Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Air permukaan
Air permukaan aalah air yang bersumber dari air hujan yang mengalir di permukaan
bumi dan berkumpul di suatu tempat yang relatif rendah, termasuk di dalamnya air buangan
bekas aktifitas manusia (Kusumawati,2009).
Besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti air sungai
dan air danau. Air permukaan banyak digunakan sebagai sumber air baku karena
ketersediaannya yang melimpah dan murah.

2.1.1 Jenis air permukaan


Menurut Hendro David P (2010) air permukaan berdasarkan jenisnya dapat dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
a. perairan darat
perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan
b. perairan laut
perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas

2.1.2 Karakteristik air permukaan


Karakteristik air permukaan secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
1. berdasarkan kuantitas
a. dipengaruhi oleh musim
b. terpengaruh oleh sumber, sifat dan luas area
2. berdasarkan kualitas
a. mengandung zat organik dan zat anorganik
b. jenis dan kadar zat organik,anorganik tergantung pada :
- kadar pencemaran
- jenis tanah yang dilaui oleh sungai tersebut
3. sungai membawa zat padat yang berasal dari erosi dan penghancuran zat-zat organis
dan garam mineral sesuai dengan jenis tanah yang dilalui
4. pada saat melalui daerah pemukiman dan industri maka akan mengalami pencemaran
baik dari rumah tangga dan industri.

2.1.3 Pengolahan air permukaan


Teknologi pengolahan yang digunakan untuk masing-masing sumber air baku yang
memanfaatkan air permukaan agak berlainan karena karakteristik pengotor juga berbeda. Pada
umumnya air sungai banyak mengandung padatan tersuspensi yang menyebabkan air sungai
terlihat keruh sehingga teknologi yang umumnya digunakan adalah proses koagulasi-flokulasi,
sedimentasi, filtrasi, adsorbsi karbon aktif. Pengolahan ini akan menghasilkan air bersih secara
visual dan akan didistribusikan ke unit pabrik maupun untuk keperluan warga sipil.

Pembubuhan
koagulan

Pengadukan cepat Pengadukan sedimentasi


Air baku (koagulasi) lambat (flokulasi)

filtrasi

Gambar 2.1 skema instalasi pengolahan air dari sumber air permukaan

2.2 Koloid
Koloid merupakan salah satu penyebab kekeruhan pada air. Partikel koloid yang biasa
terdapat di dalam air permukaan diantaranya adalah humus, tanah liat, silika dan virus (Hendro
David P,2010). Stabilitas koloid sangat penting dalam proses koagulasi flokulasi untuk
menghilangkan koloid-koloid yang tergantung pada ukuran partikel dan muatan elektrik dan
dipengaruhi oleh media pendispersi seperti kekuatan ion dan pH.

2.2.1 Karakteristik Koloid


Ciri penting dari suatu koloid padat yang terdispersi dalam air yaitu partikel-partikel
padat yang tidak akan mengendap karena gaya gravitasi. Ukuran partikelnya berkisar dari 0,1
milimikron (10-10) sampai 100 mikron (10-5) (Hendro David P, 2010).
Menurut Rufiani widyawati (1983) partikel-partikel koloid dalam air baku setiap daerah
mempunyai sifat umum, diantaranya :

1. Bermuatan listrik
Sifat yang menyebabkan partikel koloid dalam keadaan stabil dimana muatan partikel
koloid saling tolak menolak dan tidak dapat membentuk partikel yang lebih besar akibatnya
partikel stabil dan sulit untuk mengendap.

2. Sifat adsorpsi
Koloid cenderung melakukan adsorpsi.Partikel koloid yang terdispersi dalam air berukuran
antara 1-10µm. Karena ukurannya sangat kecil massanya pun sangat kecil dan sulit untuk
diendapkan.

3. Sifat hidrasi
Sifat ini erupakan sifat koloid yag mempunyai daya gabung terhadap media air.

2.3 Parameter kualitas air


Mengacu pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa setiap kriteria mutu air sesuai
dengan kriteria mutu air.Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air.Baku
mutu air ditetapkan berdasarkan kreiteria mutu air.

Sesuai dengan ruang lingkup penulisan penelitian ini, parameter kualitas air yang
diperiksa dilakukan terhadap parameter penting yang mempengaruhi terhadap proses koagulasi
dan flokulasi. Parameter yang dikaji adalah kekeruhan dan pH

2.3.1 Kekeruhan
Kekeruhan atau turbidity adalah kondisi keberadaan partikel koloid dan suspensi dari
suatu bahan pencemar.Bahan-bahan pencemar tersebut berupa bahan organik da bahan
anorganik yang terkandung dalam perairan. Kekerhan ini disebabkan zat-zat tersuspensi
dengan ukuran partikel antar koloid sampai dengan partikel lumpur kasar (Hendro David
P,2010).
Air keruh adalah air yang banyak mengandung partikel tersuspensi yang dapat
menghalangi penetrasi sinar ke dalam air (Hendro David P,2010). Semakin banyak partikel
tersuspensi semakin sedikit sinar yang dapat melewati partikel tersebut.

Kekeruhan pada air sungai dapat disebabkan oleh adanya sedimen sehingga menutupi
substansi dasar air sungai.kekeruhan pada sungai juga tergantung pada jenis dasar sungai,
polutan, ataupun biota yang hidup di sungai.

Adapun partikel yang dapat menjadikan iar menjadi keruh adalah :

- tanah liat
- endapan
- zat organik dan bukan anorganik yang terbagi dalam butir-butir halus
- campuran warna organik yang bisa dilarutkan
- plankton
- jasad renik (makhluk hidup yang sangat kecil)

2.3.2 pH
Pembebasan pH (derajat keasaman) dilakukan karena akan mempengaryhi rasa
korosifitas air dan efisiensi penggunaan klorin. Beberapa senyawa asam dan basa kebih toksik
dalam bentuk molekuler dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
Selain itu pH air juga akan mempengaruhi efisiensi proses pengolahan air (Hendro David
P,2010).

2.4 Prinsip dasar koagulasi dan flokulasi


Koagulasi dapat didefinisikan sebagai destabilisasi muatan pada koloid dan partikel
tersuspensi. Proses koagulasi dapat disebut juga flash mixing process karena proses
berlangsung secara cepat.

Agar terjadi tumbukan antar partikel koloid maka daya tolak menolak diantara partikel
yang bermuatan negatif harus dinetralkan dengan menambahkan koagulan yang bermuatan
positif (Linvil,1965). Proses penambahan koagulan tersebut disebut dengan proses koagulasi.
Gambar 2.2. Proses koagulasi

Proses koagulasi berintegrasi langsung dengan proses flokulasi. Kontak antar


permukaan dapat terjadi kerena proses flokulasi. Flokulasi merupakan proses kontak dan ahdesi
antara partikel sehingga membentuk partikel yang memiliki ukuran partikel yang lebih besar.
Partikel yang berada dalam keadaan tidak stabil akan cepat bergumpal. Akan tetapi apabila
semua partikel dalam keadaan tidak stabil maka proses flokulasi akan berjalan lambat.

Cara memperkecil jarak antar partikel atau menambah frekuensi tumbukan antar
partikel adalah dengan pemberian daya atau power input sehingga air tersebut mengalami
turbulensi.

Gambar 2.3. Proses flokulasi

Secara umum proses koagulasi bertujuan untuk :


- Mengurangi kekeruhan akibat adanya partikel koloid anorganik maupun organik di
dalam air
- Mengurangi warna yang diakibatkan oleh partikel koloid yang terkandung di dalam air.
- Mengurangi jumlah bakteri patogen yang terkandung di dalam air, alga dan organisme
lain
- Mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan adanya partikel koloid di dalam air.
Faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi adalah :
a. Jumlah tumbukan atau benturan
Jumlah benturan memungkinkan penggabungan flok sangat bergantung pada diameter
partikel serta besarnya gradien kecepatan.
b. Pengaruh gradien kecepatan
Gradien kecepatan rata-rata dikolerasikan dengan daya pengadukan
c. Pengaruh temperatur
Temperatur mempengaruhi besarnya viskositas. Semakin besar temperatur maka
semakin kecil nilai viskositasnya, maka kecepatan pengendapan akan semakin tinggi.
d. Pengaruh pH
Destabilisasi partikel koloid dengan penambahan koagulan untuk menghasilkan flok
yang baik harus terjadi pada kondisi pH yang optimum.Hal ini berkaitan dengan
kelarutan koagulan tersebut di dalam air dengan pH tertentu. Besarnya range pH
dipengaruhi oleh jenis dan dosis koagulan yang digunakan serta komposisi kimia dari
air baku tersebut.
e. Pengaruh alkalinitas
Alkalinitas air seperti ion karbonat (HCO3) membantu pembentukan flok dengan peran
memproduksi ion-ion hidroksida pada reaksi hidrolisa koagulan.
f. Pengaruh kekeruhan air
Tingkat kekeruhan air berpengaruh terhadap mekanisme pembentukan flok. Pada air
dengan kekeruhan rendah proses destabilisasi partikel koloid akan semakin sulit. Pada
air dengan kekeruhan tinggi ketidakstabilan koloid akan terjadi dengan cepat.

2.5 Prinsip Jar Test


Untuk menentukan dosis yang optimal flokulan dan nilai-nilai parameter lain seperti
pH,jenis flokulan yang digunakan dalam proses flokulasi dan sebagainya,dilakukan proses
jartest. Jartest merupakan model sederhana proses flokulasi.

Proses flokulasi sebenarnya tidak dapat terganggu (Alaerts,1987) . Namun efisiensi


proses tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar dan jenis zat tersuspensi,
pH larutan, kadar dan jenis flokulan, waktu dan kecepatan pengadukan an adanya beberapa
macam ion terlarut yang tertentu ( contohnya posfat). Apabila faktor tersebut tidak optimal
dapat menghalangi proses flokulasi. Jar test dapat digunakan untuk mencari nilai-nilai yang
optimal melalui percobaan dalam laboratorium.

Sesuatu larutan kolodial yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat
dianggap stabil bila :

a. Partikel kecil terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang lama
b. Partikel tersebut tidak dapat menyatu bergabung dan membentuk partikel yang lebih
besar dan berat. Karena muatan elektris pada permukaan parikel setanda. Sehingga
adddaaa repulsi antara partikel satu dengan yang lainnya.

Dengan pembubuhan flokulan maka stabilitas partikel akan terganggu. Hal ini
disebabkan :

a. Molekul dari flokulan dapat menempel pada permukaan koloid dan mengubah muatan
elektrisnya.
b. Flokulan dapat mengendap sebagai flok yang dapat mengurung koloid dan menarik
partikel tersebut ke bawah.

2.6 Bahan kimia ntuk proses koagulasi dan flokulasi


Secara umum bahan kimia untuk proses koagulasi dan flokulasi dapat dikategorikan
menjadi:

2.6.1 Koagulan
Bahan kimia yang dignakan pada proses koagulasi disebut dengan koagulan. Funsi dari
koagulan adalah untuk mengurangi kekeruhan warna dan bau dalam air yang mempengaruhi
kualitas air.
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di
dalam suspensi. Zat ini merupkan donor muatan positif yang digunakan untuk mendestabilisasi
muatan partikel ( Hendro david P,2010).
Saat ini banyak koagulan yang dapat digunakan dalam proses koagulasi, diantaranya :

Nama Formula Bentuk Reaksi dengan air pH optimum


Aluminium Al2(SO4)3.xH2O Bongkah Asam 6,0-7,8
sulfat, alum bubuk
sulfat,salum
Sodium NaAlO2 atau bubuk Basa 6,0-7,8
aluminat Na2Al2O4
Poli Aln(OH)mCl3n-m Cairan,bubuk Asam 6,0-7,8
aluminium
klorida
(PAC)
Ferri sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4,0-9,0

Ferri klorida FeCl3.6H2O Bongkah,cairan Asam 4,0-9,0

Ferri sulfat FeSO4.7H2O Kristal halus Asam >8,5

Sumber : hendro david P,2010


2.6.2 Flokulan
Flokulan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses flokulasi yang dapat
menggumpalkan partkel-partikel kecil menjadi gumpalan. Bahan yang biasa digunakan adalah
polimer dengan molekul panjang dari bahan alami atau sintetik yang mempunyai gugus aktif
dan kemampuan untuk disosiasi.

Polimer - mahal
- terdiri atas beberapa jenis :
 polimer kationik, bermuatan positif,contohnya poliamin
 polimer anionik,bermuatan negatif,contohnya poliakrilik, untuk
pH basa
 polimer nonionik, tidak bermuatan, contohnya poliakrilamid,untuk
pH netral
- bentuk : padatan,cairan emulsi,cairan kental,cairan basa
- kemurnian dan kelarutan tinggi
- endapan sangat sedikit
- dosis rendah antara 1-3 ppm
Sumber : utilitas 1

Anda mungkin juga menyukai