Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Pertanyaan
ini selalu menghinggapi bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah demokrasi.
Ada pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi sebagai
produk luar negeri. Negara Indonesia sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat
tentang demokrasi itu sendiri. Jika melihat bentuk demokrasi dalam struktur
pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan
hampir dapat dipastikan di level ini demokrasi hanya sampai pada proses
pembuatan kebijakan, sementara jika mencari demokrasi yang berupa ciri khas
yang dapat mewakili bahwa Negara indonesia mempunyai diri demokrasi
tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Sebagaimana seperti ditulis almarhum
Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup
sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki”. Dasarnya adalah pemilikan tanah
yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak
berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri
bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa.
Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi
tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan
gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi
pancasila yang selalu menjadi kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan
berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara
Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang
tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Banyak para ahli berpendapat
bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu
menjawab tantangan zaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai
luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji
Darmodihardjo, S.H., beliau mempunyai pandangan bahwa demokrasi Pancasila

1
adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup
bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. Lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H.,
beliau mengatakan demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang berkepribadian
kemanusiaan yang adil dan beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang
berkedaulatan seluruh rakyat.
Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau memaparkan
bahwa penguasa atau pemerintah telah membuat perjanjian dengan rakyatnya
yang disebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi,
kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan
umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi
wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan masa
depan sebuah negara.

2.1 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari demokrasi itu?
2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat di Era Reformasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Demokrasi.
2. Untuk mengetahui pengertian demokrasi pancasila.
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui implementasi demokrasi pancasila sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat di Era Reformasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos”
berarti rakyat dan “kratos” atau “kratein”berarti kekuasaan. Konsep dasar
demokrasi berarti “rakyat berkuasa” (government of rule by the people). Istilah
demokrasi secara singkat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat
terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai
kehidupannya termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat. Jadi, negara
demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdsarkan kehidupan dan
kemauan rakyat.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang
menggunakannya, sebab dengan demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi negara dijamin. Oleh karena itu, istilah demokrasi
selalu memberikan posisi penting bagi rakyat walaupun secara operasional
implikasinnya di berbagai negara tidak selalu sama.

1. Bentuk-bentuk demokrasi
a) Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini adalah kebebasan individu sebagai dasar
fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Menurut Held (2004:10),
demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu pembaharuan kelembagaan
pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan
memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminan atas kebebasan
individu baik dalam kehidupan politik, ekonomi, social keagamaan.
Konsekuensi dari sistem dan prinsip demokrasi ini adalah
berkembangnya persaingan bebas terutama dalam kehidupan ekonomi
sehingga mengakibatkan individu yang tidak mampu menghadapi
persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya, kekuasaan kapitalislah

3
yang menguasai kehidupan negara bahkan berbagai kebijakan dalam
negara.
b) Demokrasi Satu Partai
Demokrasi satu partai umumnya dilaksanakan di negara-negara
komunis, seperti Rusia, China, Vietnam. Menurut komunis, negara post
kapitalis tidak akan melahirkan kemiripan apapun dengan suatu rezim
liberal yaitu rezim parlementer. Semua perwakilan atau agen akan
dimasukkan ke dalam lingkungan seperangkat institusi-institusi tunggal
yang bertanggung jawab secara langsung. Partai revolusioner merupakan
hal yang esensial karena partai tersebut merupakan instrument yang dapat
menciptakan landasan bagi sosilisme dan komunisme.

2. Demokrasi di Indonesia
a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)
 Bidang Politik dan Konstitusional
Demokrasi Indonesia seperti dalam UUD 1945 berarti menegakkan
kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh
segenap warga negara, hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif
maupun dalam aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan
kekuasaan dapat dihindarkan secara institusional. Dalam rangka ini perlu
diusahakan supaya lembaga-lembaga dan tata kerja Orde Baru dilepaskan
dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan.
 Bidang Ekonomi
Hakekat demokrasi ekonomi sesuai UUD 1945 berarti kehidupan yang
layak bagi semua warga negara yang antara lain mencakup:
1. Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan
keuangan negara
2. Koperasi
3. Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hokum dalam
penggunaannya.

4
4. Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta
pelindung.
b. Munas III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966)
Asas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:
 Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan
pendidikan.
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh
sesuatu kekuasaan lain.
 Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.
c. Simposium Hak Asasi Manusia (Juni 1967)
Persoalan HAM dalam kehidupan kepartaian harus ditinjau dalam rangka
keharusan untuk mencapai keseimbangan yang wajar diantara 3 hal:
 Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan
kewibawaan.
 Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
 Perlunya untuk membina suatu “rapidly expanding economy”
(pengembangan ekonomi secara cepat).

2.2 Demokrasi Pancasila


2.2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila
Secara umum, demokrasi adalah suatu sistem kenegaraan yang dimana
sistem pemrintah sebuah negara berupaya untuk mewujudkan kedaulatan rakyat
atas negara serta memiliki hak yang setara dalam mengambil keputusan untuk
mengubah hidup mereka. Bisa dikatakan, dalam demokrasi yang menjadi nomor
satu dalam sebuah negara adalah rakyat. Sedangkan menurut para ahli, adalah
sebagai berikut :
 Prof. Dardji Darmodiharjo, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya
seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

5
 Prof. dr. Drs.Notonagoro, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan
Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang
mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
 Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan
Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang
mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

2.2.2 Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila


Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat
dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
 Aspek Material
Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila
lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi Pancasila tidak hanya
merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial .
 Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam
badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana
mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan
jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
 Aspek Normatif
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan
menjadi kriteria pencapaian tujuan.
 Aspek Oktatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.

6
 Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi Pancasila
di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
 Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangat para
pemimpin pemerintah.

2.2.3 Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila


Adapun Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila ialah sebagai berikut:
 Persamaan bagi seluruh rakyat
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban
 Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang
maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
 Mewujudkan rasa keadilan social
 Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
 Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

2.3 Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi telah
mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan
social dan politik yang demokratis dalam masyarakat. Masalah ini berkisar pada
penyusunan suatu system politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building dengan
partisipasi rakyat sekaligus menihindarkan timbulnya dictator perorangan, partai
atau militer.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam 4 periode:
1. Periode 1945-1959 (Masa Demokrasi Parlementer)
Demokrasi parlementer menonjolkan peranan parlementer serta partai-
partai. Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan melawan

7
musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan
konstruktif sesudah kemerdekaan.
2. Periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin)
Demokrasi terpimpin ini telah m,enyimpang dari demokrasi konstitusional
dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini
ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik,
perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur sosial-
politik semakin meluas.
3. Periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang
menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah
pancasila, UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan
kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa
Demokrasi Terpimpin, dalam perkembangannya, peran presiden semakin
dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek
demokrasi pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai
legitimasi politik penguasa saat itu sebab kenyataannya yang dilaksanakan
tidaka sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
4. Periode 1999-sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi)
Pada masa ini, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi
dapat berkembang. Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan
yang tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah
pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR.
Dengan kata lain, model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang
mendasarkan pada keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare
state)
Demokrasi Era Reformasi
Dewasa ini, hampir seluruh warga di dunia mengklaim menjadi penganut
paham demokrasi. Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda
dari satu negara ke negara lain. Dalam suatu negara yang menganut sistem

8
demokrasi, demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya
kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.
Hakekat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik
penyelenggaraan Negara maupun pemerintahan. Prinsip demokrasi dalam Negara
Indonesia tercantum dalam suatu Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
berbunyi:
“….maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
Selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, prinsip demokrasi
Indonesia juga tercantum dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi:
”Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.”
Dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia secara eksplisit tercantum dalam
UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: ”Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD.” Selain itu, juga tercantum dalam Pasal UUD
1945 hasil amandemen dengan mewujudkan sistem penentuan kekuasaan
pemerintahan negara secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden
Pasal 6A ayat (1).
Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia diwujudkan
dalam penentuan kekuasaan negara yaitu dengan menentukan dan memisahkan
tentang kekuasaan eksekutif pasal 4-16, legislatif Pasal 19-22 dan yudikatif Pasal
24 UUD 1945.

Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945:

9
1. Demokrasi Indonesia Sebagaiman Dijabarkan dalam UUD 1945
Secara filosofis, demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat sebagai
asal mula kekuasaan Negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Rakyat
merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Unsur-unsur sistem pemerintahan yang demokratis:
 keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik
 tingkat persamaan tertentu diantara warga Negara
 tingkat kebebasan/kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleeh
warga negara
 suatu sistem perwakilan
 suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas
Di dalam kehidupan kenegaraan dengan sistem demokrasi, ada Supra
Struktur Politik dan Infra Struktur Politik sebagai komponen pendukung
tegaknya demokrasi. Untuk negara-negara tertentu masih ditemukan
lembaga-lembaga negara lain seperti Indonesia. Lembaga-lembaga
negara/alat kelengkapan negara :
 Majelis Permusyawarakatan Rakyat
 Dewan Perwakilan Rakyat
 Presiden
 Mahkamah agung
 Badan Pemeriksa Keuangan

2. Penjabaran Demokrasi Menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan


Indonesia
Hal ini dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaiman terdapat
dalam UUd 1945 sebagai “Staatsfundamentalnorm” yaitu “….suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…” (ayat 2).
Selanjutnya, di dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan
Negara III dijelaskan “Kedaulatan rakyat….”

10
Jadi, sistem demokrasi Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945
hanya memuat dasar-dasarnya saja dan memungkinkan untuk senantiasa
dilakukan reformasi sesuai dengan perkembangan kekuasaan negara.

2.4 Implementasi Demokrasi Pancasila Era Reformasi Sebagai Perwujudan


Kedaulatan Rakyat
Salah satu implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat adalah dengan diadakannya Pemilihan Umum. Pemilihan
Umum atau yang biasa disingkat Pemilu merupakan suatu ajang aspirasi rakyat
sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat. Masalah Pemilu ditur dalam UUD
1945 tentang Pemilihan Umum Bab VII B Pasal 22E sebagai hasil dari
amandemen UUD 1945 ke-3 Tahun 2001 yang berbunyi:
1. Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil setiap lima tahun sekali.
2. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah.
3. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai
Politik.
4. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah adalah perseorangan.
5. Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum
yang bersifat nasional, tetap dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lanjut tentang Pemilu diatur dengan Undang-Undang.
Undang-Undang tentang Pemilu yang berlaku saat ini adalah UU No. 12
Tahun 2003 tentang Pemilu untuk anggota DPR, DPD dan DPRD.
Undang-Undang ini merupakan pengganti dari UU No.3 Tahun 1999
tentang Pemilu yang kemudian diganti UU No.4 tahun 2000 karena UU
tersebut dianggap tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

11
Tujuan diselenggaraknnya Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan
wakil daerah serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mencapai tujuan nasional sesuai
dengan UUD 1945.
Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri. Komisi ini bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan Pemilu dan dalam pelaksanannya menyampaikan laporan kepada
Presiden dan DPR.
Menurut Pasal 25 UU No.12 tahun 2003, tugas dan wewenang KPU
adalah:
1. Merencanakan penyelenggaraan KPU.
2. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu.
3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua
tahapan pelaksanaan Pemilu.
 Menetapkan peserta pemilu
 Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
 Menetapkan tanggal,waktu dan tata cara pelaksanaan kampanye dan
pemungutan suara
 Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
 Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu
 Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur UU.

Dalam Pasal 1 UU No. 12 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pemilu adalah


sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945. Peserta pemilu adalah parpol untuk calon anggota legislatif dan
perseorangan untuk calon anggota DPD yang telah memenuhi persyaratan sesuai
dengan UU No.12 Tahun 2003.
Sebagai negara demokrasi, Indonesia memberikan hak yang sama bagi
warganya untuk memilih dan dipilih dalam pemilu. Menurut pasal 14 UU No.12

12
Tahun 2003, untuk dapat didaftar sebagai pemilih, pemilih harus berumur 17
tahun atau sudah kawin, tidak terganggu jiwanya dan tidak sedang dicabut hak
pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap.
Sedangkan untuk manjadi calon anggota DPR,DPD DPRD Provinsi dan
DPRD Kab/Kota, syarat-syaratnya adalah berumur 21 tahun/ lebih, bertakwa
kepada Tuhan YME, berdomisili di wilayah NKRI, cakap berbicara, membaca
dan menulis dalam bahasa Indonesia, berpendidikan serendah-rendahnya
SLTP/sederajat, setia kepada Pncasila, UUD dan cita-cita proklamasi 17 Agustus
1945, bukan bekas anggota partai komunis termasuk organisasi massanya, bukan
orang yang terlibat dalam G30S/PKI, atau organisasi terlarang lainnya, tidak
sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan pengadilan yang memiliki hukum tetap,
tidak sedang menjalani tindak pidana penjara, sehat jasmani dan rohani serta
terdaftar sebagai pemilih.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu, DPR beserta Presiden
menyusun UU No. 31 tahun 2002 tentang Parpol. Parpol mempunyai fungsi
sebagai sarana pendidikan politis, sosialisasi. Komunikasi dan rekuiretmen
politik. Tujuan parpol secara umum adalah melaksanakn cita-cita nasional bangsa
Indonesia, mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dan mewujudkan kesejahteraan seluruh
rakyat Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah memperjuangkan cita-
citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara umum, pemilu yang diselenggarakan pada masa Orde Baru
dianggap oleh kebanyakan masyarakat tidak berlangsung secara demokratis.
Berbagai strategi dihalalkan oleh sebuah partai yang berkuasa pada saat itu untuk
terus memenangkan pemilu. Runtuhnya Orde Baru yang ditandai dengan turunnya
Soeharto dari jabatan Presiden, memberikan angin segar di tengah masyarakat
yang sedang haus akan pendidikan politik dan berhasrat untuk belajar
berdemokrasi.
Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama di Indonesia yang dianggap dunia
internasional sebagai yang paling demokratis. Dengan menambahkan asas jujur
dan adil di belakang langsung, umum, bebas, rahasia, pemilu 1999 untuk pertama

13
kalinya diselenggarakan oleh lembaga independen bernama KPU. Pelaksanaannya
pun sangat terbuka di bawah pengawasan dari berbagai lembaga pengawas
independen, baik lokal maupun asing. Perubahan positif juga terjadi pada susunan
dan kedudukan lembaga legislatif dan eksekutif. Kini, presiden tidak lagi menjadi
mandataris MPR karena Presiden beserta wakilnya dipilih langsung oleh rakyat
sehingga peran lembaga legislatif hanya sebagai pengawas terhadap pelaksanaan
pemerintahan.
Pemilu 2004 dan 2009 menggunakan sisitem yang sama dengan pemilu
sebelumnya yaitu multipartai. Hanya bedanya, pada pemilu 2004 dan 2009
menggunakan dua sisitem sekaligus yaitu sistem distrik untuk anggota DPD dan
sisitem proporsional untuk pemilihan anggota DPR.
Walaupun agak ganji dalam penggunaan dua sisitem secara sekaligus,
tetapi ini merupakan hal yang lumrah bagi sebuah negara yang masyarakatnya
sedang dalam tahap belajar demokrasi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos”


berarti rakyat dan “kratos” atau “kratein”berarti kekuasaan. Konsep dasar
demokrasi dberarti “rakyat berkuasa” (government of rule by the people).
Istilah demokrasi secara singkat diartikan sebagai pemerintahan atau
kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Secara umum, demokrasi adalah suatu sistem kenegaraan yang dimmana
sistem pemrintah sebuah Negara berupaya untuk mewujudkan kedaulatan
rakyat atas Negara serta memiliki hak yang setara dalam mengambil
keputusan untuk mengubah hidup mereka. Bisa dikatakan, dalam
demokrasi yang menjadi nomor satu dalam sebuah Negara adalah rakyat.
3. Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi telah
mengalami pasang surut. Adapun perkembangan demokrasi di Indonesia
dibagi dalam 4 periode: periode 1945-1959 (Masa Demokrasi
Parlementer), periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin), periode
1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru) dan periode 1999-
sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi).
4. Salah satu implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat adalah dengan diadakannya Pemilihan Umum.
Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat Pemilu merupakan suatu ajang
aspirasi rakyat sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat.

3.2 Saran
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun
kini telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau
penting dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil
rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Setelah terpilih menjadi

15
anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya adalah bekerja untuk
rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit para anggota parlemen yang
“melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di kursi “empuk”.
Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing, mengutamakan
kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan modal
mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa
Indonesia. Para elit politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai kesatuan, akan
tetapi berada pada bingkai kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya,
adanya sengketa hasil pemilu, black campaign ketika kampanye dan sebagainya,
yang penting bisa mendapatkan kekuasaan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun
telah luntur dalam dirinya. Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol
jalannya pemerintahan agar menuju Indonesia yang lebih baik.

16

Anda mungkin juga menyukai