Anda di halaman 1dari 20

Foreign Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Pesona Gajah Putih Sebagai Motif Khas


Pada Kain Thailand
Renata Ayu Rahma Tiana
162347

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Pesona Gajah Putih Sebagai Motif
Khas Pada Kain Thailand.

1. Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini tentu banyak sekali negara yang berlomba-lomba ingin lebih
baik dari negara lain. Tidak heran jika pariwisata menjadi sektor utama untuk menambah devisa
negara. Hal tersebut juga terjadi pada Negeri Gajah Putih atau Thailand juga turut serta
mengembangkan sector pariwisata baik dari segi destinasi, budaya, maupun kuliner yang
menarik. Thailand juga terkenal dengan budayanya yang luar biasa, surganya belanja murah,
kuliner dan juga perawatan kecantikan. Mereka terus mengembangkan kekuatan tersebut
sebagai penunjang tumbuh dan berkembangnya sector pariwisata di negara ini.
Negeri Gajah Putih atau yang sering kita sebut dengan negara Thailand merupakan
salah satu negara di Asia Tenggara yang berbentuk kerajaan. Ibukota negara ini yaitu Bangkok.
Thailand berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Kamboja, dan Myanmar. Luas wilayah
negara Thailand yaitu 513.120 km 2 dimana dengan sebagaian besar wilayah berupa daratan dan
0,4 % diantaranya merupakan wilayah perairan. Sebagian besar penduduk Thailand merupakan
etnis Thai, etnis Lao, dan Etnis Tionghoa dengan persentase 94,5 % penduduk Thailand
beragama budha.
Thailand merupakan salah satu negara terindah di Asia Tenggara yang sektor
pariwisatanya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di negara ini. Pariwisata di
Negara Thailand merupakan sector yang menyumbang PDB paling besar di negara ini. Dalam
sector pariwisata Thailand mengungguli negara- negara lain di kawasan Asia Tenggara dengan
tingkat kunjungan wisatawan dan penghasilan yang berada di urutan pertama (berdasarkan data
statistic Euoromoney Institutional Investor Company) dengan jumlah wisatawan mencapai ± 30
Juta wisatawan mancanegara serta memiliki penghasilan sebasar 46 miliar USD mengalahkan
Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu negara Thailand terus mencari cara dalam usaha
meningkatkan pariwisata di negaranya dengan cara terus membangun fasilitas, sarana pra
sarana, peningkatan kualitas SDM. Salah satu cara untuk meningkatkan pariwisata di negara ini,
Thailand juga menjalin kerjasama bilateral dengan negara lain seperti Indonesia.
Hubungan kerjasama diantara Thailand dengan Indonesia telah terjalin cukup lama baik
dalam bidang sosial, politik, budaya, pariwisata, pendidikan dan keamanan. Dan dalam hal ini

1
negara Thailand sangat antusias untuk bekerjasama dengan Indonesia di bidang pariwisata, hal
ini dilatarbelakangi karena Indonesia merupakan salah satu negara terutama di kawasan Asia
Tenggara yang memiliki hubungan kekerabatan diplomatik yang cukup baik dengan Thailand.
Oleh karena itu Thailand akan terus meningkatkan kualitas pariwisata sehingga nantinya
Thaiiland dapat mendatangkan wisatawan lebih besar lagi.
Perkembangan pariwisatanya yang sangat pesat inilah yang membuat Thailand menjadi
salah satu wisata dunia yang sangat indah tidak hanyak karena alam yang diberikannya, akan
tetapi Thailand menyuguhkan wisata yang berupa kuil ataupun candi yang megah sehingga
banyak wisatawan yang tertarik serta menghabiskan waktunya untuk berlibur di Thailand.
Keindahan wisata yang di tawarkan di negara ini sudah tidak di ragukan lagi, semua orang yang
berkunjung kesana sudah pasti tak akan melewatkan hal-hal menarik yang ada disana. Mulai
dari warisan-warisan tua dari leluhur berupa kuil dan candi yang begitu mewah dan megah,
wisata pantai, wisata religi, wisata kebudayaan yang sangat khas, serta wisata belanja yang amat
diminati oleh wisatawan. Oleh karena itu, penulis memilih Thailand sebagai tujuan utama
melakukan Forgein Case Study pada tanggal 20 Januari 2018 sampai dengan 26 Januari 2018
untuk mengamati sebagian dari hasil kebudayaan yang tercipta di negeri Gajah Putih yang
sangat mempesona ini.
Forgein Case Study merupakan kegiatan linier yang dilakukan setelah melakukan
kegiatan Domestic Case Study bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta program S-1 Hospitality/Ilmu Kepariwisataan. Adapun tujuan dari Forgein Case
Study ini adalah bukan hanya sekedar jalan-jalan tetapi lebih pada bagaimana kita mengetahui
perkembangan dan pengolahan pariwisata di negara lain, selain itu untuk memperoleh
pengalaman diluar negeri sekaligus mengamati lebih luas kehidupan serta masalah pariwisata
yang timbul di negara- negara yang dikunjungi, kegiatan ini juga melatih kemampuan
mahasiswa untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat mancanegara yang lebih luas
[1].
Penulis bersama rekan-rekannya melakukan penerbangan dari Bandara International
Audisucipto Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 2018 pukul 07.50 pm. Penulis merasa senang
setelah sampai tujuan yang diinginkan setelah beberapa hari berkeliling ke negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia. Oleh karena ketertarikan terhadap hasil cipta, rasa, dan karsa
masyarakat setempat, penulis memutuskan memilih salah satu pusat perbelanjaan di kota Hat
Yai Provinsi Songkhla kawasan Thailand Selatan untuk mengamati hasil buah tangan hasil dari
budaya masyarakat Thailand yang khas. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Pesona Gajah
Putih Sebagai Motif Khas Pada Kain Thailand” sebagai ketertarikannya terhadap kain tenun
yang bermotif khas negara Thailand sebagai salah satu hasil dari kebudayaan masyarakat
setempat.

2. Pembahasan
A. HOSPITALITY
Hospitality memiliki arti keramah tamahan, kesopanan, keakraban, rasa saling
menghormati. Jika hospitality dikaitkan dengan kegiatan pariwisata, hospitality diibaratkan
sebagaijiwa, roh, semangat dari kepariwisataan. Tanpa adanya hospitality dalam industry
pariwisata, maka seluruh produk yang ditawarkan dalam pariwisata itu sendiri seperti
benda mati yang tidak memiliki nilai untuk dijual. (Suryadana dan Octavia (2015 :122) [2].
Hospitality Industry merupakan sebuah industry yang cakupannya sangat luas,
termasuk didalamnya penginapan, restaurants, event planning, theme parks,

2
transportation, cruise line, and additional fields sehingga terwujudnya kepuasan
konsumen.
Dalam kegiatan Hospitality terdapat beberapa karakteristik service dalam
menunjang kegiatan Hospitality Industry tersebut ialah:
a. Intangibility
Produk yang dihasilkan dari Hospitality Industry tidak dapat dilihat, disentuh,
dicium, ataupun dirasakan setelah proses pembelian produk tersebut.
b. Inseparability
Produksi serta konsumsi dari product Hospitality Industry harus dilakukan di
tempat dimana product tersebut diproduksi
c. Perishability
Produk dari Hospitality Industry tidak dapat disimpan untuk penggunaan
selanjutnya ataupun penjualan berikutnya.
d. Variability
Service ataupun jasa yang diberikan kepada pelanggan sangat beragam, setiap
waktu tergantung pada pengalaman apa yang ingin diberikan kepada para tamu yang
berkunjung.

B. PARIWISATA
Pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yangmemiliki persamaan
makna dengan tour yang berarti berputar – putar dari suatu tempat ke tempat lain. Pariwisata
berasal dari kata “ Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berkali kali, berputar – putar, sedangkan
wisata berarti berpergian [3].
Pariwisata adalah perpindahan sementara orang- orang dari bermacam- macam tempat
tinggal, iman, agama, dan yang mempunyai pola hidup yang berbeda, beragam harapan,
banyak jenis kesukaan dan hal – hal yang tidak disukai, serta motivasi – motivasi yang tidak
dapat dibuat standarnya karena semuanya merupakan ungkapan pikiran dan endapan
perasaan serta tingkah laku yang berubah dalam jangka panjang menurut tempat dan waktu
[4].
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan untuk berwisata dapat
dikarenakan berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan, menambah pengalaman, belajar, ataupun hanya hanya sekedar ingin tahu
(Suwantoro, 2009:3) [5]
Pariwisata dalam artian semurni – murninya adalah untuk bersenang- senang dan
dinikmati dalam waktu senggang. Akibat dari fenomena tersebut, oleh penduduk setempat
muncul adanya industri pariwisata [6].
Pariwisata adalah sejumlah gejala atau fenomena dan hubungan yang timbul dari suatu
perjalanan yang jauh dan tidak untuk tinggal menetap serta tidak ada hubungannya dengan
aktivitas mencari pekerjaan. Hal tersebut disampaikan dalam World Trade Organization [7].
Menurut UU Pariwisata no 10 tahun 2009 Bab I Pasal 1 mendefinisikan pariwisata
seperti berbagai macam wista dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah [8].
UNWTO pariwisata sebagai aktivitas perjalanan dan tinggal diluar tempat tinggal dan
lingkungannya selama tidak lebih dari satu tahun berurutan untuk berwisata, berbisnis, atau
tujuan lain dengan tidak untuk bekerja di tempat yang dikunjunginya tersebut [9].

3
C. THAILAND
Kerajaan Thai (nama resmi dalam bahasa Thai yaitu Ratcha Anachak Thai atau
sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris) merupakan sebuah negara di Asia Tenggara
yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di sebelah timur, Malaysia dan Teluk Siam
disebelah Selatan, serta Myanmar dan Teluk Andaman di sebelah barat Thailand. “Thai”
berarti kebebasan, namun juga dapat merujuk pada suku bangsa Thai sebagai penghuni
suku bangsa ini sendiri.
Bentuk Pemerintahan negara Thailand merupakan Monarki Konstitusional, dimana
perdana mentri yang memegang kekuasaan legislatif. Luas wilayah negara Thailand ialah
513.120 km2 dimana 0,4% diantaranya merupakan wilayah perairan. Jumlah penduduk
Thailand mencapai 67,328,562 Jiwa yang sebagian besar berasal dari suku Thai dan
Tionghoa. Hampir seluruh penduduk Negeri Gajah Putih ini beragama Budha dengan
Persentasi Sebesar 95% , sedangkan sisanya beragama Islam, Kristen, Hindu, serta yang
lainnya.
Perkembangan sektor pariwisata di Thailand dinilai telah mengungguli sektor
pariwisata di ASEAN mengalahkan negara- negara lainnya. Thailand menduduki peringkat
pertama baik dalam perkembangan pariwisatanya maupun jumlah wisatawan yang datang
untuk berlibur di Thailand. Hal ini dibuktikan dalam grafik CEIC data pada tahun 2016
dimana tingkat kunjungan wisata di Thailand mencapai 30 Juta wisatawan. Dengan tingkat
kunjungan wisatawan yang tinggi membuktikan bahwa pendapatan negara Thailand dalam
sektor pariwisata juga mengungguli negara Indonesia, Malaysia, bahkan Singapura dengan
pertumbuhan sebesar 11,3% dibandingkan negara lainnya di ASEAN. Pendapatan devisa
negara Thailand saat ini mencapai 42 milliar USD pada tahun 2016 dimana sektor
pariwisata telah menyumbang sebanyak 22%.
Sektor Pariwiwisata di Thailand dinilai dapat mengungguli negara- negara lain
di ASEAN bukan hanya saja karena berbagai destinasi pariwisata yang disuguhkan bagi
para wisatawan tetapi juga karena Thailand berani menjual berbagai kebudayaan unik yang
dimilikinya sebagai salah satu atraksi yang dapat dinikmati oleh wisatawan, baik tarian,
budaya, kuliner khas, cinderamata, maupun kain tenun. Hal tersebut tentunya menarik
banyak wisatawan untuk menikmati atraksi budaya yang dimilikinya. Selain budaya
berbagai bagunan candi maupun kuil yang memiliki nilai sejarah dan kesucian yang luhur
juga menjadi salah satu daya tarik yang menarik banyak wisatawan untuk mempelajari arti,
makna, dan symbol yang dimiliki masyarakat Thailand.

D. THAILAND SELATAN
Kawasan Thailand Selatan memiliki luas sekitar 70.189 km2.. Thailand Selatan
memiliki 14 propinsi, yaitu: Phuket, Ranong, Surat Thani, Krabi, Phang-Nga, Nakhon Si
Thammarat, Chumphon, Songkhla, Trang, Satun, Yala, Phathalung, Narathiwat dan Pattani.
Propinsi Nakhon Si Thammarat adalah propinsi terbesar dengan luas 9.943 km 2 kedua
adalah Surattani kemudian Propinsi Songkhla dengan luas sekitar 7.394 km 2. Jumlah
penduduk di Thailand Selatan adalah 8,665359 jiwa sekitar 13% dari total seluruh
penduduk Thailand.
Di bidang pariwisata, provinsi Songkhla memiliki berbagai destinasi wisata yang
cukup menarik. Penginapan di Songkhla pun beragam. Tempat penginapan tersebut
sebagian besar terletak di kota Hat Yai dan Kota Songkhla. Pada tahun 2008 terdapat

4
2.159.689 wisatawan yang terdiri dari 1.446.440 wisatawa domestic dan 713.249
wisatawan asing yang umumnya adalah Malaysia, Singapura dan Indonesia (Sumber KRI
Songkhla). Pendapatan dari sektor pariwisata propinsi tahun 2008 adalah 12.667 juta Baht.
Adapun berbagai destinasi wisata di provinsi ini yang membuat banyak wisatawan
berkunjung dan tertarik terhadap kota ini diantaranya Kuan Im Temple, Samila Beach,
Golden Mermaid Statue, Tang Kuan Hill Top, Naga Square, serta Night Market yang
berada di kawasan Hat-Yai.

E. HAT YAI

Hat Yai merupakan kota terbesar di Provinsi Songkhla, Thailand Selatan. wilayah
metropolitan terbesar di selatan, dan wilayah metropolitan terbesar ketiga di negara ini. Hal
ini sering keliru karena menjadi ibukota provinsi. Sebenarnya, Songkhla adalah ibu kota
dan pusat administrasi dan budaya sementara, Hat Yai adalah pusat bisnis. Banyak alasan
wisatawan mengunjungi Hat Yai, karena kota ini terletak di daerah perbatasan lintas negara
yang membuat orang ingin mengunjunginya karena mereka sedang berada di Kuala
Lumpur. Bahkan kebanyakan wisatawan mereka mengunjungi Hat Yai dalam waktu sehari
tanpa menginap. Akses menuju Hat Yai dari Kuala Lumpur bisa ditempuh dengan
perjalanan darat menggunakan Bis dengan lama perjalanan kurang-lebih sekitar 10 jam.

Untuk suasana kota Hat Yai kurang lebih hampir sama dengan tatanan kota di
Indonesia. Namun saya rasa jalan di Hat Yai tidak terlalu lebar. Sehingga jarak antara jalan
dan bangunan dipinggir jalan terasa dekat. Bahkan beberapa jalan terlihat seperti gang gang
kecil yang dengan mudah dilewati kendaraan.

F. FOKUS UTAMA FCS


1. Regulation
Regulasi diartikan sebagai sumber hukum formal berupa peraturan perundang-
undangan yang memiliki beberapa unsur unsur yang merupakan suatu keputusan yang
tertulis, dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat
secara umum yaitu berupa beberapa dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan perjalanan keluar negeri seseorang maupun kelompok. Adapun dokumen
tersebut ialah :
a. Paspor
Paspor(Passport) merupakan suatu dokumen resmi yang diterbitkan oleh
pejabat pemerintahan yang berwenang tentang identitas seorang warga negara yang
akan melakukan perjalanan lintas negara. Paspor ini digunakan ketika seorang
warga negara yang hendak memasuki batas negara lain. Kemudian petugas
berwenang dari negara tujuan tersebut akan memberi stempel ataupun lampiran
lembar visa yang direkatkan di dalam halaman pemegang paspor sebagai bukti
tanda ijin untuk memasuki suatu negara. 
Pada umumnya paspor berisikan tentang identitas lengkap pemegang paspor
yang meliputi: foto, nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, serta
tanda tangan pemegang paspor tersebut. Informasi lain yang terdapat pada paspor

5
yakni kode negara, nomor (unik) paspor, tanggal penerbitan dan berakhirnya
paspor, institusi penerbit, dan nama pejabat berwenang yang menerbitkan lengkap
dengan tandatangan dan stempelnya.
Paspor memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan tujuan dari pemegang
paspor. Di Indonesia, dikenal beberapa jenis paspor yaitu:
a. Paspor Diplomatik : Sampul berwarna hitam yang
dikeluarkan oleh Ditjen Imigrasi Indonesia
b. Paspor Dinas/Resmi : Sampul berwarna biru
c. Paspor Umum : Sampul berwarna hijau
d. Paspor Haji : Sampul berwarna cokelat
e. Dengan kemajuan teknologi, saat ini di beberapa negara
telah mengeluarkan e-passport atau elektronik passport
sebagai pengganti jenis paspor konvensional yang ada saat
ini. Mekanisme e-passport ini yakni dengan menanamkan
suatu chip yang berisikan biodata pemegangnya dan
dilengkapi dengan data biometrik-nya untuk memberi
jaminan kepastian bahwa pemegang paspor tersebut adalah
benar pemilik yang sah.

Beberapa dokumen / syarat yang diperlukan dalam pembuatan paspor baru, yaitu:
1. Kartu Keluarga (KK)
2. Akte Kelahiran / ijazah terakhir (salah satu saja)
3. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
4. Melakukan pengambilan antrian secara online
Dokumen tersebut di fotocopy dan harus membawa dokumen aslinya juga
karena itu merupakan syarat utama dalam pembuatan passport, selanjutkan data
tersebut diperiksa oleh petugas imigrasi lalu petugas imigrasi memberikan formulir
yang harus kita isi, setelah itu menunggu antrian setelah antrian di panggil lalu
melakukan sesi interview dan foto passport akan di cetak dalam waktu tiga hari
setelah melakukan pembayaran.
b. Tiket
Tiket adalah suatu dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
yang berisi rute, tanggal, harga data penumpang yang digunakan untuk melakukan
suatu perjalanan baik perjalanan pulang atau pun pergi secara langsung atau tidak
langsung.
Sebelum mengadakan perjalan ke luar negeri ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan, berdasarkan pengalaman yang pernah penulis lakukan :
a. Pastikan paspor masih berlaku sampai 6 bulan kedepan
b. Mempersiapkan keberangkatan tiket pesawat sesuai tanggal yang diinginkan.
c. Pastikan sudah tiba dibandara setidaknya 2 jam sebelum keberangkatan bertujuan
agar para penumpang sudah benar-benar siap dan berada di dalam pesawat ketika
pesawat akan take off. Tiap maskapai memiliki peraturan sendiri mengenai batas
waktu check in. Beberapa maskapai akan mengenakan charge yang besar untuk
keterlambatan, bahkan beberapa diantaranya meminta Anda untuk membeli tiket
baru.

6
d. Saat sampai dibandara, segera lakukan check in ke counter maskapai, semua tamu
wajib ikut dalam proses check in dengan menyiapkan paspor, dan barang yang
hendak dimasukkan ke dalam bagasi pesawat. .
e. Antri diloket imigrasi. Siapkan paspor, boarding pass. Kemungkinan ada beberapa
pertanyaan yang ditanyakan petugas, petugas imigrasi Indonesia akan mengechek
jumlah cairan yang di bawa ke kabin yang tidak boleh lebih dari 100 ml
perbotolnya
f.Cek boarding pass Anda dan cari digate nomor berapa pesawat Anda berada.
g. Di depan gate, akan ada pemeriksaan barang bawaan, disini pemeriksaan akan
lebih ketat dibanding dipintu masuk bandara. Anda tidak diperkenankan membawa
cairan lebih dari 100ml ke dalam kabin, jadi hindari membawa hair spray,
minuman kaleng, pafume, air minum, dan lain sebagainya. Setelah itu ada
pemeriksaan tiket kembali oleh maskapai penerbangan.
h. Naik ke pesawat, duduk sesuai nomor di boarding pass Anda. Letakkan barang
bawaan di kompartemen di atas tempat duduk Anda, jangan lupa untuk mematikan
handphone anda. Untuk Anda yang berada di pinggir jendela, buka tirai jendela
saat take off (berangkat) dan saat landing (mendarat). Sandaran kursi harus
ditegakkan dan meja harus dimasukkan saat take off dan landing. Pasang sabuk
pengaman, pramugari akan mendemokan cara penggunaan sabuk pengaman dan
tata cara penyelamatan lainnya.
i. Tiba dibandara tujuan, ikuti petunjuk petugas, isilah formulir embarkasi yang
berisikan data diri lengkap serta keterangan tinggal selama berada di negara
tersebut, beberapa negara melakukan pemeriksaan ketat. Anda akan melewati
sensor suhu tubuh dan mungkin ada beberapa pertanyaan dari petugas. Antri ke
loket imigrasi, disini petugas akan lebih ketat dan menanyakan beberapa hal,
seperti tujuan perjalanan Anda, berapa lama, menginap dimana dan sebagainya,
setelah itu cap paspor akan bertambah stempelnya.
j. Jangan lupa ambil bagasi Anda diban berjalan sesuai nomor penerbangan Anda.
Jangan sampai salah ambil barang bawaan ataupun tertukar.
k. Ambil brosur, peta, dan promosi lainnyan seputar daerah atau negara yang dituju
jika perlu. Di beberapa bandara biasanya ada Tourism Center, bagi Anda yang
ingin mendapatkan informasi dapat mampir ke counter tersebut. Kemudian pilih
alat transportasi Anda, mungkin taksi, bus, MRT, dan lain-lain.
l. Bagi yang melalui jalur darat, isilah formulir embarkasi yang berisikan data diri
lengkap serta keterangan tinggal selama berada di negara tersebut, Antri ke loket
imigrasi, disini petugas akan lebih ketat dan menanyakan beberapa hal, setelah itu
cap paspor akan bertambah stempelnya.
m. Saat Anda kembali ke negara asal ada 1 formulir tambahan yang perlu diisi
(Custom Declaration Form), disini Anda perlu mengisi apakah membawa rokok,
binatang, uang diatas nilai tertentu dan sebagainya. Formulir ini pun dibagikan oleh
pramugari, minta dan isilah selagi di pesawat untuk mempersingkat waktu saat di
bandara.
2. Culture
Budaya adalah suatu hasil cipta, rasa, karsa individu atau kelompok yang
menjadi cara hidup, kebiasaan (habbit) yang dimiliki oleh seorang individu atau
kelompok yang telah diwariskan dari generasi satu ke generasi yang lain. Sedangkan,

7
kebudayaan merupakan sebuah hasil dari cara pandang, kebiasaan yang telah mengikat
dalam kehidupan suatu individu ataupun kelompok yang telah disatukan, diikat dan
diakui oleh masyarakat sekitar sehingga dapat diwariskan ke generasi yang lain [10].
Budaya Thailand menggabungkan kepercayaan budaya dan karakteristik asli daerah yang
dikenal sebagai hari modern Thailand ditambah dengan banyak pengaruh dari India kuno,
Cina, Kamboja, bersama dengan tetangga budaya pra-sejarah Asia Tenggara. Hal ini
dipengaruhi terutama oleh Animisme, Hindu, Budha, serta oleh migrasi kemudian dari
Cina, dan India selatan. Adapun beberapa budaya di negara Thailand yang perlu diketahui
ialah :
a. Keagamaan
Hampir semua orang Thailand sebesar 94,6 % merupakan seorang Buddhis
Theravada. Dengan jumlah orang Muslim sebesar 4,29%, sedangkan seorang Kristen di
Thailand sebanyak 1,17 %, dan sisanya merupakan Buddha Mahayana, dan agama-agama
lain (sumber Wikipedia Bahasa 2015). Thailand Buddhisme Theravada didukung dan
diawasi oleh pemerintah, dengan para bhikkhu menerima sejumlah tunjangan pemerintah,
seperti bebas menggunakan infrastruktur transportasi publik. Buddhisme di Thailand
sangat dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional tentang roh-roh leluhur dan alam, yang
telah dimasukkan ke dalam kosmologi Buddhis.
Kebanyakan orang Thailand sendiri memiliki kepercayaan semangat rumah, bahwa
rumah kayu miniatur di mana mereka percaya roh rumah tangga hidup. Mereka
menyajikan persembahan makanan dan minuman untuk roh-roh untuk membuat mereka
senang. Jika roh-roh yang tidak senang, diyakini bahwa mereka akan menghuni rumah
yang lebih besar dari Thailand, dan menyebabkan kekacauan.
b. Kuliner
Kuliner di Thailand terkenal berasal dari campuran 4 rasa yang dipadukan, adapun
rasa yang diberikan merupakan kombinasi dari rasa pedas yang berasal dari cabai, manis
yang biasanya berasa dari gula ataupun buah- buahan, asin yang berasal dari kecap asin
maupun kecap ikan, serta asam yang berasal dari perasan jeruk nipis atau berasal dari
buah asam. Rasa tersebut biasanya dipadukan dengan bumbu rempah- rempah khas
Thailand sehingga menciptakan aroma yang khas. Bumbu- bumbu yang digunakan
hampir sama seperti yang ada di Indonesia hanya saja Thailand lebih sering
memadukannya dengan rasa asam dan manis yang berasal dari buah- buahan alami
sehingga menciptakan cita rasa yang berbeda dengan yang ada di negara Indonesia.
Makanan ekstrim juga menjadi andalan bagi negara ini contohnya serangga, jangkrik,
belalang dan kepiting, bahkan kalajengking juga dapat ditemui di beberapa restoran yang
ada di Thailand.
c. Pernikahan
Upacara pernikahan antara Buddhis Thailand pada umumnya dibagi menjadi dua
bagian
1) Komponen Buddhis, yang meliputi pembacaan doa dan persembahan makanan dan
hadiah lain untuk para bhikkhu dan gambar Buddha
2) Komponen non-Buddhis berakar pada tradisi rakyat, yang berpusat pada keluarga
pasangan. Pada masa lampau, itu tidak diketahui oleh para biksu Budha untuk hadir pada
setiap tahap upacara pernikahan itu sendiri. Sebagai biarawan diminta untuk mengurus
pemakaman, kehadiran mereka di sebuah pernikahan (hal ini dikaitkan dengan kesuburan,
dan dimaksudkan untuk menghasilkan anak-anak) – dianggap sebagai pertanda buruk.

8
Seorang pasangan akan mencari berkat dari kuil lokal mereka sebelum atau setelah
menikah, dan mungkin berkonsultasi dengan seorang biarawan untuk saran astrologi
dalam pengaturan tanggal menguntungkan untuk pernikahan. Pernikahan Non-Buddhis
sering akan berlangsung pada hari yang terpisah.
Para bhikkhu dan para biarawan berkumpul. Mereka memulai serangkaian
bacaan kitab suci Pali dimaksudkan untuk membawa pahala dan berkah bagi pasangan
baru. String berakhir dengan biarawan memimpin, yang dapat menghubungkan ke sebuah
wadah air yang akan ‘dikuduskan’ untuk upacara. Pernikahan dikatakan perjalanan
melalui string dan disampaikan ke air; pengaturan yang sama yang digunakan untuk
mentransfer pahala kepada orang mati di sebuah pemakaman, bukti lebih lanjut dari
melemahnya tabu pada citra pemakaman pencampuran dan riasan dengan upacara
pernikahan. Tanda pengantin dibuat dengan pangkal lilin yang berasal dari jempol
biarawan itu.
Sekarang biksu tertinggi dapat memilih untuk mengatakan beberapa kata untuk
pasangan, menawarkan nasihat atau dorongan. Pasangan itu kemudian dapat membuat
persembahan makanan kepada para bhikkhu, di mana titik bagian Buddhis dari upacara
ini adalah menyimpulkan. Sistem mahar Thailand dikenal sebagai ‘Dosa Sodt’. Secara
tradisional, pengantin pria akan diharapkan untuk membayar sejumlah uang untuk
keluarga, untuk mengimbangi mereka dan untuk menunjukkan bahwa pengantin laki-laki
secara finansial mampu merawat putri mereka. Kadang-kadang, jumlah ini adalah murni
simbolis, dan akan kembali ke pengantin setelah pernikahan telah terjadi.
Komponen religius upacara pernikahan antara Muslim Thailand sangat berbeda dari
yang dijelaskan di atas. Imam dari masjid lokal, pengantin pria, ayah dari pengantin
wanita, laki-laki dalam keluarga dan laki-laki penting dalam komunitas duduk dalam
lingkaran selama upacara, yang dilakukan oleh Imam. Semua perempuan, termasuk
pengantin wanita, duduk di ruang terpisah dan tidak memiliki partisipasi langsung dalam
upacara tersebut. Komponen sekuler upacara, bagaimanapun, sering hampir identik
dengan bagian sekuler upacara pernikahan Buddhis Thailand. Satu-satunya perbedaan
penting di sini adalah jenis daging yang disajikan untuk tamu (kambing dan / atau daging
sapi bukan daging babi). Thai Muslim sering, meskipun tidak selalu, juga mengikuti
konvensi dari sistem mahar Thailand.
d. Olahraga
Muay Thai atau Thai tinju adalah olahraga tontonan yang paling populer di
Thailand dan yang banyak dikenal sebagai cabang olahraga yang berasa di negara
Thailand. Muay Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Kerajaan Thai, adalah olahraga
nasional di Kerajaan Thai dan merupakan seni beladiri  setempat. Popularitasnya
memuncak di seluruh dunia sekitar tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip
dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara. Olahraga adat lainnya utama
adalah takraw, yang mirip dengan voli, namun bermain dengan kaki mereka dan bola
rotan cahaya. Ada beberapa versi dari permainan dengan aturan yang berbeda. Kemudian
ada Perahu Swan sirkuit di mana tim lapangan desa bersaing. Perlombaan invitasi
internasional biasanya pada bulan November. Terdapat juga permainan Telur bergulir
pernah dinikmati sebagai hobi Nasional, tapi kelaparan dan kekurangan telur sekitar
pertengahan abad terakhir menyebabkannya mundur ke desa-desa, disana masih
dipraktekan secara tradisional.
e. Kesenian

9
Thailand seni visual secara tradisional terutama Buddha. Thailand Buddha gambar
dari periode yang berbeda memiliki sejumlah gya yang khas. Thailand candi seni dan
arsitektur berevolusi dari sejumlah sumber, salah satunya adalah arsitektur Khmer. Seni
Kontemporer Thailand sering memadukan unsur-unsur tradisional dengan modern teknik.
Sastra di Thailand yang banyak dipengaruhi oleh Budaya India Hindu.
Karya-karya sastra yang paling menonjol Thailand adalah theater versi dari
Ramayana, epik agama Hindu, yang disebut Ramakien, yang ditulis sebagian oleh Raja
Rama I dan Rama II, dan puisi Sunthorn Phu. Tidak ada tradisi lisan drama di Thailand,
bukan peran, yang diisi oleh tarian Thailand. Ini dibagi menjadi tiga kategori lakhon-
khon, dan likay-khon yang paling rumit dan likay yang paling populer. Nang drama,
bentuk wayang, ditemukan di selatan. Musik Thailand termasuk tradisi musik klasik dan
rakyat serta string atau musik pop.
Thailand juga banyak ditemukan alat- alat instrumen-instrumen musik di Thailand
yang digunakan untuk musik tradisional dan calassical di  Thailand. Alat-alat ini
digunakan oleh mayoritas masyarakat Thai dan juga etnik-etnik minoritas. Thai dikenal
menjadi empat kategori berdasarkan cara bermainnya, yakni meniup (instrumen angin)
contohnya khlui (seruling yang terbuat dari bambu), memetik (memetik senar instrumen)
contohnya adalah saw duang (instrumen dengan dua senar dan digunakan untuk musik
klasik), menarik (menarik senar alat instrumen contohnya adalah grajaphi, dan memukul
atau menggetarkan (memukul alat instrumen) contohnya adalah angklung yang
dibunyikan dengan digetarkan.
f. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Thai adalah bahasa thai.
Hampir seluruh penduduk Thailand menguasai bahasa thai. Sebagaian kata-kata Thai
banyak yang meminjam dari bahasa Khmer, Pali (Bahasa yang digunakan oleh kaum
Buddha Theravada, atau Sangkrit (bahasa yang digunakan orang Hindu, terutatama di
India.
Alpabet bahasa Thai pertama kali diperkenalkan oleh Raja Ramakamhaeng pada
masa Sukhotai pada 1283. Bahasa Thai dibaca ke arah horizontal dari kiri ke kanan.
Bahasa Thai ini terdiri dari 76 huruf, yakni 44 konsonan dan 32 vowel. Bahasa ini juga
mempunya intonasi dalam setiap kata. Intonasi di dalam Bahasa Thai di bagi menjadi
lima, yaitu rendah (ee/l ow), tinggi (to/ high), menurun (catawa/ falling), mentinggi (tri/
raising), dan datar (samak). Suatu kata yang memiliki intonasi yang berbeda akan
memiliki makna yang berbeda pula.
Selain itu, Bahasa Thai digunakan menjadi dua yaitu Bahasa Thai biasa yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat luas dan Bahasa Thai untuk Kerajaan
(Royal Language) atau dikenal dengan Rachasap yaitu dengan kata-kata yang lebih sopan
dan memiliki tingkatan yang lebih tingi. Tidak semua orang Thai menguasai bahsa ini
dan biasanya hanya sekedar keluarga dan anggota kerajaan. Rachasap ini biasanya
digunakan untuk acara - acara kerajaan yang formal, misalnya dalam suatu pidato.
Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional mulia berkembang di masyarakat
Thai pada saat Raja Mongkhut (Rama IV) berkuasa. Bahasa Inggris dikiranya sangat
diperlukan oleh Raja Rama V, sampai bahkan dia mendatangkan guru yang bernama
Anna dari Inggris. Akan tetapi saat ini, sebagaian masyarakat Thai cenderung tidak
familiar dengan bahasa Inggris.

10
Hanya minoritas orang Thai yaitu yang memiliki etnik Thai dan Melayu mengusai
bahasa melayu.
g. Pemakaman
Menangis tidak disarankan saat pemakaman, agar tidak khawatir ruh almarhum.
Banyak kegiatan di sekitar pemakaman dimaksudkan untuk membuat manfaat untuk
almarhum. Salinan kitab suci agama Buddha dapat dicetak dan didistribusikan dalam
nama almarhum, dan hadiah-hadiah yang biasanya diberikan ke kuil setempat. Para
bhikkhu diundang untuk menyanyikan doa-doa yang dimaksudkan untuk memberikan
manfaat untuk orang yang meninggal, serta memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan relatif mati kembali sebagai roh jahat.
Sebuah gambar dari almarhum dari / nya hari terbaik akan sering ditampilkan di
sebelah peti mati. Seringkali, thread terhubung ke mayat atau peti mati yang dipegang
oleh para biarawan nyanyian selama bacaan mereka, thread ini dimaksudkan untuk
mentransfer kebaikan bacaan para biarawan kepada almarhum. Mayat ini dikremasi, dan
guci dengan abu biasanya disimpan dalam sebuah chedi di kuil lokal. Namun minoritas
Tionghoa menguburkan almarhum.
h. Pakaian Adat
Pengaruh agama Buddha amat kuat di Thailand. Hal ini dapat dilihat dengan
terbinannya 50000 buah kuil. Melalui sami- sami Buddha inilah, negara Thailand
berhubungan dengan adat istiadat jajahan India. Mislanya, pakaian beradat di negeri Thai
seperti pakaian Panong. Pakaian panong ini ialah sehelai kain yang dililit di bahagian
bawah badan dan dimasukkandi celah kaki seperti kain dhoti di India. Pakaian ini dipakai
oleh orang lelaki dan perempuandi Thailand.
i. Perempuan Leher Panjang
Thailand juga dikenal dengan perempuan leher panjang yang menjadi taraf
kecantikan seorang wanita. Perempuan leher panjang ini dapat ditemui di suku Karen,
Thailand. Suku ini mendiami perbatasan Thailand dan Myanmar. Menurut beberapa
sumber total penduduk suku leher panjang Thailand sekitar 0,6% dari total penduduk
Thailand atau sekitar 350.000 hingga 400.000 orang.
j. Kebiasaan Tanah Senyuman
Kebiasaan tradisional orang Thailand dikumpulkan dan dijelaskan oleh Phya
Anuman Rajadhon di abad 20, pada saat modernitas mengubah wajah Thailand dan
sejumlah besar tradisi menghilang atau menjadi disesuaikan dengan kehidupan modern.
Namun, perselisihan ke arah perbaikan, yang berakar dalam budaya Siam kuno, yang
terdiri dalam mempromosikan apa yang halus dan menghindari kekasaran adalah
penekanan utama dalam kehidupan sehari-hari semua orang.
Thailand teratas dalam skala nilai mereka. Salah satu yang paling khas.
Menampilkan ucapan, perpisahan, atau pengakuan, ia datang dalam beberapa bentuk yang
mencerminkan status relatif dari mereka yang terlibat. Umumnya salam melibatkan
gerakan doa seperti dengan tangan, mirip dengan mudra Anjali dari anak benua India, dan
juga mungkin termasuk membungkuk sedikit kepala. Salam ini sering disertai dengan
senyum tenang melambangkan sebuah disposisi ramah dan sikap yang menyenangkan.
Thailand sering disebut sebagai “Tanah Senyuman” dalam brosur wisata.

3. Behavior

11
Behavior atau tingkah laku merupakan ciri khas atau suatu bentuk karakter
manusia itu sendiri. Tingkah laku juga dapat merujuk pada sesuatu yang seseorang itu
lakukan dalam kehidupannya. Adapun beberapa tingkah laku ataupun sifat yang
dimiliki warga Thailand :
a. Bangsa Thailand merupakan bangsa yang ramah. Bangsa Thailand merupakan
bangsa yang memilih hidup senang, dalam artian bangsa ini lebih memilih untuk
hidup berbahagia dalam berdampingan dengan orang sekitar maka dari itu, orang
Thailand menjadi orang yang ramah tamah dan memiliki kesabaran yang tinggi.
Karena tidak pernah dijajah negara manapun. Orang Thailand tidak terbiasa bicara
frontal, kalau mereka menolak sesuatu mereka akan mengatakannya dengan cara
lain.
b. Orang Thailand sangat mengagungkan keberadaan raja Thailand dan keluarganya,
bila seseorang dianggap melecehkan keluarga kerajaan bisa dianggap sebagai
tindakan criminal yang justru merugikan pelaku itu sendiri.
c. Sama seperti di Indonesia, masyarakat Thailand menganggap kepala merupakan
benda yang terhormat, sehingga sangat dilarang untuk memegang kepala. Selain
itu, mengangkat kaki terlalu tinggi dan dihadapkan ke seseorang merupakan suatu
tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, masyarakat Thailand juga
selalu mengambil, menerima, ataupun menyerahkan sesuatu dengan menggunakan
tangan kanan.
d. Peran agama sangat besar di negara ini. Biksu merupakan sesuatu yang dianggap
lebih tinggi yang merupakan penghubung antara manusia dan sang Budha.
e. Jika berkenalan dengan perempuan Thailand tidak menanyakan umur maupun
status. Karena, banyak perempuan di Thailand yang lebih mendahulukan karir dari
pada asmara.

4. Lifestyle
Life Style atau gaya hidup merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh
individu ataupun kelompok yang menjadi kegiatan atau rutinitas yang dilakukan sehari-
hari. Adapun Life style masyarakat Thailand seperti berikut :
a. Orang Thailand merupakan orang yang senang berdoa. Berdoa membuat hati orang
Thailand menjadi bahagia. Selain itu orang Thailand suka berdoa tiap pagi supaya
mendapat rezeki dan kelancaraan hidupnya, serta dengan kejayaan negerinya
b. Masyarakat Thailand dibiasakan berpakaian sopan saat berpergian terutama ketika
memasuki kuil
c. Sebagian besar masyarakat Thailand lebih gemar berbelanja di pasar lokal atau pasar
basah, untuk membangun suatu relasi dengan sekitarnya
d. Biasanya masyarakat Thailand berpergian dengan menggunakan Bus, Skytrain, Bus
Rapit Transit, Tuk tuk, MRT, dan lain lain
e. Warga Thailand merupakan pekerja keras. Banyak masyarakat Thailand yang lebih
mendahulukan karir dari pada percintaan tetapi tidak melupakan kepercayaan yang
dimilikinya

G. KETERTARIKAN TERHADAP KAIN BERMOTIF GAJAH PUTIH


1. Sejarah Gajah Putih

12
Gajah Putih merupakan salah satu jenis gajah albino yang memiliki jumlah
sedikit. Pada dasarnya gajah putih tidak berwarna putih seperti salju yang
digambarkan oleh masyarakat selama ini. Akan tetapi, gajah putih ini merupakan
gajah yang memiliki warna kulit coklat lembut kemerahan yang jika basah warna kulit
gajah ini akan berubah menjadi merah muda..
Dalam kerajaan Thai gajah putih (chang pueak) adalah hewan yang disucikan
dan merupakan symbol kekuasaan kerajaan. Dalam tradisinya, semua gajah putih yang
ditemukan di kerajaan Thai harus diberikan kepada Raja Thailand ( Raja Siam).
Semakin banyak gajah putih yang dimiliki seorang raja, maka dipercaya akan semakin
besarlah kekuasaan raja tersebut dan akan semakin baik nasib kerajaannya. Raja
Thailand yang dianggap memiliki pencapaian besar ialah Raja Rama IX (Bhumibol
Adulyade) yang memiliki sepuluh ekor gajah putih dimasanya. Seekor gajah putih
yang masuk kedalam kerajaan tidak harus yang bersifat albino, gajah calon akan
dinilai berdasarkan ciri fisik lainnya seperti mata, bentuk ekor, telinga, dan kecerdasan
yang dimiliki gajah tersebut.
Karena dianggap suci, gajah putih tidak diperbolehkan menghasilkan pundi-
pundi uang bagi yang memeliharanya. Oleh karena itu, gajah putih hanya dimiliki oleh
orang- orang yang memiliki kedudukan yang tinggi karena perawatannya yang
menghabiskan biaya yang sangat besar. Orang biasa yang memelihara gajah putih
dianggap akan mengalami kebangkrutan, karena tidak memiliki cukup biaya untuk
merawat gajah putih ini
Melihat hal diatas, dapat diketahui bahwa Gajah Putih sangatlah dianggungkan
di Thailand. Akan tetapi, dalam kehidupan nyatanya saat Gajah Putih tidak seperti
yang dikisahkan sebelumnya. Saat ini kehidupannya sangatlah terancam jumlahnya
yang sangat sedikit menjadi bukti dari kejahatan manusia yang dilakukan. Gajah Putih
di Thailand saat ini hampir punah karena habitatnya yang semakin sempit dan terusik
oleh keberadaan manusia. Selain itu karena adanya pergeseran budaya serta
keberadaan gajah putih yang memanggil minat wisatawan maka keberadaannya saat
ini dijadikan pekerja yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan para
pawing gajah. Banyak diantara mereka yang dipekerjakan untuk menghibur wisatawan
di berbagai pusat hiburan. Adapula yang menjadikannya sebagai tenaga penganggkut
kayu.
Saat ini keberadaan Gajah Putih mulai dilindungi dan penyalahgunaan mulai
diberantas oleh pemerintah. Keberadaan Gajah Putih sebagai symbol kejayaan dan
kesucian negara tetap harus dijaga. Karenanya, sejak tahun 1917 Gajah Putih
merupakan lambang negara Thailand, hingga saat ini masih menjadi symbol Royal
Thai Navy. Saat ini ada 4 Gajah Putih betina yang dirawat di Royal Elephant Stable,
provinsi Sakol Nakron. Gajah Putih masih dapat dilihat dalam upacara adat
kenegaraan yang diselenggarakan oleh kerajaan Thailand.

2. Gajah Putih pada Kain Thailand


Kain sutera Thailand atau kain tenun Thailand merupakan salah satu
cinderamata yang banyak diburu oleh wisatawan yang berkunjung di negeri Gajah
Putih ini. Kain tenun Thailand memiliki motif yang hampir sama dengan kain tenun di
Indonesia. Kain tenun Thailand dan kain tenun Indonesia sama- sama bersifat
geometris pada motif nya.

13
Masyarakat Thailand yang kini mengembangkan kain tenun serta kain sutera di
Thailand berawal dari keperihatinan Ratu Sirkit dari Thailand yang perihatin akan
kondisi rakyatnya. Hal ini berawal ketika masyarakat Thailand mulai menebang pohon
secara liar untuk membudidayakan tanaman opium. Walaupun opium merupakan
barang yang illegal di Thailand akan tetapi karena permintaan yang cukup pesat serta
penghasilan yang menggiurkan masyarakat Thailand lebih memilih untuk berbisnis
opium. Karena perihatin dengan kondisi tersebut maka sang Ratu mulai memprakarsai
sebuah pemberdayaan masyarakat yang bernilai positif dengan. Dengan adanya
pemberdayaan masyarakat ini harapannya masyarakat lokal dan mengoptimalkan
potensi yang sebenarnya dimiliki. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
meningkat melalui karya yang dihasilkan dari pada harus membudidayakan opium.
Karena kain sutera dan kain tenun sama- sama memberikan keuntungan yang lebih
yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Thailand itu sendiri.
Kain tenun dan kain sutera Thailand saat ini telah beredar luas di berbagai pusat
perbelanjaan di Thailand dengan harga yang cukup terjangkau yaitu berkisar antara
400- 700 Bath untuk kain sepanjang 2-3 meter. Uniknya, beberapa kain ini memiliki
motif gajah putih unik yang berbeda- beda.
Seperti yang diketahui Thailand merupakan negeri Gajah Putih sehingga
banyak pengrajin yang memadukan motif gajah putih dengan motif geometris yang
lainnya. Hal ini tentunya sangat indah jika diperhatikan. Masyarakat Thailand mampu
mengkombinasikan tenunnya dengan motif yang terlihat begitu rumit tetapi mereka
dapat menyelesaikannya dengan detail yang sangat rapih. Beberapa dari hasil jaitan
sutera juga dijadikan beberapa souvenir seperti tas, baju, rok, sarung bantal, taplak
meja, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya sangat menarik jika diperhatikan, karena
masyarakat Thailand mampu menenenun kain dan menjahit sutera dengan motif gajah
ini lengkap dengan berbagai aksesoris dan detailnya yang rumit sehingga benar- benar
menampilkan kesan bahwa kain tersebut benar- benar berasal dari negeri Gajah Putih
dan tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Karena dibuat manual dengan menggunakan tenunan tangan, maka kain tenun
dari negeri Gajah Putih ini memerlukan waktu tiga hingga lima bulan untuk
menyelesaikannya. Lama atau tidaknya pembuatan kain- kain dari Thailand ini
bergantung pada detail dan tingkat kerumitannya. Semua material yang digunakan
untuk membuat kain tenun serta kain sutera ini berasal dari pembudidayaan langsung
oleh penduduknya. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini harapannya
masyarakat akan menjadi potensi yang besar dalam pengembangan budaya serta
warisan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Thailand. Selain itu, adanya rasa bangga
dan kecintaan masyarakat terhadap pengembangan budaya ini membuat negeri Gajah
Putih ini juga menjadi terkenal sebagai destinasi budaya dan warisan leluhur yang
sangat menarik bagi wisatawan lokal Thailand dan wisatawan mancanegara terutama
untuk berburu cinderamata kain Thailand ketika berkunjung ke negara Thailand
bahkan belajar untuk membuat kain tenunannya sendiri.

14
3. Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan Foreign case study (FCS) yang telah dilakukan serta
analisa yang telah dilakukan dalam jurnal ini maka dapat disimpulkan bahwa Kerajaan
Siam atau Kerajaan Thailand memiliki banyak sekali destinasi budaya sangat beragam
yang telah dikelola dengan baik serta atraksi lain yang telah dikelola dengan sangat baik
oleh negaranya. Hal ini terlihat dari berbagai fasilitas yang disediakan oleh negara dengan
lengkap seperti akses dan akomodasi yang menunjang wisatawan, selain itu minat
wisatawannya untuk mengunjungi negara ini untuk berlibur dan ikut serta mengapresiasi
kebudayaan yang dimiliki negara ini juga dapat dibilang banyak yang terlihat dari tingkat
wisatawan yang berkunjung ke negara ini memiliki jumlah paling banyak diantara negara-
negara di ASEAN yang lainnya. Rasa bangga dan kecintaan masyarakatnya terhadap
budaya yang dimiliki serta bekal keramahannya terhadap wisatawan juga membuat negara
ini semakin yakin bahwa negara Thailand dapat mempertahankan kualitas pariwisata yang
dimilikinya saat ini bahkah dapat mengembangkannya lebih baik lagi supaya minat
wisatawan dapat meningkat untuk berkunjung ke negara ini.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk menunjang kegiatan Pariwisata di Thailand
antara lain :
a. Sebaiknya masyarakat Thailand lebih melakukan keterbukaan terhadap wisatawan yang
berkunjung ke Thailand dengan cara mempelajari beberapa bahasa terutama Bahasa
Inggris untuk berkomunikasi kepada wisatawan, sehingga wisatawan juga tidak merasa
kaku ketika berkomunikasi di negara ini
b. Alangkah baiknya jika daya tarik wisata budaya yang ada di Thailand dapat diperluas ke
beberapa daerah yang ada di negara tersebut. Sehingga, wisatawan yang berkunjung ke
suatu wilayah yang tidak memiliki destinasi wisata tetap dapat menikmati kegiatan
wisata budaya yang dijual oleh wilayah tersebut.

References
[1] Data Foreign Case Study, Tanggal 20-26 Januari 2018
[2] Suryadana., & Octavia, Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.Bandung: Alfabeta.
[3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H.,
& Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent
Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.
[4] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on
Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International
Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1).
[5] Suwantoro, Gamal. (2009). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
[6] Henny, Ni Luh. (2014). Manajemen Pemasaran Pariwisata.Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION AND
THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal Kepariwisataan,
7(2), 75-85.

15
[8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To
The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97.
[9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT (Sumbangannya
bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).
[10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a
Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

16
LAMPIRAN

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai