Anda di halaman 1dari 36

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL GELAR TEKNOLOGI

KIMIA XVII

JUDUL KARYA

AUTOMATIC WATERING SYSTEM (AWAS) BERBASIS


MIKROKONTROLER SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS PANGAN DI PERKOTAAN

Disusun oleh:

Yulianto Eko Prasetyo (5301414023 / 2014 )

Meri Nur Amelia (5301414083 / 2014 )

(
Siti Hardiyanti Pradana 5213414008 / 2014 )

i
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya :
a)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat terselesaikan karya tulis
yang berjudul ” Automatic Watering System (Awas) Berbasis Mikrokontroler
Sebagai Upaya Meningkatkan Produktivitas Pangan Di Perkotaan” dengan
baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Dr. -Ing. Dhidik Prastiyanto S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Drs. Yohanes Primadiyono, M.T. selaku dosen pendamping.
3. Rekan-rekan mahasiwa.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dari awal sampai terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

iii
membangun dari para pembaca. Penulis juga berharap agar tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca juga bagi pihak lain yang memerlukannya.
Amiin.

Semarang, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................ i


Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii
Lembar Orisinalitas ....................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar isi.......................................................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3.Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4.Manfaat ................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Microcontroller .................................................................................... 3
2.2. LCD 20 x 4 ........................................................................................... 4
2.3. Sensor jarak ultrasonik SR-04 .............................................................. 4

iv
2.4. Water Level Sensor ............................................................................... 5
2.5. LCD dan Modul I2C............................................................................. 6
2.6. Motor AC ............................................................................................. 6
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Analisis Metode Penelitian ................................................................... 7
3.2. Metode Penelitian ................................................................................. 7
3.3. Jenis Data ............................................................................................. 7
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 7
3.5. Tahap Analisis Data ............................................................................. 7
3.6. Tahap Hasil Analisis Data .................................................................... 7
3.7. Langkah – langkah Penelitian .............................................................. 8
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Rangkaian Prototype Penyiram Tanaman Otomatis ............................ 9
4.2. Analisis Pengkondisian ....................................................................... 10
4.3. Hasil Prototype Automatic Watering System (Awas)............................. 11
4.4. Pembahasan .......................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan............................................................................................... 13
5.2. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
Lampiran 1. Langkah Pembuatan Prototype .................................................... 15
Lampiran 2. Source Code Automatic Watering System .................................. 18
Lampiran 3. Biodata Peserta ............................................................................ 23

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sensor jarak ultrassonik SR-04 ...................................................... 5

Gambar 2 LCD dan Modul I2C ...................................................................... 6

Gambar 3. Pemasangan LCD dan Modul I2C Pada Arduino........................... 6

Gambar 4. Flow Chart Langkah Penelitian ..................................................... 8

v
Gambar 5. Rangkaian prototype “AWAS” automatic watering system .......... 9

Gambar 6. Blok Diagram Sistem .................................................................... 9

Gambar 7. Prototype Penyiram Tanaman Otomatis ........................................ 11

vi
AUTOMATIC WATERING SYSTEM (AWAS) BERBASIS
MIKROKONTROLER SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS PANGAN DI PERKOTAAN

Winda Nuramalia1), Siti Hardiyanti Pradana), Lia Setyani3)


Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang1,2,3)
Email : nuramalia.winda@gmail.com

RINGKASAN

Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan jumlah industri


yang terbesar di Indonesia yang sebagian besar industri menggunakan batu
bara sebagai salah satu bahan bakarnya. Secara kimiawi, hasil pembakaran
batu bara adalah bahan–bahan volatil seperti CO2, SO2, NO2 dan H2O serta

bahan non- volatil berupa abu batu bara yang dikenal dengan abu dasar
(bottom ash) dan abu layang (fly ash). Setiap perusahaan akan
menghasilkan 5% limbah abu layang dari sisa pembakarannya. Abu layang
apabila dibiarkan begitu saja diprediksi pada 2024 sedikitnya 17 juta ton
per tahun (Koran sindo.com, 2017). Berdasarkan PP Nomor 101/2014,
bahan yang terdiri atas abu terbang (flu ash) dan abu dasar (bottom ash)
dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3).

PT. Sido Muncul merupakan salah satu industri jamu yang ada di
semarang yang limbah air buangannya mengandung zat-zat organic (
organic sludge ) selebihnya komponen komponen non organic yang tidak
berbahaya, namun demikian air limbah tersebut mempunyai harga zat padat
terlarut, zat padat tersuspensi, COD dan BOD yang melebihi baku mutu
yang dikeluarkan pemerintah yaitu perda no 10 tahun 2004 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Jamu dan Farmasi di Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

vii
Penelitian ini memberikan solusi untuk mengatasi pencemaran
limbah air buangan PT. Sido Muncul dengan menggunakan limbah abu
layang batu bara sehingga dua jenis pencemaran lingkungan dapat diatasi
sekaligus yaitu pencemaran air oleh limbah air buangan pabrik jamu
dan pencemaran udara oleh limbah abu layang batu bara, karena Limbah
abu layang batu bara tersebut memiliki kandungan oksida-oksida logam
dengan komponen utama SiO2 dan Al2O3yang sangat berpotensi apabila

dimanfaatkan menjadi zeolite dengan menggunakan . Solusi mengatasi


limbah dari limbah ini merupakan penyelesaian inovatif untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan melalui teknologi baru yang
ramah lingkungan serta mempunyai peluang besar untuk dapat diterapkan
berdasarkan analisis kelayakan dari segi bahan baku, lingkungan,
masyarakat, maupun ekonomi.

viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, hewan dan tumbuhan. Limbah cair merupakan unsur pencemaran yang
sangat potensial bagi lingkungan air. Unsur tersebut dapat membahayakan baik
terhadap manusia maupun kehidupan biota air. Oleh karena itu, pengolahan
limbah cair menjadi semakin penting artinya sebagai bagian dari upaya manusia
untuk mengamankan sumber-sumber air yang sangat dibutuhkan mengingat air
tersebut sangat terbatas. Industri jamu merupakan salah satu industri yang banyak
menghasilkan limbah cair. Limbah cair industri jamu mengandung bahan organik
dan bahan berbahaya seperti fenol dan turunannya yang berasal dari bahan baku
tanaman obat yang dipakai. Kehadiran fenol dan turunannya pada badan air
memiliki efek serius terhadap kehidupan mikroorganisme meskipun pada
konsentrasi yang relative rendah (Kibret et. al., 2000; Chung et. al., 2003; Kumar
et. al., 2005).
Industri jamu X di Semarang menghasilkan limbah cair jamu dengan
data-data sebagai berikut: pH 4,94; kadar COD 3610 mg/l; BOD 990 mg/l; fenol
9,8; dan TSS 549. Hal ini masih sangat jauh dari ambang batas yang ditentukan
pemerintah menurut Perda Provinsi Jawa Tengah No.10 Tahun 2004 yaitu pH 6-9;
kadar COD 150 mg/l; BOD 75 mg/l; fenol 0,2; dan TSS 75 sehingga dalam upaya
mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair, maka proses
pengolahan limbah wajib dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke badan
perairan. Hingga saat ini pengolahan limbah industri jamu dilakukan dengan
proses kimia-fisika yaitu dengan penambahan koagulan, aerasi dan sedimentasi.
Meskipun dapat mengurangi kandungan COD pada limbah, kadar COD limbah
yang keluar dari unit pengolahan limbah tersebut masih cukup tinggi.
Saat ini pemakaian abu layang masih sangat terbatas. EPA, 1988,
menyebutkan bahwa produksi abu layang di Amerika Serikat mencapai 70 juta ton
pada tahun 1983. Dari jumlah ini 12,8 juta ton digunakan untuk berbagai
keperluan, sedangkan sisanya dibuang di atas permukaan tanah baik secara

1
langsung atau melalui pembentukan lumpur. Di Belanda recycling abu layang
merupakan salah satu kajian riset yang sedang dikembangkan (Anonim, 1997).
Produksi abu layang dunia mencapai hampir 500 juta metrik ton setiap harinya,
dengan laju daur-ulang global hanya 15 % (Belardi dkk, 1998). India
menghasilkan 90 juta ton abu layang setiap tahunnya (Keka, 2004), sedangkan
Jepang menghasilkan abu layang lebih dari 10 juta ton dalam tahun 2000,dan kira-
kira baru 50% yang sudah digunakan (Fukui, 2006). Akumulasi limbah ini bila
tidak dimanfaatkan maka akan memerlukan tempat yang luas untuk
menampungnya dan dapat menimbulkan masalah lingkungan. Sesuai dengan
konstituen batu bara, abu layang tersusun terutama dari senyawa silikat (SiO2),

alumina (Al2O3), oksida besi dan kalsium serta senyawa Mg, Na, Ti, K dalam

jumlah yang lebih kecil. Sebagai ilustrasi, komposisi beberapa oksida yang
terdapat pada abu layang batu bara adalah sebagai berikut: SiO2 54,59 %; Al2O3

31,69 %; MgO 4,38 %; CaO 4,27 % dan Fe2O3 3,19 % (Jumaeri, 1995).

Berdasarkan komposisi tersebut, abu layang merupakan sumber (SiO2 dan Al2O3)

yang dapat digunakan dalam pembuatan zeolit melalui proses alkali hidrotermal.
Sehingga dibutuhkan solusi kreatif untuk menyelesaikan permasalahan
konkrit tersebut. Berdasarkan kedudukan kita sebagai mahasiswa agent of change
yang berada dalam lingkup universitas konservasi maka perlu mencari solusi
untuk menyelesaikan dua permasalahan lingkungan yang ada yaitu dengan cara
(,,,,,,,,,,,,,,,,). Sesuai dengan renstra penelitian universitas negeri semarang tahun
2015 – 2019 pada gambar dibawah ini.

Pemanfaatan zeolit
Gambar 1. Renstra unnes 2015- 2016

2
Berdasarkan gambar tersebut maka peneitian ini harus dilakukan
mengingat daerah semarang terdapat industri jamu sehingga apabila penelitian
ini tidak dilakukan, maka lama kelamaan badan air yang berada di daerah
semarang akan mengalami pencemaran akibat kandungan fenol yang terdapat
pada limbah air buangan industri jamu tersebut. Sehingga penelitian ini juga
dapat mendukung renstra unnes tersebut sebagai universitas yang berbasis
konservasi yang mengandung pilar-pilar konservasi salah satunya yaitu
pengelolaan pencemaran.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebagai solusi untuk
melindungi menangani limbah buangan industri jamu maka permasalahan
yang akan dibahas adalah :

1.2.1. Bagaimana cara mengurangi kadar fenol yang terdapat limbah industri
jamu yang ada disemarang ?
1.2.2. Bagaimana metode pembuatan zeolite berbahan dasar abu layang batu
bara?
1.3.Tujuan
Program ini bertujuan memberikan solusi cerdas atas permasalahan-
permasalahan masyarakat. Dengan adanya zeolite berbahan dasar abu layang
batu bara maka diharapkan penelitian ini dapat bertujuan :

1.3.1. Memberikan solusi dalam masalah pencemaran badan air yang ada di
Kota Semarang.
1.3.2. Mendukung renstra unnes tahun 2015-2019 dalam hal pengelolaan limbah
serta pengendalian pencemaran.
1.3.3. Mengetahui teknologi pengolahan limbah batu bara sebagai solusi untuk
mengatasi pencemaran air akibat limbah industri jamu.

3
1.4.Kontribusi Penelitian

publikasi ilmiah jurnal


nasional terakreditasi
pamakalah call for paper
tingkat internasional

mendukung kreativitas
mahasiswa dalam rangka
mendukung renstra unnes
2015-2019

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Abu Layang Batu Bara


Abu layang merupakan salah satu hasil samping pembakaran batubara,
yang terutama tersusun atas oksida-oksida dari senyawa anorganik. Banyaknya
dan karakteristik abu yang dihasilkan sangat ditentukan oleh jenis batu bara dan
sistem pembakaran yang digunakan. Abu batu bara merupakan materi sisa yang
ada setelah semua materi yang dapat bakar (flameable) pada batu bara telah habis
terbakar (Hessley,dkk., 1986). Oleh karena itu abu batu bara merupakan campuran
yang kompleks sebagai hasil perubahan kimia komponen batu bara yang
berlangsung selama pembakaran. Berdasarkan ukuran partikelnya abu batu bara
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu abu layang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash).
Abu layang mengandung oksida-oksida logam dengan komponen utama
SiO2 dan Al2O3, dimana hal tersebut menunjukkan adanya kemiripan komponen

kimia antara abu layang dengan zeolit. Adanya kemiripan tersebut telah
mendorong para peneliti untuk memanfaatkan abu layang sebagai bahan dasar
sintesis zeolit. Sesuai dengan konstituen batu bara, abu layang tersusun terutama
dari senyawa silikat (SiO2), alumina (Al2O3), oksida besi dan kalsium serta

senyawa Mg, Na, Ti, K dalam jumlah yang lebih kecil. Sebagai ilustrasi,
komposisi beberapa oksida yang terdapat pada abu layang batu bara adalah
sebagai berikut: SiO2 54,59 %; Al2O3 31,69 %; MgO 4,38 %; CaO 4,27 % dan

Fe2O3 3,19 % (Jumaeri, 1995). Berdasarkan komposisi tersebut, abu layang

merupakan sumber (SiO2 dan Al2O3) yang dapat digunakan dalam pembuatan

zeolit melalui proses alkali hidrotermal. Pada penelitian Yulianto (2000)


dilakukan penelitian tentang pengaruh waktu hidrotermal, rasio berat NaOH/abu
layang dan penambahan larutan natrium silikat pada sitesis zeolit dari abu layang
PLTU Suralaya dengan metode peleburan NaOH untuk pembentukan zeolit tipe
faujasit. Peleburan dilakukan pada temperatur optimum 550 oC, lalu ditambahkan
100 ml akuades dan diaduk selama 12 jam dan dihidrotermal pada temperatur 90
oC. Dari penelitian tersebut, faujasit dengan rasio Si/Al rendah (1,5) dapat

5
terbentuk pada kondisi rasio NaOH/abu layang 1,0 – 1,4 dan waktu hidrotermal 6
– 72 jam.
Adanya peningkatan luas permukaan zeolit sintetik dari abu layang
menyebabkan sifat penukar ionnya menjadi cukup tinggi. Abu layang yang
mempunyai luas permukaan sekitar 2 – 3 m2/gram dapat mengalami peningkatan
luas permukaan hingga 250 – 650 m2/gram dalam bentuknya sebagai faujasit
(abdullah, 2007 ).
2.2. Phenol
Phenol juga merupakan bahan organik yang mempunyai sifat larut dalam
air. Bahan ini dalam air dapat menyebabkan iritasi yang kuat, racun terhadap kulit
dan dapat menyebabkan gangguan terhadap tenggorokan. Toleransi pengolahan
untuk air limbah industri adalah 500 mg/l, bila melebihi akan sulit untuk diuraikan
secara biologis. Toleransi maksimum untuk air limbah adalah 2 mg/l(Metcalf &
Eddy,2004).

2.3. Zeolite

Zeolit merupakan material yang penting untuk katalis, adsorben dan aplikasi
saringan molekuler (molecular sieve). Mineral zeolit adalah material silikat
kristal dengan struktur yang sangat teratur dan porositasnya tinggi. Rumus
umum zeolit adalalah Mx/n(AlxSiyO2(x+y)).z H2O (M : kation logam dengan

muatan n). Kebanyakan zeolit dibuat melalui sintesis hidrotermal. Kondisi


sintesis tergantung pada komposisi material yang diinginkan, ukuran partikel,
morfologi dan sebagainya (Schubert dan Husing, 2000). Proses sintesis adalah
sensitif terhadap sejumlah variabel seperti temperatur, pH, sumber silika dan
alumina, jenis kation alkali dan waktu reaksi maupun surfaktan. Zeolit dapat
disintesis dari larutan silika dan alumina yang mengandung alkali hidroksida
atau basa-basa organik untuk mencapai pH yang tinggi. Suatu gel silika alumina
akan terbentuk melalui reaksi kondensasi. Jika kandungan silika dari zeolit
adalah rendah, produk seringkali dapat dikristalkan pada temperatur 70 – 100oC,
sedangkan jika zeolit kaya silika, seboagian besar produk hidrotermal adalah gel.
Dalam kasus ini, gel selanjutnya ditempatkan dalam autoclave selama beberapa
hari. Produk zeolit dengan struktur tertentu akan terbentuk pada temperatur
6
antara 100-350oC. Variabel yang menentukan tipe produk meliputi komposisi
larutan awal, pH, temperatur, kondisi aging serta laju pengadukan dan
pencampuran. Sungguhpun demikian, sintesis zeolit terjadi sebagian besar
melalui pendekatan trial and error dari variabel-variabel tersebut (Schubert dan
Husing., 2000).
Mekanisme yang terjadi selama hidrotermal, diantaranya meliputi: terlarunya
sedikit padatan dalam air, difusi zat terlarut dan timbulnya senyawa yang berbeda
dari padatan terlarut, yang terjadi pada suhu cukup rendah (100-300oC), pada
autoclave di atas 100oC. Proses ini meliputi modifikasi tekstur atau struktur pada
suatu padatan yang mengikuti hukum termodinamika dan proses ini mengurangi
energi bebas pada sistem. Perubahan pada tekstur murni akan menyebabkan
reduksi pada luas permukaan dan meningkatkan ukuran partikel dan pori (F’le et
al., 1987).
Kapasitas air murni sebagai pelarut pada temperatur yang tinggi seringkali
tidak mampu untuk melarutkan zat dalam proses pengkristalan, oleh karena itu
perlu ditambahkan mineralizer. Mineralizer adalah suatu senyawa yang
ditambahkan pada larutan yang encer untuk mempercepat proses kristalisasi
dengan cara meningkatkan kemampuan melarutnya, sehingga yang biasanya tidak
dapat larut dalam air dengan ditambahkannya mineralizer dapat menjadi larut.
Mineralizer yang khas adalah suatu hidroksida dari logam alkali, khususnya
amfoter dan oksida asam. Mineralizer yang digunakan untuk SiO2 adalah NaOH,
KOH, Na2CO3 atau NaF.
SiO2(s) + 2 OH- --------> SiO32- + H2O (1)

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Analisis Metode Penelitian


3.1.1. Metode Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,
yaitu metode penulisan yang digunakan dalam menyusun tulisan pada
kondisi objek yang alami dengan pendekatan kualitatif untuk
menghasilkan data deskriptif. Data deskriptif yang dihasilkan tersebut
berupa uraian kondisi pertanian di Indonesia dan mengenai inovasi yang
penulis tawarkan berdasarkan percobaan penulis yaitu “AWAS” automatic
watering system.
3.1.2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
data primer dan data sekunder. Data yang digunakan merupakan data-data
kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari, eksperimen, karya ilmiah,
makalah, arsip, dan buku-buku yang terkait dengan tema yang diangkat
penulis.
3.1.3. Metode Pengumpulan Data

8
Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan penulis
untuk mengumpulkan data-data dari beberapa sumber yang menjadi unsur
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Metode pengumpulan data yang penulis
yang digunakan adalah eksperimen, metode studi pustaka dan
dokumentasi.
3.1.4. Tahap Analisis Data
Tahap analisis adalah tahap penganalisisan objek yang telah didapat serta
memfilter data yang berhubungan dengan objek yang disintesis. Dalam
tahap ini terdapat dua tahap analisis, yaitu analisis gagasan dan analisis
ekonomis.

3.1.5. Tahap Hasil Analisis Data


Tahap hasil analisis data adalah tahap penyajian hasil sintesis terhadap
sumber-sumber data dalam karya tulis ilmiah. Hasil analisis data diperoleh
dengan cara mengkomparasikan atau dasar teori yang digunakan sebagai
patokan pengambilan data yang melatarbelakangi permasalahan dalam
karya tulis ilmiah ini. Tahap analisis data selanjutnya disajikan melalui
metode deskriptif, yaitu metode pemaparan hasil analisis data secara rinci
yang dalam bentuk kualitatif.

3.2.Langkah – langkah Penelitian

Pembuatan Prototype “AWAS” automatic watering system


memerlukan tahapan perkerjaan yang urut dan sistematis, serta dilakukan
pembuatan coding untuk masing-masing sensor yang digunakan. Dengan
langkah-langkah penelitian yang dijelaskan sebagai berikut.

9
Gambar 4. Flow Chart Langkah Penelitian

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Rangkaian Prototype Penyiram Tanaman Otomatis

10
Gambar 5. Rangkaian prototype “AWAS” automatic watering system

Gambar 6. Blok Diagram Sistem

11
4.2. Analisis Pengkondisian
4.2.1. Pengkondisian Jam
Dalam rencana pembuatan prototype ini direncanakan dapat beroperasi pada
2 kondisi yakni pagi dan sore dengan ketinggian air minimal 2 cm dan
keadaan cuaca tidak Hujan. Saat jam 7 pagi dan saat jam 5 sore. Jika tidak
terpenuhi saat jam tersebut maka prototype Penyiram Tanaman Otomatis
akan berada dalam kondisi OFF.
4.2.2. Pengkondisian Jumlah Air dalam Tandon atas

Tinggi Air di dalam Tandon atas akan selalu termonitor oleh sensor
ultrasonik dan terdisplay di LCD. Selama tinggi air di atas 3 cm, pada
monitor akan terdisplay kata “LUMAYAN”. Dan saat tinggi air dalam
tendon < 2cm pada display LCD akan muncul tulisan “Air Habis”

4.2.3. Pengkondisian Pompa Air Tandon Bawah

Pompa air pada tandon bawah selalu terkontrol oleh sensor Water level
control yang diberi setpoint 400. Jika tinggi air tandon bawah > 400 maka
pompa air otomatis akan ON dan terdisplay pada LCD.

12
4.3. Hasil Prototype Penyiram Tanaman Otomatis Berbasis Arduino
Uno

Gambar 7. Prototype Penyiram Tanaman


Otomatis

4.4. Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan analisis terhadap hasil pembuatan


prototype Penyiram Tanaman Otomatis berbasis Arduino Uno. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penyiraman
tanaman dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
arduino uno. Dalam Arduino terdapat library time yang bisa
digunakan sebagai setting waktu pengaturan On OFF Pompa air.
Prototype Penyiram Tanaman Otomatis berbasis Arduino Uno ini
dilengkapi dengan Sensor Hujan yang bisa mendeteksi Air hujan, Jika
13
kondisi cuaca hujan maka otomatis pompa air yang ada di tandon
bawah akan off yang menyebabkan pompa air tidak menyalurkan air
untuk menyiram tanaman walaupun sudah jamnya menyiram. Selain
dilengkapi sensor hujan, Prototype ini juga menggunakan 2 sensor
tambahan yaitu sensor ultrasonik dan sensor Water Level.
Jika dibandingkan dengan Penyiraman Tanaman secara konvensional,
prototype ini mampu memecahkan masalah kekontinuan waktu
penyiraman tanaman. Pada metode konvensional untuk menyiram
tanaman harus dibutuhkan tenaga manusia padahal di era sekaran ini
kebanyakan manusia sibuk beraktifitas dari pagi sebelum jam 7 sampai
malam hari, sehingga Prototype ini lebih efisien.
Prototype Penyiram Tanaman Otomatis Berbasis Arduino Uno
ini memiliki 2 Tandon Air yang diberi pompa, Tandon Air Atas dan
Tandon Air Bawah. Pada tandon air atas dilengkapi dengan sensor
ultrasonik dan sensor hujan, sedangkan pada tandon bawah dilengkapi
dengan sensor water level. Jadi saat air pada tandon bawah menyentuh
setpoint sensor water level, pompa air akan memompa air dari tandon
bawah menuju tandon atas.
Pembuatan prototype ini telah diusahakan secara maksimal untuk
mencapai hasil yang terbaik, namun diakui bahwa hal tersebut masih
memiliki keterbatasan yang harus dikemukakan sebagai bahan
pertimbangan. Keterbatasan tersebut diantaranya:
1. Lama penyiraman masih dipengaruhi error yang
mengakibatkan lama penyiraman kadang tidak sesuai.
2. Rangkaian yang telah dibuat hanya berlaku untuk penyiraman
tanaman skala kecil ke sedang.
3. Sensor ultrasonik kurang dimanfaatakan fungsinya secara maksimal.

14
BAB V
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh selama percobaan serta analisa
terhadap hasil Prototype Penyiram Tanaman Otomatis bisa di beri setting
waktu sehingga bisa dilogikakan on pada jam 7 pagi dan jam 5 Sore.
1.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan keterbatasan penelitian, ada beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan, diantaranya yaitu:

1. Pada bagian tandon atas seharusnya diberi lubang keluaran untuk


mengeluarkan air berlebih di tandon atas supaya tidak mengenai sensor
ultrasonik

2. Sensor ultrasonik harusnya di sinkronkan dengan pompa air


ditandon bawah supaya saat air ditandon atas habis, pompa air ditandon
bawah bisa otomatis mengisi tandon atas dengan air yang ada di tandon
bawah.

3. Penyiraman tanaman sebaiknya tidak berpusat di satu sisi saja, maka


disarankan menggunakan sprinkle rotation

4. Pada Prototype Penyiram Tanaman Otomatis sebaiknya di beri


Alarm sebagai tanda air di Tandon Atas habis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Slamet, dkk. 2008. Dasar Pemrograman Komputer. Semarang: Unnes. Bishop,
Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Blocher, Richard. 2003. Dasar Elektronika.Yogyakarta: Andi.

Budiharto, Widodo dan Sigit Firmansyah. 2005. Elektronika Digital dan


Mikroprosesor. Yogyakarta: Andi.

Kadi, Abdul. 2013. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokntroler dan


Pemrogramanya menggunakan Arduino. Yogyakarta: Andi

Emir Nasrullah, Agus Trisanto, Lioty Utami.2011. “RANCANG BANGUN


SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN SECARA OTOMATIS
MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMega8535” Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. Jurusan Teknik Elektro.
Universitas Lampung. Muhammad Fadhil,

Bambang Dwi Argo, Yusuf Hendrawan.2015. “Rancang Bangun Prototype Alat


Penyiram Otomatis dengan Sistem Timer RTC DS1307

Berbasis Mikrokontroler Atmega16 pada Tanaman Aeroponik” Jurnal


Keteknikan Pertanina Tropis dan Biosistem.Jurusan Keteknikan
Pertanian.Universitas Brawijaya.

Amuddin , Joko Sumarsono.2015. “RANCANG BANGUN ALAT PENYIRAMAN


TANAMAN DENGAN P0MPA OTOMATIS SISTEM IRIGASI TETES PADA
LAHAN KERING” Jurnal Ilniah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. Universitas
Mataram.

16
Lampiran – Lampiran
Lampiran 1. Langkah Pembuatan Prototype
a. Alat dan Bahan
Dalam pembuatan tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang perlu
disiapkan. Alat dan bahan ini digunakan untuk menunjang tercapainya
pembuatan Prototype Penyiram Tanaman Otomatis Berbasis Arduino Uno.
Rincian dari alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rincian alat dan bahan

No. Rincian Bahan Banyaknya


1 Arduino Uno 1 buah
2 LCD 16 x 12 1 buah
3 Sensor Air Hujan 1 buah
4 Sensor Water Level 1 buah
5 Sensor Ultrasonik 1 buah
6 Kabel Jumper 20 buah
7 Kabel 2 meter
8 Project Board 1 buah
9 Pompa Aquarium 2 buah
10 I2C 1 buah
11 Modul Relay 1 set
12 Cat 2 kaleng
13 Kuas 1 buah
14 Saringan 1 buah
15 Kayu 3 buah
16 Kertas Duplex 3 buah
17 Pipa 2 meter
18 Rumput Sintesis 1 buah
19 Ember 1 buah
20 Kaca 1 Set
21 Lem Kaca 1 buah
17
22 Paku 1 Ons
23 Steker 1 buah
Total

b. Langkah-langkah Pembuatan Rangkaian Prototype


1. Rangkaian Sensor Ultrasonik
a. Rangkaian sensor ultrasonik terdiri dari satu buah Project Board,
Arduino Uno, sensor ultrasonik, dan 4 buah kabel jumper.
b. Menghubungkan VCC sensor ultrasonik ke 5V Arduino Uno lalu
couple ke project board menggunakan kabel jumper.
c. Menghubungkan GND sensor ultrasonik ke GND Arduino Uno lalu
couple ke projek board menggunakan kabel jumper.
d. Menghubungkan pin trig ke pin 5 digital Arduino Uno menggunakan
kabel jumper.
e. Menghubungkan pin echo ke pin 6 digital Arduino Uno menggunakan
kabel jumper.
f. Letakkan rangkaian sensor ultrasonik di tandon atas.

2. Rangkaian Sensor Hujan


a. Rangkaian sensor hujan terdiri dari sensor hujan, dan 4 buah kabel
jumper.
b. Menghubungkan VCC sensor hujan ke VCC yang ada di project board
menggunakan kabel jumper.
c. Menghubungkan GND sensor hujan ke GND yang ada di project board
menggunakan kabel jumper.
d. Menghubungkan pin A0 sensor hujan ke pin A2 analog Arduino Uno
menggunakan kabel jumper.
e. Menghubungkan pin D0 sensor hujan ke pin 2 digital Arduino
Uno menggunakan kabel jumper.
f. Letakkan rangkaian sensor hujan di tandon atas atau sekitarnya
yang memungkinkan apabila terjadi hujan, sensor tersebut bekerja.

18
3. Rangkaian Sensor Air
1. Rangkaian sensor air terdiri dari satu buah sensor air, satu buah pompa,
dan 5 buah kabel jumper.
2. Menghubungkan (+) sensor air ke VCC yang ada di project board
menggunakan kabel jumper.
3. Menghubungkan (-) sensor air ke GND yang ada di project board
menggunakan kabel jumper.
4. Menghubungkan pin (S) sensor air ke pin A1 analog Arduino
Uno menggunakan kabel jumper.
5. Menghubungkan relay 5 volt ke Arduino
6. Menghubungkan relay 220 volt ke pompa

4. Rangkaian LCD
a. Rangkaian LCD membutuhkan LCD, I2C, dan 4 buah kabel jumper.
b. Menghubungkan VCC I2C ke VCC yang ada di project
board menggunakan kabel jumper.
c. Menghubungkan GND I2C ke GND yang ada di project
board menggunakan kabel jumper.
d. Menghubungkan SDA I2C ke pin SDA Arduino Uno menggunakan
kabel jumper.
e. Menghubungkan SCL I2C ke pin SCL Arduino Uno menggunakan
kabel jumper.
f. Letakkan LCD di daerah dekat dengan tandon untuk memantau dari
sistem tersebut, LCD akan menampilkan nama dari sistem, ketinggian
air di tandon, cuaca yang sedang terjadi, inisialisasi saat penyiraman
terjadi dan saat pompa hidup

19
20
Lampiran 2. Source Code Automatic Watering System

//library

#include <LCD.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <Wire.h>

#include<Time.h>

#include<TimeAlarms.h>

///LCD

#define I2C_ADDR 0x27

#define BACKLIGHT_PIN 3

#define En_pin 2

#define Rw_pin 1

#define Rs_pin 0

#define D4_pin 4

#define D5_pin 5

#define D6_pin 6

#define D7_pin 7 int n = 1; LiquidCrystal_I2C

lcd(I2C_ADDR,En_pin,Rw_pin,Rs_pin,D4_pin,D5_pin,D6_pin,D7_pin);

//ULTRASONIC untuk tinggi tandon atas

#define trig 5

#define echo 6

int distance, duration;

18
int TB = 21; //untuk diubah sesuai tinggi tandon yang kamu miliki int TA

//sensor air

const int sair = A1;

int nair;

//sensor hujan

#define hujana A2

#define hujand 2 int hujan;

//led //keluaran

#define led1 11

#define pompa 12 //pompa air

#define sol 13 //solenoid

void setup() { Serial.begin(9600);

//rumus wajib I2c lcd.begin(16,2);


lcd.setBacklightPin(BACKLIGHT_PIN,POSITIVE); lcd.setBacklight(HIGH);

lcd.home();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("PENYIRAM TANAMAN"); //bisa diganti apa saja lcd.setCursor(4,1);

lcd.print("OTOMATIS"); //ini juga delay(2000);

setTime(06,59,00,9,3,16); //ngatur waktu (jam, menit, detik, tanggal, bulan, tahun)

Alarm.alarmRepeat(06,59,20, siram); //(jam, menit, detik)


Alarm.alarmRepeat(06,59,40, siram); Alarm.alarmRepeat(07,00,00, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,00,20, siram); Alarm.alarmRepeat(07,00,40, siram);

19
Alarm.alarmRepeat(07,01,00, siram); Alarm.alarmRepeat(07,01,20, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,01,40, siram); Alarm.alarmRepeat(07,02,00, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,02,20, siram); Alarm.alarmRepeat(07,02,40, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,03,00, siram); Alarm.alarmRepeat(07,03,20, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,03,40, siram); Alarm.alarmRepeat(07,04,00, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,04,20, siram); Alarm.alarmRepeat(07,04,40, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,05,00, siram); Alarm.alarmRepeat(07,05,20, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,05,40, siram); Alarm.alarmRepeat(07,06,00, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,06,20, siram); Alarm.alarmRepeat(07,06,40, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,07,00, siram); Alarm.alarmRepeat(07,07,20, siram);
Alarm.alarmRepeat(07,07,40, siram);

pinMode(trig, OUTPUT); pinMode(echo, INPUT); pinMode(sair, INPUT);

pinMode(hujana, INPUT); //dari analog sensor hujan

pinMode(hujand, INPUT);//dari digital sensor hujan pinMode(led1, OUTPUT);

pinMode(pompa, OUTPUT);//pompa pinMode(sol, OUTPUT);//solenoid

void loop() {

//menampilkan jam pada serial monitor

serial.print(hour()); Serial.print(":"); Serial.print(minute()); Serial.print(":");


Serial.print(second()); Serial.println(); Alarm.delay(1000);

//sensor ultrasonic digitalWrite(trig, LOW); delayMicroseconds(2);


digitalWrite(trig,HIGH); delayMicroseconds(10); digitalWrite(trig, LOW);

duration = pulseIn(echo, HIGH);

distance = duration*0.034/2;

20
//*Serial.print("distance: "); Serial.println(distance); delay(500);*/

//pengukur tinggi bak

TA = TB - distance; lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("tinggi air");


lcd.setCursor(5,1); lcd.print(TA); lcd.print(" cm"); delay(2000);

//sensor air

nair = analogRead(sair); Serial.print("value = "); Serial.println(nair); delay(500);

if (nair>350){ lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("sisa pembuangan"); lcd.setCursor(3,1); lcd.print("air penuh");

// lcd.print(" cm"); lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("pompa air hidup");

digitalWrite(sol, HIGH);

delay(2000);

else if (nair>250 && nair<349){

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0); lcd.print("sisa pembuangan"); lcd.setCursor(3,1); lcd.print("air


lumayan");}

else if (nair>180 && nair<249){

lcd.clear(); lcd.setCursor(0,0); lcd.print("sisa pembuangan"); lcd.setCursor(3,1);

lcd.print("air sedikit");}

else{

21
digitalWrite(sol, LOW);

//SENSOR HUJAN

/*hujan = digitalRead(hujand); if (hujan == LOW){ digitalWrite(led1, HIGH);


Serial.print("hujan"); delay(500);

lcd.clear(); lcd.setCursor(1,0); lcd.print("cuaca hari ini"); lcd.setCursor(5,1);


lcd.print("hujan"); delay(2000);}

else{

digitalWrite(led1, LOW); lcd.clear(); lcd.setCursor(1,0); lcd.print("cuaca hari ini");


lcd.setCursor(5,1); lcd.print("terang"); delay(2000);

}*/

void siram()

Serial.println("siram tanaman");

hujan = digitalRead(hujand); if (hujan == LOW){ digitalWrite(led1, HIGH);


Serial.println("hujan"); delay(500);

lcd.clear(); lcd.setCursor(1,0); lcd.print("cuaca hari ini"); lcd.setCursor(5,1);


lcd.print("hujan"); delay(2000); digitalWrite(pompa, LOW);} else{

digitalWrite(pompa, HIGH);

delay(5000); lcd.clear(); lcd.setCursor(1,0);

lcd.print("sedang menyiram");

lcd.setCursor(5,1); lcd.print("tanaman"); delay(2000);

22
}

digitalWrite(pompa, LOW);

Lampiran 3. Biodata Peserta

a. Ketua

Nama : Yulianto Eko Prasetyo


Tempat, Tanggal lahir : Purworejo, 23 Juli 1996
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan / Fakultas : Teknik Elektro / Teknik
E-mail : prazetyoeko07@gmail.com
Akun Media : Fb :Yulianto Eko Prasetyo
WA : 085642390640
Karya Ilmiah yang Pernah di buat :
1. Rancang bangun PLT Mikrohidro – PKM M
2. Home Desalination – PKM GT
3. Smart Fire Forest system
Penghargaan :
1. Lolos PKM-M Didanai
2. Lolos PKM – GT Didanai
3. Finalis IDEAS COMPETITION

23
4. TOP 6 LIMLARTS UNY
B. Anggota 1
Nama : Meri Nur Amelia
Tempat, Tanggal lahir : Brebes, 30 Maret 1997
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan / Fakultas : Teknik Elektro / Teknik
E-mail : merilanauye@gmail.com
Akun Media : Fb :Meri Nur Amelia
WA : 085713509997
Karya Ilmiah yang Pernah di buat :
1. PUZAKA Puzle Aksara Jawa
4. BANKER – Krupuk Kulit Kerang
5. AWET Automatic Water Electronic
Penghargaan :
1. Finalis AEC univ. Pattimura
2. Lolos PKM-KC Didanai
3. Finalis 5 Besar Lomba Tulis Nasional 2015
Unpar
4. TOP 6 LIMLARTS UNY

C. Anggota 2
Nama : Siti Hardiyanti Pradana
Tempat, Tanggal lahir : Blora, 4 Mei 1996
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Jurusan / Fakultas : Teknik Kimia / Teknik
E-mail : sitipradana456@gmail.com
Akun Media : Fb : Siti Hardiyanti Pradana
WA : 085713026431
Karya Ilmiah yang Pernah di buat :
1. PKM – KC Hydroponic System Detector

24
Penghargaan : -

25

Anda mungkin juga menyukai