Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk
bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu
bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik (EPEC).
Dilaporkan bahwa sekitar 55% anak-anak di Indonesia terkena diare akibat infeksi
EPEC (Budiarti, 2011). Gejala klinis diare yang disebabkan infeksi EPEC adalah
diare yang berair sangat banyak yang disertai muntah dan badan sedikit demam. Diare
ditandai dengan keluarnya feses yang sangat encer dan berlangsung terus menerus
atau lebih dari biasanya dalam sehari, mulas, dan kadang muntah (Wijayakusuma,
2008).
Kondisi diare ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih
dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi
tinja dari penderita (Depkes RI, 2002). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dapat pula
disertai frekuensi defekasi yang meningkat (WHO, 2011). Diare adalah buang air
besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (Mansjoer, 2011).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai kurang
lebih 35.000 pulau besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang
sangat tinggi. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh
masyarakat adalah tanaman jambu biji. Beberapa resep tanaman jambu biji telah
terbukti mengobati diare, disentri, demam berdarah, gusi bengkak, sariawan, jantung,
dan diabetes. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang dapat
berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu biji
menurut resep obat -obatan tradisional dapat sebagai antiinflamasi, hemostatik dan
astringensia. Buahnya dapat digunakan sebagai obat disentri dan kencing manis.
Jambu biji atau jambu klutuk mengandung pektin tinggi sehingga dapat
menurunkan kolesterol serta mengandung tanin yang berfungsi untuk memperlancar
sistem pencernaan.
Senyawa kimia yang terkandung didalam buah jambu salah satunya adalah
Quersetin adalah senyawa golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon , yang
berkhasiat diantaranya untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia
(Yuliani dkk.2003). Salah satu senyawa aktif yang terkandung pada jambu biji adalah
tanin. Departemen Kesehatan pada tahun 1989 menyatakan bahwa bagian tanaman
yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya diketahui
mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat
(Yuliani dkk. 2003).
Sampai saat ini, penelitian mengenai ekstrak daun jambu klutuk dapat
menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri
penyebab diare secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraika, maka dapat disusun rumusan masalah :
1. Bagaimana ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh
Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk membuktikan secara ilmiah bahwa ekstrak daun jambu klutuk dapat
menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri
penyebab diare secara in vitro.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi peneliti
Sebagai bahan kajian bagi peneliti untuk berfikir kritis, pengalaman
untuk meneliti, dan dapat menambah wawasan penegetahuan bagi peneliti .
2. Bagi Pembaca
Sebagai bahan untuk menambah informasi mengenai bagaimana
ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh Escheria coli
patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.

Anda mungkin juga menyukai