2007-3-00387-SP Bab 1
2007-3-00387-SP Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada
berbagai pondasi bangunan, seperti pada pondasi jembatan, pondasi menara transmisi
listrik, dan bangunan bertingkat. Selain itu, sistem pondasi bored pile juga dipakai pada
struktur yang digunakan untuk menjaga kestabilan lereng, dinding penahan tanah
termasuk pada pondasi bangunan ringan yang dibangun di atas tanah lunak serta struktur
Alasan utama penggunaan sistem ini adalah, kedalaman dan diameter bored pile
atau volume beton yang diperlukan, dengan mudah dapat disesuaikan dengan beban
struktur yang akan ditopangnya, sehingga beban tetap ataupun beban sementara yang
bekerja dapat ditahan dengan baik, untuk jangka waktu pendek maupun panjang.
Beton merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang terdiri dari komposisi
semen, agregat dan air. Pada saat pembangunan, proses hidrasi beton yang terjadi akan
menimbulkan panas yang besarnya sesuai dengan volume beton yang digunakan.
Perbedaan temperatur yang timbul antara temperatur dalam beton tersebut dengan
temperatur yang besar dapat menimbulkan besaran tegangan yang melampaui batas
tegangan ijin beton sehingga dapat mengakibat terjadinya keretakan pada beton tersebut.
Heat hydration analysis (analisa panas hidrasi) pada pembangunan konstruksi
beton merupakan suatu proses perencanaan yang harus diperhitungkan dengan teliti,
terutama pada beton yang memiliki volume besar, seperti halnya pada pondasi bored
pile seperti yang disebutkan di atas. Dengan demikian resiko kegagalan konstruksi
Pada skripsi ini akan dilakukan penelitian dan analisa panas hidrasi pada pondasi
bored pile di laut dengan menggunakan aplikasi komputer yaitu software MIDAS.
menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura, memiliki panjang 97 meter dengan
diameter 2,4 meter. Karena volume beton yang digunakan besar, maka pondasi tersebut
dapat digolongkan sebagai mass concrete, yang mempunyai potensi menghasilkan panas
Perbedaan temperatur (Δt) yang timbul antara panas hidrasi yang dihasilkan
dalam beton dengan temperatur luar (suhu air laut dan suhu tanah) akan mengakibatkan
timbulnya tegangan pada beton. Peningkatan tegangan yang terjadi pada beton akibat
proses hidrasi, pada nilai tertentu dapat melampaui batas tegangan izin beton tersebut
yang melampaui batas tegangan izin sehingga terjadi keretakan pada beton, dapat
Analisa panas hidrasi dalam pembahasan ini dilakukan dengan metoda penelitian
a. Menganalisa perbedaan suhu (Δt) yang timbul antara suhu di luar dan di dalam
b. Menganalisa hubungan tegangan dan perbedaan suhu (Δt) yang terjadi akibat panas
hidrasi pada pondasi bored pile Jembatan Suramadu dengan menggunakan kadar
c. Menganalisa tegangan yang terjadi akibat panas hidrasi untuk mengetahui apakah
terjadi keretakan pada beton pondasi bored pile Jembatan Suramadu, yang dihitung
a. Menganalisa panas hidrasi yang terjadi pada pondasi bored pile pada proyek
• Panjang = 94 meter.
b. Menganalisa tegangan yang timbul akibat perbedaan suhu (Δt) pada proses hidrasi
pondasi bored pile Jembatan Suramadu yang disebabkan oleh pengaruh suhu
suhu tanah pada lokasi proyek Jembatan Suramadu dengan asumsi seluruhnya 20°C.
d. Menggunakan program Midas/Civil 2006 pada proses analisa panas hidrasi pada
e. Data yang digunakan untuk analisa tegangan dan perbedaan suhu (Δt) dengan kadar
semen dan temperatur awal beton yang berbeda, sebagaimana pada Tabel 1.1 :
Tabel 1.1 Data untuk analisa tegangan dan perbedaan suhu (Δt) dengan kadar
Skripsi ini dibagi dalam lima bab, dengan susunan sebagai berikut :
a. Bab I : Pendahuluan
pentingnya analisa panas hidrasi pada beton yang memiliki volume yang besar dan
tentang identifikasi masalah yang terjadi pada pondasi bored pile di proyek
pembangunan jembatan Suramadu. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang tujuan dan
dengan dimensi yang cukup besar. Kemudian pembahasan tentang panas hidrasi dan
tentang analisa panas hidrasi yang meliputi analisa perpindahan panas dan analisa
tegangan termal. Pada bab ini juga dijelaskan tentang sifat-sifat penting beton yang
pondasi tiang bor (bored pile) yang berisi tentang penjelasan metode pengeboran,
masalah yang timbul pada pondasi bored pile, dan tentang kelebihan dan kekurangan
pada pondasi bored pile. Pada akhir dari bab ini dijelaskan mengenai program
Midas/Civil 2006.
Bab ini berisi tentang proses analisa panas hidrasi pondasi bored pile
Jembatan Suramadu, mengunakan program Midas/Civil 2006. Bab ini juga berisi
penjelasan tentang data teknis pondasi bored pile Jembatan Suramadu, input data
parameter, pembuatan model struktur, dan hasil analisa panas hidrasi pondasi bored
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari hasil analisa panas hidrasi
program Midas/Civil 2006, dan berisi saran untuk penelitian lain yang mengambil