Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH TASK COMMITMENT TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 6 BANDA ACEH


TAHUN PELAJARAN 2015/2016

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses yang membantu manusia dalam

mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

yang terjadi dalam kehidupan. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan

pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka membangun sumber daya manusia yang

lebih baik, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang

sangat diperlukan sehingga dapat memiliki rasa percaya diri untuk bersaing dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapatkan

perhatian khusus dari pemerintah, masyarakat, dan pengelola pendidikan khususnya.

Dari berbagai pelajaran yang dianjurkan di sekolah, mata pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan dan memberikan kontribusi yang

besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika merupakan salah satu

mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat

dilihat dari pelaksanaan pelajaran matematika yang diberikan kepada seluruh jenjang

pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Sehubungan

dengan peranan matematika yang sangat penting, terdapat beberapa alasan perlunya

siswa belajar matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:252) mengatakan:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1 )selalu digunakan dalam


segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) memerlukan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.

1
2

Dalam kebanyakan ilmu pengetahuan, pengetahuan matematika merupakan

pengetahuan yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan di

berbagai aspek kehidupan, karena banyaknya informasi yang disampaikan orang

dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram, persamaan, dan lain-lain.

Tujuan pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh Depdiknas (2004:15)

bahwa agar terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin

melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan melalui sifat objektif, jujur,

disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika

maupun bidang lainnya.

Komitmen merupakan suatu keputusan seseorang dengan dirinya sendiri

untuk melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Seseorang yang telah

memiliki suatu komitmen maka mereka tidak akan ragu dalam menentukan sikap dan

bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil tersebut. Seseorang yang

memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya akan mampu bekerja keras. Hal

ini dilakukan bukan hanya terhadap dirinya sendiri tapi juga pada orang lain.

Batubara (2008:5) mengatakan bahwa “komitmen merupakan hal yang paling

mendasar bagi setiap orang dalam pekerjaannya. Tanpa ada suatu komitmen, tugas-

tugas yang diberikan kepadanya sukar untuk terlaksana dengan baik.” Komitmen

yang tinggi terhadap tugas dapat menimbulkan minat seseorang untuk melakukan

sesuatu dengan penuh keikhlasan.

Menurut Sutisna dalam (Syarifa, 2011:4) “Suatu istilah umum yang sering

digunakan untuk menggambarkan komitmen pada tugas (task commitment) adalah

yaitu suatu energi dalam diri yang sebaliknya mendorong seseorang untuk tekun dan
3

ulet mengerjakan tugasnya meskipun mengalami macam-macam rintangan dalam

menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena individu tersebut telah

mrngikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendak sendiri..

Siswa yang memiliki task commitment yang tinggi tidak mudah puas dengan

pekerjaaan yang apa adanya, harapan yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan

cepat, tepat waktu serta hasil yang maksimal. Sehingga task commitment juga

merupakan motivasi internal dalam diri siswa yang dapat menjadi daya dorong kuat

untuk memunculkan potensi yang dimiliki dan memperoleh prestasi yang baik.

Rohmah (2012:186) berpendapat bahwa “belajar akan lebih berhasil bila

berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.”

Urhahne dalam Firmanto (2013:27) berpendapat bahwa “Keberhasilan belajar

siswa tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kecerdasan. Banyak siswa yang

sebenarnya berpotensi untuk berprestasi tinggi, namun justru memiliki prestasi

rendah, karena beberapa faktor pendukung untuk berprestasi yang tidak dimilikinya,

seperti komitmen pada tugas.”

Berdasarkan pendapat di atas, dalam kenyataannya yang sering terjadi pada

sekolah-sekolah, terutama pada siswa Sekolah Menengah Pertama adalah kurangnya

komitmen dan minat siswa-siswanya dalam mengerjakan tugas matematika yang

diberikan oleh guru mereka. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari seorang guru

bidang studi matematika pada SMPN 6 Banda Aceh, beliau menyatakan bahwa ada

siswa yang sebenarnya memiliki potensi untuk berprestasi tinggi, namun justru

memiliki prestasi rendah. Hal ini dikarenakan keberhasilan belajar siswa tidak hanya

ditentukan oleh kemampuan kognitif sebab perkembangan mereka juga dipengaruhi


4

oleh faktor non kognitif, seperti kemauan mereka dalam mengerjakan setiap tugas

yang diberikan oleh guru.

Sehubungan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai pengaruh komitmen pada tugas (task commitment) terhadap

hasil belajar siswa, terutama dalam pelajaran matematika yang sangat membutuhkan

kemampuan berfikir dan latihan mengerjakan soal-soal. Oleh karena itu penulis

mengambil judul “Pengaruh Task Commitment Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VII SMPN 6 Banda Aceh Tahun Pelajaran

2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh positif yang signifikan antara task commitment

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh?

2. Berapa besar pengaruh positif task commitment terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh antara task commitment terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui besar pengaruh task commitment terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh.


5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1) Bagi siswa diharapkan dapat mempertahankan komitmen belajar khususnya pada

pelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi

tentang pengaruh task commitment terhadap hasil belajar matematika dan

memberikan informasi bagi guru, yaitu untuk dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian

Anggapan dasar merupakan landasan teori di dalam pelaporan hasil

penelitian. Surakhmad berpendapat bahwa “Anggapan dasar yang disebut juga

dengan postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik”, maka dari itu anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Matematika merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa

kelas VII SMPN 6 Banda Aceh dan setiap siswa kelas VII mendapat perlakuan

yang sama dalam mengikuti pembelajaran.

b. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa diperoleh dari sistem penilaian yang

sama.

Menurut Arikunto (2010:110), ”hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul.” Oleh karena itu rumusan hipotesis dalam penelitian
6

ini adalah “Ada pengaruh positif dan signifikan antara task commitment terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh.”

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan pengertian sebagai berikut :

1. Task commitment adalah suatu tekat yang kuat dalam diri sendiri yang tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk mencapai hasil yang diharapkan.

2. Pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu baik itu

orang, benda maupun segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi

hal-hal di sekitarnya. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh task commitmet

terhadap hasil belajar siswa, seperti selalu mengerjakan tugas yang diberikan

guru baik latihan maupun PR, menyelesaikan tugas tepat waktu, bertekad

memahami pelajaran dengan sepenuh hati, dan lain-lain.

3. Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai siswa dalam

memperoleh perubahan, cara bersikap, bertingkah laku yang baru, bertindak

cepat dan tepat secara optimal setelah proses belajar.

G. Landasan Teori

1. Task Commitment

1.1 Pengertian Task Commitment

Komitmen pada tugas atau yang disebut juga dengan task commitment

merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan

penuh rasa tanggung jawab. Menurut Sahertian yang dikutip oleh Batubara (2008:6)
7

“Komitmen pada tugas merupakan suatu keputusan atau perjanjian seseorang dengan

dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan, berhenti atau meneruskan

suatu kegiatan.” Sehubungan dengan pendapat Sahertian maka seseorang yang telah

memiliki satu dari beberapa alternatif yang dianggap baik, tidak ragu dalam

mengambil sikap. Sedangkan menurut Hawadi (2002:140) pengertian task

commitment dapat dibatasi pada lima dimensi yaitu:

1. Tangguh, ulet, dan tidak mudah bosan


2. Mandiri
3. Menetapkan tujuan aspirasi yang realistis dengan resiko sedang
4. Suka belajar dan mempunyai hasrat untuk meningkatkan diri
5. Mempunyai hasrat untuk berhasil dalam bidang akademis.

Sejalan dengan pendapat di atas rendahnya komitmen pada tugas dapat me-

munculkan kesenjangan antara potensi yang dimilikinya dengan prestasi yang

ditunjukkannya. Perilaku aktual dari task commitment atau komitmen pada tugas

adalah sebagai bentuk ketekunan, keuletan, kerja keras, latihan yang terus-menerus,

percaya diri dan suatu keyakinan dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan

pekerjaan penting.

Siswa yang memiliki task commitment yang tinggi tidak mudah puas dengan

pekerjaaan yang apa adanya, harapan yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan

cepat, tepat waktu serta hasil yang maksimal. Sehingga task commitment juga

merupakan motivasi internal dalam diri siswa yang dapat menjadi daya dorong kuat

untuk memunculkan potensi yang dimiliki dan memperoleh hasil belajar yang baik.

Dalam konsep Three-Ring Conception tentang keberbakatan, Renzulli dalam

Munandar (2009:26) mengemukakan bahwa “Seseorang dikatakan berbakat jika

memenuhi tiga kriteria yaitu: kemampuan umum, kreativitas, dan task commitment
8

(pengikatan diri pada tugas).” Keterkaitan antara tiga kelompok tersebut

menunjukkan keberbakatan seorang anak. Task commitment atau pengikatan diri

pada tugas adalah kemauan yang berasal dari dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk tekun dan ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan

hambatan dalam melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung

jawabnya.

1.2 Aspek-aspek Task Commitment

Task commitment terdiri dari beberapa aspek. Melalui aspek-aspek ini dapat

dilakukan pengukuran terhadap komitmen pada tugas. Menurut Renzulli dalam

Amelia (2009:24) mengemukakan bahwa “Aspek dari komitmen terhadap tugas

antara lain: mengidentifikasi masalah, menentukan pilihan dan menentukan standar.”

1. Mengidentifikasi masalah

Menyangkut tentang cara individu dalam mengidentifikasi masalah dengan

alasan khusus berkaitan dengan tanggung jawab yang diterimanya.

2. Menentukan pilihan

Menyangkut tentang penetapan masalah yang menjadi prioritas bagi individu

tersebut untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Menetukan standar

Menyangkut tentang penetapan standar atas pencapaian tugas sebagai tujuan

sikap dan perilakunya, biasanya standar yang digunakan adalah standar yang cukup

baik.

Monks dalam Amelia (2009:26) mengemukakan aspek-aspek terhadap tugas

yaitu sebagai berikut:


9

1. Menyeleksi

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menyeleksi masalah yang akan

diprioritaskan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang utama, perilaku

yang akan dipilihnya sesuai dengan prioritasnya dalam tanggung jawabnya sebagai

siswa. Menyeleksi adalah hal penting yang harus dilakukan sebelum menentukan

sesuatu yang diprioritaskan.

2. Menentukan arah

Berkaitan dengan kemampuan individu untuk menetapkan tujuan sebagai

arah yang ingin dicapai dalam tugasnya, sehingga perilakunya terarah dan

pencapaian tugasnya maksimal. Anak biasanya memiliki standar keunggulan

berprestasi lebih baik dari sebelumnya dan lebih baik dari prestasi orang lain.

3. Meregulasi

Berkaitan dengan pemusatan perhatian terhadap suatu tujuan, yaitu anak

merasa mampu memusatkan perhatian pada saat belajar, pada tugas sekolahnya,

sehingga mampu menjaga arah yang sudah di pegang.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek task

commitment meliputi aspek mengidentifikasi masalah, menentukan pilihan,

menentukan standar, menyeleksi, menentukan arah, dan meregulasi. Untuk

kepentingan penelitian ini, aspek yang digunakan sebagai dasar penyusunan

instrumen angket task commitment adalah: (a) meyeleksi, yaitu berkaitan dengan

kemampuan individu menyeleksi masalah yang akan diprioritaskan sesuai dengan

tugas dan tanggung jawabnya; (b) menentukan arah, berkaitan dengan kemampuan

individu menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam tugasnya; (c) meregulasi,
10

berkaitan dengan kemampuan individu memusatkan perhatian pada saat belajar dan

mengerjakan tugas sekolahnya.

1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Task Commitment

Dalam penelitian terdahulu Batubara(2008:6) telah merumuskan indikator

komitmen pada tugas adalah sebagai berikut.

a. kemauan berusaha dengan berupaya mengatasi masalah tugas yang


dihadapi, meningkatkan penguasaan pengetahuan dan kemampuan
professional yang berhubungan dengan peningkatan tugas dan teman
sejawat melalui kegiatan diskusi
b. Rasa kepedulian dengan mengembangkan sikap terbuka untuk membantu
teman sejawat, membina hubungan baik dengan sesama, dan memupuk
rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.
c. Semangat mengembangkan kemampuan melalui peran serta aktif dalam
kegiatan kurikuler sekolah.
d. Senantiasa menjaga kualitas kerja yang dibebankan pimpinan dalam
kasus ini adalah guru, dan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan diri.

Syarifa dkk (2011:3) menyatakan bahwa “Komitmen pada tugas dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial.” Lingkungan sosial merupakan lingkungan tempat siswa bergaul dan

melakukan berbagai aktivitas sosial, seperti berinteraksi dengan teman sebaya, orang

tua dan keluarga. Selain faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial, “Hal-hal yang

mempengaruhi task commitment adalah faktor ekstrinsik, seperti: persaingan dan

umpan balik. Sedangkan Faktor intrinsik, seperti: kebutuhan, tujuan, dan arti

penting” Winarti (2006:30).

Faktor-faktor di atas mendorong seseorang untuk belajar sungguh-sungguh

yang hal ini juga berarti bahwa dengan kesungguhannya dalam belajar secara

otomatis dia juga akan bersungguh-sungguh dalam setiap tugas yang diberikan
11

padanya. Dari beberapa kajian teori tentang faktor task commitment, penulis

menyimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi adalah:

2.1 Faktor instrinsik, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan fisik, seperti:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar, Sebab dengan tercapainya cita-

cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Kemampuan akan memperkuat tanggung jawab anak untuk melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Keinginan seorang anak perlu diiringi

dengan perkembangan untuk mencapainya.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi

kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas. Siswa yang sedang dalam keadaan

sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar dan sebaliknya.

2.2 faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sosial, seperti:

a. Kondisi lingkungan

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakatan. Oleh karena itu, kondisi

lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan serta

hubungan antara anak dengan orang tua perlu dipertinggi mutunya.

b. Interaksi dengan lingkungan sosial

Interaksi yang dilakukan siswa dengan lingkungan sosial, baik dengan teman

sebaya maupun dengan orang tua, siswa akan mendapatkan suatu pengaruh yang
12

akan berakibat pada kelangsungan aktivitas hidupnya sehari-hari. Pengaruh terbesar

yang diterima siswa adalah pengaruh dari orang tua dan keluarga karena orang tua

merupakan dunia sosial pertama serta role mode bagi anak.

Pengaruh-pengaruh dari faktor tersebut ada dalam bentuk positif maupun

negatif. Jika pengaruh yang didapatkan siswa dalam bentuk negatif maka pengaruh

tersebut secara tidak langsung akan menjadi penghambat siswa dalam meningkatkan

kemampuan yang dimilikinya. Jika pengaruh yang didapatkan siswa dalam bentuk

positif maka pengaruh tersebut akan menjadi sebuah dukungan yang dapat

meningkatkan serta mengembangkan kemampuan siswa.

2. Hasil Belajar

2.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Reigeluth yang dikutip oleh Suprihatiningrum (2012:56)

berpendapat bahwa “Hasil belajar atau pembelajaran dipakai sebagai pengaruh yang

memberikan suatu ukuran nilai dari metode alternatif dalam kondisi yang berbeda.

Hasil belajar dikelompokkan dalam tiga aspek taksonomi tujuan pembelajaran, yaitu

hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.”

Menurut Benjamin S. Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:26)

menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah


dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.
13

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-


bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil
ulangan.

Abdurrahman (2003:37) berpendapat bahwa “Anak yang berhasil dalam

belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional.” Sedangkan Syah (2010:66) menyatakan bahwa “Belajar merupakan

proses memperoleh pengetahuan dan diartikan pula sebagai suatu perubahan

kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.”

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar

untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan

untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di

kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

Sugihartono, dkk. (2007:76) mengemukakan bahwa:

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut.


1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus


14

melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu (faktor

internal) dan faktor dari luar individu (faktor eksternal).

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Rohmah

(2012:195) dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1) Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis diakui dapat mempengaruhi pengelolaan kelas. Hal ini

sesuai dengan pendapat Syah (2013:130) bahwa “Kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran.” Kondisi ini terdiri dari kesesehatan jasmani, gizi yang cukup (jika gizi

kurang maka lekas lelah dan sukar menerima pelajaran), dan kondisi panca indra.

2) Kondisi Psikologis

Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

a. Minat

Minat adalah kecenderungan dan ketertarikan pada suatu hal/aktivitas tanpa

pakasaan atau perintah. Menurut Syah (2010:152), “Dalam proses belajar, minat

berfungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong

seseorang untuk belajar. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar

siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.” Seorang siswa yang menaruh minat besar

terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa

lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah

yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai

prestasi yang diinginkan.


15

Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu pasti akan terhambat

dalam kegiatan belajarnya. Persoalan komitmen pada tugas ini, dapat juga dikaitkan

dengan persoalan minat karena secara sederhana, minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Syah (2013:133).

b. Kecerdasan

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi,

sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Karena tingginya peranan

intelegensi dalam mencapai hasil belajar maka guru harus memberikan perhatian

khusus kepada anak-anak yang terhadap keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang

positif maupun yang negatif.

c. Bakat

Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, tetapi terdapat perbedaan

dalam jenis dan derajatnya. Menurut Ruswandi (2013:160), “Bakat adalah suatu pola

yang terus menerus berulang dari pikiran, perasaan, atau perilaku seseorang yang

dapat diterapkan secara produktif. ”Potensi ini akan tampak setelah siswa belajar dan

berlatih, juga sangat berarti bagi peningkatan kualitas belajar siswa di sekolah. Oleh

karena itu yang dikatakan anak berbakat ialah anak yang mempunyai kemampuan

untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan

latihan. Sehubungan dengan hal ini, bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya

hasil belajar pada bidang studi tertentu.


16

d. Motivasi

Motivasi dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam siswa itu sendiri, seperti:

perhatian, keikutsertaan, bekerja sampai tuntas, dan sebagainya. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah timbul apabila ada dorongan dari lingkungan di luar siswa yang

bersangkutan.

e. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut pada siswa

untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan termasuk

pada pelajaran matematika.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

1) Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin

dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu

belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar.

Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan

belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.

2) Faktor Instrumental

Faktor instrumental yaitu seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk

mencapai tujuan, yang meliputi: kurikulum, sarana dan fasilitas, dan

guru/pengajar.
17

3. Pengaruh Task Commitment terhadap Hasil Belajar Matematika

Munandar (2009:26) menyatakan bahwa “Task commitment atau pengikatan

diri terhadap tugas adalah kemauan yang berasal dari dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk tekun dan ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan dan

hambatan dalam melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung

jawabnya.”

Berdasarkan pendapat di atas kata task (tugas) yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah tugas siswa dalam belajar, jadi komitmen yang dimaksudkan di

sini dispesifikkan pada tugas-tugas sekolah. Hal tersebut menekankan bahwa

penggambaran task ini pada situasi sehari-hari yang sering dihadapi murid, misalnya

suasana ulangan umum, menerima pelajaran baru, menghadapi suatu perlombaan di

sekolah, situasi konflik dalam menghadapi pelajaran seperti matematika dan sikap

menghadapi hasil ulangan yang buruk.

Komitmen pada tugas secara awam dapat dipahami sebagai motivasi dari

dalam diri atau motivasi internal yang dapat menjadi daya dorong amat kuat untuk

memunculkan potensi yang dimiliki. Menurut Hawadi yang dikutip oleh Firmanto

(2013:27) berpendapat bahwa “Rendahnya keterikatan terhadap tugas dapat me-

munculkan kesenjangan antara potensi yang dimilikinya dengan prestasi yang

ditunjukkannya.”

Task commitment pada siswa adalah hal yang paling penting karena

merupakan perilaku kedisiplinan terhadap waktu atau pemanfaatan waktu yang

efisien, yang dapat mengakibatkan kinerja yang baik. Tingkat produktivitas dan etos

kerja pada siswa yang bersangkutan juga dapat meningkat. Ada beberapa faktor yang
18

mempengaruhi komitmen pada tugas, di antaranya adalah cita-cita dan aspirasi yang

di dalamnya mengandung faktor motivasi berprestasi. Faktor tersebut menjadi faktor

penting pada siswa untuk membangun prilaku positif dalam mencapai hasil belajar

yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa task commitment adalah

suatu tekad yang kuat dalam diri sendiri, yang tidak memerlukan dorongan dari luar

untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari faktor internal dan eksternal. Salah satu

faktor internal tersebut adalah task commitment. Jadi task commitment berpengaruh

pada hasil belajar maupun kesuksesan seorang siswa.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka-angka)

yang diolah dengan rumus statistik. Arikunto (2010:27) berpendapat bahwa

“Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data, dan penampilan dari hasilnya.”

Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar dua variable yang

digunakan, yaitu variable (X) sebagai nilai task commitment siswa dan variable (Y)

sebagai hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2010:313), “Penelitian korelasi


19

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan serta berarti atau tidaknya

hubungan itu.”

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di VII SMPN 6 Banda Aceh yang berlokasi di

Jalan Tgk. Lam U No. 1, Lampineung, Banda Aceh. Penelitian dilakukan pada

semester II (genap) tahun pelajaran 2016/2017 yaitu dimulai dari tanggal 1-21 Mei

2017.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sanjaya (2013:228) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan

yang menjadi target dalam menggeneralisasikan hasil penelitian.” Penentuan

populasi penelitian merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan, karena

penelitian ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan tentang objek secara

keseluruhan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh. Kelas VII yang tersedia di SMPN 6 Banda

Aceh yaitu sebanyak 8 kelas. Peneliti tidak meneliti seluruh populasi yang ada

melainkan hanya dua kelas sebagai sampel penelitian.

Arikunto (2010:174) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

secara acak. Dari lima kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas secara random

dan kelas yang diambil yaitu kelas VII-1 dan VII-2 dengan jumlah siswa sebanyak

60 orang.
20

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan membuat seperangkat instrumen yang

meliputi angket dan tes soal matematika.

1. Angket

Penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengumpulkan data

tentang task commitment siswa. Menurut Arikunto (2010:102), “angket merupakan

daftar pertanyaan maupun pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan

maksud agar responden bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

peneliti.”

Angket ini terdiri dari aspek-aspek task commitment yang meliputi aspek

menyeleksi, menentukan arah dan aspek meregulasi. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini bersifat langsung, yaitu daftar pertanyaan langsung diberikan pada

responden dan dibuat dengan dua variasi yaitu pernyataan positif (favourable) dan

pernyataan negatif (unfavourable). Pernyataan positif adalah pernyataan yang

mendukung adanya suatu variabel, sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan

yang tidak mendukung adanya suatu variabel.

Angket ini bersifat tertutup yaitu setiap item disediakan 4 jawaban. Sistem

penilaian mulai dari 1, 2, 3 dan 4. Sedangkan alternatif jawaban yang tersedia adalah

sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

Penilaian yang diberikan untuk pernyataan positif (favourabel) adalah

sebagai berikut.

Skor 4 = SS (Sangat Sesuai)

Skor 3 = S (Sesuai)
21

Skor 2 = TS (Tidak Sesuai)

Skor 1 = STS (Sangat Tidak Sesuai)

Begitu pula sebaliknya untuk pernyataan negatif (unfavourabel) penilaian

yang diberikan adalah:

Skor 1 = SS (Sangat Sesuai)

Skor 2 = S (Sesuai)

Skor 3 = TS (Tidak Sesuai)

Skor 4 = STS (Sangat Tidak Sesuai)

Jumlah item secara keseluruhan adalah 24 item yang terdiri dari 12 item

favourabel dan 12 item unfavourabel. Berikut ini adalah tabel rancangan angket task

commitment dan tabel sebaran item angket task commitment.

Tabel 3.1 Rancangan Angket Task Commitment

Aspek-aspek
Komitmen pada Favourable Unfavourable Total
Tugas
Menyeleksi 4 4 8
Menentukan Arah 4 4 8
Meregulasi 4 4 8
Total 12 12 24

Tabel 3.2 Sebaran Item Angket Task Commitment

Aspek-aspek
Komitmen pada Favourable Unfavourable Total
Tugas
Menyeleksi 1,7,13,19 2,8,14,20 8
Menentukan Arah 3,9,15,21 4,10,16,22 8
Meregulasi 5,11,17,23 6,12,18,24 8
Total 12 12 24
22

2. Tes

Tes prestasi atau achivment test merupakan tes yang digunakan untuk

mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini

untuk mengukur hasil belajar matematika siswa peneliti memberikan tes beberapa

soal matematika. Materi yang akan diujikan pada tes ini adalah materi fungsi

komposisi dan fungsi invers. Hasil yang didapat berupa nilai pada tes tersebut

digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan

peneliti sebelum pengisian angket task commitment pada siswa.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah peneliti mempelajari jawaban dari siswa. Teknik

wawancara dilakukan untuk menelusuri lebih jauh tentang jenis kesulitan dan

penyebab kesulitan yang dialami siswa. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang

siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian. Siswa yang akan diwawancarai dipilih

berdasarkan nilai yang mereka peroleh dan informasi kesalahan yang dilakukan pada

setiap jawaban soal. Siswa yang menjadi subjek tersebut tidak hanya yang

mendapatkan nilai rendah, sedang, tetapi juga yang mendapatkan nilai tinggi. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti juga mengetahui dimana letak kesulitan yang dihadapi

oleh siswa yang mendapatkan nilai tinggi.


23

5. Teknik Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang

terpenting dalam suatu penelitian. Jika analisis data salah, maka pengambilan

kesimpulan tentu akan salah. Untuk memudahkan pengolahan data dalam penelitian

ini, setiap nilai dari variabel ini diberi kode yaitu nilai task commitment sebagai

variabel bebas (X) dan hasil belajar matematika siswa sebagai variabel terikat (Y).

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui bahwa data yang

akan dianalisis dengan statistik parametris berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

ini menggunakan uji chi-kuadrat. Adapun rumus chi-kuadrat menurut Sudjana

(1996:273) ialah:

𝑘
2
𝑂𝑖 − 𝐸𝑖
𝜒 =∑
𝐸𝑖
𝑖=1

Dengan:

𝑂𝑖 : frekuensi nyata hasil pengamatan

𝐸𝑖 : frekuensi teoritik

𝑘: banyaknya kelas interval

2. Analisis Data Task Commitment

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya, membagi dalam kategori-kategori dan satuan uraian dasar.

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul melalui angket, untuk membuktikan

hipotesis, serta untuk mengetahui pengaruh task commitment terhadap hasil belajar
24

siswa, digunakan dengan acuan skor mean hipotetik dan standar deviasi, penelitian

menggunakan langkah berikut.

1) Data Hipotetik

a. Menentukan skor minimum dari jumlah item pada skala kemudian dikalikan

skor skala yang paling rendah

b. Menentukan skor maksimum pada skala setelah itu dikalikan skor skala yang

paling tinggi

c. Mencari mean hipotetik dengan rumus:

1
𝜇= (𝑖 + 𝑖𝑚𝑎𝑥 )𝛴𝑘
2 𝑚𝑖𝑛

Keterangan:

𝜇 : rata-rata hipotetik

𝑖𝑚𝑎𝑥 : skor maksimal aitem

𝑖𝑚𝑖𝑛 : skor minimal aitem

𝛴𝑘 : jumlah item

d. Mencari standar deviasi dengan rumus:

1
𝜎 = (𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛 )
6

Keterangan:

𝜎 : standar deviasi

𝑥𝑚𝑎𝑥 : skor maksimal subjek

𝑥𝑚𝑖𝑛 : skor minimal subjek

e. Kemudian dilakukan kategorisasi dengan rumus sebagai berikut.

Tinggi : 𝑋 ≥ (𝜇 + 1𝜎)
25

Sedang : (𝜇 − 1𝜎) ≤ 𝑋 < (𝜇 + 1𝜎)

Rendah : 𝑋 < (𝜇 − 1𝜎)

2) Data Empirik

a. Skor minimum yang diperoleh sampel = 58

b. Skor maksimum yang diperoleh sampel = 85

c. Rata-rata empirik adalah hasil pembagian skor total angket dengan jumlah
3882
sampel penelitian. 𝑥̅ = = 73,25
53

Setelah diketahui kategori pada tiap masing-masing subjek, selanjutnya

dilakukan perhitungan prosentase masing-masing tingkatan dengan menggunakan

rumus :

𝑓
𝑃= × 100%
𝑛

Keterangan :

𝑃 : Prosentase

𝑓 : frekuensi

𝑛 : Jumlah subjek

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk meramalkan suatu peubah

terikat berdasarkan satu peubah bebas dalam suatu persamaan linier. Hubungan

kedua peubah tersebut pada garis lurus, disebut juga garis regresi linear. Untuk

mencari rumus regresi linear menurut Susetyo (2012:127) menggunakan rumus:

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋𝑖 )2
26

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
𝑏=
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

Dengan demikian dapat ditulis persamaan regresi linearnya adalah:

𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏𝑋

Keterangan:

𝑌̂ = nilai yang diprediksi

𝑎 = konstanta

𝑏 = koefisien regresi

𝑋 = nilai variabel independen (task commitment)

Konstanta a adalah titik potong (intercept), yaitu pertemuan garis ordinat

dengan sumbu Y pada X, jika X sama dengan nol (0), maka a+b(0). Konstanta b

adalah kemiringan garis lurus (slop). Angka b yang semakin besar maka semakin

miring garis lurus dan sebaliknya. Besarnya konstanta b akan menunjukkan dua hal,

yaitu arah hubungan positif atau negative dan perubahan Y yang terjadi karena

perubahan pada variabel X. Setelah harga koefisien arah regresi liniernya diperoleh,

maka untuk selanjutnya dapat ditentukan besarnya koefisien korelasi.

4. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis ini dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan dan arah hubungan

antara variabel, yaitu koefisien korelasi antara task commitment dengan hasil belajar

metematika. Data yag diperoleh akan diolah dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dari pearson yang dikemukakan oleh Susetyo (2012:180) yaitu:

𝑛 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
27

Keterangan:

r : harga koefisien korelasi

X : variabel X (task commitment)

Y : variabel Y (hasil belajar siswa)

XY : jumlah product dari X dan Y

n : jumlah sampel

Koefisien korelasi dengan notasinya r terdapat hubungan -1 < r < +1, dimana

harga r = -1 menyatakan adanya hubungan linear sempurna tak langsung antara X

dan Y. Harga r = +1 menyatakan hubungan linear sempurna langsung antara X dan

Y. Harga-harga r lainnya bergerak antara -1 dan +1 dengan tanda negatif menyatakan

adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan

korelasi langsung atau korelasi positif. Khusus untuk r = 0, maka ditafsirkan bahwa

tidak terdapat hubungan linear antara variabel-variabel X dan Y.

Selanjutnya, untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisisen korelasi

𝑟 yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan

yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien


Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
(Sumber: Sugiyono, 2013:242)
28

5. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Susetyo (2012:122) “Koefisien Determinasi atau koefisien penentu

merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya persentase variansi bersama antara

variabel X dengan Y jika dikalikan dengan 100%.” Oleh karena itu besarnya

koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya sumbangan antara task

commitment dengan hasil belajar siswa, maka digunakan kuadrat dari koefisien

korelasi (𝑟 2 ). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi

pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel

bebas.

R = r2xy × 100%

6. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t dengan rumus

sebagai berikut. Susetyo (2012:171) :

𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟

𝑡 = hasil hitung distribusi koefisien

𝑛 = jumlah sampel yang diteliti

𝑟 = harga koefisien korelasi

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

𝐻0 ∶ 𝜌 = 0 Tidak ada pengaruh positif antara task commitment terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh.

𝐻1 ∶ 𝜌 > 0 Ada pengaruh positif antara task commitment terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh.


29

Pengujian hipotesis menggunakan uji dua pihak dengan 𝑑𝑘 = (𝑛 − 2) dan

taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Kriteria pengujian adalah tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≥ 𝑡(1−𝛼) dan

terima 𝐻0 jika 𝑡 mempunyai harga lainnya.

6. Jadwal Penwlitian

Penelitian ini direncanakan dalam waktu tiga bulan dengan perincian sebagai

berikut :

1. Observasi dan persiapan instrumen : ½ bulan

2. Pelaksanaan penelitian : ½ bulan

3. Pengolahan data : 1 bulan

4. Penulisan laporan penelitian : ½ bulan

5. Perbaikan dan proses bimbingan : ½ bulan

Catatan : Jadwal penelitian sewaktu-waktu dapat berubah sesuao kondisi

di lapangan
30

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:


Rineka Cipta

Amelia, Nur. 2009. Komitmen Terhadap Tugas Ditinjau dari Motivasi Berprestasi
pada Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Unika Soegijapranata

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Batubara, Enri Cofermi. 2008. Hubungan Komitmen pada tugas, Pemberian Imbalan
dan Motivasi Kerja Dengan Disiplin Kerja Guru SMA Se-Kabupaten Madina,
(Jurnal online), (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23766-
enrico.pdf., diakses 3 September 2016).

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Firmanto, Ari. 2013. Kecerdasan, kreatifitas, task commitment dan jenis kelamin
sebagai prediktor prestasi hasil belajar siswa. Sains dan Praktik Psikologi, I
(I): 26-36.

Hawadi, dkk. 2002. Identifikasi Keberbakatan Intelektual melalui Metode Non-tes.


Jakarta: Grasindo

Lestari, Eva Darma. 2012. Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran pada Materi
Limit Fungsi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Inshafuddin
Banda Aceh Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Banda Aceh: Unsyiah

Morgono, S. 2000. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


Cipta

Putra, Andi. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Internet Terhadap Prestasi Belajar


Mahasiswa Pendidikan FKIP Unsyiah Semester Ganjil Tahun Akademik
2011/2012. Skripsi. Banda Aceh: Unsyiah

Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras


Ruswandi.2013.Psikologi Pembelajaran. Bandung:CV.Cipta Pesona Sejahtera.
31

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Susetyo, Budi. 2012. Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika
Aditama

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Syarifa, Alvie dkk. 2011. Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan
Komitmen pada tugas (Task Commitment) pada Siswa Akselerasi tingkat
SMA. INSAN, (Jurnal Online), vol. 13 (01),
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/artikel%201-13-1.pdf., diakses 20 Juli
2016)

Winarti, Asih. 2006. Pengaruh Kemampuan Intelegensi dan Task commitment


Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SLTP N I Gemolong.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai