Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dudung Firdiyaman Fauzi

NIM : 140513606191
Off : S1 PTO/B2

PERTANYAAN No 1
Upaya sistematis untuk menemukan dan/atau mengembangkan pengetahuan yang
benar melalui penelitian dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, atau
kualitatif. Identifikasi pembeda kedua pendekatan tersebut dalam bentuk tabel dari
aspek: (a) pilosofi pendekatannya; (b) tujuan; (c) desain; (d) teknik pengumpulan
data; (e) jenis data dan analisis data; (f) hasilnya dalam memecahkan masalah
bidang pendidikan yang sesuai dengan program studi anda.
JAWABAN:

Aspek kuantitatif kualitatif


Pilosofi Terpaku kepada beberapa 1. Pendekatan kualitatif dengan
pendekatannya hal, yaitu menempatkan variasi alternalternatifnya lebih
kaidah hukum dan berpandangan bahwa realitas
mempersepsi suatu alam semesta ini ‘bersifat
kebenaran. ganda’
2. Hubungan kedekatan antara
peneliti dan fenomena yang
diteliti terjadi interaksi dan
tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
3. Terkait dengan sifat
pengetahuan (body of
knowledge), baik sebagai
landasan maupun sebagai hasil
suatu objek kajian lebih bersifat
ideologis.
4. Fenomena yang dijadikan
sebagai objek kajian lebih
bersifat saling memengaruhi.
5. Penelitian yang dilakukan tidak
bebas nilai (value-bond)
Tujuan 1. Memberikan fenomena 1. Mendeskripsikan dan/atau
2. Menjelaskan hubungan mengeksplorasi (mengangkat ke
fenomena permukaan) fenomena yang
3. Meramalkan fenomena belum jelas
yang akan datang 2. Menjelaskan (eksplanasi)
4. Mengendalikan peristiwa-peristiwa yang penuh
fenomena yang sedang tanda Tanya.
dan akan terjadi 3. Untuk dapat mengungkap pola-
pola hubungan dalam interaksi
sosial itu secara utuh dan
menyeluruh.
4. Untuk memahami perasaan
seseorang
5. Untuk mengembangkan teori
6. Untuk memastikan kebenaran
data yang sifatnya kualitatif
(tindakan, kata-kata/keterangan,
perasaan).
7. Untuk meneliti sejarah
perkembangan.
Desain 1. Rancangan penelitian 1. Induktif konseptual
historis 2. Emik post-priori
2. Rancangan penelitian 3. Holistik konstektual
deskrptif
3. Rancangan penelitian
korelasional
4. Rancangan penelitian
kausal komparatif
5. Rancangan penelitian
eksperimental
Teknik Menggunakan alat ukur
Menggunakan indepth-interview,
pengumpulan yang terstuktur dan
participant observation (field-
data instrumen yang valid (test,
notes,open-ended question),
rating-scales, questinanaire,
peneliti sebagai instrument
behavioral responses)
pengumpul data utama.
Jenis data dan Berupa angka-angka dan Berbentuk kata-kata, bukan dalam
analisis data menggunakan identifikasi bentuk angka dan Mencari pola,
hubungan statistik, baik tema, gambaran holistic
statistik deskriptif maupun
inferensial. Sementara,
untuk mendapatkan
signifikansi hasil digunakan
teknik statistik parametric
dan non parametrik.
hasilnya Untuk melakukan 1. temuan peristiwa khusus
generalisasi hasil yang dapat 2. representasi sesuatu yang
meramalkan atau dianggap penting
memprediksi (probabilitas 3. menyajikan berbagai perspektif
statistik) sasaran yang lebih
luas.
PERTANYAAN No 2
Ada lima indikator masalah penelitian yang potensial memiliki delta sumbangan (a)
novalty; (b) feasibility; (c) interesting; (d) relevancy; (e) ethics. Jelaskan secara
singkat: (1) pengertian kelima indikator tersebut; dan (2) berikan contoh tolok ukur
setiap aspek dari kelima indikator tersebut
JAWABAN:
a. Novality
Novalty atau sering disebut dengan unsur kebaruan, lebih berorientasi untuk
menjawab pertanyaan yang terkait dengan nilai tambah, baik dari ranah teoritis
maupun ranah empiris dalam kehidupan. Adakah sesuatu yang baru (kebaruan
atau nilai tambah) yang dihasilkan dari masalah yang akan dijadikan objek
kajian? Jawaban atas pertanyaan ini, dapat berupa aspek kebaruan dari sisi
substansi masalah, dan lain sebagainya yang menjadi ciri adanya nilai tambah
dari teori atau temuan yang sudah ada (mukhadis, 2016:84).

b. Feasibility
Feasibility atau sering disebut kelayakan merupakan kriteria dimensi
kelayakan dalam memilih dan mengembangkan masalah penelitian yang meliputi
indikator kelayakan dari ranah keilmuan, kepakaran, waktu, dana, dan tenaga,
serta pendukung yang lainnya (mukhadis,2016:83). Indikator kelayakan ini
menjadi pertimbangan utama dalam memilih dan menetapkan suatu masalah
yang dijadikan objek kajian. Jawaban atas pertanyaan yang terkait dengan
indikator kelayakan tentunya melekat pada konteks dan tujuan penelitian yang
dilakukan.

c. Interesting
Interesting atau sering disebut minat atau ketertarikan merupakan suatu
bentuk yang terkait dengan kondisi internal dan eksternal peneliti. Yang mana
kondisi internal peneliti berupa ketertarikan terhadap suatu masalah yang akan
dijadikan objek kajian. Sedangkan kondisi eksternal peneliti lebih berupa
ketertarikan pembimbing, konsultan, atau berbagai pihak yang berperan sebagai
sponsor terhadap masalah yang akan dijadikan objek kajian penelitian
(mukhadis, 2016:83-84).

d. Relevancy
Relevansi disini lebih menekankan pertimbangan pada bidang yang ditekuni
oleh peneliti selama ini. Indikator relevansi bidang menjadi penting dijadikan
pertimbangan agar peneliti memiliki kerangka pikir yang memadai dalam
mengidentifikasi masalah sampai menetapkan alternatif pemecahan masalah.
Fenomena yang terakhir ini dapat dilihat dari gambaran peta jalan (roadmap)
penelitian yang dilakukan pada bidang yang dijadikan objek kajian. Dengan
dukungan peta jalan yang memadai dari masalah yang akan dikaji dapat segera
dianalisis dan ditentukan aspek kebaruan dan potensi delta sumbanagan dari hasil
penelitian (mukhadis, 2016:84-85).

e. Ethics
Ethics merupakan unsur etika yang mana lebih mengacu pada tata nilai atau
norma-norma yang berlaku pada masyarakat sebagai latar, subjek, atau objek
penelitian. Masalah penelitian yang dijadikan objek kajian sebaiknya selain
memenuhi ketiga persyaratan sebelumnya (kelayakan, ketertarikan, dan
kebaruan), juga perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan tata nilai dan
norma yang dianut subjek atau objek kajian. Dengan memperhatikan aspek etika
ini, diharapkan masalah yang dikaji, proses dan hasil kegiatan penelitian tidak
bertentangan dengan tat nilai dan norma-norma yang berlaku pada wilayah
subjek atau objek yang dikaji. Terutama, baik tata nilai dan norma akademik
maupun tata nilai dan norma non-akademik (mukhadis, 2016:84).

PERTANYAAN No 3
Jelaskan perbedaan pengertian dan peranan antara variabel: bebas, tergantung,
moderator, control, dan intervening dalam suatu upaya untuk menemukan dan/atau
mengembangkan pengetahuan yang benar melalui kegiatan penelitian? Masing-
masing disertai contohnya!
JAWABAN:

Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan suatu fenomena/faktor yang memiliki variasi nilai
yang dapat memengaruhi atau sebagai penyebab terjadinya perubahan pada atribut
variabel terikat. Menurut Martono (2010), variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau menimbulkan akibat pada variabel lain, dan variabel
bebas ini berada pada urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.
Contoh: Diterapkannya metode pembelajaran alternatif (metode baru) sebagai
perlakuan dalam pembelajaran di suatu bidang studi tertentu pada kelas tertentu.
Metode baru ini katakanlah metode pembelajaran baru (B), sedangkan metode
pembelajaran yang diterapkan di kelas tersebut selama ini adalah metode
pembelajaran (A).
Variabel Tergantung
Variabel terikat atau tergantung adalah suatu fenomena yang memiliki variasi
nilai yang keberadaannya dipengaruhi atau sebagai akibat dari fenomena yang
memiliki variasi nilai yang berperan sebagai variabel bebas. Martono (2010)
berpendapat bahwa variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau
dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas. Dengan kata lain, variabel terikat adalah
variabel yang keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh dari
adanya perlakuan atau manipulasi variabel bebas.
Contoh: Analog dengan contoh variabel bebas, keberadaan hasil belajar pada suatu
bidang studi dan kelas tertentu yang keberadaannya sebagai akibat dari perlakuan
atau manipulasi variabel metode pembelajaran baru (B) yang akan dibandingkan
dengan pengaruh metode pembelajaran (A).
Variabel Moderator
Variabel moderator menurut Sarwono (2011) merupakan variabel bebas kedua
yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah keberadaannya
berpengaruh terhadap keberadaan hubungan antra variabel bebas utama yang
dimanipulasi dan variabel terikat. Greswell (2012) menyimpulkan bahwa variabel
moderator merupakan variabel baru yang dikonstruksi oleh peneliti dan
dipertimbangkan variasi pengaruhnya terhadap keberadaan variabel terikat yang
diamati dalam suatu penelitian. Kiat penentuan atau pengambilan suatu variabel yang
dijadikan sebagai variabel moderator tentunya melalui hasil telaah kajian teoritis dan
kajian empiris yang mendalam, sehingga memiliki dasar yang kuat dalam
menetapkan pengaruh adanya variasi dari variabel tersebut terhadap variabel terikat.
Contoh: Keberadaan hasil belajar (sebagai variabel terikat) yang diklaim sebagai
akibat perlakuan atau manipulasi variable metode pembelajaran baru (B) sebagai
variabel bebas utama, masih perlu dipertanyakan tingkat validitas internalnya (karena
hasil belajar merupakan fenomena yang representasinya dari resultanta banyak
faktor).
Variabel Kontrol
Variabel kontrol menurut Martono (2010) merupakan variabel yang dibuat
konstan pengaruhnya terhadap variabel terikat, dalam hubungannya antara variabel
bebas utama dan variabel terikat dalam suatu eksperimental yang berusaha
membandingkan pengaruh perlakuan yang lebih dari dua kelompok.
Contoh: Keberadaan hasil belajar (sebagai variabel terikat) yang diklaim sebagai
akibat perlakuan atau manipulasi variable metode pembelajaran baru (B) sebagai
variabel bebas utama, masih perlu dipertanyakan tingkat validitas internalnya.
Variabel Intervening
Menurut Greswell (2012), variabel intervening atau variabel antara
merupakan variabel yang keberadaannya menjadi jembatan, mediasi atau menjadi
‘antara’ terjadinya pengaruh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Keberadaan variabel intervening ini berperan sebagai mediasi pengaruh-pengaruh
dari manipulasi variabel bebas utama terhadap variabel terikat yang diamati dan
diukur. Martono (2010) berpendapat bahwa variabel intervening merupakan variabel
yang keberadaannya terletak diantara garis kontinium variabel bebas dan variang
secatrbel terikat. Keberadaan pengaruh hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat, melalui mediasi keberadaan variabel bebas-variabel intervening-variabel
terikat. Dengan kata lain, variabel intervening merupakan variabel yang secara
teoritis dapat mempengaruhi fenomena yang diamati dan diukur dalam hubungan
antara variabel bebas dan terikat, tetapi secara empiris sulit diamati, sulit
dimanipulasi, maupun diukur.
Contoh: Keberadaan hasil belajar (sebagai variable terikat) yang diklaim
keberadaannya sebagai akibat perlakuan atau adanya manipulasi variabel metode
pembelajaran baru (B) sebagai variabel bebas utama.

PERTANYAAN No 4
Instrumen penelitian secara umum dipilah menjadi dua, yaitu kelompok tes dan
kelompok non-tes. Jelaskan : (a) indikator esensial pembeda kedua kelompok
instrumen tersebut; (b) berikan contoh masing-masing tiga macam instrumen dari
kedua kelompok tersebut (tes dan non-tes); (c) bilamana ketiga macam instrumen
cocok digunakan disertai dengan alasannya!
JAWABAN:
a) Perbedaan utama, jenis instrumen tes dan non tes, instrumen penelitian
dikelompokkan ke dalam golongan tes, ditandai oleh sifat dari respons jawaban
yang diberikan oleh sumber data memiliki makna nilai Benar atau Salah.
Artinya, karakteristik respons dari sumber data memiliki kriteria dan pembobotan
skor yang jelas dan pasti, yaitu kalau repons dari kelompok sumber data tidak
sesuai kriteria (sifat jawaban yang dikotomi benar atau salah) yang ditetapkan,
akan termasuk pada kelompok respons sumber data yang menjawab salah.
Sedangkan instrumen penelitian dikelompokkan ke dalam jenin Non-tes, apabila
respons jawaban dari sumber data tidak mengandung makna nilai Benar atau
Salah. Artinya, sifat respons dari sumber data terhadap instrumen penelitian tidak
di maknai dengan dikotomi benar atau salah. Respons yang dituntut dari sumber
data dalam kelompok instrumen jenis ini, diharapkan sesuai dengan persepsi dan
pemaknaan individu dalam memberikan respons atas stimulus yang ada dalam
instrumen penelitian.
b) Instrument tes. Contohnya: Tes tulis bentuk esai, tes tulis bentuk melengkapi,
tes objektif bentuk benar salah.

Instrument non tes. Contohnya: Pengamatan (Observasi), Wawancara (


Interview), angket (questionnaire).

c) 1. Instrumen bentuk tes tulis esai, tes tulis bentuk melengkapi, tes objektif bentuk
benar salah. Ketiga aspek tersebut dapat diartikan untuk mengetahui kemampuan
dasar dari pada subjek itu sendiri dalam mempelajari, memahami, menguasai
suatu ranah bidang tertentu. Maka dari itu kita dapat mengetahui sejauh mana
kemampuan dari setiap subjek.
2. Instrumen Pengamatan (Observasi), penelitian ini diperoleh secara individu
ataupun kelompok. Terlebih apabila objek dan subjeknya memiliki unsur khusus
dalam memperoleh penelitiannya, yang mana pengamatan ini dapat dilakukan
secara cermat, teliti, dan objektif, kemampuan merekam data sendiri harus akurat
dan komunikatif, baik secara subtansi maupun secara tata penulisan.
3. Instrumen Wawancara (Interview), cara memperolehnya sendiri dapat
dilakukan dengan berinteraksi secara langsung dengan subjek dan dalam
pengambilan sample data atau informasi sendiri pastinya sangatlah akurat dan
tepat. Sehingga data yang didapat tidak dibuat – buat dan bisa dipertanggung
jawabkan.
4. Instrumen angket (questionnaire), digunakan apabila meneliti suatu subjek
penelitian yang besar , subjek penelitian dapat diperoleh dari berbagai wilayah
yang mana cara memperolehnya bisa secara langsung maupun tidak langsung
dengan kurun waktu yang tidak lama atau singkat..

PERTANYAAN No 5
Rancangan penelitian dapat dipilah menjadi eksperimental dan noneksperimental.
Jelaskan: (a) perbedaan dari keduanya dari sisi manipulasi variabel penelitiannya dan
berikan contohnya; (b) perbedaan eksperimental sungguhan dan eksperimental semu
dari sisi teknik sampling penelitiannya; dan (c) empat ancaman kesahihan rancangan
eksperimental dan diberikan contohnya
JAWABAN:

a) Perbedaan utama dalam rancangan penelitian non eksperimental dan


eksperimental terletak pada sifat manipulasi variabelnya. Dalam rancangan
penelitian non eksperimental, peran suatu kejadian dapat dilihat dari variabel
bebas (variabel kriterian) yang mana tidak dapat dimanipulasi atau dibuat – buat .
Sedangkan rancangan penelitian eksperimental sendiri, peran suatu kejadian
dijadikan variabel bebas yang dapat dimanipulasi atau dalam kata lain disebut
laporan palsu. Bahkan indikator dapatnya memanipulasi variabel bebas yang
menjadi pengaruh tersendiri terhadap variabel terikat, dengan beragam cara
menjadikan ciri utama dalam membuat suatu rancangan penelitian
eksperimental.
b) Dalam rancangan penelitian eksperimental sungguhan, cara pengontrolan
terhadap kemungkinan kata – kata / variabel lain menjadi satu dapat dilihat
berdasarkan teknik rancangan penelitian yang dilakukan secara acak individu
(random individu). Sedangkan rancangan eksperimental semu, cara pengontrolan
terhadap variabel yang dapat dilihat dari penggunaan teknik statistik, bukan
rancangan penelitian. Hal ini disebabkan teknik sampling dalam rancangan
penelitian semu dilakukan secara acak kelompok (random kelompok), bukan
random individu.
c) Empat Ancaman
 Faktor instrumentasi, yatu mengubah kecocokan instrument pengukuran atau
perubahan dalam diri pengamat atau dalam diri penyekor yang akhirnya akan
memberikan perubahan pada hasil pengukuran variable yang dikaji.
 Faktor regresi Statistik, yaitu adanya fenomena yang basanya terjadi pada
individu responden atau kelompok-kelompok yang memiliki skor ekstrem (tinggi
atau rendah) pada hasil pengukuran awal (prates).
 Faktor Interferensi campur tangan perlakuan ganda, yaitu apabila terjadi
perlakuan yang bersfat ganda yang diterapkan pada kelompok subjek yang sama.
Misalnya, pada kelompok eksperimental atau pada kelompok control.
 Faktor jumlah sampoel yang tidak mewakili populasi, yaitu adanya sampel
penelitian yang tidak reprensentatif terhadap populasi sasaran, baik dari sisi
karakteristik kualitatif maupun dari sisi karakteristik kuantitatif.
Mengambil contoh dari buku Mukhadis (2016) sebagai ilustrasi, ada hasil
pengukuran prates dari sekelompok mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
metodologi penelitian dengan rerata skor 20. Selama perkuliahan satu semester,
mahasisa di samping mengikuti perkuliahan tatap muka, juga diberikan tugas latihan
terstruktur dan diberikan balikan oleh dosen secara kontinu. Pada akhir semester
kelompok mahasiswa tersebut diberikan pengukuran akhr (pascates) dengan
instrument yang sama digunakan pada waktu prates. Rerata skor yang diperoleh
kelompok mahasiswa yang mengikuti mata kuliah metodologi penelitian
menunjukkan peningkatan yang signifikan secara kuantitatif, yaitu mencapai rerata
80. Bila kita perbandingkan antara rerata skor hasil pretes dan rerata skor hasil
pascates secara kuantitatif dan secara statistic memiliki perbedaan yang signifikan.
Pertanyaan yang muncul, “dapatkah peneliti meyakinkan baha peningkatan nilai rata-
rata skor pascates kelompok mahasiswa ini disebabkan oleh pemberian tugas latihan
terstruktur dan balikan dosen secara kontinu?” Jawaban atas pertanyaan ini, selama
variable lain yang erat dan berpengaruh terhadap keberadaan skor rerata hasil
pascates tidak dikontrol, peneliti tidak serta merta dapat mengklaim baha factor
pemberian tugas dan balikan dosen menjadi penyebab meningkatnya rerata skor
pascates. Masih ada factor lain yang berpotensi memengaruhi keberadaan rerata skor
pascates tersebut. Misalnya, factor sejarah/pengalaman, proses pematangan, proses
pengujian, instrument penelitian, fenomena regresistatistik, proses seleksi subjek,
moralitas eksperimental, dan interaksi antara seleks dan proses pematangan.
PERTANYAAN No 6
Teknik analisis data penelitian kualitatif secara umum dapat dipilah menjadi dua,
yaitu dengan statistic deskriptif dan inferensial. Jelaskan (a) kapan statistic deskriptif
atau inferensial cocok digunakan dengan disertai alasannya; (b) kapan statistic
inferensial parametric dan non parametric cocok digunakan dengan disertai
alasannya; (c) pembeda antara interpretasi dan simpulan dalam kaitannya dengan
hasil analisis data penelitian?
JAWABAN:
a) Apabila analisis data kuantitatif yang dalam berbagai refrensi biasa disebut
sebagai analisis data menggunakan teknik stastik, yang mana teknik stastik
sendiri dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik stastik deskriptif dan teknik
stastik inferensial. Teknik stastik deskriptif sendiri biasa dipilih jika datanya
sendiri (sensus atau pun sampel) dan pilihan rumus analisisnya (persentase,
mode, median, rerata, tabulasi silang, dan lain sebagainya).
Namun, apabila hasil analisis statistik deskriptif (data sampel) maka lebih tepat
mengunakan teknik statistik inferensial (statistik inferensial inferensial
parametric maupun non-parametrik) karena dalam melakukan analisis data
sampel diperlukan pemahaman atas ketepatan ketajaman analisis, dan
pemenuhan uji persyaratan analisis yang berupa (normalisas, homogenita,
linieritas, kolonieritas dan sebagainya).
b) Untuk memenuhi unsur uji persyaratan analisis dalam pemahaman peneliti atas
karakteristik data yang memenuhi dengan indikator (normalitas, homogenitas,
linieritas, dan lain sebagainya). Pengetahuan ini menjadi acuan bagi peneliti
untuk memilih dan menetapkan jenis teknik statistik inferensial parametrik atau
non-parametrik yang digunakan sebagai teknik penulisan analisis data.
Banyak alternatif rumus statistik untuk melakukan uji lanjut ini, dan sangat
bergantung pada rumus statistik yang digunakan sebelumnya , perbedaan rumus
uji signifikansi antarvariabel dengan uji t, uji Anava satu jalan, Anava dua jalan,
dan Anava tiga jalan, maupun dengan padanan uji statistik non-parametrik, yaitu
dengan korelasi tata jenjang, uji Friedman dengan bermacam rumus.
c) Interprelasi hasil analisis, proses analisis yang menggunakan statistik
menyederhanakan data penelitian yang jumlahnya relatif banyak sehingga
menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Jika interpretasi hasil analisis jika dijadikan representasi temuan penelitian, tetapi
tidak pasti menjadi acuan untuk simpulan penelitian, tetapi sebagai cadangan
dalam menarik kesimpulan untuk menentukan suatu penelitian. Sebelum
menetukan untuk menarik kesimpulan, maka di perlukan pembahasan yang lebih
untuk menarik kesimpulan. Oleh karena itu, untuk menentukan temuan penelitian
sebagai representasi interprestasi hasil analisis data untuk sampai pada
merumuskan simpulan penelitian, perlu pembahasan hasil penelitian lebih
dalam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Bisnis Topi Buckethead
    Proposal Bisnis Topi Buckethead
    Dokumen12 halaman
    Proposal Bisnis Topi Buckethead
    DuNk Ciie Dudud'
    100% (3)
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Eksekutif
    Ringkasan Eksekutif
    Dokumen15 halaman
    Ringkasan Eksekutif
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Eksekutif
    Ringkasan Eksekutif
    Dokumen15 halaman
    Ringkasan Eksekutif
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Eksekutif
    Ringkasan Eksekutif
    Dokumen15 halaman
    Ringkasan Eksekutif
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Proposal Rempeyek Bu Sigid
    Proposal Rempeyek Bu Sigid
    Dokumen12 halaman
    Proposal Rempeyek Bu Sigid
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Bussiness Plan
    Bussiness Plan
    Dokumen21 halaman
    Bussiness Plan
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Bisnis Plan Dodi
    Bisnis Plan Dodi
    Dokumen28 halaman
    Bisnis Plan Dodi
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen2 halaman
    Attachment
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen2 halaman
    Attachment
    DuNk Ciie Dudud'
    Belum ada peringkat