Putuitari
Putuitari
PENDAHULUAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan
metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang
dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya
karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel.
Kelenjar pituitari (hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat 500 mg. Terletak
di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat dengan chiasma opticum. Kelenjar
hipofise sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitari anterior yang berukuran lebih besar
terletak di anterior atau disebut adenohipofise dan pituitari posterior atau neurohipofise. Pituitari
anterior biasa juga disebut sebagai Master of gland, karena pengaruhnya pada kelenjar lain dan
pada seluruh tubuh. Pengaruh ini dilaksanakan oleh 6 hormon yang diproduksi oleh sel yang
berbeda- beda yang terdapat di lobus anterior hipofise, dan oleh dua hormon yang diproduksi
oleh lobus posterior hipofise.
Letak pituitari berada dibawah hipotalamus, sebesar kacang ercis dan terdiri dari 3 lobus
yang menghasilkan hormon-hormon berlainan. Kelenjar pituitari dapat terserang tumor,
keracunan dari darah, penggumpalan darah dan infeksi penyakit. Hormon yang diekskresikan
oleh lobus anterior atau adenophysis.
Salah satu gangguan pada kelenjar pituitary yaitu dwarfisme pituitary. Dwarfisme
pituitari yaitu ganguan pertumbuhan somatic akibat insufesiensi pelepasan Growth Hormone
yang terjadi pada anak- anak yang telah mencapai usia 10 tahun mempunyai perkembangan
badan anak usia 4-5 tahun, sedangkan usia 20 tahun mempunyai perkembangan badan usia 7-10
tahun.
Dwarfisme pituitary merupakan gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi
hormon pertumbuhan, gejalanya berupa berat badan pendek, gemuk, pematangan tulang yang
terlambat, lipofisis (proses pemecahan lemak tubuh) yang berkurang, peningkatan kolesterol
total/LDL, dan hipoglikemia, biasanya intelegensia / IQ tetap normal kecuali sering terkena
serangan hipoglikemia berat yang berulang.
1.3 Tujuan