Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

berbagai pondasi bangunan, seperti pada pondasi jembatan, pondasi menara transmisi

listrik, dan bangunan bertingkat. Selain itu, sistem pondasi bored pile juga dipakai pada

struktur yang digunakan untuk menjaga kestabilan lereng, dinding penahan tanah

termasuk pada pondasi bangunan ringan yang dibangun di atas tanah lunak serta struktur

yang membutuhkan gaya lateral yang cukup besar.

Alasan utama penggunaan sistem ini adalah, kedalaman dan diameter bored pile

atau volume beton yang diperlukan, dengan mudah dapat disesuaikan dengan beban

struktur yang akan ditopangnya, sehingga beban tetap ataupun beban sementara yang

bekerja dapat ditahan dengan baik, untuk jangka waktu pendek maupun panjang.

Beton merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang terdiri dari komposisi

semen, agregat dan air. Pada saat pembangunan, proses hidrasi beton yang terjadi akan

menimbulkan panas yang besarnya sesuai dengan volume beton yang digunakan.

Perbedaan temperatur yang timbul antara temperatur dalam beton tersebut dengan

temperatur luar akan menyebabkan timbulnya tegangan pada beton. Perbedaan

temperatur yang besar dapat menimbulkan besaran tegangan yang melampaui batas

tegangan ijin beton sehingga dapat mengakibat terjadinya keretakan pada beton tersebut.
Heat hydration analysis (analisa panas hidrasi) pada pembangunan konstruksi

beton merupakan suatu proses perencanaan yang harus diperhitungkan dengan teliti,

terutama pada beton yang memiliki volume besar, seperti halnya pada pondasi bored

pile seperti yang disebutkan di atas. Dengan demikian resiko kegagalan konstruksi

akibat timbulnya keretakan-keretakan pada beton dapat dicegah.

Pada skripsi ini akan dilakukan penelitian dan analisa panas hidrasi pada pondasi

bored pile di laut dengan menggunakan aplikasi komputer yaitu software MIDAS.

1.2 Identifikasi Masalah

Pondasi yang dibuat untuk konstruksi Jembatan Suramadu yang

menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura, memiliki panjang 97 meter dengan

diameter 2,4 meter. Karena volume beton yang digunakan besar, maka pondasi tersebut

dapat digolongkan sebagai mass concrete, yang mempunyai potensi menghasilkan panas

hidrasi yang tinggi.

Perbedaan temperatur (Δt) yang timbul antara panas hidrasi yang dihasilkan

dalam beton dengan temperatur luar (suhu air laut dan suhu tanah) akan mengakibatkan

timbulnya tegangan pada beton. Peningkatan tegangan yang terjadi pada beton akibat

proses hidrasi, pada nilai tertentu dapat melampaui batas tegangan izin beton tersebut

sehingga akhirnya dapat menimbulkan keretakan.

Untuk mengetahui apakah nilai Δt yang timbul dapat menghasilkan tegangan

yang melampaui batas tegangan izin sehingga terjadi keretakan pada beton, dapat

dilakukan dengan heat hydration analysis (analisa panas hidrasi).


1.3 Tujuan dan Manfaat Analisa

Analisa panas hidrasi dalam pembahasan ini dilakukan dengan metoda penelitian

data. Tujuan dan manfaat penelitian adalah :

a. Menganalisa perbedaan suhu (Δt) yang timbul antara suhu di luar dan di dalam

pondasi bored pile Jembatan Suramadu.

b. Menganalisa hubungan tegangan dan perbedaan suhu (Δt) yang terjadi akibat panas

hidrasi pada pondasi bored pile Jembatan Suramadu dengan menggunakan kadar

semen dan temperatur awal beton yang berbeda.

c. Menganalisa tegangan yang terjadi akibat panas hidrasi untuk mengetahui apakah

terjadi keretakan pada beton pondasi bored pile Jembatan Suramadu, yang dihitung

berdasarkan program Midas/Civil 2006.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan

Ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah :

a. Menganalisa panas hidrasi yang terjadi pada pondasi bored pile pada proyek

Jembatan Suramadu dengan spesifikasi sebagai berikut :

• Diameter = 2,4 meter.

• Panjang = 94 meter.

• Pile cap, tulangan, dan casing tidak diperhitungkan.

b. Menganalisa tegangan yang timbul akibat perbedaan suhu (Δt) pada proses hidrasi

pondasi bored pile Jembatan Suramadu yang disebabkan oleh pengaruh suhu

pondasi bored pile, suhu air laut, dan suhu tanah.


c. Suhu yang digunakan dalam perhitungan adalah suhu pondasi, suhu air laut, dan

suhu tanah pada lokasi proyek Jembatan Suramadu dengan asumsi seluruhnya 20°C.

d. Menggunakan program Midas/Civil 2006 pada proses analisa panas hidrasi pada

pondasi bored pile Suramadu.

e. Data yang digunakan untuk analisa tegangan dan perbedaan suhu (Δt) dengan kadar

semen dan temperatur awal beton yang berbeda, sebagaimana pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1 Data untuk analisa tegangan dan perbedaan suhu (Δt) dengan kadar

semen dan temperatur awal yang berbeda.

Temperatur Awal Kadar Semen


3
(°C) (Kg/m )
15 250
20 300
25 350
30 400

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi dalam lima bab, dengan susunan sebagai berikut :

a. Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang penulisan skripsi, yaitu tentang

pentingnya analisa panas hidrasi pada beton yang memiliki volume yang besar dan

tentang identifikasi masalah yang terjadi pada pondasi bored pile di proyek

pembangunan jembatan Suramadu. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang tujuan dan

manfaat, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

b. Bab II : Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka membahas tentang mass concrete yang merupakan struktur

dengan dimensi yang cukup besar. Kemudian pembahasan tentang panas hidrasi dan
tentang analisa panas hidrasi yang meliputi analisa perpindahan panas dan analisa

tegangan termal. Pada bab ini juga dijelaskan tentang sifat-sifat penting beton yang

berhubungan dengan analisa panas hidrasi. Selanjutnya pembahasan mengenai

pondasi tiang bor (bored pile) yang berisi tentang penjelasan metode pengeboran,

masalah yang timbul pada pondasi bored pile, dan tentang kelebihan dan kekurangan

pada pondasi bored pile. Pada akhir dari bab ini dijelaskan mengenai program

Midas/Civil 2006.

c. Bab III : Metodologi

Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian yang dirangkum pada

diagram alir serta teknik pengumpulan data.

d. Bab IV : Analisa Panas Hidrasi Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu

Bab ini berisi tentang proses analisa panas hidrasi pondasi bored pile

Jembatan Suramadu, mengunakan program Midas/Civil 2006. Bab ini juga berisi

penjelasan tentang data teknis pondasi bored pile Jembatan Suramadu, input data

parameter, pembuatan model struktur, dan hasil analisa panas hidrasi pondasi bored

pile Jembatan Suramadu.

e. Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil analisa panas hidrasi

pondasi bored pile Jembatan Suramadu, yang dilakukan dengan mengunakan

program Midas/Civil 2006, dan berisi saran untuk penelitian lain yang mengambil

topik yang sama.

Anda mungkin juga menyukai