Bab Iii
Bab Iii
1BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan mencoba membahas kesenjangan yang ada
dalam teori dengan kasus nyata pada Tn.S dengan gangguan sistem pencernaan : post
data, yang akhirnya akan menemukan masalah yang dirumuskan dalam diagnosa
keperawatan.
Diagnosa yang muncul dalam kasus dan sesuai dengan teori yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi.
Menurut Kim (1995), gangguan rasa nyaman nyeri adalah suatu keadaan
dimana individu mengalami dan melaporkan adanya tidak nyaman yang berat
atau perasaan tidak menyenangkan yang didukung oleh data-data antara lain :
komunikasi verbal adanya nyeri yang dirasa, tingkah laku yang terlampau
Mansjoer (2000 : 310) luka insisi merupakan sayatan yang langsung menembus
otot dinding perut dan banyak memotong syaraf dan pembuluh darah sehingga
mengatakan nyeri pada luka operasi, terdapat luka di abdomen 9 jahitan, skala
15
karena menurut konsep TRIAGE gangguan rasa nyaman termasuk urgent, apabila
tidak segera diatasi akan mengakibatkan skala nyeri terus meningkat sehingga
Pada diagnosa ini penulis membuat tujuan untuk mengatasi nyeri dengan
yaitu luka post operasi, terjadi karena dilakukan tindakan pembedahan. Kriteria
b) Catat lokasi nyeri, rasional : untuk mengetahui kondisi pasien dan membantu
Dalam diagnosa ini intervensi yang telah penulis tetapkan dapat dilakukan
semua berkat kerjasama yang baik dengan perawat ruangan. Setelah dilakukan
teratasi, karena pada hari ke 6 luka sudah berada pada fase proliferasi dimana
16
dengan intruksi dokter pasien sudah boleh pulang, didukung dengan data
pada luka, skala nyeri 1 – 2 pada bagian median bawah umbilikus, luka kering,
yang ditandai dengan kelemahan umum, gaya hidup monoton, tirah baring.
aktifitas sehari-hari dibantu keluarga, data obyektif : luka jahitan 9, skala nyeri 5-
pasien dan melibatkan keluarga akan memberikan rasa nyaman. Menurut konsep
17
dengan kerangka waktu 3 x 24 jam, karena dalam waktu tersebut dapat penulis
sendiri. Kiteria hasil dari diagnosa diatas yaitu aktifitas sehari-hari dikerjakan
sendiri (makan, minum, berpakaian, dan lain-lain), skala nyeri berkurang sampai
dan keluarga, dalam evaluasi tanggal 24 September 2003 pukul 12.00 WIB
sendiri (makan, minum, berpakaian, dan lain-lain). Hal ini telah sesuai dengan
penyakitnya.
yang tidak akurat terhadap kondisi kesehatannya, menampilkan secara tidak tepat
perilaku yang sehat yang diiginkan atau yang sudah ditentukan. (minor) mungkin
belum tahu tentang penyakitnya, data obyektif : Pasien sering bertanya tentang
penulis dapat melakukan penyuluhan kepada keluarga dan pasien. Kriteria hasil
dari diagnosa diatas yaitu pasien tidak cemas, pengetahuan pasien betambah.
menerima pendidikan kesehatan, rasional : bila pasien siap akan lebih mudah
kepada keluarga dan pasien mengenai pengertian, tujuan, alat, cara perawatan
dan keluarga, dalam evaluasi tanggal 24 September 2003 pukul 12.00 WIB
tentang pengertian, tujuan, alat, cara merawat luka di rumah, data obyektif :
tidak adekuatnya daya tahan misalnya adanya luka, trauma jaringan, prosedur
invasif, kenaikan suhu tubuh. Menurut Carpenito (2001) resiko tinggi infeksi
adalah suatu keadaan dimana seorang individu beresiko terserang oleh agen
patogenik atau oportunistis (virus, jamur, bakteri, protozoa / parasit lain), dari
insisi pembedahan maka akan menimbulkan luka sayatan atau insisi yang
etiologi dari diagnosa ini lebih dispesifikkan oleh adanya media masuknya mikro
organisme terhadap luka. Resiko tinggi infeksi menggambarkan suatu situasi bila
ditemukan data subyektif : pasien mengatakan adanya luka sayatan pada perut,
resiko tinggi dan belum ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu rubor, tumor, dolor,
resiko tinggi infeksi dengan kerangka waktu 3 x 24 jam, karena diagnosa tersebut
baru resiko tinggi sehingga belum tentu terjadi dan dalam rentang waktu tersebut
21
sewaktu-waktu. Kriteria hasil dari diagnosa diatas yaitu tidak ada tanda-tanda
perkembangan pasien, c) Pantau tanda dan gejala infeksi, rasional : untuk deteksi
keluarga, dalam evaluasi tanggal 24 September 2003 pukul 11.30 WIB masalah
teratasi, didukung data subyektif : pasien mengatakan ada luka sayatan pada
perut, data obyektif : skala nyeri dari 3 – 4 menjadi 1 – 2, terdapat 9 jahitan pada
Diagnosa yang terdapat dalam teori tetapi tidak muncul dalam kasus nyata
adalah :
Menurut Tuker (1998 : 440) Ketidakefektifan pola pernafasan adalah suatu keadaan
dimana pola inhalasi suatu ekhalasi individu tidak memberikan ventilasi yang tidak
adekuat, ditandai dengan dipsnea, sesak napas, takipnea, sianosis dan batuk. Anastesi
akan berefek pada kelemahan otot-otot pernapasan sehingga ekspansi paru menurun.
diperoleh data : RR : 24 x / menit, tidak ada sianosis, sehingga diagnosa ini tidak
dapat ditegakkan.
Adapun diagnosa yang muncul pada kasus nyata, tidak ada di teori adalah :
kurang. Diagnosa ini muncul karena menurut Kim (1995), kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu mengalami asupan
nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme yang ditandai
dengan nafsu makan menurun, mual, tidak mampu menelan. Sedangkan pada pasien
menurun, data obyektif : makan habis ½ porsi, keadaan umum sedang. Sedangkan
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kebutuhan metabolisme, menambah energi, jika
Pada diagnosa ini penulis membuat tujuan untuk mengatasi gangguan nutrisi
pasien atau keluarga untuk melakukan intervensi sendiri. Kriteria hasil dari diagnosa
diatas yaitu nafsu makan meningkat, makan habis 1 porsi, keadaan umum membaik.
mengontrol beberapa pilihan perubahan perilaku dapat efektif pada kasus ringan atau
untuk peningkatan berat badan jangka pendek. d) Lakukan oral higiene, rasional :
memberikan rasa nyaman dan merangsang selera makan. e) Sajikan makanan dalam
keseimbangan elektrolit.
keluarga, dalam evaluasi tanggal 24 September 2003 pukul 11.30 WIB ditemukan
tambahan (telur, susu, snack), data obyektif : Pasien makan habis 1 porsi, keadaan
umum membaik, makan-makanan tambahan (telur, susu, snack). Hal ini telah sesuai
dengan kriteria hasil yang diharapkan sehingga masalah teratasi, interensi dihentikan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arif M dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hudak, C M et all. 1996. Keperawatan Kritis (Terjemahan). Edisi VI. Volume II.
Jakarta : EGC.
Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah (Terjemahan). Bagian 2. Jakata : EGC.
LAMPIRAN