Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN HEPATITIS B

Hati memiliki ratusan fungsi sehingga menjadi salah satu organ terpenting dalam
tubuh manusia. Fungsi hati di antaranya adalah memproduksi cairan empedu yang
dapat membantu pencernaan lemak, menyimpan karbohidrat, memproduksi senyawa
yang penting dalam pembekuan darah, serta menghilangkan racun dari tubuh.

Manusia hanya memiliki satu buah hati. Organ ini memiliki daya tahan yang
sangat tangguh. Hati bahkan tetap bekerja meski mengalami kerusakan dan mampu
terus beregenerasi (memperbaiki diri) selama tidak mengalami kerusakan yang benar-
benar parah.

Salah satu infeksi serius yang dapat menyerang hati adalah hepatitis B yang
disebabkan oleh virus. Beberapa gejala hepatitis B antara lain:
 Kehilangan nafsu makan.

 Mual dan muntah.


 Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang menguning).
 Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh, dan sakit kepala.
Tetapi gejala-gejala tersebut tidak langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak
muncul. Karena itulah banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi.
Inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh hingga munculnya
gejala pertama infeksi tersebut. Masa inkubasi hepatitis B biasanya berkisar antara 1-5 bulan
sejak terjadi pajanan terhadap virus.

Penderita Hepatitis B di Indonesia


Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hepatitis B merupakan penyebab lebih dari
780.000 kematian tiap tahun di dunia.

Di Indonesia sendiri, hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007 menunjukkan bahwa
prevalensi hepatitis B sebesar 9,4%. Hal ini berarti satu dari 10 penduduk Indonesia terinfeksi
Hepatitis B. Sayangnya, hanya satu dari lima penderita hepatitis B di Indonesia yang sadar
bahwa mereka mengidap penyakit ini.
Cara Penularan Hepatitis B
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya sperma dan cairan vagina.
Virus penyakit ini jauh lebih mudah ditularkan dibandingkan HIV. Beberapa cara penularannya
adalah:

 Kontak seksual, misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman.

 Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah
penderita hepatitis B.

 Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya petugas kesehatan (paramedis)
yang sering berurusan dengan darah manusia.

 Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat persalinan.

Hepatitis B Akut dan Kronis


Infeksi hepatitis B dapat terjadi dalam waktu singkat (akut) atau jangka panjang (kronis).

Virus hepatitis B umumnya tinggal dalam tubuh selama kira-kira 30-90 hari. Inilah yang
dikenal sebagai hepatitis B akut. Infeksi akut ini umumnya dialami orang dewasa. Jika
mengalami hepatitis B akut, sistem kekebalan tubuh Anda biasanya dapat melenyapkan virus
dari tubuh dan Anda akan sembuh dalam beberapa bulan.

Sedangkan hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama lebih dari enam
bulan. Jenis hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Anak-anak yang
terinfeksi virus pada saat lahir berisiko empat sampai lima kali lebih besar untuk menderita
hepatitis B kronis dibanding anak-anak yang terinfeksi pada masa balita. Sementara untuk orang
dewasa, 20% dari mereka yang terpapar virus ini akan berujung pada diagnosis hepatitis B
kronis.

Penderita hepatitis B kronis bisa menularkan virus meski tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Sirosis adalah tahap terakhir dari hepatitis B kronis. Sirosis adalah kondisi organ hati yang telah
mengalami kerusakan berkelanjutan dan akhirnya membentuk jaringan luka atau parut. Jaringan
ini berbeda dari jaringan hati yang sehat. Dalam kondisi siroris, sel-sel hati telah berubah dan
jaringannya telah mengeras sehingga fungsi hati pun menurun secara drastis. Satu dari lima
penderita hepatitis B mengalami sirosis. Komplikasi ini membutuhkan sekitar 8-20 tahun untuk
berkembang. Diperkirakan sekitar 10 persen penderita sirosis akhirnya mengalami kanker hati.

Langkah Pengobatan Hepatitis B


Tidak ada langkah khusus dalam pengobatan hepatitis B. Tujuan pengobatannya adalah
untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit serta menjaga kenyamanan sehari-hari si
penderita dan keseimbangan gizinya.
Sementara pengobatan untuk hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan infeksi pada
hati. Langkah penanganan penyakit ini menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk:

 Menghambat produksi virus.

 Mencegah kerusakan pada hati.


Langkah Pencegahan Penyebaran Hepatitis B
Langkah pengobatan memang dapat menghambat penyebaran hepatitis B kronis dan
mencegah komplikasi, tetapi tidak bisa menyembuhkan infeksi. Penderita hepatitis B kronis tetap
dapat menularkannya pada orang lain.

Vaksin dan Langkah Pencegahan Terpapar Virus Hepatitis B


Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis B adalah dengan vaksin. Di Indonesia sendiri,
vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan
sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia satu bulan, dan saat anak berusia 3-6
bulan. Tetapi orang dewasa dari segala umur dianjurkan untuk menerima vaksin hepatitis B.
Pemberian vaksin ini juga dianjurkan untuk mereka yang berisiko tinggi tertular hepatitis B,
seperti:

 Orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual.

 Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan pengguna obat suntik.

 Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis B.


Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.

 Penderita penyakit hati kronis.

 Penderita penyakit ginjal.

Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu mengidap penyakit
ini, bayinya dapat menerima vaksin pada saat lahir (12 jam setelah persalinan) untuk mencegah
penularan dari ibu ke bayi.

Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena hepatitis B di antaranya
adalah:

 Berhenti atau jangan menggunakan obat-obatan terlarang.

 Hindari berbagi penggunaan barang seperti sikat gigi, anting-anting, serta alat cukur.

 Waspadalah saat ingin menindik dan menato tubuh.

 Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali Anda yakin pasangan Anda tidak
memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin menular lainnya.

Bagi Penderita Hepatitis B


Penderita hepatitis B dewasa umumnya sanggup mengendalikan virusnya. Mereka dapat
kembali sehat dalam waktu beberapa bulan meski mengalami gejala yang parah.

Kerusakan hati adalah risiko yang dimiliki oleh penderita hepatitis B kronis. Sebagian
besar dari mereka mengalami kerusakan hati yang sangat kecil. Tetapi ada juga penderita
hepatitis B kronis yang akhirnya menderita sirosis dan terkadang kanker hati.

Karena itu, vaksinasi sangat penting sebagai langkah pencegahan. Terutama jika Anda termasuk
dalam salah satu kategori orang yang berisiko tinggi terkena hepatitis B.
Anda tidak dapat terinfeksi virus hepatitis B melalui:

 batuk
 berpelukan
 gigitan/sengatan serangga
 penggunaan bersama kamar mandi dan fasilitas toilet
 penggunaan bersama peralatan memasak dan peralatan makan
 kolam renang

Anda mungkin juga menyukai