Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik (EPEC). Dilaporkan bahwa sekitar 55% anak-anak di Indonesia terkena diare akibat infeksi EPEC (Budiarti, 2011). Gejala klinis diare yang disebabkan infeksi EPEC adalah diare yang berair sangat banyak yang disertai muntah dan badan sedikit demam. Diare ditandai dengan keluarnya feses yang sangat encer dan berlangsung terus menerus atau lebih dari biasanya dalam sehari, mulas, dan kadang muntah (Wijayakusuma, 2008). Kondisi diare ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2002). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (WHO, 2011). Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (Mansjoer, 2011). Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas, mempunyai kurang lebih 35.000 pulau besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah tanaman jambu biji. Beberapa resep tanaman jambu biji telah terbukti mengobati diare, disentri, demam berdarah, gusi bengkak, sariawan, jantung, dan diabetes. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang dapat berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu biji menurut resep obat -obatan tradisional dapat sebagai antiinflamasi, hemostatik dan astringensia. Buahnya dapat digunakan sebagai obat disentri dan kencing manis. Jambu biji atau jambu klutuk mengandung pektin tinggi sehingga dapat menurunkan kolesterol serta mengandung tanin yang berfungsi untuk memperlancar sistem pencernaan. Senyawa kimia yang terkandung didalam buah jambu salah satunya adalah Quersetin adalah senyawa golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon , yang berkhasiat diantaranya untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia (Yuliani dkk.2003). Salah satu senyawa aktif yang terkandung pada jambu biji adalah tanin. Departemen Kesehatan pada tahun 1989 menyatakan bahwa bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya diketahui mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat (Yuliani dkk. 2003). Sampai saat ini, penelitian mengenai ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraika, maka dapat disusun rumusan masalah : 1. Bagaimana ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan secara ilmiah bahwa ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti Sebagai bahan kajian bagi peneliti untuk berfikir kritis, pengalaman untuk meneliti, dan dapat menambah wawasan penegetahuan bagi peneliti . 2. Bagi Pembaca Sebagai bahan untuk menambah informasi mengenai bagaimana ekstrak daun jambu klutuk dapat menghambat atau membunuh Escheria coli patogen sebagai salah satu bakteri penyebab diare secara in vitro.