Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SUMBER DAYA GEOLOGI

DISKUSI HUBUNGAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN HUKUM

Disusun Oleh:
Nisrina Amalia 11160980000027
M. Farras Al-Yafi 11160980000028
Aulia Farhan 11160980000032
Rahmat Ali Da’i 11160980000036
Ressy Yudo 11160980000051

Dosen:
Ir. Eddy Sugiarto, M.Si

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
Hubungan Sumber Daya Alam dengan Hukum
Sumber daya alam yang berada di Indonesia dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan Negara, tetapi dalam hal itu insinyur pertambangan tetap harus mengacu pada
undang-undang yang berlaku sehingga tidak serta merta dapat mengeksploitasi sumber daya
alam secara bebas. Undang-undang yang menjadi dasar dalam pemanfaatan sumber daya alam
antara lain:

1. UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


2. UU No. 11 Tahun 1967 Tentang Pertambangan
3. UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air Dan Perikanan
4. UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistem
5. UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Dalam UU No. 41 Tahun 1999 berisi tentang asas manfaat dan lestari dimaksudkan agar
setiap pelaksanaan penyelenggaraan kehutanan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
unsur lingkungan, social budaya dan ekonomi. Asas tersebut membagi dengan kawasan hutan
dengan sesuai fungsinya menjadi hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi.
Pengaturan ini dimaksudkan untuk menjaga agar fungsi hutan tetap lestari.

Contoh kasus yang terjadi di Toguraci, Halmahera, Maluku Utara. Pada PT. Nusa
Halmahera Mineral area hutan lindung yang menjadi wilayah konsesi area penambangan
mengakibatkan terhambatnya proses eksploitasi mineral. Menurut UU No. 41 Tahun 1999 area
hutan lindung tidak dapat di eksploitasi. Karena hutan lindung merupakan asset negara yang
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Oleh sebab itu, PT. Nusa Halmahera Mineral
(PT. NHM) menawarkan solusi berupa penukaran lahan hutan lindung yang digunakan diganti
oleh lahan hutan produksi yang akan dijadikan hutan lindung dengan area yang lebih besar.

Diskusi Kelompok

 Pertanyaan

Nisrina :
Kenapa hutan lindung dapat ditukar dengan hutan produksi? Karena setahu saya peng-
klasifikasian hutan lindung dan hutan produksi memiliki ketentuan masing-masing.
Apa yang menjadikan hutan lindung dapat ditukar dengan hutan produksi?
Jawaban :

Rahmat:
Menurut saya, lahan hutan lindung dapat ditukar dengan hutan produksi karena tidak
bertentangan dengan Undang – Undang Pertambangan dan Lingkungan Hidup. Dan
pada intinya PT. NHM ingin mengembalikan area penambangan sesuai dengan rona
awal, walaupun keanekaragaman hayati akan sedikit berbeda.

 Pertanyaan

Aulia Farhan :
Menurut Pasal 33 pada UUD 1945 disebutkan bahwa sumber daya alam dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Namun mengapa Gurandil / penambang
liar termasuk illegal? Padahal peran gurandil itu sendiri adalah untuk kemakmuran
rakyat sekitar daerah penambangan liar.

Jawaban :

M. Farras:
Pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat (2) berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.” Dari ayat tersebut Negara menjadi pengelola sumber daya alam
yang ada, karena jika tidak dikelola baik maka sumber daya alam tersebut tidak dapat
menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara merata.

 Pertanyaan :

Ressy Yudo:
Kenapa gurandil disebut illegal, sedangkan nelayan yang mengambil ikan di laut setiap
hari diperbolehkan mengeskploitasi sumber daya alam laut untuk kemakmuran
hidupnya padahal mereka sama-sama mengeksploitasi sumber daya alam?
Jawaban :

Aulia Farhan:
Karena bahan tambang termasuk SDA yang tidak dapat diperbaharui sedangkan ikan
dapat diperbaharui (ikan bereproduksi). Tetapi apabila eksploitasi ikan berlebihan
dengan cara yang merusak biota laut (dinamit) termasuk ke dalam eksploitasi illegal
dan melanggar undang-undang.

 Pertanyaan :

Rahmat Ali :
Peraturan lingkungan hidup di Indonesia termasuk sudah banyak dan lengkap, pedoman
serta peraturan turunan dari undang-undang sangat beragam. Namun kerusakan
lingkungan hidup masih marak terjadi, menurut kalian apa penyebabnya?

Jawaban :

Nisrina:
Menurut saya, peraturan pemerintah yang mengatur SDA hanya concern terhadap
“pengendalian” bukan penyelesaian lingkungan yang sudah terjadi serta kurangnya
perusahaan yang berkomitmen secara nyata terhadap pengelolaan lingkungan.

Farras:
Selain itu, pemerintah juga kurang melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap
pengelolaan lingkungan yang dilakukan pada perusahaan. Pengawasan kurang ketat
sehingga masih banyak celah yang dapat diisi oleh pelanggar untuk merusak
lingkungan. Selain itu undang-undang pengelolaan lingkungan hanya berisi tentang
perizininan atas lahan bukan cara pengelolaan dan pengendalian lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai