Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, anugerah , serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
TUGAS WAJIB “Siphon” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Tak lupa
juga kami mengucapkan terimakasi kepada dosen pembimbing kami Ir.Slamet Budiono,
M.M., yang telah menuntun dan memberi arahan kepada kami sehingga Tugas Wajib
“Siphon” ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.

Penyelesaian tugas wajib ini guna memenuhi persayaratan nilai dalam proses
perkuliahan dengan mata kuliah Irigasi II .disamping itu,semoga Tugas Wajib ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan , petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
perencanaan Bangunan Siphon.

Harapan kami , semoga Tugas Wajib ini membantu menambah pengetahuan dan
perencanaan bagi para pembaca , sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
dari tugas wajib ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.

Mataram ,20November 2016

ZULFATHURRAHMAN
(41411A0068)

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 1


DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
2. Permasalahan. ......................................................................................................... 4
3. Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II ISI ........................................................................................................................................ 5


1. Pengertian Sypon ................................................................................................... 5
2. Fungsi Sypon ........................................................................................................... 6
3. Bangunan Penunjang Sypon .............................................................................. 6
4. Kriteria Perencanaan Sypon .............................................................................. 6
5. Prosedur Perhitungan Sypon............................................................................. 8
6. Perhitungan Tugas Wajib Sypon ...................................................................... 12

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 17

1. Kesimpulan ............................................................................................................... 17
2. Saran............................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19


LAMPIRAN ............................................................................................................... 20

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Siphon dipakai untuk mengalirkan air lewat bawah jalan, melalui sungai atau
saluran pembuang yang dalam. Aliran dalam siphon mengikuti prinsip aliran dalam
saluran tertutup. Antara saluran dan siphon pada pemasukan dan pengeluaran
diperlukan yang cocok. Kehilangan tinggi energy pada siphon meliputi kehilangan
akibat gesekan , dan kehilangan pada tikungan serta kehilangan air pada peralihan
masuk dan keluar. Agar siphon dapat berfungsi dengan baik , bangunan ini tidak boleh
di masuki udara. Mulut sipon sebaiknya dibawah permukaan air hulu.
Kedalaman air di atas siphon (air perapat) dari permukaan air bergantung kepada
kemiringan dan ukuran siphon. Siphon dapat dibuat dari baja atau beton bertulang.
Perencanaan hidrolis dan bangunan siphon dijelaskan pada Buku KP-04 Bangunan.
Siphon harus dipakai hanya untuk membawa aliran slauran yang memotong jalan
atau saluran pembuang dimana tidak bisa dipakai gorong-gorong, jembatan ataupun
talang. Pada siphon , kecepatan harus dibuat setinggi-tingginya sesuai dengan
kehilangan tinggi energy maksimum yang diizinkan. Hal ini tidak akan memungkinkan
terjadinya pengendapan lumpur. Siphon sangat membutuhkan fasilitas pemeliharan
yang memamdai dan hal-hal berikut harus diperhatikan :
a. Sedimen dan batu-batu yang terangkut harus dihentikan sebelum masuk dan
menyumbat siphon. Ini dilakukan dengan membuat kantong yang kososngkan /
dibersihkan secara berkala.
b. Menyediakan prasarana pemeliharaab hingga bagian terbawah pipa pun dapat
dicapai, seperti cerobong (shaft).
Penggunaan siphon dipetak tersier tidak menguntungkan karena biaya pelaksanaan
dan pemiliharaan yang tinggi serta besarnya kehilangan tinggi energy yang diperlukan
, jadi seharusnya dihindari. Penyesuaian layout dan perencanaan saluran (misalnya ,
pemecahan petak tersier) harus dijajaki lebih dulu.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 3


1.2. PERMASALAHAN
1. Apa itu siphon ?
2. Apakah fungsi dari siphon tersebut ?
3. Apa saja bangunan penunjang yang ada di siphon ?
4. Bagaimana keriteria perencanaan siphon tersebut ?
5. Bagaimana prosedur perhitungan perencenaan siphon tersebut ?

1.3. TUJUAN
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Irigasi II
2. Mengetahui siphon beserta fungsinya dalam aliran sungai dan drainase.
3. Mencari tahu mengenai saluran siphon dan bangunan penunjang yang berada pada
siphon.
4. Mengetahui kriteria perencanaan dan cara menghitung dalam perencanaan siphon.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 4


BAB II

ISI

2.1. PENGERTIAN

Menurut Pusdata DPU , 1994, siphon adalah bangunan air yang dipakai
untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah
saluran pembuang , cekung, anak sungai atau sungai, siphon juga dipakai untuk
melewati air dibawah jalan-jalan kereta api ataui bangunan-bangunan yang lain.
Siphon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara
penuh dan sangat dipengaruhi oleh tingi tekan sungai.

Bangunan siphon merupakan salah satu bangunan persilangan yang


dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya terpotong
oleh lembah dengan bentang panjang atau terpotong oleh sungai. Bangunan siphon
berupa saluran tertutup yang dipasang mengikut bentuk potongan melintang sungai
lembah untuk menyeberangkan debit deri sisi hulu ke sisi hilir. Bangunan siphon
(berupa saluran tertutup berpenampang lingkaran atau segi empat) dipasang dibawah
dasar sungai atau bisa juga dipasang di atas permukaan tanah jika melintas lembah
(cekungan).

Konstruksi siphon jika penampang melintang berupa segi empat biasanya


dibuat dari beton bertulang (reinforced concrete) , jika penampang melintang berupa
lingkaran biasanya dibuat dari baja. Untuk mencegah adanya sedimentasi pada saat
debit di dalam siphon tetap bisa mengangkut sediment ke hilinya. Konstruksi siphon
harus dipilih pada lokasi yang panjang bentang sungainya minimum , agar biaya
konstruksinya hemat , serta kehilangan energinya kecil.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 5


2.2. FUNGSI SIPHON

Fungsi siphon ini adalah agar air yang mengalir di dalam saluran, tidak
tercampur oleh sungai yang dilintasinya , sehingga kualitas air di dalam relative bisa
terkendali.

2.3. BANGUNAN PENUNJANG SIPHON

Didalam saluran siphon terdapat beberapa bangunan penunjang untuk


membantu pergerakan aliran yang berada di dalam saluran siphon tersebut , yaitu :

1. Inlet Chamber
Inlet chamber berfungsi sebagai bangunan peralihan dari pipa air
buangan yang sifat alirannya terbuka menuju pipa sihon yang sifat
alirannya bertekanan.
2. Outlite chamber
Fungsi outlet chamber adalah kebalkan dari inlet chamber. Bentuk
dimensinya sama dengan inlet chamber hnaya dilengkapi dengan sekat
dan terjunan agar alirannya tidak kembali masuk kepipa siphon lainnya.
3. Drain
Untuk pembersihan pipa bagian dasar , diperlukan pipa drain yang
menyalurkan kotorannya ke bak penampung yang terdapat dalam
manhole , selanjutnya dipompa.

2.4. KRITERIA PERENCANAAN

Dalam pembuatan saluran siphon , terdapat beberapa kriteria perencanaan


guna mengetahui karakteristik apa saja yang sesuai dalm pembangunan siphon.
Adapun kriteria perencanaan siphon yakni :

1. Diameter minimum 15cm. Namun untuk memberikan kecepatan yang


lebih tinggi diameter bisa lebih kecil (minimal 10 cm) namun untuk
menghindari penyumbatan siphon harus dilengkapi pipa penguras
(drain)

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 6


2. Pipa harus terisi penuh.
3. Kecepatan pengaliran harus konstan agar mampu menghanyutkan
kotoran atau buangan padat , kecepatan desain biasanya lebih besar
(0,6-0,9) m/dtk.
4. Dibuat tidak terlalu tajam agar mudah dalam pemeliharaan.
5. Perencanaan harus mempertimbangkan debit minimum , rata-rata dan
maksimum.
6. Pada awal dan akhir siphon harus dibuat sumus pemeriksaan untuk
memudahkan pembersihan.
7. Trase dari siphon trsebut sedapat mungkin tegak lurus dengan
konstruksi yang dilewati agar panjang tarase seekonomis mungkin.

Didalam perencaan siphon ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ,


antara lain : (untuk kasus siphon melintas dasar sungai)

1. Siphon harus menahan gaya uplift pada saat kondisi airnya kosong.
Kondisi yang paling berbahaya pada konstruksi siphon adalah pada saat
siphon dalam keadaan kosong. Pada saat kondisi ini gaya uplift yaitu gaya
yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis dari bawah konstruksi siphon
kearah atas. Gaya ini cenderung mengangkat konstruksi siphon. Sedangkan
untuk mengimbanginya diperlukan gaya penahan yang arahnya vertical ke
bawah yaitu gaya berat akibat berat sendiri konstruksi siphon dan gaya
akibat berat lapisan penutup siphon.
2. Siphon harus dibuat pada kedalaman yang cukup dibawah dasar sungai.
Pada kondisi ini konstruksi siphon harus aman terhadap bahaya gerusan
tanah dasar sungai (degradasi) maupun bahaya gerusan local akibat dasar
sungai yang tergangu. Jika konstruksi siphon berad terlalu dekat dengan
permukaan dasar sungai , maka tanah penutup di atas siphon kemungkinan
akan terkikis. Untuk itu konstruksisiphon harus dibuat pada kedalaman
yang cukup terhadap dasar sungai.Pada bagian dasar palung sungai. Pada
bagian dasar palung sungai , konstruksi siphon sebaiknya dalam posisi
horizontal dan panjangnya kearah tebing sungai harus cukup , karena tebing

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 7


sungai kemungkinan bisa juga terjadi erosi. Sedangkan pada bagian lereng
sungai bisa dibuat miring. Lapisan penutup dasar sungai (diatas konstruksi
siphon) sebaiknya berupa pasangan gabion (bronjong).
3. Untuk mengurangi kehilangan energy maka lokasi siphon diusahakan pada
bentang sungai terpendek , serta memperkecil jumlah belokan pada
konstruksi siphon.

2.5. PEROSEDUR PERHITUNGAN

Pada perencanaan hidrolis siphon harus mempertimbangkan kehilangan


energy akibat kecepatan aliran , kehilangan pada peralihan masuk , kehilangan akibat
gesekan , kehilangan pada bagian siku siphon , serta kehilangan pada peralihan keluar.
Siphon umumnya tidak dipakai untuk saluran pembuangan , karena debit saluran
pembuangan tidak tetap. Sebab , siphon akan selalu berfungsi dengan baik pada
slauran yang debitnya selalu tetap , seperti : saluran pembawa (saluran irigasi).

Pada mulut pipa siphon akan ditutup dengan kisi-kisi penyaring , hal ini
karena mulut siphon tidak boleh terbuka. Biasanya , pipa siphon akan dikombinasikan

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 8


dengan pelimpah tepat disebelah hulu agar air tidak meluap diatas tanggul saluran
hulu. Untuk saluran yang lebih besar siphon dibuat dengan pipa rangkap (double
barrels) untuk menghindari kehilangan yang lebih besar di dalam siphon jika
bangunan itu tidak mengalirkan air pada debit rencana.

Siphon yang panjangnya > 100 m harus dipasang dengan ubang periksa
(manhole) , pintu pembuang , dan jembatan siphon. Tetapi kecepatan dalam siphon
harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran , dan tidak boleh
kurang dari 1 m/dt , lebih disukai lagi kalau tidak kurang dari 1,5 m/dt. Kecepatan
maksimum yang sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt.

Untuk menentukan dimensi siphon dapat menggunakan persamaan


kontinuitas yakni :

Q = A . V = ¼ π D2

Keterangan :

Q : Debit air Bungan (m3/dtk)

V : Kecepatan aliran dalam siphon (m/dtk)

D : Diameter pipa siphon (m)

Berikut adalah beberapa factor yang harus diperhatika dalam menentukan


profil siphon , antara lain :

1. Kehilangan energy
2. Kemudahan pemeliharaan
Kehilangan Energi
a. Kehilangan energy akibat gesekan

𝑉2 𝑥 𝐿
𝐻𝑓 =
𝐶2 𝑥 𝑅

𝐴
𝑅=
𝑃

𝐶 = 𝑘. 𝑅1/6

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 9


Tabel 2.1. Dengan koefisien kekasaran stickler :

b. Kehilangan Tinggi energy pada peralihan


(𝑣𝑎 − 𝑣1)2
∆𝐻 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐶 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
2. 𝑔

(𝑣2 − 𝑣𝑎)2
∆𝐻 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝐶 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
2. 𝑔

Keterangan :
C masuk dan keluar : Factor kehilangan energy
Va : Kecepatan rata-rata yang dipercepat (m/s)
V1 : Kecepatan rata-rata dihulu (m/s)
V2 : Kecepatan rata-rata dihilir (m/s)

c. Kehilangan tinggi energy pada bagian siku dan tikungan

𝑉𝑎2
∆𝐻𝑏 = 𝐾𝑏 2.𝑔

Dimana :

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 10


Kb : Koefisien kehilangan energy (sesuai tabel 2.2)

Tabel 2.2 Koefisien kehilangan energi

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 11


2.6. PERHITUNGAN TUGAS WAJIB (SIPON)

Soal No.1 Rencanakan Sipon:

a. Debit (Q) maximum yang harus dialirkan 2.5 m3/dt


Syarat-syarat lain:
b. Kemiringan lereng saluran (t) 1:1
c. Harga K untuk saluran tanah = 40, K beton = 70
d. Sipon berbentuk 1. Kubus 2. Lingkaran
e. Ketentuan lain dapat ditentukan sendiri disesuaikan dengan Kriteria
Perencanaan

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 12


Diketahui data-data sebagaiberikut :

 Debit yang harus dialirkan (Qmaksimum) = 2.5 m3/dt (soal)


 Lebar dasar saluran B = 5 m (Asumsi)
 Kedalaman aliran h = 1,27 m
 Kecepatanaliransaluran V = 0,46 m/dt (Asumsi)
 Elevasidasarsaluranhilir = +13,09 m
 Elevasimuka air hilir = + 14,36 m
 Panjang siphon = 19.64m (direncanakan)
 Penampang siphon =Segi Empat
 Siphon melintasisungaisehinggakonstruksi siphon diletakkan di bagiandasarsungai.
 Siphon direncanakanmempunyai 2 jalur (double barrel).
 Kecepatanalirandalam siphon direncanakan 2 m/dt agar sediment di dalam siphon
bisaterangkutkeluar siphon.
 B=h

0.25h
0.25h
B=h

Gambar potongan melintang sipon

 Makaluaspenampangbasah siphon adalah :


A = Q / V = 2 / 2 = 1 m2
A = 2 . [(B.h) – 4(0,5 x 0,25h x 0,25h)]
A = 2 . (h2-0,125 h2)
1.25= 1,75 h2

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 13


H = 0,85 m
 Kehilangan energy akibatgesekandihitngdenganrumus :
𝑣2. 𝐿
∆𝐻𝑓 =
𝑘 2 . 𝑅 4/3
Dengan :
Δ Hf = kehilangan energy akibatgesekan (m)
V = kecepatanaliran , (v = 2 m/dt)
L = panjang siphon (L = 16.48 m)
K = koefisienkekasaranstrickler (k = 70)
R = Jari-jarihidraulik (m)

 Luaspenampangbasahuntuktiap barrel A = 1.25/ 2 = 0,63 m2


 Kelilingbasah P = (4 x 0,5h) + (4 x 0,354h)
= 2h + 1,41 h
=3,41 h
= 3,41 x 0,85 = 2,889 m
 Jari-jarihidraulik R = A / P
= 0.63/2.889
= 0,218m

22 𝑥19.64
∆𝐻𝑓 =
702 𝑥 0,2184/3

= 0,122 m

 Kehilangan energy akibatbelokan :

𝑣
∆𝐻𝑏 = 𝑘𝑏
2. 𝑔

Dengan :ΔHb = kehilangan energy dibagianbelokan (m)


V = Kecepatanaliran( v = 2 m/dt )

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 14


Kb = Koefisienakibatbelokan
Kb = 0,05untukbelokan 15˚ (1 kali belokan )
= 0,042 untukbelokan 16,5˚ (1 kali belokan)
ΔHb = (0,05 + 0,052) . 22 / (2x9,81)
= 0,020 m

 Kehilangan energy akibatperalihan :


∆ 𝐻𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝜀 (𝑣 − 𝑣𝑎))2 /2. 𝑔

Dengan :ΔHmasuk = kehilangan energy di bagian inlet (m)

V = kecepatanalirandidalam siphon (v=2m/dt)

Va = kecepatanaliran di saluran (v = 0,46 m/dt)

𝜀 = koefisien akibat peralihan

𝜀𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 0,20

𝜀𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 0,40

ΔHmasuk = 0,20 (2-0,46)2 / 2.g

ΔHmasuk = 0,024 m

ΔHmasuk = 0,40 (2-0,46)2 / 2.g

ΔHmasuk = 0,048 m

 Kehilanganenergiakibatsaringan (trashrack) :
𝑆 3 𝑣2
∆𝐻𝑟 = 𝜑 ( )4 . . sin 𝛼
𝑏 2. 𝑔

Dengan :

ΔHr = kehilangan energy akibatsaringan (m)

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 15


V = kecepatanaliran siphon (v=2m/dt)

Jerujisaringan (ϕ=1,8untuk jeruji bulat)

S = tebalbatangjerujisarinan( s = 10 mm)

b = jarakantarbatangjeruji (b=100 mm)

α = kemiringanbatangjerujiterhadap horizontal (α = 75˚)

0,01 4 0,462
∆ 𝐻𝑟 = 1,8 . ( )3 . . sin 45°
0,1 2.𝑔

ΔHr = 0,001 m

 Jadi total kehilangan energy adalah :


ΔHtotal = ΔHf + ΔHb + ΔHmasuk + ΔHkeluar +ΔHr
= 0,122 + 0,020 + 0,024 + 0,048 + 0,001
= 0,215 m.

 Sehinggamuka air dibagianhulu siphon adalah :


Elevasimuka air hilir + ΔH total
= 14,36 m + 0,215 m
=(+14,575 m)

Kesimpulan : untuk dapat mengalirkan debit air 2 m3/detik maka direncanakan


muka air dibagian hulu Sipon yaitu + 14,575 m

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 16


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Bangunan siphon adalah suatu konstruksi bangunan yang memfasilitasi aliran air
melintas dibawah bangunan konstruksi lainnya , dimana aliran air tersebut tidak
sebidang dan elevasi muka air hulu dan hilir berada lebih tinggi dari elevasi bangunan
yang dilintasinya (jalan , sungai dan bangunan lainnya).

Pada perencanaan hidrolis siphon , dapat disimpulkan bahwa :

 untuk dapat mengalirkan debit air 2 m3/detik maka direncanakan muka air
dibagian hulu Sipon yaitu + 14,82
 Kehilangan tinggi energy pada siphon terdiri dari : kehilangan masuk , kehilangan
akibat gesekan , kehilangan pada siku , dan kehilangan keluar.
 Siphon tidak dipakai untuk saluran pembuangan , karena debit tidak tetap.
 Siphon berfungsi baik jika dibuat pada slauran yang debitnya tetap , seperti saluran
irigasi.
 Mulut pipa ditutup dengan kisi-kisi penyaring (trashrack).
 Umumnya pipa siphon dikombinasikan dengan pelimpah.
 Disaluran yang lebih besar , siphon dibuat dengan pipa rangkap (double barrels).
 Siphon yang panjangnya > 100m harus di pasang dengan lubang periksa (manhole),
pintu pembuang , dan jembatan pohon.
 Kecepatan aliran dalam siphon harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal
aliran dalam saluran dan tidak kurang dari 1,5 m/dt.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 17


3.2. SARAN
Dalam menyelesaikan TUGAS WAJIB ini , penulis menyadari bahwa masih
banyaknya kekurangan yang ada baik dalam hitungan, maupun pemilihan kata yang
digunakan. Untuk itu , penulis mengharapkan agar mendapat kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 18


DAFTAR PUSTAKA

 http://www.academia.edu/7901198/Perencanaan_Bangunan_Lanjutan
 https://prezi.com/n6q1irt9eppr/siphon/#_=_
 www.google.com
 Kuliah Irigasi II “Perencanaan Bangunan Pelengkap” oleh :Ir. Heri
Sulistiyono. M.Eng., Ph.D.

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 19


LAMPIRAN

TUGAS WAJIB IRIGASI II Page 20

Anda mungkin juga menyukai