Anda di halaman 1dari 10

Honey and wound dehiscence : A study of surgical

wounds in the mandibular bed

KELOMPOK 4

Sutrisno Ady Wasono (201510300511048)


Rizky Tiara Utari (201510300511052)
Dadag Luhur Pambudi (201510300511057)
Riza Intaqwa Farikha (201510300511061)
Abdul Hafidz (201510300511067)
Maulana Malik Ibrahim (201510300511070)
Widhia Nur Habiari (201510300511075)
Lailatus Syamsiyah (201510300511080)
Hera Aprilia (201510300511083)
Muhammad Toha (201510300511087)

D3 KEPERAWATAN 2B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunainya
sehingga kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Honey and wound
dehiscence : A study of surgical wounds in the mandibular bed dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen kami
Chairil Huda, S.Kp.M.Kep yang telah membimbing dan memotivasi kelompok kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa FIKES UMM yang telah memberikan dukungan, kritik maupun saran
untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi
keperawatan yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami bagaimana menjadi
profesi perawat dan mengatasi masalah yang akan timbul saat masuk dunia kerja.
Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 2 Juni 2016


Penyusun,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Penelitian.................................................................................................. 2
2.2 Deskripsi Penelitian Bedasarkan Metode PIO.................................................... 3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 6
3.2 Saran.................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengurus pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah
tulang dan jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25% berat badan dan
otot menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot
rangka, tendon, ligament dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini. (Price, S.A. 1995 : 175)
Sering terjadi gangguan pada sistem muskuloskeletal, diantaranya
seperti luka dehiscence. Luka dehiscence adalah luka yang terbukanya lapisan
parsial atau total. Yang faktor penyebabnya adalah kegemukan, kurang nutrisi,
multiple trauma, gagal untuk menyatu, batu yang berlebihan, muntah dan
dehidrasi. Luka dehiscence dapat terjadi 4-5 hari setelah operasi sebelum
kollagen meluas di daerah luka. ( Jurnal luka dan perawatannya, UMY :
2011)
Salah satu cara mengatasi luka dehiscence adalah dengan pengobatan
menggunakan madu. Madu memiliki spektrum yang luas aktivitas antibakteri
ampuh, ditambah dengan aksi antiinflamasi dan efek menenangkan pada rasa
sakit. Ini juga merupakan antioksidan. Aksi menstimulasi madu pada
pertumbuhan jaringan granulasi dan epitel Sel-sel ini bermanfaat dalam
mempercepat perbaikan jaringan yang rusak.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien penderita gangguan
musculoskeletal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profile Penelitian


Judul Penelitian : Honey and wound dehiscence : A study of surgical
wounds in the mandibular bed

Pengarang : CE Anyanechi, BD Saheeb1


Sumber : http://www.njcponline.com
Key Words : Dehiscence, honey, mandible, surgical, wound
Abstract : Background: There is a paucity of literature on
the use of honey in wound healing after oral and
maxillofacial surgical
procedures.

Objective: To evaluate the efficacy of the healing


properties of Obudu honey in patients who
developed wound dehiscence after segmental
mandibular resections.

Patients and Methods: This was a prospective


study of 72 patients who had benign lesions of the
mandible, and were treated by segmental
mandibular resection, with the surgical wounds
developing dehiscence. The subjects were
randomized into two treatment groups of A (control,
n = 36) and B (experimental, n = 36). Unlike the
control, the wounds in the experimental group were
dressed in honey after debridement.

Results: The ages of the patients ranged from 21 to


73 years with a mean age of 46.3 ± 2.1 years while
the male: female ratio was 3:1. There was no
significant demographic difference about age (P =
0.44) and gender (P = 0.38) between the two
groups. The smaller the initial circumference of the
surgical wound, the shorter the duration of healing
and this was significant (P = 0.001) in either of the
treatment groups. Numerically, more healing was
completed in the first 5 weeks in subjects in the
experimental group (n = 19, 52.8%) than the control
(n = 13, 36.1%). However, the duration of healing
between the subjects in the control and experimental

2
groups at the end of 9 weeks showed no significant
difference (P = 0.23).

Conclusion: Honey speeds up the healing of


dehiscence wounds of resected mandible when used
as dressing more than the control.
Tanggal Publikasi : 20 Aug 2014

2.2 Deskripsi Penilitian Berdasarkan Metode PIO


a. Tujuan Penilitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas sifat
penyembuhan obudu madu pada pasien yang mengalami luka dehiscene
bedah setelah reaksi mandibula segmental selama 7 tahun di rumah Sakit
Nigeria Teaching.
b. Metode Penelitian
 Pada jurnal ini menggunakan metode penelitian prospektif yaitu
sebuah studi penelitian dimana kesehatan atau karakteristik lain
dari peserta di pantau atau ditindaklanjuti dalam jangka waktu
tertentu. Peserta itu dari 72 pasien yang memiliki lesi jinak
mandibula, dan memberikan reseksi mandibula segmental, dengan
luka berkembang dehiscene. Dari 72 peserta itu secara acak di
jadikan menjadi dua kelompok perlakuan yaitu A (kontrol) dan B
(percobaan).
c. Populasi, problem, sample.
Populasi :
 Di dalam jurnal ini di butuhkan peserta dari 72 pasien.
Problem :
 72 pasien yang memiliki lesi jinak mandibula yang segmental.
Sample :

3
 Peserta dari 72 peserta itu secara acak di jadikan menjadi dua
kelompok perlakuan yaitu A (kontrol) dan B (percobaan).
d. Intervensi
 Penelitian pada pasien dehiscense di lakukan awal bulan januari
2006-desember 2012. Pasien penderita dehiscene dibagi menjadi 2
kelompok, kelompok A (kontrol) dan kelompok B (percobaan).
 Tiap-tiap kelompok dilakukan pengamatan dari awal sampai akhir
berupa proses penyembuhan luka di mulai dari terbentuknya
jaringan granulasi, tanda-tanda adanya infeksi/peradangan, atau
adanya rasa sakit.
 Pada kelompok A kontrol, menghilangkan jaringan mati pada luka
(debridemen) dengan mengencerkan hidrogen peroksida serta di
selingi dengan cairan NaCl, dan pasien diinstruksikan untuk
melanjutkan dengan obat kumur garam hangat selama 2 minggu.
Debridement ini di lakukan berulang-ulang selama dua kali, pada
interval mingguan.
 Pada kelompok B percobaan, melakukan hal yang sama
menggunakan pengobatan rejimen, tetapi di beri pakaian dalam
mingguan dengan jeda selama tiga kali berturut-turut dengan di
berikan obudu madu. Obudu madu (Anape/Obudu, Palang River
State, Nigeria) yang di oleskan pada permukaan luka dan
kemudian diresapi pada kain kasa sebelum di selipkan pada luka.
Kain kasa ini berguna untuk mengisi luka rongga pada permukaan
mukosa mulut.
 Tiap-tiap kelompok, variabel klinis dicatat dalam pro-forma
kuesioner yang di bedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis
lesi pada mandibula, lingkar awal luka, dan durasi klinis
penyembuhan luka.
e. Outcome
 Dalam masa penelitian, 238 subjek terlihat; 76 (31,9%) dehiscence
luka bekembang dan 72 (30,3%) memenuhi kriteria inklusi. 72

4
pasien berkisar antara usia 21-73 tahun dengan usia rata-rata 46,3
± 2,1 tahun. Mayoritas kasus dalam dua kelompok terjadi di
dekade kelima hidup sementara di semua kategori usia laki-laki
kalah jumlah perempuan [Tabel 1].
 Laki-laki : perempuan memiliki rasio yang baik dalam kelompok
kontrol dan kelompok percobaan ialah 3:1. Namun, ada
Perbedaan demografi yang tidak signifikan pada usia (P = 0.44)
dan jenis kelamin (P = 0,38) antara kedua kelompok yang diteliti.
Ameloblastoma (n = 26, 36,1%) adalah yang paling umum
berindikasi untuk operasi [Tabel 2].
 Mayoritas (n = 45, 62, 5%) dari penyembuhan luka diselesaikan
antara 4-7 minggu di kedua kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen [Tabel 3].
 Ketika pasien pada kedua kelompok dibandingkan, penyembuhan
selesai di 19 (52,8%) pasien dalam kelompok eksperimen
dibandingkan dengan 13 (36,1%) dalam kontrol dalam
pembelajaran 5 minggu pertama . Namun, durasi penyembuhan
pada 9 minggu akhir antara peserta dalam kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan (P = 0,23). Sebaliknya, semakin kecil lingkar awal luka
bedah, semakin pendek durasi penyembuhan, dan ini adalah hasil
yang signifikan (P = 0,001) disalah satu dari kelompok perlakuan
[Tabel 4].

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Madu berdampak terhadap percepatan penyembuhan luka dehiscence dari
reseksi mandibula bila digunakan sebagai balutan lebih dari kontrol.

3.2 Saran
Jurnal ini masih memiliki banyak kekurangan terutama literatur yang masih
terbatas dan penjelasan isi jurnal yang masih kurang spesifik. Alangkah baikknya
jika peneliti memperbanyak literatur tentang madu agar isi dari penelitian ini lebih
spesifik lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin, Arif. (2011). Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi


Pada Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta : EGC.(2011). Jurnal luka dan
perawatannya, UMY

Anyanechi, CE . BD Saheeb. (2014). Honey and wound dehiscence: A


study of surgical wounds in the mandibular bed. Nigeria

Dorland. (2010). Kamus kedokteran. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai