BAB II
mendapat awalan “ber” dan merupakan kata kerja yang mempunyai arti
suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap
dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis juga
bisa terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar menggunakan
(Syah, 2008).
tertentu, kegiatan belajar tetap memiliki arti penting. Alasannya, seperti yang
seyogyanya melihat hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis
yang utuh dan menyeluruh. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal maka
muridnya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki
harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan
serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya
teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk
membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warga negara, matematika
dari sekolah dasar, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam
cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama berperan
akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
dalam seluruh proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
16
hasil belajar yang baik. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif,
anak menggunakan kemampuan berpikir secara kritis serta logis dalam setiap
seorang guru yang bagus juga dalam mengajar, sehingga anak akan memiliki
semangat yang besar dalam belajar matematika. Oleh karena itu, kepada guru
dibiasakannya anak berpikir secara benar, maka anak akan semakin kritis
pertimbangan, dan cara yang benar serta metode dan aturan-aturan yang benar
Siswa yang memiliki sikap yang positif terhadap matematika memiliki ciri
matematika banyak kegunaanya. Oleh karena itu materi harus dipilih dan
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar
dapat didefinisikan yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
(Slameto, 2003).
1. Faktor Intern
a. Faktor Jasmaniah
1) Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan sesorang terganggu.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh/ badan.
b. Faktor Psikologis
1) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
19
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku
knowing yang berarti pengetahuan, dalam arti luas kognisi adalah perolehan,
pengendali aspek-aspek yang lain, yakni aspek afektif dan juga aspek
psikomotorik.
Dengan demikian jika hasil belajar dalam aspek kognitif tinggi maka
dia akan mudah untuk berfikir sehingga ia akan mudah memahami dan
materi tersebut. Sebaliknya, jika hasil belajar kognitif rendah maka ia akan
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa :
kemampuan yang dapat dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek yaitu :
harus dimiliki oleh siswa untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam
sifat, maupun sikap yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan
sebuah proses akhir belajar siswa setelah memahami dan menguasai sebuah
oleh siswa. Karena hasil belajar matematika adalah untuk membekali siswa
atau penilaian untuk mengukur sejauh mana siswa memahami atau menguasai
menilai konsep atau materi tetapi bakat yang dimiliki pun dan keterampilan
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau
menganalisis, dan menafsirkkan data tentang proses dan hasil belajar siswa,
belajar siswa setiap waktu. Oleh sebab itu penilaian harus dilakukan secara
siswa yang belum menunjukkan hasil belajar seperti yang diharapkan maka
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti : sarana
Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
lain.
penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif
dan Konseling (2005), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri
seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep
diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup
diri.
situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang
bahwa rasa percaya diri merupakan keyakinan tentang kompetensi diri dalam
(Margono, 2005).
percaya diri tersebut, siswa akan lebih termotivasi dan lebih menyukai untuk
optimal.
28
salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku”. Jika siswa
memiliki konsep diri yang negatif terhadap dirinya siswa akan cenderung
bersikap rendah diri sehingga timbullah rasa tidak percaya diri, hal ini akan
siswa tidak percaya diri dalam belajar terletak pada kurang mampunya
1. Pengalaman awal
Mudjiran (2007), mengungkapkan bahwa: “Keberhasilan dan
kegagalan merupakan pengalaman awal yang dapat membentuk
kepribadian seseorang dalam bertingkah laku”
2. Kondisi Fisik
Clara (1993), mengungkapkan bahwa: “ Adanya hubungan antara
bentuk tubuh dengan cirri-ciri kepribadian tertentu”. Penilaian
positif terhadap keadaan fisik seseorang, baik dari diri sendiri
maupun orang lain, sangat membantu perkembangan kepercayaan
diri.
3. Pengaruh Keluarga
Mudjiran (2007) mengungkapkan bahwa: “Sikap orang tua otoriter
dan menghukum dalam memelihara anak berpengaruh besar
terhadap terbentuknya konsep diri dan kepribadian”. Cara yang
29
terbentuk sikap siswa yang baik dalam belajar matematika diduga akan
percaya diri yang cukup berbeda yaitu lahir dan batin adalah percaya
yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam
keadaan baik. Sedangkan percaya diri lahir adalah memungkinkan kita
lebih cerdik, terampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan
kepada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita.
tidak yakin akan pekerjaannya sendiri, perbuatan seperti ini tidaklah baik,
karena dapat merugikan siswa itu sendiri. Salah satu cara untuk
terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta
bahwa:
Kemauannya untuk mencapai apa yang menjadi sasaran tugas juga akan lebih
kuat. Berarti ia juga mempunyai komitmen kuat untuk bekerja dengan baik,
dengan orang lain, biasanya orang semacam ini juga akan lebih cepat
berbeda dengan sudut pandang dirinya. Orang yang selalu curiga atau tidak
(a) Percaya kepada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri
sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan
dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi
fenomena yang terjadi tersebut, (b) Bertindak mandiri dalam
31
modal untuk meyakini kemampuan dan usaha-usaha yang telah dicapai juga
merasa tidak tenang, tidak sanggup dan selalu khawatir dalam setiap kegiatan
dirinya sendiri. Siswa yang menyontek merupakan salah satu contoh bahwa
siswa tersebut tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri, tetapi lebih
menyatakan : “orang yang punya kepercayaan diri adalah orang yang yakin
akan kemampuan dirinya, orang yang mandiri, yang tidak suka meminta
melakukan sesuatu kegiatan tidak bertanya kepada orang lain apakah yang
32
dikerjakannya itu perlu atau tidak, apakah yang dikerjakan itu benar atau
tidak. Dengan kata lain orang yang punya kepercayaan diri adalah orang yang
Kepercayaan kepada diri sendiri perlu dilatih dan juga harus di barengi
dengan suatu keyakinan akan kemampuan diri. Ada siswa yang kurang
percaya kepada dirinya, atau kurang terlatih dan tidak pernah mengulangi
pelajaran dengan kata lain siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Bagi
seorang siswa seperti itu perlu suatu bantuan dengan memotivasi dirinya,
memiliki kemampuan untuk belajar. Hal itu juga di perlukan dalam pelajaran
mempelajarinya.
mampuan yang mungkin didapatnya dari kakak kelasnya, dan juga informasi
yang diterimanya dari setiap orang menyatakan matematika itu sangat sulit,
diri siswa rendah, maka siswa tersebut akan bersikap ragu, pesimis terhadap
apa yang dikerjakannya, untuk itu diperlukan suatu persepsi yang baik
33
memiliki kepercayaan diri dengan yang tidak memiliki percaya diri dalam
perbuatannya. Mereka yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi tidak
diinginkan untuk diraihnya atau dengan perbuatan lain : a) tahu apa yang
diambilnya
atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan
sosial dan intelektualnya, dengan mengalaminya situasi riil atau situasi yang
Dalam artikel: Wood (Leeds LS2 9JT 30April 2004). Diambil tanggal
preparation for life-long learning), and promotes active and deep learning.”
1. Pendefinisian Masalah
2. Pembelajaran mandiri
3. Tahap investigasi
4. Pertukaran Pengetahuan
5. Penilaian
tugas guru adalah merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya,
mereka.
Contoh Penerapan:
sebagai berikut :
kelompok .
diterapkan.
Tabel 2.1
Tahap - tahap Model Pembelajaran berbasis masalah
Learning terdiri dari tujuh langkah yaitu: (a) orientasi masalah, (b)
belajar siswa, (e) penyelidikan dan diskusi, (f) melaporkan hasil diskusi, dan
Kebumen
sangat baik dengan gain peningkatan rata-rata hasil belajar 50,78, di RSSN
44,20 dan di SPM dengan gain peningkatan rata-rata hasil belajar 24,82,
sekolah.
PBL signifikan lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran biasa,
dan KAM terhadap capaian KPM, KPS dan KS siswa, (3) Tidak terdapat
terhadap capaian KPS maupun terhadap KP siswa, (4) Pada kategori KAM
( tinggi, sedang ) dan pada level sekolah ( atas, tengah ) KPM siswa yang
mendapat pendekatan PBL signifikan lebih baik dari pada siswa yang
mendapat pembelajaran biasa , hal tersebut tidak terjadi pada kategori KAM
rendah, (5) Pada masing-masing kategori KAM ( tinggi, sedang, rendah ) dan
pada masing-masing level sekolah ( atas, tengah ) KPS siswa yang mendapat
pendekaan PBL signifikan lebih baik dari pada siswa yang mendapat
rendah) , KS siswa yang mendapat pendekatan PBL lebih baik dari pada
siswa yang mendapat pembelajaran biasa , tetapi tidak terjadi pada kategori
KAM tinggi, (7) Pada sekolah level tengah , KS siswa yang mendapat
pendekatan PBL lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran
Hasil penelitian dari Wulan Eka Putri dari Universitas Bung Hatta
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Tilatang Kamang
ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel terikat serta subyek
E. Kerangka Berpikir
Hasil belajar
matematika
Problem Based
Learning
Percaya Diri
KAM
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan variabel :
F. Hipotesis Penelitian
berbasis masalah lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang
pembelajaran .
G. Metode Penelitian
hasil belajar matematika diperoleh nilai hasil tes yaitu pretest dan postest
sedangkan dari percaya diri siswa diperoleh melalui hasil pengisian angket .