(ROADMAP STRATEGY)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Nim :2015-12-224
Kelas :VB
PROGDI AKUNTANSI
2017
PETA STRATEGI
(ROADMAP STRATEGY)
Asset tak berwujud telah dijelaskan sebagai “pengetahuan yang ada di dalam
organisasi untuk menciptakan differential advantage” atau “kapabilitas dari pegawai
perusahaan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.” Asset tak berwujud mencakup
banyak item seperti paten, hak cipta, kepemimpinan, system informasi, dan proses
kerja. Kaplan dkk telah memeriksa perspektif learning and growth dari beberapa ratus
peta strategi dan BSC. Enam objektif muncul secara konsisten:
Human Capital
1. Strategic competencies: Ketersediaan skill, bakat, dan tahu bagaimana menjalankan
aktivitas yang dibutuhkan oleh strategi. (sekitar 80 persen dari BSC mencakup hal
tersebut).
Information Capital
2. Strategic information: Ketersediaan system informasi dan aplikasi pengetahuan dan
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung strategi (tercakup sekitar 80 persen
dalam BSC).
Organization Capital
3. Culture: Kesadaran dan internalisasi dari misi, visi, dan nilai yang dibutuhkan untuk
menjalankan strategi (tercakup dalam 90 persen BSC).
4. Leadership: Ketersediaan pemimpin yang berkualitas pada semua level untuk
menggerakkan organisasi sesuai dengan strategi mereka (tercakup dalam 90 persen
BSC).
5. Alignment: Keselarasan tujuan dan insentif dengan strategi di semua level organisasi
(tercakup dalam 70 persen BSC).
6. Teamwork: Saling berbagi pengetahuan dan asset staff dengan potensi strategic
(tercakup dalam 60 persen BSC).
Peta strategi menciptakan keselarasan dan integrasi dengan memberikan titik
referensi untuk strategi perusahaan. Perspektif internal dari peta mengidentifikasi
proses-proses kritis yang membuat hasil yang diinginkan untuk pemegang saham dan
pelanggan. Asset tak berwujud harus diselaraskan dengan pembuatan nilai proses
internal. Kaplan dkk menggunakan tiga teknik penyelarasan untuk membuat jembatan
atau hubungan antara peta strategi dan asset tak berwujud:
1. Strategic job families: untuk setiap proses strategic, satu atau dua job families akan
memiliki dampak yang besar pada strategi. Dengan mengidentifikasi job families ini,
menjelaskan kompetensi mereka, dan memastikan perkembangan mereka, kita bisa
mempercepat hasil strategic.
2. Strategic IT portfolio: untuk setiap proses strategic, system IT dan infrastruktur
tertentu akan mendukung implementasi. System ini mewakilkan portofolio dari
investasi teknologi yang harus mendapatkan dana prioritas dan sumber daya lainnya.
3. Organization change agenda: strategi membutuhkan perubahan di dalam nilai
budaya, focus pada internal (contohnya, teamwork) dan eksternal (contohnya,
customer focus). Suatu agenda dari perubahan budaya, yang berasal dari strategi,
membantu membentuk pengembangan dari budaya dan kondisi yang baru.