Anda di halaman 1dari 5

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIET PASI


RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek


Kerja Lapang di RSUD DR. Saiful Anwar Malang

Disusun oleh:
1. Hesti Febriana F.F G42131517
2. Ratna Oktapiani S. G42131011
3. Nindy Ika Febriyanti G42131633

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
1. Judul Penyuluhan : PASI (PENGGANTI AIR SUSU IBU)
2. Permasalahan :
 Jumlah dan mutu ASI tidak mencukupi, sakit dan karena sakitnya dilarang
menyusui oleh dokter, baik untuk kepentingan ibu maupun bayinnya, seperti
ginjal atau penyakit menular.
 Ibu menderika infeksi, luka puting (mastitis)
 Ibu mengalami gangguan jiwa atau epilepsi
 Ibu sedang menjalani terapi obat yang tidak aman bagi bayi
3. Sasaran :
 Bayi sakit seperti kekurangan cairan, radang mulut atau infeksi paru-paru
 Bayi lahir dengan berat badan rendah
 Bayi lahir sumbing (bawaan)
4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dillakukan penyuluhan kesehatan tentang pengganti ASI diharapkan, ibu
menyusui mengetahui tentang pengganti ASI.
b. Tujujan Khusus
 Mampu memahami pengertian tentang PASI
 Mampu memahami macam-macam PASI.
5. Materi
a. Pengertian PASI
Pengganti Air Susu Ibu adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat
memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai
berumur 4 dan 6 bulan.
Susu hewan atau tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut Pengganti Air
Susu Ibu (PASI) pada umumnya adalah air susu dari berbagai binatang ternak
misalnya sapi kerbau, kambing dan ada pula yang mempergunakan air susu unta
ataupun kuda (Sediaoetama, 2006).
PASI atau pengganti ASI diberikan susu formula yang sesuai umur atau
cocok dengan bayi, artinya susu yang bai tersebut bisa menerima. Bila dengan
susu formula anak tidak mau menerima sebaiknya diganti dengan dan akan lebih
baik sesuai petunjuk dokter anak. Bila dengan susu formula anak ada keluhan
diare dan sebagainya perlu petunjuk dokter apakah bayi menderita intoleransi
laktosa sehingga perlu diganti dengan susu kedele.
Makanan yang sering digunakan sebagai PASI adalah salah satu jenis
makanan bayi formula yang berupa bubuk dari susu hewan yang telah
disesuaikan dengan ASI
b. Macam-macam PASI
Mengacu pada Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-6366-2000 ada empat
macam susu segar yaitu susu segar susu pasteurisasi, susu bubuk, dan susu
steril/UHT. Susu segar adalah cairan yang diperoleh dari ambing ternak perah
sehat dengan cara pemerahan yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi
sesuatu dan/atau ditambah kedalamnya sesuatu bahan lain. Setelah mendapat
perlakuan terhadap susu segar diperoleh beberapa macam susu, antara lain :
1. Susu segar adalah cairan yang diperoleh dari ambing ternak perah sehat,
dengan cara pemerahan yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi
sesuatu dan/atau ditambah kedalamnya sesuatu bahan lain.
2. Susu pasteurisasi adalah susu yang sudah dipanaskan pada suhu 630C
selama 15 menit atau dipanaskan pada suhu 720C selama 15 detik yang
biasa disebut dengan HTST (high tempetature short time) pasteurisasi.
Proses pasteurisasi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme
baik pembusuk maupun patogen. Susu pasteurisasi memiliki umur simpan
hanya sekitar 14 hari pada suhu rendah (50C sampai 60C).
3. Susu bubuk adalah susu sapi yang telah diubah bentuknya menjadi bubuk
dengan perlakuan pengeringan. Pada ummumnya pengeringan dilakukan
dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Berdasarkan SNI 01-
2970-1992 (Badan Standardisasi Nasional, 1992) ada 2 macam susu bubuk
yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder) dan susu bubuk tanpa
lemak (skim milk prowder). Umur simpan susu bubuk dalam penanganan
yang baik dan benar maksimal dua tahun.
4. Susu steril/UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah
menggunakan pemanasan pada suhu 1350C dan dalam waktu yang singkat
selama 2-5 detik (SNI 01-3950-1998) (Badan Standardisasi Nasional, 1998).
Pemanasan pada suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme baik pembusuk maupun patogen dan spora. Waktu
pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi
susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak
berubah seperti susu segarnya. Susu UHT dapat disimpan pada suhu kamar
selama tidak lebih dari 8 minggu.
5. Susu kental manis adalah cairan kental yang terdiri dari sebagian
penambahan air dan susu encer yang diuapkan, gula, dengan atau tanpa
penambahan lemak nabati dan atau penambahan vitamin D (SNI 01-2971-
1992) (Badan Standardisasi Nasional, 1992).

Muchtadi (1994) menyatakan bahwa produk susu formula berupa tepung susu
yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI.
Komposisi susu formula bervariasi tergantung pada industri pembuatannya. Di
Indonesia beredar berbagai macam susu formula dengan berbagai merk dagang, akan
tetapi dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Susu Formula “Adapted” Adapted berarti disesuaikan dengan keadaan fisiologis
bayi. Susu formula ini komposisinya sangat mendekati ASI sehingga cocok
digunakan bagi bayi baru lahir sampai berumur 4 bulan.
2. Susu Formula “Complete Starting” Susu formula ini susunan zat gizinya lengkap
dan dapat diberikan sebagai formula permulaan. Kadar protein dan kadar mineral
dalam susu formula ini lebih tinggi daripada susu formula adapted, karena cara
pembuatannya lebih mudah dibandingkan dengan susu formula adapted, maka
susu formula ini harganya lebih murah. Untuk menghemat, biasanya bayi diberikan
susu formula adapted sampai berumur 3 bulan, kemudian dilanjutkan dengan susu
formula ini.
3. Susu Formula Follow-up Pengertian follow-up dalam susu formula ini adalah
lanjutan, yaitu menggantikan susu formula yang sedang digunakan dengan susu
formula ini. Susu formula ini diperuntukan untuk bayi berumur 6 bulan ke atas.
Pada umumnya susu formula follow-up mengandung protein dan mineral yang
lebih tinggi daripada susu formula adapted dan susu formula.

Hal-hal yang harus diperhatikan:


a. Pemberian PASI bila tidak cocok pada bayi dapat menyebabkan kekurangan zat
kekebalan yang ada pada ASI, sehingga dapat menimbulkan resiko infeksi
b. Bila pemberian terlalu berlebihan dapat mengakibatkan kegemukan
c. Bila pemberian tidak sesuai dengan ketentuan petunjuk penggunaan PASI dapat
mengancam kekurangan gizi
6. Metode Teknik dan Sarana :
a. Perorangan
Metode : Wawancara
Pelaksana : Mahasiswa Gizi
Waktu : Setiap hari pada jam kerja
Tempat : Ruang rawat inap
Sarana : Leafleat
b. Kelompok
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Pelaksana : Ahli Gizi
Waktu : Sebelum makan siang
Tempat : Ruang rawat inap
Sarana : Leafleat dan food model
7. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan judul.
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan umum dan
tujuan khusus.
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran.
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan materi yang
diberikan.
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan sarana.
- Apakah penyuluhan yang dilakukan sudah sesuai dengan metode.
b. Evaluasi Hasil
- Apakah yang dimaksud dengan pengganti PASI?
8. Daftar Pustaka
Muchtadi. 1994. Gizi Untuk Bayi, ASI, Susu, Formula dan Makanan Tambahan.
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Permenkes 39-2013. Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya
Sediaoetama AD. 2006. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jakarta : Dian
Rakyat
SNI-01-6366-2000
SNI 01-2970-1992
SNI 01-2971-1992
SNI 01-3950-1998

Anda mungkin juga menyukai