, tanaman jagung dengan penambahan 4 gram pupuk NPK
mempunyai banyak daun 6 lembar, tanaman jagung dengan penambahan 5 gram
pupuk NPK mempunyai banyak daun 5 lembar, dan tanaman jagung dengan
penambahan 6 gram pupuk NPK mempunyai banyak daun 6 lembar. Pada minggu
ketiga tanaman jagung tanpa pupuk NPK mempunyai banyak daun 7 lembar,
tanaman jagung dengan penambahan 4 gram pupuk NPK mempunyai banyak
daun 8 lembar, tanaman jagung dengan penambahan 5 gram pupuk NPK
mempunyai banyak daun 9 lembar, dan tanaman jagung dengan penambahan 6
gram pupuk NPK mempunyai banyak daun 9 lembar.
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan


sebagai berikut :

1. Dosis penggunaan pupuk NPK yang paling efektif pada pertumbuhan


tanaman jagung adalah NPK sebanyak 4 gram.

2. Penggunaan pupuk NPK harus sesuai dengan takaran dan kebutuhan,


untuk meminimalisir adanya residu yang berlebihan
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F.P., R.B. Pearc dan R.L., Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI-Press. Jakarta

Ginting,H., 1995. Budidaya Jagung. Bina Aksara. Jakarta

Hanafiah, K. A., 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo.
Jakarta.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro media Pustaka. Jakarta.

Suliantari dan W.P. Rahayu. 1990. Teknologi Fermentasi Umbi-umbian dan Biji-
bijian. IPB. Bogor.

Tjitrosoepomo, G., 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada


University Press. Jogjakarta.
LEMBAR PENGESAHAN

DITERIMA DITOLAK

Jember, 16 Juni 2017

Co Ast Praktikan

Abdul Jalil Azmy Abdillah F


LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN
“DEFISIENSI UNSUR HARA”

Nama : Azmy Abdillah F


NIM : 1510311041
Nama Kelompok : Lutfiyan Arafiq
M. Ato Maulana
Azmy Abdillah F
M. Nur Faisal
Fahrizal Dwi M
Nur Hidayah
Laela Herawati
Anwarul Ikhsan
Insan Ramdana
Tgl. Praktikum : 16 Maret 2017
Tgl. Pengesahan : 13 Juni 2017
Dosen Pembimbing : Ir. Bejo Suroso, M.P
Nama Co. Ast : Abdul Jalil
Nevia Christy Sri Pamuji

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal
tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsuryang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjkkan gejala kekurangan unsur tersebut dan
pertumbuhan tanaman akan merana.Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita
mengenal adanya unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0,5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan
unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil
(beberapa ppm/part per milion dari beratkeringnya).
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang
berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan
tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanmannya, ada jens
tanaman yang rakus makanandan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam
tanah tidak tersedia maka pertumbuhantanaman akan terhambat dan produksinya
menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan unsur hara
tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu
upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara para tanaman.
Unsur hara makro dan mikro jika diambil oleh tanaman dalam jumlah
sedikit ataupun banyak akan berpengaruh dalam metabolisme tanaman. Gejala
kekurangan unsur hara tergantung baik pada metabolitas dan peran unsur haranya.
Biasanya terjadi batang kerdil dan daun, klorosis daun, klorosis seluruh, nekrosis
daun, tinggi tanaman dan ukuran daun hampir sama dengan gejala yang lain.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh defisiensi unsur hara pada media tanam
terhadap pertumbuhan vegetatif jagung dan kedelai.

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh defisiensi unsur hara pada media
tanam terhadap pertumbuhan vegetatif jagung dan kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh


dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro
dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai
unsur - unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial
(Dwidjoseputro, 1990: 89).
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan
berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh
karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan
berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara
tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat
tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan (Salibury, 1992:
168).
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
dalam tanah. Rendahnya unsur hara di dalam tanah akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Melalui pemupukan unsur hara dalam
tanah dapat dipenuhi. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama masa
pertumbuhan dan perkembangannya ada 16 unsur yang dapat dibagi menjadi
unsur hara makro dan mikro, merupakan unsur hara esensial yaitu unsur yang
fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain. Unsur-unsur
hara esensial seperti 6 hara makro dan 7 hara mikro dapat diserap oleh tanaman
lewat tanah melalui sistem perakaran, kecuali unsur karbon (C), oksigen (O) yang
diserap oleh tanamanmelalui udara dan hidrogen (H) melalui air. (Wahyudi,
2014).

Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan


pertumbuhannya. Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan mikro dalam
jumlah tertentu yang bervariasi tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitas
nya. Unsur hara mikro seng (Zn) tembaga (Cu) merupakan unsur hara mikro yang
esensial. Tembaga (Cu) berfungsi sebagai aktifator untuk berbagai enzim, dan
berperan dalam pembentukan klorofil. Seng (Zn) penting untuk metabolism dalam
tomat. Kandungan Pb dalam tumbuhan mempunyai batasan. Apabila
banyak dalam tumbuhan maka akan menganggu pertumbuhan dan bersifat racun.
(Yanti, 2013)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Tanggal 16 Maret 2017 – 13 Juni 2017
Tempat : Lahan Kebun Percobaan (Green House) Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Jember

3.2 Alat dan Bahan


- Cangkul - Benih kedelai
- Pasir - Air
- Polybag - Benih jagung

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Isi polybag dengan pasir halus
3. Tanam benih kedelai dan jagung pada polybag
4. Setelah tumbuh amati tinggi tanaman dan banyak daunnya tiap 1
minggu 1 kali
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tanaman Jagung

Tinggi Tanaman
(cm)

M
e
d
i
a

Tana sangat
man bersih Agak
Bersih Agak bersih Kotor Kotor Sangat Kotor

Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming Mingg Mingg Mingg Minggu Mingg
gu I gu II gu I gu II gu I gu II gu I u II u I u II I u II

1 6 12 6,4 16 6,8 17 7,4 17,9 8,1 18,9 7,5 39

2 0 14 6,7 15 7,1 16 7,7 16,9 8,4 17,9 8,8 42

3 6.8 24 10,5 36 10,9 37 11,5 37,9 12,2 38,9 8,5 33

4 0 22 7 20 7,4 21 8 21,9 8,7 22,9 9 25

Grafik Minggu ke 1
14
12 Sangat Bersih
10 Bersih
8
Agak Bersih
6
Agak Kotor
4
Kotor
2
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4
Grafik Minggu ke 2
45
40
35 Sangat Bersih
30 Bersih
25
Agak Bersih
20
Agak Kotor
15
Kotor
10
5 Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4

Jumlah Daun

Medi
a

Tana sangat Bersi Agak


man bersih h Agak bersih Kotor Kotor Sangat Kotor

Ming Ming Ming Ming Mingg Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming
gu I gu II gu I gu II u I gu II gu I gu II gu I gu II gu I gu II

1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4

2 0 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 4

3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 2 4

4 0 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2

Grafik Minggu ke 1
3.5
3 Sangat Bersih
2.5 Bersih
2
Agak Bersih
1.5
Agak Kotor
1
Kotor
0.5
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4
Grafik Minggu ke 2
3.5
3 Sangat Bersih
2.5 Bersih
2
Agak Bersih
1.5
Agak Kotor
1
Kotor
0.5
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4

4.2 Tanaman Kedelai


Tinggi Tanaman
(cm)

Medi
a

Tana sangat Bersi Agak


man bersih h Agak bersih Kotor Kotor Sangat Kotor

Ming Ming Ming Ming Mingg Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming
gu I gu II gu I gu II u I gu II gu I gu II gu I gu II gu I gu II

1 0 11,1 5,6 11,5 6 11,9 6,5 12,4 7,1 13 0 0

2 2,6 10,6 3 11 3,4 11,4 3,9 11,9 4,5 12,5 5,5 18,5

3 0,5 12,6 0,9 13 1,3 13,4 1,8 13,9 2,4 14,5 9,4 17

4 0 14,6 8 15 8,4 15,4 8,9 15,9 9,5 16,5 0 0

Grafik Minggu ke 1
10

8 Sangat Bersih
Bersih
6
Agak Bersih
4 Agak Kotor
2 Kotor
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4
Grafik Minggu ke 2
10

8 Sangat Bersih
Bersih
6
Agak Bersih
4 Agak Kotor
2 Kotor
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4

Banyak Daun

Medi
a

Tanam sang Agak Sangat


an at Bersih Agak bersih Kotor Kotor Kotor

Mingg Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming Ming
uI gu II gu I gu II gu I gu II gu I gu II gu I gu II gu I gu II

1 0 3 2 4 2 2 2 4 4 50 0

2 2 3 2 4 2 3 2 5 3 6 4 6

3 2 4 2 4 2 4 2 6 3 5 4 7

4 0 3 2 4 3 4 2 3 2 40 0

Grafik Minggu ke 1
5

4 Sangat Bersih
Bersih
3
Agak Bersih
2 Agak Kotor
1 Kotor
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4
Grafik Minggu ke 2
8
7
Sangat Bersih
6
Bersih
5
4 Agak Bersih
3 Agak Kotor
2 Kotor
1
Sangat Kotor
0
Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakukan praktikum tentang defisiensi unsur
hara. Yang dimaksud dengan defisiensi adalah kekurangan unsur hara. Seperti
yang kita ketahui, tanaman membutuhkan nutrisi (unsur hara) untuk mendukung
kehidupannya. Jika tanaman sampai mengalami defisiensi, maka pertumbuhannya
akan terganggu. Pada praktikum kali ini kita menggunakan 2 jenis tanaman, yaitu
tanaman jagung dan kedelai.
Praktikum dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan. Kemudian kita
mengisi polybag dengan menggunakan pasir yang telah dicuci. Jumlah polybag
yang digunakan adalah sebanyak 8 buah. Tujuan mencuci pasir adalah untuk
menghilangkan unsur hara yang ada pada pasir tersebut. Kemudian setelah itu kita
menanam benih jagung dan kedelai pada masing – masing polybag. Masing –
masing polybag kita tanam 3 benih. Kemudian setelah tanaman tumbuh, kita
mengamati pertumbuhannya yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan
dilakukan selama 2 minggu.
Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada minggu pertama, tanaman
jagung I dengan media sangat bersih memiliki tinggi 6 cm, dengan media bersih
memiliki tinggi 6,4 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 6,8 cm, dengan
media agak kotor memiliki tinggi 7,4 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 8,1
cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 7,5 cm. Tanaman jagung II
dengan media sangat bersih memiliki tinggi 0 cm, dengan media bersih memiliki
tinggi 6,7 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 7,1 cm, dengan media
agak kotor memiliki tinggi 7,7 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 8,4 cm,
dengan media sangat kotor memiliki tinggi 8,8 cm. Tanaman jagung III dengan
media sangat bersih memiliki tinggi 6,8 cm, dengan media bersih memiliki tinggi
10,5 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 10,9 cm, dengan media agak
kotor memiliki tinggi 11,5 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 12,2 cm,
dengan media sangat kotor memiliki tinggi 8,5 cm. Tanaman jagung IV dengan
media sangat bersih memiliki tinggi 0 cm, dengan media bersih memiliki tinggi 7
cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 7,4 cm, dengan media agak kotor
memiliki tinggi 8 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 8,7 cm, dengan media
sangat kotor memiliki tinggi 9 cm.
Pada pengamatan tinggi tanaman jagung pada minggu kedua, tanaman
jagung I dengan media sangat bersih memiliki tinggi 12 cm, dengan media bersih
memiliki tinggi 16 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 17 cm, dengan
media agak kotor memiliki tinggi 17,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi
18,9 cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 39 cm. Tanaman jagung II
dengan media sangat bersih memiliki tinggi 14 cm, dengan media bersih memiliki
tinggi 15 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 16 cm, dengan media
agak kotor memiliki tinggi 16,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 17,9 cm,
dengan media sangat kotor memiliki tinggi 42 cm. Tanaman jagung III dengan
media sangat bersih memiliki tinggi 24 cm, dengan media bersih memiliki tinggi
36 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 37 cm, dengan media agak
kotor memiliki tinggi 37,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 38,9 cm,
dengan media sangat kotor memiliki tinggi 33 cm. Tanaman jagung IV dengan
media sangat bersih memiliki tinggi 22 cm, dengan media bersih memiliki tinggi
20 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 21 cm, dengan media agak
kotor memiliki tinggi 21,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 22,9 cm,
dengan media sangat kotor memiliki tinggi 25 cm.
Pada pengamatan banyak daun tanaman jagung pada minggu pertama,
tanaman jagung I dengan media sangat bersih memiliki daun 2, dengan media
bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan media
agak kotor memiliki daun 2 , dengan media kotor memiliki daun 2, dengan media
sangat kotor memiliki daun 2. Tanaman jagung II dengan media sangat bersih
memiliki daun 0, dengan media bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih
memiliki daun 2, dengan media agak kotor memiliki daun 2 , dengan media kotor
memiliki daun 2, dengan media sangat kotor memiliki daun 2. Tanaman jagung III
dengan media sangat bersih memiliki daun 2, dengan media bersih memiliki daun
2, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan media agak kotor memiliki
daun 3, dengan media kotor memiliki daun 3, dengan media sangat kotor memiliki
daun 2. Tanaman jagung IV dengan media sangat bersih memiliki daun 0, dengan
media bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan
media agak kotor memiliki daun 2 , dengan media kotor memiliki daun 2, dengan
media sangat kotor memiliki daun 3.
Pada pengamatan banyak daun tanaman jagung pada minggu kedua,
tanaman jagung I dengan media sangat bersih memiliki daun 3, dengan media
bersih memiliki daun 3, dengan media agak bersih memiliki daun 3, dengan media
agak kotor memiliki daun 3, dengan media kotor memiliki daun 3, dengan media
sangat kotor memiliki daun 4. Tanaman jagung II dengan media sangat bersih
memiliki daun 3, dengan media bersih memiliki daun 3, dengan media agak bersih
memiliki daun 3, dengan media agak kotor memiliki daun 4, dengan media kotor
memiliki daun 2, dengan media sangat kotor memiliki daun 4. Tanaman jagung III
dengan media sangat bersih memiliki daun 3, dengan media bersih memiliki daun
3, dengan media agak bersih memiliki daun 4, dengan media agak kotor memiliki
daun 4, dengan media kotor memiliki daun 4, dengan media sangat kotor memiliki
daun 4. Tanaman jagung IV dengan media sangat bersih memiliki daun 3, dengan
media bersih memiliki daun 3, dengan media agak bersih memiliki daun 3, dengan
media agak kotor memiliki daun 4, dengan media kotor memiliki daun 2, dengan
media sangat kotor memiliki daun 2.
Pada pengamatan tinggi tanaman kedelai pada minggu pertama, tanaman
kedelai I dengan media sangat bersih memiliki tinggi 0 cm, dengan media bersih
memiliki tinggi 5,6 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 6 cm, dengan
media agak kotor memiliki tinggi 6,5 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 7,1
cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 0 cm. Tanaman kedelai II dengan
media sangat bersih memiliki tinggi 2,6 cm, dengan media bersih memiliki tinggi
3 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 3,4 cm, dengan media agak kotor
memiliki tinggi 3,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 4,5 cm, dengan
media sangat kotor memiliki tinggi 5,5 cm. Tanaman kedelai III dengan media
sangat bersih memiliki tinggi 0,5 cm, dengan media bersih memiliki tinggi 0,9
cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 1,3 cm, dengan media agak kotor
memiliki tinggi 1,8 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 2,4 cm, dengan
media sangat kotor memiliki tinggi 9,4 cm. Tanaman kedelai IV dengan media
sangat bersih memiliki tinggi 0 cm, dengan media bersih memiliki tinggi 8 cm,
dengan media agak bersih memiliki tinggi 8,4 cm, dengan media agak kotor
memiliki tinggi 8,9 cm, dengan media kotor memiliki tinggi 9,5 cm, dengan
media sangat kotor memiliki tinggi 0 cm.
Pada pengamatan tinggi tanaman kedelai pada minggu kedua, tanaman
kedelai I dengan media sangat bersih memiliki tinggi 11,1 cm, dengan media
bersih memiliki tinggi 11,5 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 11,9
cm, dengan media agak kotor memiliki tinggi 12,4 cm, dengan media kotor
memiliki tinggi 13 cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 0 cm. Tanaman
kedelai II dengan media sangat bersih memiliki tinggi 10,6 cm, dengan media
bersih memiliki tinggi 11 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 11,4 cm,
dengan media agak kotor memiliki tinggi 11,9 cm, dengan media kotor memiliki
tinggi 12,5 cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 18,5 cm. Tanaman
kedelai III dengan media sangat bersih memiliki tinggi 12,6 cm, dengan media
bersih memiliki tinggi 13 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 13,4 cm,
dengan media agak kotor memiliki tinggi 13,9 cm, dengan media kotor memiliki
tinggi 14,5 cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 17 cm. Tanaman
kedelai IV dengan media sangat bersih memiliki tinggi 14,6 cm, dengan media
bersih memiliki tinggi 15 cm, dengan media agak bersih memiliki tinggi 15,4 cm,
dengan media agak kotor memiliki tinggi 15,9 cm, dengan media kotor memiliki
tinggi 16,5 cm, dengan media sangat kotor memiliki tinggi 0 cm.
Pada pengamatan banyak daun tanaman kedelai pada minggu pertama,
tanaman kedelai I dengan media sangat bersih memiliki daun 0, dengan media
bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan media
agak kotor memiliki daun 2, dengan media kotor memiliki daun 4, dengan media
sangat kotor memiliki daun 0. Tanaman kedelai II dengan media sangat bersih
memiliki daun 2, dengan media bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih
memiliki daun 2, dengan media agak kotor memiliki daun 2 , dengan media kotor
memiliki daun 3, dengan media sangat kotor memiliki daun 4. Tanaman kedelai
III dengan media sangat bersih memiliki daun 2, dengan media bersih memiliki
daun 2, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan media agak kotor
memiliki daun 2, dengan media kotor memiliki daun 3, dengan media sangat kotor
memiliki daun 4. Tanaman kedelai IV dengan media sangat bersih memiliki daun
0, dengan media bersih memiliki daun 2, dengan media agak bersih memiliki daun
3, dengan media agak kotor memiliki daun 2, dengan media kotor memiliki daun
2, dengan media sangat kotor memiliki daun 0.
Pada pengamatan banyak daun tanaman kedelai pada minggu kedua,
tanaman kedelai I dengan media sangat bersih memiliki daun 3, dengan media
bersih memiliki daun 4, dengan media agak bersih memiliki daun 2, dengan media
agak kotor memiliki daun 4, dengan media kotor memiliki daun 5, dengan media
sangat kotor memiliki daun 0. Tanaman kedelai II dengan media sangat bersih
memiliki daun 3, dengan media bersih memiliki daun 4, dengan media agak bersih
memiliki daun 3, dengan media agak kotor memiliki daun 5, dengan media kotor
memiliki daun 6, dengan media sangat kotor memiliki daun 6. Tanaman kedelai
III dengan media sangat bersih memiliki daun 4, dengan media bersih memiliki
daun 4, dengan media agak bersih memiliki daun 4, dengan media agak kotor
memiliki daun 6, dengan media kotor memiliki daun 5, dengan media sangat kotor
memiliki daun 7. Tanaman kedelai IV dengan media sangat bersih memiliki daun
3, dengan media bersih memiliki daun 4, dengan media agak bersih memiliki daun
4, dengan media agak kotor memiliki daun 3, dengan media kotor memiliki daun
4, dengan media sangat kotor memiliki daun 0.
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan


sebagai berikut :

1. Defisiensi unsur hara berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman


jagung dan kedelai. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan tinggi
tanaman dan jumlah daun tanaman jagung dan kedelai pada semua
media yang bersih cenderung lebih lambat daripada media yang kotor.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Salibury, Frank B. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB

Wahyudi, Agus. 2014. Upaya Perbaikan Pertumbuhan Tanaman Jabon


(Anthocephalus cadamba) Dengan Pemberian Pupuk Kompos Kotoran
Sapi Pada Beberapa Ketinggian Tempat. Jurnal Sylva Lestari. ISSN
2339-0913. Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (17—24)

Yanti, Yuli Afrida. 2013. Penentuan Kandungan Unsur Hara Mikro (Zn, Cu,
DAN Pb) Didalam Kompos Yang Dibuat dari Sampah Tanaman
Pekarangan Dan Aplikasinya Pada Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum Mill). Jurnal Kimia Unand. ISSN No. 2303-3401. Vol. 2
No. 1, Maret 2013
LEMBAR PENGESAHAN

DITERIMA DITOLAK

Jember, 16 Juni 2017

Co Ast Praktikan

Abdul Jalil Azmy Abdillah F

Anda mungkin juga menyukai