Anda di halaman 1dari 14

RESUME KASUS HEMODIALISA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A


DENGAN CHRONIC KINDEY DISEASE
DI RUANG HEMODIALISA RSUD SUMEDANG

Disusun Oleh:
RANITYA HARDIAN YUNITA
220112170012

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIV


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau
fungsi ginjal yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan
glomerular filtration rate (GFR). Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan
dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal (National Kidney Foundation,
2002).
2. Etiologi
Menurut data PERNERI (Perkumpulan Nefrologi Indonesia) tahun 2011,
penyebab CKD pada klien hemodialysis didapatkan sebagai berikut,
glomerulopati primer 14%, nefropati diabetika 27%, nefropati lupus 1%,
penyakit ginjal hipertensi 34%, ginjal polikistik 1%, nefropati asam urat 2%,
nefropati obstruksi 8%, pielonefritis kronik 6%, lain-lain 6%, tidak diketahui
1%.
Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah
tinggi, yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus (National Kidney
Foundation, 2015). Dua penyebab utama dari CKD ini adalah diabetes dan
tekanan darah tinggi, yang terjadi pada dua dari tiga kasus. Diabetes terjadi
ketika gula darah terlalu tinggi, menyebabkan kerusakan banyak organ dalam
tubuh, termasuk ginjal dan jantung, serta pembuluh darah, saraf dan mata.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, terjadi ketika tekanan darah terhadap
dinding pebuluh darah meningkat. Jika tidak terkendali, atau tidak terkontrol,
tekanan darah tinggi dapat menjadi penyebab utama serangan jantung, stroke
dan CKD. CKD juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
3. Faktor Resiko
CKD memiliki beberapa faktor risiko, dimana faktor risiko tersebut
didefinisikan sebagai suatu pemicu yang dapat memperbesar dan mempercepat
proses dari suatu penyakit. Kidney Disease Outcomes Quality Initiative
(KDOQI) telah mengkategorikan faktor risiko CKD antara lain sebagai
berikut, yang tertera dalam tabel I.
4. Patofisiologi
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR.
Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR (Glomerular
Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup:
a. Penurunan cadangan ginjal;
Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal),
tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat
mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan
mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan
CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi
b. Insufisiensi ginjal;
Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-nefron
yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya
beban yang diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolic dalam darah
karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan
respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi
dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga
perlu pengobatan medis
c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir;
Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit
nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut
dan atrofi tubulus. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti
ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau
penggantian ginjal.

5. Manifestasi Klinis
a. Gejala dan tanda CKD stadium awal (Arici, 2014)
1) Lemah
2) Nafsu makan berkurang
3) Nokturia, poliuria
4) Terdapat darah pada urin, atau urin berwarna lebih gelap
5) Urin berbuih
6) Sakit pinggang
7) Edema
8) Peningkatan tekanan darah
9) Kulit pucat
b. Gejala dan tanda CKD stadium lanjut (Arici, 2014)
1) Umum (lesu, lelah, peningkatan tekanan darah, tanda-tanda kelebihan
volume, penurunan mental, cegukan)
2) Kulit ( penampilan pucat, uremic frost, pruritic exexcoriations)
3) Pulmonari (dyspnea, efusi pleura, edema pulmonari, uremic lung)
4) Gastrointestinal (anoreksia, mual, muntah, kehilangan berat badan,
stomatitis, rasa tidak menyenangkan di mulut)
5) Neuromuskuler (otot berkedut, sensorik perifer dan motorik neuropati,
kram otot, gangguan tidur, hiperrefleksia, kejang, ensefalopati, koma)
6) Metabolik endokrin (penurunan libido, amenore, impotensi)
7) Hematologi (anemia, pendarahan abnormal)

6. Klasifikasi
Penyakit ini didefinisikan dari ada atau tidaknya kerusakan ginjal dan
kemampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya. Klasifikasi ini ditujukan
untuk memfasilitasi penerapan pedoman praktik klinis, pengukuran kinerja
klinis dan peningkatan kualitas pada evaluasi, dan juga manajemen CKD
(National Kidney Foundation, 2002). Berikut adalah klasifikasi stadium CKD:
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN CHRONIC
KIDNEY DISEASE RSUD SUMEDANG

1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Tanggal Lahir : 03/12/1982
Umur : 35 Tahun
Alamat : Legok Picung, Rancakalong, Kabupaten Sumedang
Agama : Islam
Suku : Sunda
Diagnosa Medis : Chronic Kidney Desease
Tgl. Dikaji : 23 November 2017
No Medrek : 417461

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Klien mengeluh bengkak pada kakinya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengataan 5 tahun yang lalu klien tiba-tiba sering pusing dan lemas,
klien memeriksakan diri ke dokter dan didapatkan peningkatan ureum
dalam darahnya kemudian klien dirujuk ke RSHS untuk melakukan
pemeriksaan GFR dan didapatkan hasil GFR kanan 5 dan GFR kiri 15,
sehingga klien pun didiagnosa CKG stage 5 dan rutin melakukan
hemodialisa selam seminggu 2 kali. Klien mengatakan bengkak di kaki
semenjak 1 minggu yang lalu. Kedua kaki tampak bengkak dengan derajat
edema 2. Edema dirasa sedikit menganggu aktivitasnya dan membuat klien
pegal. Klien mengatakan bengkak di kakinya akan lebih berkurang setelah
dilakukan hemodialisa.
c. .Riwayat Kesehatan Dahulu :
Tidak ada riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita hipertensi dan DM, serta
penyakit CKD yang sama dengan klien.
e. Riwayat Psikososial Dan Spiritual :
f. Konsep diri
a) Citra Tubuh : Klien mengatakan merasa bersyukur punya
anggota badan yang lengkap, meskipun
sekarang sedang sakit, klien mengatakan
menyukai semua bagian anggota tubuhnya.

b) Ideal Diri : Klien mengatakan ingin sehat

c) Peran Diri : Klien mengatakan bekerja bantu-bantu


dirumah dikarenakan PHK akibat
penyakitnya

d) Identitas Diri : Klien seorang anak dan tinggal bersama


ibunya

e) Harga Diri : Klien mengatakan tidak merasa malu dengan


kondisi tubuh beliau.

g. Riwayat ADL :
No. Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Pola Nutrisi
a. Makan Porsi makan sedang, pola Porsi makan menjadi lebih
makan tidak terkontrol. Klien sedikit, makan dan minum
masih mengkonsumsi dibatasi sesuai rencana diet,
makanan yang mengandung klien hanya memakan
tinggi gula. makanan yang dianjurkan oleh
Kebiasaan klien minum petugas kesehatan
b. Minum
sekitar ±3 Lt setiap harinya
2. Eliminasi
a. BAK Tidak ada keluhan, 4-5 Klien mengatakan sedikit-
kali/hari, jernih sedikit BAKnya berkurang,
dan saat ini tidak BAK sam
sekali
b. BAB Biasanya 1x/hari Biasanya 1x/hari

3. Personal Hygiene Mandi 2x sehari, sikat gigi, Mandi 2x sehari, sikat gigi,
keramas. keramas.

4. Pola Istirahat Tidur Tidur pada malam hari Tidur pada malam hari
sekitar jam 9 atau 10 malam sekitar jam 9 atau 10 malam
sampai shubuh ( jam 4 atau sampai shubuh ( jam 4 atau
jam 5 pagi ). jam 5 pagi ).

5. Kegiatan/Aktivitas Bekerja Bantu bantu dirumah,


Sehari-hari

3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
- Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 160/100mmHg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 18 x/mnt
Suhu : 36,1°C
- Tingkat kesadaran klien: Compos Mentis.
b. Pemeriksaan Kulit
Warna kulit kecoklatan, jaringan kulit utuh, lesi (-), Kulit lembab, turgor
baik.
c. Pemeriksaan Kepala
1) Region Kepala
Persebaran rambut merata, warna hitam terdapat uban, bentuk
kepala simetris, tidak ada nyeri tekan.
2) Region Wajah
Bentuk simetris, warna kulit kecoklatan sama dengan kulit
lainya, tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan.
3) Regio Mata
Persebaran bulu mata dan alis merata, konjuntiva anemis, kornea
jernih, sklera tidak ikterik, refleks mengedip (+), pupil isokhor,
tidak ada nyeri tekan dan bengkak.
4) Regio Telinga
Kedua telinga sejajar, bentuk normal dengan warna sama dengan
kulit lainnya, kebersihan baik, pendengaran masih baik, tidak
ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran nodus limfatikus.
5) Regio Hidung
Hidung simetris, tidak ada lesi, kelembaban baik dan mukosa
lembab, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada nyeri
tekan, terdapat pembengkakan polip di kedua lubang hidung.
6) Region Mulut dan Tenggorokan
Warna bibir merah muda agak kecoklatan, mukosa mulut
lembab, refleks menelan dan mengunyah baik dan fungsi
pengecapan baik.
d. Pemeriksaan Leher
Bentuk leher simetris ROM leher (+) dan kekuatan otot baik, tidak ada
pembesaran nodus limfatikus dan kelenjar ludah.
e. Pemeriksaan Dada
Bentuk simetris, pengembangan dada simetris, tidak terdapat suara
nafas tambahan.
f. Pemeriksaan Ekstremitas
Bentuk kedua tangan dan kaki simetris, warna kulit sama dengan kulit
lainnya, edema (+) di kedua kaki derajat 2, CRT <3 detik, akral hangat,
ROM aktif (+) dengan kekuatan otot.
5 5

5 5
4. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS: Kerusakan Ginjal Kelebihan Volume


Cairan
Klien mengatakan kakinya ↓
bengkak
Retensi Na dan air
DO:

 Edema (+) di kedua
Penumpukan Cairan di dalam
tungkai, derajat 3
tubuh
 BB pre HD: 74 Kg
 BB Post HD: 72 Kg ↓

 BB Kering: 67 Kg Shift cairan ke interstisial

Edema Tungkai

1. Daftar Diagnosa Keperawatan


1) Kelebihan Volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal

2. Rencana Tindakan Keperawatan


Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Hemodialisa
No Medrek : 417461 Nama Mahasiswa : Ranitya Hardian Y
No Tujuan Intervensi Rasional
Dx

1. Setelah dilakukan a. Kaji ulang ekstremitas dan a. Melihat status kelebihan


bagian tubuh yang edema cairan klien dan efek
tindakan keperawatan sampingnya untuk
terhadap gangguan sirkulasi
selama 1 x 4 jam dan integritas kulit menentukan alternatif
pengobatan.
Kriteria hasil : b. Monitoring berat badan dan b. Peningkatan dan
input output klien penurunan berat badan
a. Edema kaki yang tidak terkontrol
berkurang dapat menunjukan
b. BB klien menurun terjadinya edema atau
tidak.
c. Ajarkan klien tentang c. Edema terjadi karena
penyebab dan cara adanya retensi Na dan
mengatasi edema, cairan dalam tubuh karena
pembatasan diet, dan kerusakan ginjal.
penggunaan dosis, dan efek Penanganan yang dapat
dilakukan salah satunya
samping obat yang
meninggikan posisi kaki
diprogramkan.
untuk melancarkan aliran
vena.
d. Manajemen cairan: d. Asupan cairan pada klien
menganjutkan mengurangi dengan kerusakan ginjal
asupan cairan harus dibatasi untuk
menghindari penumpukan
e. Kolaborasi pemberian cairan.
diuretic e. Diuretik berfungsi untuk
menarik cairan didalam
tubuh untuk dikeluarkan
melalui urin

f. Kolaborasi dialysis sesuai f. Bantuan dialysis


dengan kebutuhan dibutuhkan jika fungsi
ginjal sudah benar-benar
mengalami penurunan
untuk menarik cairan
dalam tubuh.

3. Catatan Tindakan Keperawatan


Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Hemodialisa
No Medrek : 417461 Nama Mahasiswa : Ranitya Hardian Y

No Dx Tgl/jam Implementasi Respon Paraf

1. 4 a. Mengkaji TTV a. TD: 160/10mmHg, RR:


Desember 18x/mnt, HR: 80x/mnt,
2017 Suhu:36,1ºC
b. Memonitoring status b. Klien minum 1 gelas/hari, BB
Pukul
cairan klien dan berat pre HD: 74Kg, BB Kering:
12.30-
badan klien sebelum 67Kg
16.30
dilakukan hemodialisa
c. Memberikan informasi c. Klien sudah mngetahui
pada klien tentang mengenai penyebab edema dan

penyebab edema dan mengikuti anjuran untuk


meninggikan kaki,
menganjurkan klien
menggunakan bantal
untuk memposisikan
kaki lebih tinggi dan
sering
mengolahragakan
ringan bagian yang
edema
d. Menganjurkan klien d. Klien mengatakan hanya

untuk menjaga asupan minum 1 gelas/hari dan

cairan untuk menjaga asupan makanan


sesuai anjuran
mencegah kelebihan
cairan
e. Observasi TTV Jam ke 1 e. TD: 160/110mmHg, RR:

intra HD 20x/mnt, HR: 79x/mnt,

f. Observasi TTV Jam ke 2 f. TD: 180/110mmHg, RR:

intra HD 16x/mnt, HR: 72x/mnt

g. Observasi TTV 20 menit g. TD: 170/100mmHg, RR:

sebelum HD berakhir 16x/mnt, HR: 76x/mnt

h. Menimbang Berat badan h. BB: 72 Kg


setelah hemodialisi

4. Catatan Perkembangan
Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Hemodialisa
No Medrek : 417461 Nama Mahasiswa : Ranitya Hardian Y
NO. DX TGL/JAM SOAP PARAF

1 4 Desember S:
2017 - Klien mengatakan Badanya lebih
segar
16.30
- Klien mengatakan bengkak kakinya
berkurang

O:

- TD: 170/100mmHG, RR: 16x/mnt,


HR: 76x/mnt
- BB post HD: 72Kg
- Edema kaki (+) berkurang dari
sebelumnya,
- Derajat edema 1

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Arici, M., 2014, Management of Chronic Kidney Disease, Sringer-Verlag, Berlin
Heidelberg.
Black dan Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Manajemen Klinis untuk
Hasil yang diharapkan, Edisi 8. Elsevier : Indonesia.
Johnson, Joice Young. 2010. Handbook for Brunner and Suddarth’s Textbook of
Medical Surgical Nursing, Twelfth Edition. Philadelphia : Lippincott William
Wilkins.
NANDA International. 2015. Nursing Diagnoses Definitions and Classification
2015-2017. Willey-Blackwell.
National kidney foundation. 2002. Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney
Disease Evaluation, Classification and Stratification. Am J Kidney Dis 39:
s1-s266. New York.
Smeltzer, S.C., dan Bare, B. G. 2008. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical
Surgical Nursing. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai