Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ananto Priambodo

NIM : 14613281

Kelas :A

1. Deskripsi proses Chilled Water Plant dan Air Handling Unit


a. Chilled Water Plant

1. Air-cooled Screw Chiller adalah chiller yang menghasilkan pendinginan air


dari celah sekrup chiller yang dapat dihubungkan ke cooling coil untuk
melakukan pendinginan / pemanas di industri farmasi. Air-cooled Screw
Chiller akan mendinginkan air, air yang telah mengalami pendinginan akan
masuk ke cooling coil pada Air Handling Unit (AHU) melalui chilled water
pumps.
2. Chilled water pumps merupakan pipa yang mengalirkan air dingin dari chiller
menuju cooling coil unit pada Air Handling Unit (AHU).
3. Pada cooling coil akan terjadi pertukaran kalor. Air yang lebih dingin akan
menarik kalor dari udara yang lewat sehingga udara menjadi lebih dingin.
4. Udara yang lebih dingin akan disalurkan ke ruangan-ruangan di industri.
5. Air hasil pertukaran kalor selanjutnya akan dikembalikan ke air-cooled screw
chiller untuk didinginkan dan dialirkan kembali ke AHU.
b. Air Handling Unit

1. Udara bersih dari luar ruangan masuk ke AHU 1


2. kemudian melewati 2 filter, yaitu primary dan sechodary filter
3. dari secondary filter, udara akan masuk ke cooling coil, di dalam cooling coil
ada air dingin yang masuk dari AHU2 kemudian air tersebut keluar kembali.
4. Udara dari cooling coil akan diteruskan ke supply air fan ( kipas atau blower
)
5. Dari supply air fan ( kipas atau blower, udara di filter lagi di HEPA filter agar
udara benar benar bersih dan segar
6. Kemudian setelah dari HEPA filter udara akan di atur suhu dan temperaturnya
menggunakan Heater dan udara selanjutnya masuk ke ruang produksi dengan
suhu dan temperature yang terpat.
7. Di ruang produksi ada ventilasi ( Vent ) yang digunakan untuk membuang
udara kotor dalam ruangan,udara kotor tersebut akan difilter lagi dan
dicampur dengan udara segar untuk dip roses kembali.
2. Skema Water System dan Parameter sistem pengolahan air untuk air steril dan
nonsteril
a. Skema Water System

Tahapan Tujuan
Penghilangan puing dan partikel sampai 20 µm
Softener air Penghilangan garam kalsium dan magnesium
Penyaring karbon aktif Penghilangan zat organik, bau busuk dan
desinfektan (klorin)
Media penyaring 3µm penyaringan partikel menjadi 3µm
Media penyaring 1µm Media penyaring pasir
Ultra-filtration Penyringan partikel yang lebih baik (0,01µm)
Sistem double pass Penghilangan mineral terlarut, partikulat, bakteri,
reverse osmosis (RO) virus dan pirogen
Pertukaran ion Unit polishing untuk penghilangan ion lebih lanjut
campuran (baik kation dan anion)
Sinar ultra violet (UV) Pengurangan bio-burden pada air yang dimurnikan
Tangki penyimpanan air Penyimpanan air yang sudah dimurnikan
murni

b. Sistem Pengolahan Air (SPA)


Sistem Pengolahan Air (SPA) yaitu suatu sistem proses pengolahan air yang
digunakan oleh perusahaan mulai dari air untuk kebutuhan toilet, produksi,
sterilisasi, sanitasi, maupun untuk sistem-sistem lain yang memerlukan bantuan
air. Air yang digunakan bisa berasal dari dua sumur artesis dengan kedalaman
masing -masing kurang lebih 200 meter. Air hasil olahan water treatment system
digunakan untuk proses produksi maupun kegiatan penunjang lainnya.
Berikut adalah sebagian persyaratan spesifikasi mutu macam-macam air yang
digunakan :

Parameter

Non Steril Steril


Keterangan :

Purified Water
Purified water system merupakan sistem pengolahan air yang dapat menghilangkan
berbagai cemaran (ion, bahan organik, partikel, mikroba dan gas) yang terdapat di
dalam air yang akan digunakan untuk produksi.

High Purified Water (HPW)


High Purified Water adalah dari Portable Water. yang membedakannya dariPurified
Water adalah HPW telah memenuhi standar/kriteria Water for Injections termasuk
dalam jumlah endotoksi namun sistem pengolahan air yang digunakan dianggap
kurang dapat diandalkan jika dibandingkan dengan destilasi. Metode yang biasanya
digunakan untuk pengolahan Portable Water menjadi HPW adalah kombinasi dari
Reverse Osmosis (RO), Deionisasi dan ultrafiltrasi.

Water for Injection ( WFI )


Water for Injection adalah air bebas pyrogen yang dibuat dari proses depirogenasi
purified water menggunakan water for Injection generator. Air jenis inidipakai
sebagai pelarut obat tetes mata ataupun sebagai air untuk sanitasi mesi- mesinuntuk
proses steril. Persyaratan dari air ini adalah harus bebas bacterial endotoxin danharus
steril
Sedangkan penggunaan dari masing-masing air tersebut adalah sbb :

3. Pengolahan limbah padat dan cari (betalaktam dan non-betalaktam)


Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas
manuusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni bahkan
dapat menpunyai nilai ekonomi yang negative.\
Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik
secara langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup serta
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahkluk hidup lainnya.
Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan yang telah dan akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran limbah
terutama yang berpotensi sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3).
a. Limbah padat
Limbah padat industri adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur,
atau bubur yang berhasil dari suatu proses pengolahan. Dalam konsep lingkungan
didefinisikan limbah padat dibagi menurut jenisnya, yaitu :
1. Municipal yaitu limbah perkotaan dihasilkan oleh perumahan dan
perkantoran, biasa disebut sebagai “sampah” (trash), berupa ; kertas, sampah
taman, gelas, logam, plastik, sisa makanan, serta bahan lain seperti karet,
kulit, dan tekstil
2. Non-municipal yaitu limbah yang berasal kegiatan industri, pertanian,
pertambangan, dengan jumlah yang jauh lebih besar dari pada sampah
perkotaan
Berdasarkan sifat limbah padat terbagi atas ;

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)


Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
 Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
 Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: Recyclable: sampah yang dapat
diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti
plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. Non-recyclable: sampah yang tidak
memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti
tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah
padat industry tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat
membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia Limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan
merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-
senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap
pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA),
unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan
bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah
dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil
kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu
pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan
yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan
pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
a) Sistem Balistik. adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman
ukuran / berat / volume.
b) Sistem Gravitasi, adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya
barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.
c) Sistem Magnetis, adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang
bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan
campuran logam dan non logam.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan
ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada
sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat
dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
(i) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan
(ii) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal
(iii) Laut menjadi dangkal
(iv) limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya
dapat membunuh biota laut.
b) Pembuangan di darat atau tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang
harus dipertimbangkan sebagai berikut :
(i) Pengaruh iklim, temperatur dan angin,
(ii) Struktur tanah
(iii) Jaraknya jauh dengan permukiman
(iv) Pengaruh terhadap sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan
berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian
dibuang dan dibakar. Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis
sebagian besar dilakukan sebagai berikut:
1. Ditumpuk pada Areal Tertentu
Penimbunan limbah padat pada areal tertentu membutuhkan areal yang luas
dan merusakkan pemandangan di sekeliling penimbunan. Penimbunan. ini
mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya, karena
adanya reaksi kimia yang rnenghasilkan gas tertentu. Dengan penimbunan,
permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah mengalami
kontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air
tanah.Pada musim kemarau timbunan mengalami kekeringan dan ini
mengundang bahaya kebakaran.
2. Pembakaran
Limbah padat yang dibakar menimbulkan asap, bau dan debu. Pembakaran ini
menjadi sumber pencemaran melalui udara dengan timbulnya bahan pencemar
baru seperti ,hidrokarbon, karbon monoksida, bau, partikel dan sulfur dioksida.
3. Pembuangan
Pembuangan tanpa rencana sangat membahayakan lingkungan.Di antara
beberapa pabrik membuang limbah padatnya ke sungai karena diperkirakan larut
ataupun membusuk dalam air. Ini adalah perkiraan yang keliru, sebab setiap
pembuangan bahan padatan apakah namanya lumpur atau buburan, akan
menambah total solid dalam air sungai.

b. Limbah cair
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu kedalam air
yang menyebabakan menurunya kualitasnya atau tidak sesuai dengan
peruntukannya.
 Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus, untuk
selanjutnya dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam dengan
menambahkan larutan NaOH Teknis, kemudian dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Limbah Sentral.
 Limbah Non-Betalaktam dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral
ditampung pada bak utama, disatukan dengan limbah lainnya, untuk kemudian
dialirkan ke bak 2 dan 3 yang berisi bakteri anaerob, kemudian dialirkan ke
bak 4 untuk di aerasi dan penguraian oleh bakteri aerob, selanjutnya air pen
pengolahan limbah dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak yang berisi ikan
sebagai indikator hayati.
Dalam pengolahan limbah cair terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu:
 Karakteristik dari limbah sangat berbeda antara industry yang satu dengan
yang lain. Misalnya limbah cair industry farmasi memiliki kandungan COD
dan BOD serta adar fenol yang tinggi, tetapi kadar limbah logamnya
rendahdengan debit air limbah yang tinggi . oleh karena itu agar memperoleh
gambaran spesifik tentang karakteristik dari limbah yang akan diolah maka
harus dilkukan pengamatan atau survey dari limbah yang dihasilkan oleh
industry tersebut.
 Kemampuan badan air (Assimilative capacity)
Pengolahan limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (sungai,
dan lain)untuk menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan
pencemaran. Kemampuan ini sangat berbeda-beda tergantung dari beberapa
factor misalnya debit air, kedalama, klimatologi, dan lain-lain. Semakin kecil
polutan berate semakin besar pula assimilative capacity dari badan air tersebut
 Peraturan tentang limbah yang berlaku
Peraturan mengenai baku mutu lingkungan dapat berbeda antara satu daerah
dengan daerah lain. Hali ini terkait dengan karakteristik daerah yang
besangkutan.

Anda mungkin juga menyukai