Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya. Makalah yang berjudul “Nilai-nilai ideal, instrumental dan praktis yang di
hubungkan dengan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi.” Ini dapat terselesaikan meskipun
masih terdapat kekurangan di dalam nya.

Pancasila sebagai ideologi Negara indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan yaitu


cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa. Hal tersebut sebagaimana di ungkapkan oleh
(sugito,2007:76). Diterimanya pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara,
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila harus selalu di jadikan landasan
pokok, landasan fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan negara. Pengakuan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk
mentransformasikan nilai-nilai pancasila itu kedalam sikap dan perilaku nyata baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Indonesia hidup didalam berebagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa,
budaya,dan agama.Dari kesemuanya itu, indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi
kesatuan dan bersatu didalam persatuan yang kokoh dibawah naungan pancasila dan
semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

2. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
indonesia?

3. Apa fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia?

C. Tujuan
1. Mengerti atau memehami arti dari isi pancasila itu dengan sebenar-benarnya.

2. Mengetahui nilai-nilai ideologi yang terkandung di dalam pancasila itu sendiri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah) nilai ini
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar pancasila yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Nilai dasar tersebut
merupakan esensi dari sila-sila pancasila yang sifatnya universal sehingga dalam nilai
tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.
2. Nilai instrumental
Betapapun pentingnya nilai-nilai dasar tersebut, namun sifatnya belum propesional,
artinya kita belum dapat menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk pada adanya undang-undang sebagai
pelaksanaan hokum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 memerlukan penjabaran lebih lanjut sebagai arahan untuk
kehidupan nyata. Penjabaran lebih lanjut ini kita namakan nilai instrumental.
3. Nilai praksis
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengalaman
yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam pengalaman nilai praksis inilah akan tampak apakah penjabaran
serta eksplisitasi nilai-nilai dasar ideology pancasila itu sesuai atau tidak dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dinamika masyarakat.

3
NILAI DASAR, INSTRUMENTAL DAN PRAKSIS DARI PANCASILA

Sila ke 1 Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai Ideal : Ketuhanan


Nilai Instrumental :
Berikut beberapa nilai instrumental dari sila ke-1

pasal 28E Ayat:


(1) setiap orang bebas memeluk agama da beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan,memilih kewarganegaraan,memilih
tempat tinggal diwilayah Negara dan meninggalkannya,serta berhak kembali.
(2) setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.

Pasal 29 Ayat:
(1) Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.

Nilai Praksis :

Perilaku atau pengalaman yang mencerminkan sila ke-1

1. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
2. Percaya dan takwa terhadap tuhan yang maha esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
3. Tidak melakukan penistaan dari suatu agama seperti melakukan pembakaran
rumah-rumah ibadah.
4. Membina kerukunan hidup diantara sesame umat beragama dan kepercayaan
terhadap tuhan yang maha esa.
5. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa
kepada orang lain.

4
Sila Ke 2 Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Nilai Ideal : Kemanusiaan.
Nilai Instrumental :

Berikut beberapa nilai instrumental dari sila ke-2

Pasal 14 :

1. Presiden memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan mempertimbang


mahkamah Agung.

2. Presiden memberikan amnesty dan abolisi dengan memperhatiakan dewan


perwakialan rakyat.

Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
1.setiap oranng membentuk keluarga Dan melanjutkan keturunan dan perkawinan
yang sah.
2.setiap anak berhak melangsungkan kelangsungan hidup,tumbuh dan berkembang
serta berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 G
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari Negara lain.
Pasal 28 I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak di siksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk di akui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak di tuntut atas dasar hukum yang

5
berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaaan apapun.
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun yang berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat di hormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
4. Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawa Negara, terutama pemerintah.
5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan di tuangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28 J
1. Setiap orang wajib menghoramati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai Praksis :
Perilaku atau pengalaman yang mencerminkan sila ke-2
1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan.
2. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat da martabatnya
sebagai makhluk tuhan yang maha esa.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti acara-acara bakti
social,memberikan bantuan kepada panti-panti asuhan sebagai bentuk
kemanusiaan peduli akan sesama.

6
Sila ke 3 persatuan Indonesia
Nilai dasar : Persatuan
Nilai instrumental :
Berikut beberapa nilai instrumental dari sila ke-3

Pasal 25A
Negara kesatuan repubik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri
nusantara denangan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih.
Pasal 36
Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia
Pasal 36A
Lambang Negara adalah garuda pancasila dengan semboyan bhinneka tunggal ika
Pasal 36B
Lagu kebangsaan adalah Indonesia raya .

Nilai prakis :
Prilaku atau pengalaman yang mencerminkan sila ke-3
1.mengembangkan sikap saling menghargai.
2.membina hubungan baik dengan semua unsure bangsa.
3.memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
4.menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
5.mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.

7
Sila ke 4 kerakyaktan yang dipimpin oleh hikmat,kebijaksanaan dalam
permusyawaran dan perwakilan

Nilai ideal: Kerakyatan


Nilai instrumental:
Berikut beberapa nilai instrumental dari sila ke -4

Pasal 2
1.menjelis permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota-angota dewan perwakilan
rakyat,ditambah dengan utusan-utusab dari daerah-daerah dan golongan-golongan,
menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
2. majelis permusyawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di
ibu kota Negara.
3. segala putusan majelis permusyawaratan rakyat ditetapkan dengan suara yang
terbanyak
Pasal 3
Majelis permusyawaratan rakyat menetapkan undang-undang dasar dan garis-garis
besar dari pada haluan Negara.
Pasal 6 ayat 2
Presiden dan wakil presiden dipilih oleh majelis permusyawaratan rakyat dengan
suara yang terbanyak.
Pasal 19
1. Anggota dewan perwakilan rakyat dipilih melalui pemilihan umum
2. Susunan dewan perwakilan rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan perwakilan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Nilai praksis :

Perilaku atau pengalaman yang mencerminkan sila ke-4

1. Menghindari aksi “walk out” dalam suatu musyawarah.


2. Menghargai hasil musyawarah. Ikut serta dalam pemilihan umum, pemilihan
presiden dan pilkada.
3. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah dipilih dan
yang menjadi wakil rakyat juga harus mampu membawa aspirasi rakyat.

8
4. Tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain.
5. Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.

Sila ke 5 keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai ideal : Keadilan

Nilai instrumental :

Berikut beberapa nilai instrumental dari sila ke-5

Pasal 33

(3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.

Nilai praktis

Perlaku atau pengalaman yang mencerminkan sila ke-5

1. Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan


social.
2. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras.
6. Suka member pertolongan kepada orang lain.
7. Tidak bergaya hidup mewah.

9
DAFAR PUSTAKA

Kaelan,2002,pendidikan pancasila,paradigma,Yogyakarta.
Kancil,1980,pancasila dan UUD 1945,pradnya paramita,Jakarta.
Toyibin Aziz,M.,1997, pendidikan pancasila,Rineka cipta,Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai