Makalah Jurnal Muskulus
Makalah Jurnal Muskulus
KELOMPOK 4
D3 KEPERAWATAN 2B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunainya
sehingga kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Honey and wound
dehiscence : A study of surgical wounds in the mandibular bed dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen kami
Chairil Huda, S.Kp.M.Kep yang telah membimbing dan memotivasi kelompok kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa FIKES UMM yang telah memberikan dukungan, kritik maupun saran
untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi
keperawatan yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami bagaimana menjadi
profesi perawat dan mengatasi masalah yang akan timbul saat masuk dunia kerja.
Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Penelitian.................................................................................................. 2
2.2 Deskripsi Penelitian Bedasarkan Metode PIO.................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
groups at the end of 9 weeks showed no significant
difference (P = 0.23).
3
Peserta dari 72 peserta itu secara acak di jadikan menjadi dua
kelompok perlakuan yaitu A (kontrol) dan B (percobaan).
d. Intervensi
Penelitian pada pasien dehiscense di lakukan awal bulan januari
2006-desember 2012. Pasien penderita dehiscene dibagi menjadi 2
kelompok, kelompok A (kontrol) dan kelompok B (percobaan).
Tiap-tiap kelompok dilakukan pengamatan dari awal sampai akhir
berupa proses penyembuhan luka di mulai dari terbentuknya
jaringan granulasi, tanda-tanda adanya infeksi/peradangan, atau
adanya rasa sakit.
Pada kelompok A kontrol, menghilangkan jaringan mati pada luka
(debridemen) dengan mengencerkan hidrogen peroksida serta di
selingi dengan cairan NaCl, dan pasien diinstruksikan untuk
melanjutkan dengan obat kumur garam hangat selama 2 minggu.
Debridement ini di lakukan berulang-ulang selama dua kali, pada
interval mingguan.
Pada kelompok B percobaan, melakukan hal yang sama
menggunakan pengobatan rejimen, tetapi di beri pakaian dalam
mingguan dengan jeda selama tiga kali berturut-turut dengan di
berikan obudu madu. Obudu madu (Anape/Obudu, Palang River
State, Nigeria) yang di oleskan pada permukaan luka dan
kemudian diresapi pada kain kasa sebelum di selipkan pada luka.
Kain kasa ini berguna untuk mengisi luka rongga pada permukaan
mukosa mulut.
Tiap-tiap kelompok, variabel klinis dicatat dalam pro-forma
kuesioner yang di bedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis
lesi pada mandibula, lingkar awal luka, dan durasi klinis
penyembuhan luka.
e. Outcome
Dalam masa penelitian, 238 subjek terlihat; 76 (31,9%) dehiscence
luka bekembang dan 72 (30,3%) memenuhi kriteria inklusi. 72
4
pasien berkisar antara usia 21-73 tahun dengan usia rata-rata 46,3
± 2,1 tahun. Mayoritas kasus dalam dua kelompok terjadi di
dekade kelima hidup sementara di semua kategori usia laki-laki
kalah jumlah perempuan [Tabel 1].
Laki-laki : perempuan memiliki rasio yang baik dalam kelompok
kontrol dan kelompok percobaan ialah 3:1. Namun, ada
Perbedaan demografi yang tidak signifikan pada usia (P = 0.44)
dan jenis kelamin (P = 0,38) antara kedua kelompok yang diteliti.
Ameloblastoma (n = 26, 36,1%) adalah yang paling umum
berindikasi untuk operasi [Tabel 2].
Mayoritas (n = 45, 62, 5%) dari penyembuhan luka diselesaikan
antara 4-7 minggu di kedua kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen [Tabel 3].
Ketika pasien pada kedua kelompok dibandingkan, penyembuhan
selesai di 19 (52,8%) pasien dalam kelompok eksperimen
dibandingkan dengan 13 (36,1%) dalam kontrol dalam
pembelajaran 5 minggu pertama . Namun, durasi penyembuhan
pada 9 minggu akhir antara peserta dalam kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan (P = 0,23). Sebaliknya, semakin kecil lingkar awal luka
bedah, semakin pendek durasi penyembuhan, dan ini adalah hasil
yang signifikan (P = 0,001) disalah satu dari kelompok perlakuan
[Tabel 4].
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Madu berdampak terhadap percepatan penyembuhan luka dehiscence dari
reseksi mandibula bila digunakan sebagai balutan lebih dari kontrol.
3.2 Saran
Jurnal ini masih memiliki banyak kekurangan terutama literatur yang masih
terbatas dan penjelasan isi jurnal yang masih kurang spesifik. Alangkah baikknya
jika peneliti memperbanyak literatur tentang madu agar isi dari penelitian ini lebih
spesifik lagi.
6
DAFTAR PUSTAKA